Rayden tersenyum. “Kalau begitu, kelak kamu usahakan jangan menyamar menjadi Hayden. Hayden punya banyak adik perempuan angkat. Bukan hanya di dalam sekolah saja, semua perempuan yang berusia lebih kecil darinya di luar sana juga diangkatnya sebagai adik. Dia berharap bisa menjadi abang dari setiap anak perempuan di dunia ini.”Usai mendengar, ujung bibir Rayden spontan berkedut.Braden berkata, “Kegemaran kamu dengan Hayden memang berbeda. Tapi, kamu pasti akan menyukai Hayden ketika bertemu dengannya. Hayden anaknya sangat aktif dan juga mahir dalam seni bela diri. Pengawal di sisi Caden juga bukanlah tandingannya.”Kali ini, Rayden merasa sangat syok.“Aku nggak lagi berbohong. Kamu akan tahu sendiri setelah kamu berhubungan dengannya. Selain mahir dalam seni bela diri, dia juga ….” Entah apa yang dibisikkan Braden kepada Rayden, kedua mata Rayden spontan terbelalak lebar!“Dia … apa dia sehebat itu?”“Emm, Hayden itu kami nobatkan sebagai pengawal kecil Mama.”Rayden diam-diam memb
Rayden tidak suka untuk berhubungan dengan orang asing. Namun, ketika melihat Jayden, dia malah merasa sangat akrab dengannya. Kali ini, Rayden mengambil inisiatif untuk menyapanya, “Namaku Rayden. Salam … salam kenal.”“Salam kenal! Terima kasih telah bergabung menjadi bagian dari keluarga kami.”“Terima kasih?”“Emm, kehadiranmu menambah kebahagiaan dalam hidup kami. Jadi, sudah seharusnya aku berterima kasih kepadamu.”Rayden terbengong sejenak. Seketika hatinya bagai dipancar sinar matahari saja. Rasanya sangat hangat. Dia sungguh terharu dengan sikap bersahabat Braden dan Jayden. Rayden merasa dirinya bagai telah membuka pintu kesepian. Hidupnya mulai menjadi lebih berwarna. Hati Rayden terasa sangat hangat. Namun, saat ini … hati Caden terasa semakin dingin!Bagaimanapun, karakter Hayden berbeda dengan Braden. Braden bisa mengontrol rasa bencinya terhadap Caden, sebab dia merasa ada hubungan darah di antara mereka. Namun berbeda dengan Hayden, dia hanya memiliki rasa benci terh
Kebetulan mobil telah berhenti. Hayden membuka pintu mobil, lalu menuruni mobil.Berhubung Hayden pernah berkunjung ke rumah, dia juga sudah familier dengan tempat ini. Dia memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana, lalu melangkahkan kakinya ke depan gedung.Hayden bahkan tidak ingin semobil dengan Caden sedetik pun!Rasanya terlalu tertekan! Terlalu tersiksa! Hayden bahkan tidak diperbolehkan untuk memukulnya. Bagaimana mungkin Hayden sanggup untuk menahannya!Caden duduk di dalam mobil sembari menatap bayangan punggung putranya dari kaca jendela mobil. Hatinya sungguh terasa sangat, sangat, sangat, dan sangat sakit! Rasa sakit ini bagai diterjang banjir bandang yang menghanyutkan!Kali ini, Caden tidak sanggup mengendalikan ekspresinya lagi. Dia sungguh merasa sakit hati.Steven membukakan pintu mobil untuk Caden. Hatinya juga ikut terasa sakit ketika melihat majikannya. “Kak Caden, kamu tenangkan dirimu dulu. Rayden nggak akan memperlakukanmu seperti ini. Jelas sekali kalau dia b
