Perhatian Naomi malah tertuju pada rahasia yang diketahui pria tersebut.“Bagaimana … kamu membantuku?”“Bunuh dia.”Jawaban singkat dan padat orang itu mengejutkan Naomi. “Apa katamu?”Orang itu malah membalas dengan sangat tenang, “Setelah dia mati, kamu pun nggak usah khawatir rahasiamu akan terbongkar. Kamu juga nggak usah khawatir dia akan merebut anakmu.”Naomi terdiam membisu.Pada saat ini, si pria kembali menimpali, “Seandainya kamu ingin membunuhnya, aku bisa membantumu. Kamu nggak usah takut. Aku akan membantumu untuk menyusun sebuah rencana yang sangat sempurna. Kamu bukan hanya bisa membunuhnya, kamu juga bisa berhasil terlepas dari dirinya.”“Tentu saja … masalah ini juga nggak akan diketahui oleh polisi. Kamu nggak usah menanggung apa pun. Bagaimana menurutmu?”Kening Naomi berkerut. “Nggak! Aku nggak akan membunuh! Aku juga nggak akan meminta bantuan orang lain untuk membunuhnya!”Naomi memang tidak ingin pria berengsek itu menyadari keberadaan anak-anaknya. Dia juga ti
Di gedung lantai atas. Steven membawa ketiga anak ke dalam ruang baca Caden. Dia menutupi pintu, lalu menelepon pengawal di dalam kompleks.“Bu Naomi lagi sendirian di bawah. Kalian jaga dia. Jangan sampai dia terluka. Jangan biarkan dia naik ke atas. Suasana hati Kak Caden lagi nggak bagus. Dia nggak ingin bertemu dengan wanita itu.”Tiba-tiba pengawal berkata, “Aneh.”“Emm? Apanya yang aneh?”“Sepertinya Bu Naomi lagi bicara sama seseorang. Tapi jelas-jelas nggak ada orang di sisinya.”Steven merasa bingung. “Kalau nggak ada orang di sisinya, bagaimana dia bisa bicara?”“Dia lagi bicara sama udara. Tapi kelihatannya nggak seperti lagi gumam sendiri. Pokoknya dia kelihatan aneh.”Steven merasa penasaran. “Apa yang dia katakan?”“Jarak aku terlalu jauh darinya. Aku hanya bisa melihat bibirnya lagi bergerak.”“Apa yang lagi dia lakukan sekarang?”“Dia lagi melihat ponselnya. Sepertinya ada yang mengirim pesan kepadanya. Dia kelihatan sangat gugup, terus menatap layar ponselnya. Dia jug
Saking emosinya, mamanya malah menangis!Setelah Caden mengetahui kenyataan ini, meski dia bersujud meminta pengampunan dari sang mama, sepertinya mama juga tidak akan memaafkannya!Jika mama tidak memaafkan papa, itu berarti dia tidak akan bersama dengan papa. Sudahlah! Papa cukup hidup menjomlo untuk selamanya saja. Namun, bagaimana dengan Rayden? Dia adalah anak dari pria bodoh ini!Semakin dipikir-pikir, Rayden semakin marah saja. Baru saja dia hendak berbicara, Braden pun mendahuluinya. “Dia adalah adik keduaku, namanya Hayden. Ada apa?”Kening Caden berkerut. “Lepaskan maskermu. Biar aku lihat wajahmu.”Rayden dan Jayden semakin gugup lagi. Mereka menatap Caden dengan penuh waspada.Braden duluan melepaskan maskernya, lalu berpesan kepada Rayden dan Jayden, “Hayden, Jayden, lepaskan masker kalian. Nggak usah pakai masker di dalam ruangan.”Rayden dan Jayden memalingkan kepalanya melihat Braden sekilas. Braden memberi mereka tatapan tenang.Mereka berdua mendengar instruksi. Semua
