“Jadi, apa kalian tahu masalah Rayden menganggap mama kalian sebagai mamanya?”“Tahu! Kami memakluminya.”“Emm? Kalian memakluminya?”“Iya, mama kami adalah mama terbaik di muka bumi ini. Dia sangat lembut, baik hati, dan memperlakukan semua orang dengan sangat tulus. Semua orang yang berhubungan dengannya pasti akan menyukainya.”Usai berbicara, Braden menatap Caden lekat-lekat. “Seandainya ada yang nggak menyukai Mama, itu berarti ada penyakit dengan orang itu. Dia sudah sakit parah!”Caden terdiam membisu.Anak ini malah sedang menyindirnya? Caden menatap Braden beberapa saat, lalu bertanya, “Apa kalian bersedia membiarkan Rayden menjadi anaknya mama kalian?”Braden bertanya kembali, “Kenapa nggak bersedia? Asalkan Rayden gembira, Mama juga bakal gembira, otomatis kami juga akan gembira! Berhubung semuanya bisa gembira, kenapa kami nggak bersedia?”“Apa kalian nggak khawatir Rayden akan berbagi kasih sayang mama kalian?”Braden sungguh kehabisan kata-kata. “Kami malah gembira bisa
Braden membalas, “Bukan hanya minta maaf saja, kamu juga mesti membujuknya!”Kening Caden berkerut. “Bagaimana cara membujuknya?”“Itu masalahmu! Kamu yang membuat Mama menangis. Jadi, sudah seharusnya kamu bertanggung jawab untuk membujuknya!”“Aku akan berusaha untuk membujuknya!”Caden terdiam membisu.Ayah dan anak saling bertatapan. Suasana di dalam ruangan menjadi hening dalam seketika. Kali ini, Caden kembali bersuara, “Kalau kamu benar-benar bisa menyelesaikan masalah ini, aku janji aku akan minta maaf sama dia dan juga membujuknya!”Braden tidak begitu memercayai omongan Caden. “Apa kamu sudah kepikiran cara untuk membujuk Mama?”“Emm.”“Cara apa?”“Itu urusanku.”Braden menyipitkan matanya. Dia tidak lanjut bertanya lagi, “Jangan ingkar janjimu!”Caden membalas, “Aku akan menepati janjiku!”Setelah mereka berdua telah mencapai kesepakatan, Braden baru berkata, “Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan mengatasi masalah ini dengan mengutamakan kepentingan Rayden. Saat Rayden mengat
“Kamu nggak suka sama papamu?” tanya Caden.“Dia itu papa murahan. Aku cuma suka mamaku.”“Papa murahan?”“Setelah buat Mama hamil, dia nggak membesarkan kami. Apa lagi namanya kalau bukan papa murahan?”Caden bertanya dengan heran, “Kenapa dia nggak membesarkan kalian?”Braden menatap Caden lekat-lekat dan menjawab, “Pertanyaan ini seharusnya ditanyakan padanya!”Caden pun mengerutkan keningnya. Dia merasa tatapan Braden ini ... seperti ingin mengorek isi hatinya. Anak ini juga terkesan seperti sedang membicarakannya. Namun, dirinya tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Braden. Orang yang dimaksud Braden tidak mungkin adalah dirinya.Caden pun berkata dengan yakin, “Orang seperti itu memang adalah papa berengsek.”“Benar! Papa berengsek!”Kali ini, bukan hanya Braden yang mengangguk, bahkan Rayden dan Jayden juga ikut mengangguk. Tidak peduli apa pun alasannya, ayah yang tidak membesarkan anak-anaknya adalah ayah berengsek! Caden memang pantas dimaki!Rayden tiba-tiba berkata dengan
Caden bertanya dengan kening berkerut, “Ada apa?”“Bu Naomi pingsan!”Setelah mendengar hal itu, ekspresi Caden langsung tenggelam. Dia bertanya, “Apa yang sudah terjadi?”“Nggak tahu. Dia tiba-tiba pingsan. Sebelum pingsan, dia juga terlihat sangat histeris. Tapi, aku nggak tahu apa sebenarnya yang sudah terjadi.”“Hubungi dulu Robbin dan bawa dia ke rumah sakit. Aku akan segera menyusul kalian!”Sebelum meninggalkan rumah, Braden berdiri di luar pintu kamar Rayden dan berpesan, “Rayden, Papa mau keluar dulu. Kamu main bareng anak-anak Naomi, ya. Kalau sudah ngantuk, kalian tidur saja.”“Oke.”Beberapa bocah itu tidak tahu bahwa Naomi sudah pingsan. Mereka mengira Caden mau pergi mencari Naomi dan meminta maaf padanya. Jadi, mereka tidak berpikir kejauhan atau merasa khawatir. Berhubung sudah berjanji, Caden pasti akan menghibur ibu kesayangan mereka dengan baik.Caden juga berpikiran begitu. Namun ... tidak ada seorang pun yang menyangka saat Naomi sadar dan melihat Caden di rumah sa