Setelah Caden mendengar pengakuan Naomi, emosinya langsung membara. Dia berkata dengan geram, “Naomi, sepertinya kamu memang sudah bosan hidup!”Hati Naomi sungguh gugup saat ini. Jantungnya berdetak kencang hingga hampir meledak!Tadi saat di taman bermain, tiba-tiba Caden menelepon Naomi mengatakan bahwa dia membawa Rayden pulang duluan. Naomi pun disuruh untuk pulang dengan menaiki taksi. Caden bahkan berpesan untuk tidak perlu memasak makan malam untuk Rayden hari ini.Waktu itu, Naomi merasa ada yang janggal. Dia sempat bertanya alasannya. Hanya saja, Caden malah memarahi Naomi cerewet.Namun, setelah dipikir-pikir, Caden adalah ayah kandungnya Rayden. Dia tidak mungkin akan melukai Rayden. Jadi, Naomi juga tidak berpikir kebanyakan, langsung meninggalkan taman bermain dan pergi ke supermarket. Naomi berencana memasak makan malam untuk Tiara dan ketiga bocah cilik. Dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk menebus mereka karena telah menelantarkan mereka demi menjaga Rayden.Sia
Hayden bagai seekor monster yang sedang emosi saja. Tanpa berbasa-basi, dia langsung melakukan penyerangan! Caden yang gesit itu langsung menghindari serangan dengan mundur beberapa langkah. Jujur saja, Caden juga merasa sangat kaget. “Rayden, apa yang kamu lakukan?”“Jangan omong kosong! Kalau berani, ayo kita berkelahi!” Dapat diketahui betapa emosinya Hayden saat ini. Dia kembali melayangkan serangan.Tentu saja Caden tidak akan memukulnya. Hanya saja, jurus yang dilayangkan Hayden sangatlah hebat. Caden pun terus mundur beberapa langkah untuk menghindar.Caden melangkah mundur dan Hayden melakukan seangan.Meja dan kursi berjatuhan. Vas bunga disenggol hingga hancur berkeping-keping. Tidak berhenti terdengar suara gaduh dari dalam kamar seluas 100 meter persegi ini.Caden takut pecahan kaca akan melukai putranya. Dia ingin memaksa putranya untuk menenangkan dirinya. Namun, dia malah terkena tinjuan dari “putra kandungnya”!Usia Hayden memang masih kecil. Namun, tinjuannya sangat m
Caden berusaha untuk memendam amarahnya, lalu bertanya, “Bagaimana aku menindasnya?”Setelah mendengar ucapan Caden, amarah di hati Hayden semakin membara lagi. “Apa kamu sendiri nggak sadar dengan apa yang kamu lakukan?”Kening Caden berkerut. Dia memalingkan kepalanya. “Aku nggak tahu. Aku nggak merasa aku telah menindas Naomi.”“Kamu … kamu ….” Emosi Hayden seketika membara. Ibunya saja sudah menangis. Sekarang Caden malah mengatakan dia tidak menindas ibunya! Keterlaluan sekali!Hayden mengepal erat kedua tangannya hendak turun tangan lagi. Namun, aksinya ditahan oleh Steven. “Rayden, kita bicarakan baik-baik. Kamu, kamu, kamu … kamu tenangkan dirimu. Semuanya bisa dibicarakan.” Namun, Hayden tidak bisa menahan amarahnya. “Dia sudah membuat mamaku menangis. Sekarang dia malah bilang dia nggak menindas mamaku! Kamu memang bukan gentleman, malah menindas seorang wanita! Setelah menindas, kamu malah nggak berani mengakui perbuatanmu. Dasar pengecut! Orang seperti kamu malah ingin men
Di dalam kamar, Hayden sedang bertelepon dengan saudara-saudaranya.Hayden sangat perhatian dengan kondisi Naomi. “Apa Mama baik-baik saja? Apa Mama masih menangis?”Braden membalas, “Mama nggak menangis lagi. Kami juga sudah mencari tahu dengan jelas. Kelak Caden nggak mengizinkan Mama untuk bertemu dengan Rayden lagi. Itulah sebabnya Mama bisa menangis.”“Emm? Kenapa dia nggak mengizinkan Mama untuk ketemuan dengan Rayden lagi?”“Mengenai alasan jelasnya, Mama sendiri juga nggak paham. Mama beri tahu Mama Tiara, dia tiba-tiba menerima panggilan dari Caden. Katanya, Mama ingin merebut putranya dari dia! Apa ada yang kamu lakukan atau kamu katakan? Jadi, Caden jadi salah paham sama Mama?”Hayden mengedipkan matanya. “Sepanjang perjalanan pulang, dia terus ajak aku bicara. Aku suruh dia untuk jangan bicara lagi, tapi dia nggak dengar apa kataku. Dia cerewet sekali. Jadi, aku teriakin dia!”“Kamu teriak apa?”“Aku … aku bilang Naomi memang adalah mamaku. Aku nggak berencana untuk memilik