Kening Caden semakin berkerut lagi. Sepertinya tebakan Braden benar.Ujung bibir Braden berkedut. Dia menunjukkan senyuman menyindir. “Jadi, itu alasannya kenapa kamu nggak mengizinkan mamaku untuk bertemu dengan Rayden? Kekanak-kanakan sekali!”Raut wajah Caden menjadi muram. Sepertinya ini pertama kalinya dalam sejarah Caden ditertawakan oleh anak berusia 5 tahun!Braden berkata lagi, “Kamu bukan hanya kekanak-kanakan. Kamu memang sakit! Apa kamu lupa, waktu itu siapa yang mengambil inisiatif untuk membawa Mama ke hadapan Rayden? Apa tujuanmu untuk membawa Mama ke hadapan Rayden?”“Rayden memiliki penyakit mental. Kamu ingin meminta bantuan Mama untuk menyembuhkan Rayden! Saat Rayden nggak suka sama Mama, kamu merasa pusing. Sekarang akhirnya Rayden menyukai Mama, kamu malah pusing juga. Menurutmu, kamu sakit nggak?”“Selain itu, hanya karena Rayden sangat menyukai Mama, kamu malah mengira Mama ingin merebut Rayden dari kamu? Sepertinya bahkan anak TK juga nggak punya pemikiran seper
“Jadi, apa kalian tahu masalah Rayden menganggap mama kalian sebagai mamanya?”“Tahu! Kami memakluminya.”“Emm? Kalian memakluminya?”“Iya, mama kami adalah mama terbaik di muka bumi ini. Dia sangat lembut, baik hati, dan memperlakukan semua orang dengan sangat tulus. Semua orang yang berhubungan dengannya pasti akan menyukainya.”Usai berbicara, Braden menatap Caden lekat-lekat. “Seandainya ada yang nggak menyukai Mama, itu berarti ada penyakit dengan orang itu. Dia sudah sakit parah!”Caden terdiam membisu.Anak ini malah sedang menyindirnya? Caden menatap Braden beberapa saat, lalu bertanya, “Apa kalian bersedia membiarkan Rayden menjadi anaknya mama kalian?”Braden bertanya kembali, “Kenapa nggak bersedia? Asalkan Rayden gembira, Mama juga bakal gembira, otomatis kami juga akan gembira! Berhubung semuanya bisa gembira, kenapa kami nggak bersedia?”“Apa kalian nggak khawatir Rayden akan berbagi kasih sayang mama kalian?”Braden sungguh kehabisan kata-kata. “Kami malah gembira bisa
Braden membalas, “Bukan hanya minta maaf saja, kamu juga mesti membujuknya!”Kening Caden berkerut. “Bagaimana cara membujuknya?”“Itu masalahmu! Kamu yang membuat Mama menangis. Jadi, sudah seharusnya kamu bertanggung jawab untuk membujuknya!”“Aku akan berusaha untuk membujuknya!”Caden terdiam membisu.Ayah dan anak saling bertatapan. Suasana di dalam ruangan menjadi hening dalam seketika. Kali ini, Caden kembali bersuara, “Kalau kamu benar-benar bisa menyelesaikan masalah ini, aku janji aku akan minta maaf sama dia dan juga membujuknya!”Braden tidak begitu memercayai omongan Caden. “Apa kamu sudah kepikiran cara untuk membujuk Mama?”“Emm.”“Cara apa?”“Itu urusanku.”Braden menyipitkan matanya. Dia tidak lanjut bertanya lagi, “Jangan ingkar janjimu!”Caden membalas, “Aku akan menepati janjiku!”Setelah mereka berdua telah mencapai kesepakatan, Braden baru berkata, “Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan mengatasi masalah ini dengan mengutamakan kepentingan Rayden. Saat Rayden mengat
“Kamu nggak suka sama papamu?” tanya Caden.“Dia itu papa murahan. Aku cuma suka mamaku.”“Papa murahan?”“Setelah buat Mama hamil, dia nggak membesarkan kami. Apa lagi namanya kalau bukan papa murahan?”Caden bertanya dengan heran, “Kenapa dia nggak membesarkan kalian?”Braden menatap Caden lekat-lekat dan menjawab, “Pertanyaan ini seharusnya ditanyakan padanya!”Caden pun mengerutkan keningnya. Dia merasa tatapan Braden ini ... seperti ingin mengorek isi hatinya. Anak ini juga terkesan seperti sedang membicarakannya. Namun, dirinya tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Braden. Orang yang dimaksud Braden tidak mungkin adalah dirinya.Caden pun berkata dengan yakin, “Orang seperti itu memang adalah papa berengsek.”“Benar! Papa berengsek!”Kali ini, bukan hanya Braden yang mengangguk, bahkan Rayden dan Jayden juga ikut mengangguk. Tidak peduli apa pun alasannya, ayah yang tidak membesarkan anak-anaknya adalah ayah berengsek! Caden memang pantas dimaki!Rayden tiba-tiba berkata dengan
