Caden berusaha untuk memendam amarahnya, lalu bertanya, “Bagaimana aku menindasnya?”Setelah mendengar ucapan Caden, amarah di hati Hayden semakin membara lagi. “Apa kamu sendiri nggak sadar dengan apa yang kamu lakukan?”Kening Caden berkerut. Dia memalingkan kepalanya. “Aku nggak tahu. Aku nggak merasa aku telah menindas Naomi.”“Kamu … kamu ….” Emosi Hayden seketika membara. Ibunya saja sudah menangis. Sekarang Caden malah mengatakan dia tidak menindas ibunya! Keterlaluan sekali!Hayden mengepal erat kedua tangannya hendak turun tangan lagi. Namun, aksinya ditahan oleh Steven. “Rayden, kita bicarakan baik-baik. Kamu, kamu, kamu … kamu tenangkan dirimu. Semuanya bisa dibicarakan.” Namun, Hayden tidak bisa menahan amarahnya. “Dia sudah membuat mamaku menangis. Sekarang dia malah bilang dia nggak menindas mamaku! Kamu memang bukan gentleman, malah menindas seorang wanita! Setelah menindas, kamu malah nggak berani mengakui perbuatanmu. Dasar pengecut! Orang seperti kamu malah ingin men
Di dalam kamar, Hayden sedang bertelepon dengan saudara-saudaranya.Hayden sangat perhatian dengan kondisi Naomi. “Apa Mama baik-baik saja? Apa Mama masih menangis?”Braden membalas, “Mama nggak menangis lagi. Kami juga sudah mencari tahu dengan jelas. Kelak Caden nggak mengizinkan Mama untuk bertemu dengan Rayden lagi. Itulah sebabnya Mama bisa menangis.”“Emm? Kenapa dia nggak mengizinkan Mama untuk ketemuan dengan Rayden lagi?”“Mengenai alasan jelasnya, Mama sendiri juga nggak paham. Mama beri tahu Mama Tiara, dia tiba-tiba menerima panggilan dari Caden. Katanya, Mama ingin merebut putranya dari dia! Apa ada yang kamu lakukan atau kamu katakan? Jadi, Caden jadi salah paham sama Mama?”Hayden mengedipkan matanya. “Sepanjang perjalanan pulang, dia terus ajak aku bicara. Aku suruh dia untuk jangan bicara lagi, tapi dia nggak dengar apa kataku. Dia cerewet sekali. Jadi, aku teriakin dia!”“Kamu teriak apa?”“Aku … aku bilang Naomi memang adalah mamaku. Aku nggak berencana untuk memilik
Di dalam kamar, Naomi sungguh merasa sangat panik.“Tadi dia mengatakan nggak izinin aku untuk bertemu dengan Rayden lagi. Sekarang dia malah tiba-tiba ingin bertemu dengan anakku. Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan? Apa dia sudah mengetahui masalah Braden dan Hayden? Apa dia ingin merebut anak-anak dari sisiku?”Tiara sungguh khawatir dengan kondisi Naomi sekarang. Dia berkata dengan nada membujuk, “Naomi, kamu tenangkan dirimu dulu. Jangan berpikir sembarangan. Aku sarankan kamu telepon dia dan tanyakan apa yang terjadi.”“Iya, iya, iya. Seharusnya aku telepon dia dulu.” Kedua tangan gemetar Naomi menekan ponselnya untuk menghubungi Caden.Panggilan pertama diputuskan oleh Caden.Panggilan kedua juga diputuskan oleh Caden.Saat ditelepon lagi, Caden pun tidak menghiraukan Naomi lagi.Saking paniknya, kedua mata Naomi tampak memerah. Semakin Caden tidak meladeninya, dia pun semakin panik lagi. Pikirannya seketika menjadi hampa. Dia tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Tiara pun