Di dalam kamar, Naomi sungguh merasa sangat panik.“Tadi dia mengatakan nggak izinin aku untuk bertemu dengan Rayden lagi. Sekarang dia malah tiba-tiba ingin bertemu dengan anakku. Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan? Apa dia sudah mengetahui masalah Braden dan Hayden? Apa dia ingin merebut anak-anak dari sisiku?”Tiara sungguh khawatir dengan kondisi Naomi sekarang. Dia berkata dengan nada membujuk, “Naomi, kamu tenangkan dirimu dulu. Jangan berpikir sembarangan. Aku sarankan kamu telepon dia dan tanyakan apa yang terjadi.”“Iya, iya, iya. Seharusnya aku telepon dia dulu.” Kedua tangan gemetar Naomi menekan ponselnya untuk menghubungi Caden.Panggilan pertama diputuskan oleh Caden.Panggilan kedua juga diputuskan oleh Caden.Saat ditelepon lagi, Caden pun tidak menghiraukan Naomi lagi.Saking paniknya, kedua mata Naomi tampak memerah. Semakin Caden tidak meladeninya, dia pun semakin panik lagi. Pikirannya seketika menjadi hampa. Dia tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Tiara pun
Lisa terbelalak. Dia menunjuk Hayden sembari berucap, "Kamu ...."Hayden yang melempar kotoran kucing itu. Hayden tertawa dan menimpali, "Nggak usah berterima kasih padaku. Seharusnya kamu berterima kasih pada baskom itu. Kalau bukan karena baskom, mungkin kamu sudah mati tenggelam.""Kamu hanya bisa andalkan baskom yang terapung itu. Setelah sembuh, kamu harus menyembah baskom itu. Tapi, aku penasaran. Kotoran kucing enak, nggak?" lanjut Hayden.Tubuh Lisa gemetaran. Dia melihat pelayan pribadinya dan berujar, "Mati ...."Pelayan langsung paham. Lisa memerintahkannya untuk membunuh Hayden. Sekarang pelayan juga membenci Hayden.Pelayan menyahut seraya mengangguk, "Nyonya, jangan marah. Masalah di sini begitu heboh. Orang di gedung utama mengabarkan Naomi mau datang cari anaknya. Maria nggak mau berpisah dengan Naomi sehingga ikut keluar dari gedung utama, kesempatan kita sudah datang."Lisa memerintah dengan geram, "Cepat bertindak!"Pelayan melihat pengawal dan memberi isyarat kepada
Sudut bibir Rayden berkedut saat melihat foto Lisa. Hanya Hayden yang bisa memikirkan cara aneh seperti ini untuk memberi seseorang pelajaran.Rayden menyadari Hayden sangat tertarik pada kotoran. Saat memberi pelajaran pada anggota Keluarga Pangestu di Kota Jawhar, Hayden juga memakai cara ini.Sepertinya, Jayden dan Baby juga tertarik. Setiap mengungkit tentang hal ini, mereka berdua akan tertawa terbahak-bahak. Apa semua anak-anak normal memang tertarik pada hal itu?"Serahkan padaku," sahut Rayden. Ini adalah hal yang sangat mudah baginya.Lisa belum keluar dari danau, tetapi kabar mengenai anggota Keluarga Khoman yang suka makan kotoran kucing sudah tersebar di Kota Haidi.Awalnya semua anggota Keluarga Khoman kebingungan, lalu mereka murka. Mereka menelepon Lisa. Namun, Lisa tidak menjawab panggilan telepon. Jadi, mereka menelepon Keenan untuk menanyakan kondisinya.Keenan yang mendapatkan kabar bergegas pergi ke gedung bagian barat. Dia juga kebingungan. Keenan mendengar ada see