Caden bertanya dengan kening berkerut, “Ada apa?”“Bu Naomi pingsan!”Setelah mendengar hal itu, ekspresi Caden langsung tenggelam. Dia bertanya, “Apa yang sudah terjadi?”“Nggak tahu. Dia tiba-tiba pingsan. Sebelum pingsan, dia juga terlihat sangat histeris. Tapi, aku nggak tahu apa sebenarnya yang sudah terjadi.”“Hubungi dulu Robbin dan bawa dia ke rumah sakit. Aku akan segera menyusul kalian!”Sebelum meninggalkan rumah, Braden berdiri di luar pintu kamar Rayden dan berpesan, “Rayden, Papa mau keluar dulu. Kamu main bareng anak-anak Naomi, ya. Kalau sudah ngantuk, kalian tidur saja.”“Oke.”Beberapa bocah itu tidak tahu bahwa Naomi sudah pingsan. Mereka mengira Caden mau pergi mencari Naomi dan meminta maaf padanya. Jadi, mereka tidak berpikir kejauhan atau merasa khawatir. Berhubung sudah berjanji, Caden pasti akan menghibur ibu kesayangan mereka dengan baik.Caden juga berpikiran begitu. Namun ... tidak ada seorang pun yang menyangka saat Naomi sadar dan melihat Caden di rumah sa
Tatapan Lisa sangat dingin. Sebelumnya, kedua pembunuh pasti tidak berani menyinggung Lisa. Namun, sekarang mereka lebih takut kepada master dan Hayden daripada Lisa. Dibandingkan Hayden dan master, Lisa tidak ada apa-apanya.Kedua pembunuh berujar, "Kami punya bukti. Ada bukti transfer, kami ...."Lisa menyergah, "Bukti transfer bisa dimanipulasi. Itu nggak termasuk bukti.""Kami juga punya rekaman suara," seru pembunuh. Mereka mengeluarkan ponsel, lalu memutar rekaman suara."Kami sudah berhasil. Kapan kami terima pelunasannya?""Kalian sudah pastikan anak itu mati?""Anak itu pasti sudah mati.""Apa kalian membunuh anak itu dengan sadis?""Matanya sudah dicungkil dan hidungnya sudah dipotong. Kedua kaki dan tangannya juga sudah dipotong, pokoknya kami sudah penuhi permintaan kalian. Cepat bayar, kami buru-buru pergi. Kalau kalian berani ingkar janji, jangan salahkan kami bertindak kejam!"Suasana menjadi gempar setelah rekaman suara selesai diputar. Hayden merekam dengan ponsel lain
Lisa berbalik seraya mengernyit. Namun, dia segera berbalik lagi. Kenapa dia melihat Hayden sialan itu? Bukannya anak itu sudah mati?Lisa merasa penglihatannya pasti bermasalah. Dia menenangkan dirinya, lalu berbalik lagi. Hayden tersenyum lebar dan bertanya, "Kamu yang cari aku, ya?"Lisa berteriak histeris dan terduduk di tanah. Dia berseru, "Kamu ... hantu atau manusia?"Hayden membalas dengan ekspresi bingung, "Kamu nggak apa-apa, 'kan? Aku masih hidup. Mana mungkin aku ini hantu?"Lisa bertanya, "Bukannya ... kamu sudah mati?"Hayden berseru, "Ha? Siapa bilang aku sudah mati? Itu fitnah!"Lisa memelotot dan menghela napas. Hayden berpura-pura heran melihat Lisa, lalu kembali ke sisi Naomi dan Maria.Naomi sama sekali tidak khawatir Hayden dicelakai. Dia tidak tahu master mengikuti Hayden, tetapi dia tahu Caden mengutus pengawal untuk melindungi mereka.Hayden masih hidup. Kebenarannya terungkap. Para reporter mulai berkomentar."Bukannya anak ini masih hidup? Kenapa Bu Lisa menye