Braden bertanya dengan lembut, “Mama nggak ingin Caden bertemu dengan kami karena khawatir wajah kami terlalu mirip dengan Rayden, ‘kan? Nantinya dia malah berpikir sembarangan?”Demi tidak membuat mamanya berpikir sembarangan, Braden sengaja membuat alasan ini.Naomi menggerakkan bibirnya dengan canggung. Dia tidak ingin berbohong di depan anaknya. Hanya saja, dia juga tidak berani berkata jujur.Tanpa menunggu balasan dari Naomi, Braden segera melanjutkan omongannya, “Sebenarnya masalah ini nggak sulit untuk diatasi. Apa Mama lupa dengan kemampuan Jayden?”Naomi terbengong sejenak. Dia memalingkan kepalanya untuk melihat Jayden. Kedua matanya seketika berkilauan. “Maksudmu, kamu ingin suruh Jayden ….”“Emm!” Braden mengangguk.Naomi segera menyeka air matanya. “Apa … apa bisa seperti itu?”“Bisa, percaya saja sama aku! Mama juga mesti percaya sama Jayden.”Jayden menggandeng tangan Naomi, lalu mengeluarkan suara gemasnya. “Mama, aku bisa, kok.”Rayden juga ingin menenangkan Naomi. Ha
Namun, Naomi tetap tidak menemukan apa pun di dalam kegelapan! Dia tidak bisa menemukan bayangan apa pun!Naomi meningkatkan kewaspadaannya. Dia mulai merasa takut. Jelas-jelas dia dapat mendengar suara, tetapi malah tidak kelihatan batang hidungnya. Seketika terbayang … sosok hantu dengan rambut terurai panjang dan berwajah pucat sedang mengambang di udara.“Siapa? Siapa yang memanggilku?” Naomi memberanikan diri untuk mengamati sekeliling.Namun, tidak ada balasan apa pun dari sekeliling.Naomi sengaja bersikap galak untuk memberanikan diri. “Jangan sok misterius, deh! Ngomong! Kalau nggak, aku jerit, nih!”Saat ini, suara enak didengar si pria kembali terdengar. “Naomi, Naomi, nama yang bagus! Aku suka!”Kali ini, Naomi dapat merasakan suara itu sangat dekat dengannya. Namun, dia masih tidak bisa menemukan bayangan orang itu!Jantung Naomi berdebar kencang. Seluruh bulu kuduknya berdiri. “Siapa kamu? Keluar!”Orang itu bagai tidak bisa mendengar ucapan Naomi saja. Dia bertanya denga
Perhatian Naomi malah tertuju pada rahasia yang diketahui pria tersebut.“Bagaimana … kamu membantuku?”“Bunuh dia.”Jawaban singkat dan padat orang itu mengejutkan Naomi. “Apa katamu?”Orang itu malah membalas dengan sangat tenang, “Setelah dia mati, kamu pun nggak usah khawatir rahasiamu akan terbongkar. Kamu juga nggak usah khawatir dia akan merebut anakmu.”Naomi terdiam membisu.Pada saat ini, si pria kembali menimpali, “Seandainya kamu ingin membunuhnya, aku bisa membantumu. Kamu nggak usah takut. Aku akan membantumu untuk menyusun sebuah rencana yang sangat sempurna. Kamu bukan hanya bisa membunuhnya, kamu juga bisa berhasil terlepas dari dirinya.”“Tentu saja … masalah ini juga nggak akan diketahui oleh polisi. Kamu nggak usah menanggung apa pun. Bagaimana menurutmu?”Kening Naomi berkerut. “Nggak! Aku nggak akan membunuh! Aku juga nggak akan meminta bantuan orang lain untuk membunuhnya!”Naomi memang tidak ingin pria berengsek itu menyadari keberadaan anak-anaknya. Dia juga ti
Di gedung lantai atas. Steven membawa ketiga anak ke dalam ruang baca Caden. Dia menutupi pintu, lalu menelepon pengawal di dalam kompleks.“Bu Naomi lagi sendirian di bawah. Kalian jaga dia. Jangan sampai dia terluka. Jangan biarkan dia naik ke atas. Suasana hati Kak Caden lagi nggak bagus. Dia nggak ingin bertemu dengan wanita itu.”Tiba-tiba pengawal berkata, “Aneh.”“Emm? Apanya yang aneh?”“Sepertinya Bu Naomi lagi bicara sama seseorang. Tapi jelas-jelas nggak ada orang di sisinya.”Steven merasa bingung. “Kalau nggak ada orang di sisinya, bagaimana dia bisa bicara?”“Dia lagi bicara sama udara. Tapi kelihatannya nggak seperti lagi gumam sendiri. Pokoknya dia kelihatan aneh.”Steven merasa penasaran. “Apa yang dia katakan?”“Jarak aku terlalu jauh darinya. Aku hanya bisa melihat bibirnya lagi bergerak.”“Apa yang lagi dia lakukan sekarang?”“Dia lagi melihat ponselnya. Sepertinya ada yang mengirim pesan kepadanya. Dia kelihatan sangat gugup, terus menatap layar ponselnya. Dia jug