Lisa berpikir sejenak sebelum berucap, "Pilih anak yang bernama Hayden itu. Dari beberapa anak Naomi, dia yang diculik. Itu berarti dia paling bodoh dan gampang dihadapi.""Oke," ujar pelayan. Kemudian, dia memberi instruksi kepada kaki tangan mereka.Lisa bersandar di kursi, lalu memejamkan mata untuk menenangkan dirinya. Mulut Lisa terasa hambar, jadi dia hendak mengambil buah.Alhasil, Lisa memegang sesuatu yang lembek. Dia terkejut. Lisa membuka matanya dan melihat ke arah piring buah. Seekor binatang menatap Lisa.Lisa tertegun sejenak. Wajahnya memucat. Dia melompat dari kursi dan berteriak. Tiba-tiba muncul seekor tikus besar di piring buah.Begitu Lisa berteriak, tikus itu langsung melompat ke tubuhnya. Lisa merasa takut dan jijik. Dia segera mundur dan menjerit, "Kenapa tiba-tiba ada tikus? Cepat pukul tikusnya!"Beberapa pelayan juga merasa jijik. Mereka panik dan tidak berani maju. Tikus terus memanjat tubuh Lisa dan naik ke kepalanya. Lisa yang ketakutan setengah mati terus
Hayden dan Putih berkeliling di halaman, lalu datang ke gedung bagian barat. Melihat Lisa yang berada di gazebo dekat danau, Hayden menggertakkan giginya dan berujar, "Putih, ayo."Putih langsung melompat ke rerumputan dan masuk ke danau. Kala ini, Lisa sedang menenangkan diri di gazebo.Namun, Lisa malah makin marah setelah melihat berita di internet. Sebelumnya, dia tidak pernah memperhatikan penilaian netizen mengenai dirinya dan Maria. Lisa penasaran sesudah mendengar ucapan Braden.Kenapa orang yang berasal dari luar kota tahu Maria adalah orang yang lembut dan ramah? Jadi, Lisa yang senggang membaca berita di internet.Begitu melihat berita-berita itu, amarahnya memuncak. Semua penilaian tentang Maria sangat bagus. Orang-orang memuji kecantikan Maria dan menyebut Maria sebagai wanita paling elegan di Kota Haidi.Mereka juga memuji Maria sangat ceria dan optimis saat muda. Setelah menikah, Maria sangat lembut dan ramah. Ada yang menyayangkan hidup Maria, tetapi mereka melihat kasi
Maria sangat gembira. Dia menepuk tempat tidur dan berkata, "Nanti malam kamu tidur di sini. Ibu temani kamu tidur.""Oke," sahut Naomi.Joseph sangat terharu ketika melihat ekspresi Maria yang gembira. Naomi menjelaskan, "Dia menjadi gila karena terlalu stres. Kebetulan aku memahami ilmu psikologi. Kalau Pak Joseph nggak keberatan, aku bisa bantu periksa kondisinya."Joseph menanggapi dengan ekspresi terkejut, "Kamu memahami ilmu psikologi?"Hayden dan Jayden langsung berujar, "Mama sangat hebat. Dia juga menguasai ilmu medis!"Joseph berucap dengan ekspresi kagum, "Kalau begitu, mohon bantuanmu. Naomi, kamu baru periksa kondisinya kalau ada waktu.""Nggak usah sungkan. Apa sekarang kamu bisa biarkan kami berduaan sebentar?" timpal Naomi.Joseph menyahut, "Oke. Aku tunggu di luar. Panggil aku kalau ada masalah.""Oke," ujar Naomi.Joseph membawa anak-anak keluar. Naomi segera membujuk Maria dan membuka kain kasa yang membalut tangannya.Maria sudah disiksa selama bertahun-tahun, tetap
Hayden dan Maria masih menunggu di depan pintu gedung utama. Begitu melihat Naomi, perhatian Maria langsung teralih padanya.Maria memiringkan kepalanya sambil mengamati Naomi. Terkadang dia tampak terkejut, terkadang dia tampak kebingungan.Joseph memperkenalkan, "Maria, ini ibunya Hayden, Naomi."Joseph melihat Naomi sembari memperkenalkan, "Naomi, ini istriku, Maria."Ini adalah pertama kalinya Naomi bertemu ibunya. Matanya berkaca-kaca. Dia menyapa seraya terisak, "Halo."Maria tidak menanggapi sapaan Naomi. Dia terus memandangi Naomi. Tiba-tiba, Maria memelotot dan berseru, "Celine! Celine anakku!"Naomi dan ketiga anaknya terkejut. Joseph tertegun sejenak, lalu membujuk, "Maria, jangan emosional. Nanti Naomi terkejut."Maria berujar, "Joseph, Celine sudah pulang. Dia ini Celine!"Maria berseru lagi sambil menangis, "Celine! Ini Ibu! Dia memang Celine kesayanganku! Joseph ... Celine ...."Maria mulai panik. Tangannya yang dibalut kain kasa menarik Joseph, lalu memeluk lengan Naomi