Lisa menganggap Joseph berniat melindungi Maria. Lisa merasa kesal, dia sudah menduga Joseph pasti akan melindungi istrinya. Lisa sudah membawa reporter, tetapi Joseph masih keras kepala. Benar-benar bodoh!Sebenarnya apa kelebihan Maria yang gila itu? Kenapa Joseph begitu menyukai Maria? Lisa memelototi Maria yang ekspresinya sangat polos.Lisa berpura-pura sedih saat melanjutkan penjelasannya, "Kak Joseph, hukum di negara kita menetapkan pembunuhan yang dilakukan orang gila nggak melanggar hukum. Kamu nggak usah khawatir Kak Maria celaka setelah masalah ini terekspos. Tapi, kamu salah kalau menutupi perbuatan Kak Maria. Itu melanggar hukum."Joseph tampak kebingungan. Dia bertanya dengan ekspresi muram, "Siapa yang membunuh? Sebenarnya apa maksudmu?"Lisa tidak berbicara dengan Joseph lagi. Dia melihat Naomi yang melindungi Maria dan berujar, "Bu Naomi, aku benar-benar salut padamu. Padahal anakmu baru mati, tapi kamu masih bisa berjemur dengan santai. Hanya saja, kita memang harus b
Di depan pintu kediaman Keluarga Howie sangat ramai. Segerombolan reporter yang membawa kamera menunggu Lisa di depan pintu.Lisa yang baru sampai di depan kediaman ditelepon ayahnya, "Kediaman Keluarga Khoman dikerumuni banyak reporter! Saham kita juga terus anjlok! Kapan kamu baru bisa bereskan rumor yang beredar di internet?"Lisa merasa sedih. Dia juga stres setelah terjadi masalah besar ini. Namun, ayahnya sama sekali tidak memperhatikannya. Dia hanya menyalahkan Lisa!Hanya saja, Lisa juga tidak bisa berharap pada Joshua. Dia hanya bisa mengandalkan orang tuanya untuk mempertahankan posisinya di lingkaran sosial keluarga kaya. Jadi, Lisa tidak boleh berselisih dengan Keluarga Khoman.Lisa berkata dengan sabar, "Aku sudah membereskannya. Kamu lihat saja, berita Keluarga Khoman akan segera ditutupi."Berita tentang Keluarga Khoman tentu tidak bisa dibandingkan dengan berita Maria. Bagaimanapun, hal-hal yang berkaitan dengan Maria sangat menarik perhatian.Jika Maria tertimpa masala
Kedua pembunuh langsung melihat master. Mereka gemetaran. Salah satu dari mereka segera mengeluarkan ponsel dari saku dan berkata, "Tapi ... kami nggak punya nomor telepon Lisa. Bawahan dia yang hubungi kami, bagaimana?"Hayden mengernyit, tetapi dia sudah menduganya. Lisa adalah orang yang licik. Dia pasti tidak akan langsung turun tangan untuk mengurus pembunuhan ini. Jadi, tidak ada bukti yang menunjukkan Lisa terlibat dalam pembunuhan.Namun, Lisa pasti sakit hati jika kehilangan pelayan pribadinya. Hayden tidak akan melepaskan Lisa.Hayden memerintah, "Telepon orang yang hubungi kalian. Pokoknya kalian harus buat Lisa percaya aku sudah mati. Kalau kalian berani bocorkan rahasia, jangan salahkan aku bertindak kejam!"Kedua pembunuh mengangguk, lalu menelepon pelayan pribadi Lisa, "Kami sudah berhasil. Kapan kami terima pelunasannya?"Pelayan bertanya, "Kalian sudah pastikan anak itu mati?""Anak itu pasti sudah mati," sahut pembunuh."Kirim videonya," perintah pelayan.Pembunuh mem
Hayden mengamati kedua pria itu sejenak, lalu mengkritik, "Orang lemah seperti kalian mau bunuh aku? Seharusnya kalian becermin dulu. Kemampuan kalian biasa-biasa saja, tapi nyali kalian besar juga. Beraninya kalian asal terima kerjaan!"Hayden menambahkan, "Sekarang kalian bertemu orang hebat! Jangan harap kalian mampu bunuh aku!"Tiba-tiba, jam tangan pintar Hayden berdering. Braden yang menelepon. Hayden segera berdiri dan menjawab panggilan telepon, "Kak, aku baru mau telepon kamu. Apa Nenek dan Mama sudah keluar dari gedung utama?"Braden berjalan di belakang Naomi dan Maria. Dia berbisik, "Iya, Mama sudah tahu Lisa jatuh ke danau. Dia juga tahu kamu ada di gedung bagian barat."Braden meneruskan, "Mama mengkhawatirkanmu, jadi dia mau cari kamu di gedung bagian barat. Nenek nggak mau pisah dengan Mama dan bersikeras mau ikut. Mama terpaksa bawa Nenek keluar.""Bagaimana dengan Kakek?" tanya Hayden.Braden menjawab, "Kakek menerima panggilan telepon begitu keluar. Sebentar lagi dia