Saking emosinya, mamanya malah menangis!Setelah Caden mengetahui kenyataan ini, meski dia bersujud meminta pengampunan dari sang mama, sepertinya mama juga tidak akan memaafkannya!Jika mama tidak memaafkan papa, itu berarti dia tidak akan bersama dengan papa. Sudahlah! Papa cukup hidup menjomlo untuk selamanya saja. Namun, bagaimana dengan Rayden? Dia adalah anak dari pria bodoh ini!Semakin dipikir-pikir, Rayden semakin marah saja. Baru saja dia hendak berbicara, Braden pun mendahuluinya. “Dia adalah adik keduaku, namanya Hayden. Ada apa?”Kening Caden berkerut. “Lepaskan maskermu. Biar aku lihat wajahmu.”Rayden dan Jayden semakin gugup lagi. Mereka menatap Caden dengan penuh waspada.Braden duluan melepaskan maskernya, lalu berpesan kepada Rayden dan Jayden, “Hayden, Jayden, lepaskan masker kalian. Nggak usah pakai masker di dalam ruangan.”Rayden dan Jayden memalingkan kepalanya melihat Braden sekilas. Braden memberi mereka tatapan tenang.Mereka berdua mendengar instruksi. Semua
Lisa terbelalak. Dia menunjuk Hayden sembari berucap, "Kamu ...."Hayden yang melempar kotoran kucing itu. Hayden tertawa dan menimpali, "Nggak usah berterima kasih padaku. Seharusnya kamu berterima kasih pada baskom itu. Kalau bukan karena baskom, mungkin kamu sudah mati tenggelam.""Kamu hanya bisa andalkan baskom yang terapung itu. Setelah sembuh, kamu harus menyembah baskom itu. Tapi, aku penasaran. Kotoran kucing enak, nggak?" lanjut Hayden.Tubuh Lisa gemetaran. Dia melihat pelayan pribadinya dan berujar, "Mati ...."Pelayan langsung paham. Lisa memerintahkannya untuk membunuh Hayden. Sekarang pelayan juga membenci Hayden.Pelayan menyahut seraya mengangguk, "Nyonya, jangan marah. Masalah di sini begitu heboh. Orang di gedung utama mengabarkan Naomi mau datang cari anaknya. Maria nggak mau berpisah dengan Naomi sehingga ikut keluar dari gedung utama, kesempatan kita sudah datang."Lisa memerintah dengan geram, "Cepat bertindak!"Pelayan melihat pengawal dan memberi isyarat kepada
Sudut bibir Rayden berkedut saat melihat foto Lisa. Hanya Hayden yang bisa memikirkan cara aneh seperti ini untuk memberi seseorang pelajaran.Rayden menyadari Hayden sangat tertarik pada kotoran. Saat memberi pelajaran pada anggota Keluarga Pangestu di Kota Jawhar, Hayden juga memakai cara ini.Sepertinya, Jayden dan Baby juga tertarik. Setiap mengungkit tentang hal ini, mereka berdua akan tertawa terbahak-bahak. Apa semua anak-anak normal memang tertarik pada hal itu?"Serahkan padaku," sahut Rayden. Ini adalah hal yang sangat mudah baginya.Lisa belum keluar dari danau, tetapi kabar mengenai anggota Keluarga Khoman yang suka makan kotoran kucing sudah tersebar di Kota Haidi.Awalnya semua anggota Keluarga Khoman kebingungan, lalu mereka murka. Mereka menelepon Lisa. Namun, Lisa tidak menjawab panggilan telepon. Jadi, mereka menelepon Keenan untuk menanyakan kondisinya.Keenan yang mendapatkan kabar bergegas pergi ke gedung bagian barat. Dia juga kebingungan. Keenan mendengar ada see