Joseph sangat gelisah. Jayden yang sensitif ikut menangis saat melihat Naomi meneteskan air mata. Dia melepaskan diri dari pelukan Joseph dan menghampiri Naomi. Jayden memanggil, "Mama ...."Naomi berjongkok, lalu memeluk Jayden dengan erat seraya menangis tersedu-sedu. Braden memandangi mereka dengan mata memerah. Dia sangat sedih.Braden bisa memahami perasaan Naomi. Setelah telantar selama 20 tahun lebih, akhirnya Naomi bertemu dengan orang tuanya. Dia pasti sangat emosional. Hanya saja, sekarang Naomi tidak bisa mengungkap identitasnya.Menurut kabar tepercaya, 15 persen saham perusahaan Keluarga Howie ada di tangan Naomi. Joseph memiliki saham 40 persen. Jadi, total saham mereka adalah 55 persen. Joseph pasti akan menang di rapat pemegang saham.Namun, rapat itu baru diadakan 3 hari lagi. Jika sekarang Naomi mengungkap identitasnya, orang-orang yang berniat jahat pasti akan menyembunyikan kelicikan mereka setelah memahami situasinya. Mereka akan terus mendekati Joseph dan menunggu
Joseph terbelalak saat melihat kedua mata yang familier itu. Dia mengira penglihatannya bermasalah. Joseph terpaku di tempat sembari berkata terbata-bata saking emosionalnya, "Kamu ... kamu ...."Joseph melihat putrinya. Ini adalah Celine! Joseph ingin segera mengakui putrinya, tetapi dia takut salah mengenali orang dan menakuti Naomi.Joseph gemetaran. Dia berusaha mengendalikan dirinya dan berucap dengan hati-hati, "Kamu itu ...."Naomi memandang Joseph sambil berlinang air mata. Ini adalah ayah kandung yang mencarinya dengan susah payah selama 20 tahun lebih!Jelas-jelas Naomi tidak mengingat sosok Joseph. Namun, sekarang dia merasa sangat familier begitu melihat Joseph. Naomi juga merasa sedih melihat sikap Joseph yang hati-hati.Joseph pasti terlalu antusias sampai-sampai begitu gugup begitu melihat Naomi. Dia pasti sering kecewa setelah mencari Naomi selama bertahun-tahun. Joseph sangat berharap bisa bertemu putrinya.Jadi, Joseph baru bersikap hati-hati serta meragukan penglihat
Joseph belum memperhatikan Naomi. Dia yang menggendong Jayden menegur Lisa, "Ada apa ini?"Lisa menyahut dengan ekspresi sedih, "Kenapa kamu tegur aku? Jelas-jelas aku ini korban. Aku nggak sengaja bertemu mereka dan aku menyapa mereka dengan sopan. Tapi, mereka tiba-tiba memarahi dan menghinaku."Braden berusaha menahan antusiasmenya karena baru pertama kali bertemu kakeknya. Dia menenangkan dirinya, lalu menimpali, "Dia berbohong. Tadi dia mengaku sebagai nyonya besar di rumah ini."Braden melanjutkan, "Mamaku mengira dia itu Nenek Maria. Hanya karena salah paham, dia langsung membentak mamaku dan berniat memukul kami."Tentu saja, Lisa tidak ingin mengaku. Dia menyangkal, "Nggak, mereka fitnah aku!"Joseph menimpali dengan ekspresi dingin, "Fitnah kamu? Kalau kamu nggak bilang begitu, apa anak kecil bisa tahu? Kalau kamu itu nyonya besar di kediaman Keluarga Howie, jadi Maria itu apa? Maria cuma sakit, dia belum mati!"Lisa membantah, "Kak Joseph, aku nggak bilang begitu. Aku ...."