Lisa terbelalak. Dia menunjuk Hayden sembari berucap, "Kamu ...."Hayden yang melempar kotoran kucing itu. Hayden tertawa dan menimpali, "Nggak usah berterima kasih padaku. Seharusnya kamu berterima kasih pada baskom itu. Kalau bukan karena baskom, mungkin kamu sudah mati tenggelam.""Kamu hanya bisa andalkan baskom yang terapung itu. Setelah sembuh, kamu harus menyembah baskom itu. Tapi, aku penasaran. Kotoran kucing enak, nggak?" lanjut Hayden.Tubuh Lisa gemetaran. Dia melihat pelayan pribadinya dan berujar, "Mati ...."Pelayan langsung paham. Lisa memerintahkannya untuk membunuh Hayden. Sekarang pelayan juga membenci Hayden.Pelayan menyahut seraya mengangguk, "Nyonya, jangan marah. Masalah di sini begitu heboh. Orang di gedung utama mengabarkan Naomi mau datang cari anaknya. Maria nggak mau berpisah dengan Naomi sehingga ikut keluar dari gedung utama, kesempatan kita sudah datang."Lisa memerintah dengan geram, "Cepat bertindak!"Pelayan melihat pengawal dan memberi isyarat kepada
Sudut bibir Rayden berkedut saat melihat foto Lisa. Hanya Hayden yang bisa memikirkan cara aneh seperti ini untuk memberi seseorang pelajaran.Rayden menyadari Hayden sangat tertarik pada kotoran. Saat memberi pelajaran pada anggota Keluarga Pangestu di Kota Jawhar, Hayden juga memakai cara ini.Sepertinya, Jayden dan Baby juga tertarik. Setiap mengungkit tentang hal ini, mereka berdua akan tertawa terbahak-bahak. Apa semua anak-anak normal memang tertarik pada hal itu?"Serahkan padaku," sahut Rayden. Ini adalah hal yang sangat mudah baginya.Lisa belum keluar dari danau, tetapi kabar mengenai anggota Keluarga Khoman yang suka makan kotoran kucing sudah tersebar di Kota Haidi.Awalnya semua anggota Keluarga Khoman kebingungan, lalu mereka murka. Mereka menelepon Lisa. Namun, Lisa tidak menjawab panggilan telepon. Jadi, mereka menelepon Keenan untuk menanyakan kondisinya.Keenan yang mendapatkan kabar bergegas pergi ke gedung bagian barat. Dia juga kebingungan. Keenan mendengar ada see
Lisa berpikir sejenak sebelum berucap, "Pilih anak yang bernama Hayden itu. Dari beberapa anak Naomi, dia yang diculik. Itu berarti dia paling bodoh dan gampang dihadapi.""Oke," ujar pelayan. Kemudian, dia memberi instruksi kepada kaki tangan mereka.Lisa bersandar di kursi, lalu memejamkan mata untuk menenangkan dirinya. Mulut Lisa terasa hambar, jadi dia hendak mengambil buah.Alhasil, Lisa memegang sesuatu yang lembek. Dia terkejut. Lisa membuka matanya dan melihat ke arah piring buah. Seekor binatang menatap Lisa.Lisa tertegun sejenak. Wajahnya memucat. Dia melompat dari kursi dan berteriak. Tiba-tiba muncul seekor tikus besar di piring buah.Begitu Lisa berteriak, tikus itu langsung melompat ke tubuhnya. Lisa merasa takut dan jijik. Dia segera mundur dan menjerit, "Kenapa tiba-tiba ada tikus? Cepat pukul tikusnya!"Beberapa pelayan juga merasa jijik. Mereka panik dan tidak berani maju. Tikus terus memanjat tubuh Lisa dan naik ke kepalanya. Lisa yang ketakutan setengah mati terus