Lisa berpikir sejenak sebelum berucap, "Pilih anak yang bernama Hayden itu. Dari beberapa anak Naomi, dia yang diculik. Itu berarti dia paling bodoh dan gampang dihadapi.""Oke," ujar pelayan. Kemudian, dia memberi instruksi kepada kaki tangan mereka.Lisa bersandar di kursi, lalu memejamkan mata untuk menenangkan dirinya. Mulut Lisa terasa hambar, jadi dia hendak mengambil buah.Alhasil, Lisa memegang sesuatu yang lembek. Dia terkejut. Lisa membuka matanya dan melihat ke arah piring buah. Seekor binatang menatap Lisa.Lisa tertegun sejenak. Wajahnya memucat. Dia melompat dari kursi dan berteriak. Tiba-tiba muncul seekor tikus besar di piring buah.Begitu Lisa berteriak, tikus itu langsung melompat ke tubuhnya. Lisa merasa takut dan jijik. Dia segera mundur dan menjerit, "Kenapa tiba-tiba ada tikus? Cepat pukul tikusnya!"Beberapa pelayan juga merasa jijik. Mereka panik dan tidak berani maju. Tikus terus memanjat tubuh Lisa dan naik ke kepalanya. Lisa yang ketakutan setengah mati terus
Hayden dan Putih berkeliling di halaman, lalu datang ke gedung bagian barat. Melihat Lisa yang berada di gazebo dekat danau, Hayden menggertakkan giginya dan berujar, "Putih, ayo."Putih langsung melompat ke rerumputan dan masuk ke danau. Kala ini, Lisa sedang menenangkan diri di gazebo.Namun, Lisa malah makin marah setelah melihat berita di internet. Sebelumnya, dia tidak pernah memperhatikan penilaian netizen mengenai dirinya dan Maria. Lisa penasaran sesudah mendengar ucapan Braden.Kenapa orang yang berasal dari luar kota tahu Maria adalah orang yang lembut dan ramah? Jadi, Lisa yang senggang membaca berita di internet.Begitu melihat berita-berita itu, amarahnya memuncak. Semua penilaian tentang Maria sangat bagus. Orang-orang memuji kecantikan Maria dan menyebut Maria sebagai wanita paling elegan di Kota Haidi.Mereka juga memuji Maria sangat ceria dan optimis saat muda. Setelah menikah, Maria sangat lembut dan ramah. Ada yang menyayangkan hidup Maria, tetapi mereka melihat kasi
Maria sangat gembira. Dia menepuk tempat tidur dan berkata, "Nanti malam kamu tidur di sini. Ibu temani kamu tidur.""Oke," sahut Naomi.Joseph sangat terharu ketika melihat ekspresi Maria yang gembira. Naomi menjelaskan, "Dia menjadi gila karena terlalu stres. Kebetulan aku memahami ilmu psikologi. Kalau Pak Joseph nggak keberatan, aku bisa bantu periksa kondisinya."Joseph menanggapi dengan ekspresi terkejut, "Kamu memahami ilmu psikologi?"Hayden dan Jayden langsung berujar, "Mama sangat hebat. Dia juga menguasai ilmu medis!"Joseph berucap dengan ekspresi kagum, "Kalau begitu, mohon bantuanmu. Naomi, kamu baru periksa kondisinya kalau ada waktu.""Nggak usah sungkan. Apa sekarang kamu bisa biarkan kami berduaan sebentar?" timpal Naomi.Joseph menyahut, "Oke. Aku tunggu di luar. Panggil aku kalau ada masalah.""Oke," ujar Naomi.Joseph membawa anak-anak keluar. Naomi segera membujuk Maria dan membuka kain kasa yang membalut tangannya.Maria sudah disiksa selama bertahun-tahun, tetap
Hayden dan Maria masih menunggu di depan pintu gedung utama. Begitu melihat Naomi, perhatian Maria langsung teralih padanya.Maria memiringkan kepalanya sambil mengamati Naomi. Terkadang dia tampak terkejut, terkadang dia tampak kebingungan.Joseph memperkenalkan, "Maria, ini ibunya Hayden, Naomi."Joseph melihat Naomi sembari memperkenalkan, "Naomi, ini istriku, Maria."Ini adalah pertama kalinya Naomi bertemu ibunya. Matanya berkaca-kaca. Dia menyapa seraya terisak, "Halo."Maria tidak menanggapi sapaan Naomi. Dia terus memandangi Naomi. Tiba-tiba, Maria memelotot dan berseru, "Celine! Celine anakku!"Naomi dan ketiga anaknya terkejut. Joseph tertegun sejenak, lalu membujuk, "Maria, jangan emosional. Nanti Naomi terkejut."Maria berujar, "Joseph, Celine sudah pulang. Dia ini Celine!"Maria berseru lagi sambil menangis, "Celine! Ini Ibu! Dia memang Celine kesayanganku! Joseph ... Celine ...."Maria mulai panik. Tangannya yang dibalut kain kasa menarik Joseph, lalu memeluk lengan Naomi
Joseph sangat gelisah. Jayden yang sensitif ikut menangis saat melihat Naomi meneteskan air mata. Dia melepaskan diri dari pelukan Joseph dan menghampiri Naomi. Jayden memanggil, "Mama ...."Naomi berjongkok, lalu memeluk Jayden dengan erat seraya menangis tersedu-sedu. Braden memandangi mereka dengan mata memerah. Dia sangat sedih.Braden bisa memahami perasaan Naomi. Setelah telantar selama 20 tahun lebih, akhirnya Naomi bertemu dengan orang tuanya. Dia pasti sangat emosional. Hanya saja, sekarang Naomi tidak bisa mengungkap identitasnya.Menurut kabar tepercaya, 15 persen saham perusahaan Keluarga Howie ada di tangan Naomi. Joseph memiliki saham 40 persen. Jadi, total saham mereka adalah 55 persen. Joseph pasti akan menang di rapat pemegang saham.Namun, rapat itu baru diadakan 3 hari lagi. Jika sekarang Naomi mengungkap identitasnya, orang-orang yang berniat jahat pasti akan menyembunyikan kelicikan mereka setelah memahami situasinya. Mereka akan terus mendekati Joseph dan menunggu
Joseph terbelalak saat melihat kedua mata yang familier itu. Dia mengira penglihatannya bermasalah. Joseph terpaku di tempat sembari berkata terbata-bata saking emosionalnya, "Kamu ... kamu ...."Joseph melihat putrinya. Ini adalah Celine! Joseph ingin segera mengakui putrinya, tetapi dia takut salah mengenali orang dan menakuti Naomi.Joseph gemetaran. Dia berusaha mengendalikan dirinya dan berucap dengan hati-hati, "Kamu itu ...."Naomi memandang Joseph sambil berlinang air mata. Ini adalah ayah kandung yang mencarinya dengan susah payah selama 20 tahun lebih!Jelas-jelas Naomi tidak mengingat sosok Joseph. Namun, sekarang dia merasa sangat familier begitu melihat Joseph. Naomi juga merasa sedih melihat sikap Joseph yang hati-hati.Joseph pasti terlalu antusias sampai-sampai begitu gugup begitu melihat Naomi. Dia pasti sering kecewa setelah mencari Naomi selama bertahun-tahun. Joseph sangat berharap bisa bertemu putrinya.Jadi, Joseph baru bersikap hati-hati serta meragukan penglihat
Joseph belum memperhatikan Naomi. Dia yang menggendong Jayden menegur Lisa, "Ada apa ini?"Lisa menyahut dengan ekspresi sedih, "Kenapa kamu tegur aku? Jelas-jelas aku ini korban. Aku nggak sengaja bertemu mereka dan aku menyapa mereka dengan sopan. Tapi, mereka tiba-tiba memarahi dan menghinaku."Braden berusaha menahan antusiasmenya karena baru pertama kali bertemu kakeknya. Dia menenangkan dirinya, lalu menimpali, "Dia berbohong. Tadi dia mengaku sebagai nyonya besar di rumah ini."Braden melanjutkan, "Mamaku mengira dia itu Nenek Maria. Hanya karena salah paham, dia langsung membentak mamaku dan berniat memukul kami."Tentu saja, Lisa tidak ingin mengaku. Dia menyangkal, "Nggak, mereka fitnah aku!"Joseph menimpali dengan ekspresi dingin, "Fitnah kamu? Kalau kamu nggak bilang begitu, apa anak kecil bisa tahu? Kalau kamu itu nyonya besar di kediaman Keluarga Howie, jadi Maria itu apa? Maria cuma sakit, dia belum mati!"Lisa membantah, "Kak Joseph, aku nggak bilang begitu. Aku ...."