Caden dan Naomi sama-sama jatuh ke lantai. Saat ini, Caden sudah pingsan. Jadi, Naomi menyimpan kembali jarum akupunkturnya dan mendorong Caden yang sedang menimpanya dengan kuat. Kemudian, Naomi langsung membuka kancing kemeja Caden dengan kasar dan menarik turun bajunya untuk menunjukkan bahunya ....Begitu melihat bekas gigitan di bahu Caden, Naomi pun menahan napas saking terkejut. Setelah hampir kehabisan napas, dia baru menarik napas lagi dan melangkah mundur dengan ekspresi ketakutan ....Benar-benar dia! Dia benar-benar adalah pria malam itu!Naomi melangkah mundur dengan gemetar .... Meskipun memang sudah mencurigai Caden adalah pria malam itu, Naomi tetap merasa sangat tercengang setelah memastikannya. Selain merasa takut, dia juga sangat marah. Semua kenangan buruk dari masa lalu juga tiba-tiba memenuhi benaknya, seolah-olah ingin menenggelamkannya hingga dia tidak dapat bernapas.Naomi melangkah mundur ke sudut ruangan, lalu berjongkok sambil menatap Caden dengan penuh k
Steven menjawab dengan bingung, “Di ruang pasien sebelah.”Caden langsung mencabut jarum infusnya, lalu turun dari ranjang pasien dan berlari ke luar.Steven mengira Caden ingin mencari Naomi untuk memarahinya. Dia pun buru-buru mengikuti Caden sambil berkata, “Kak Caden, Bu Naomi sudah sangat ketakutan hingga pingsan 2 kali dalam semalam. Kamu jangan menakut-nakutinya lagi. Kalau terjadi sesuatu padanya, Rayden pasti akan marah padamu. Sebaiknya kita lupakan saja masalah sepele ini.”Caden sama sekali tidak peduli pada Steven dan langsung berjalan ke ruang pasien sebelah. Namun, dia tidak melihat sosok Naomi dalam ruang pasien.Caden mengerutkan keningnya dan mulai merasa panik. Perasaannya saat ini sama persis seperti saat dia tidak menemukan wanita itu setelah kembali ke bandara 6 tahun yang lalu.“Di mana Naomi?”Robbin yang berada dalam ruang pasien menjawab, “Dia baru pergi. Katanya, ini sudah waktunya anak-anak tidur. Dia mau pulang untuk menjemput anak-anak.”Setelah mendengar
Caden bertanya dengan ekspresi muram, “Kamu mengenalnya?”“Siapa?”“Ibunya Rayden!”Hmm? Naomi tidak menyangka Caden akan tiba-tiba mengungkit tentang ibunya Naomi. Dia pun tertegun sejenak, lalu menjawab sambil menggeleng, “Nggak kenal.”Caden jelas tidak percaya pada ucapan Naomi. Dia pun mengancam, “Naomi, sebaiknya kamu pikir dengan baik dulu sebelum menjawab.”Naomi menjawab dengan kening berkerut, “Aku nggak kenal sama ibunya Rayden, juga nggak pernah berinteraksi dengannya!”Caden berkata dengan ketus, “Kalau begitu, untuk apa kamu membuka bajuku tadi? Apa yang mau kamu lihat!”“Aku ....” Naomi pun menggigit bibirnya. Dia membuka pakaian Caden karena ingin melihat bekas gigitan di bahunya. Hasil tes DNA mungkin salah, tetapi bekas gigitan tidak mungkin bisa ditiru. Namun, Naomi tidak berani mengungkapkan semua ini. Jika dia mengungkapkannya, Caden pasti akan tahu bahwa mereka pernah tidur bersama 6 tahun yang lalu dan mencurigai asal-usul anak-anaknya.Berhubung Naomi tidak men
Caden tidak tahu bahwa Naomi adalah wanita yang dicarinya selama ini. Jadi, dia sama sekali tidak merasa kasihan pada Naomi. Dia hanya menunduk, lalu berkata dengan ekspresi muram, “Jawab pertanyaanku dengan jujur. Dengan begitu, aku nggak akan melukaimu!”Caden tidak berniat untuk melukai Naomi. Namun, hatinya sedang bergejolak hingga dia sama sekali tidak dapat mengatur kekuatannya. Dia tidak sadar bahwa kekuatan yang dikerahkannya saat ini lebih kuat dari biasanya. Seluruh benaknya hanya dipenuhi dengan keyakinan bahwa Naomi pasti mengenal ibunya Rayden.Ini adalah pertama kalinya Caden merasa dia sudah hampir menemukan wanita itu dalam 6 tahun ini. Oleh karena itu, dia baru hampir kehilangan kendali.Demi mencari wanita itu, Caden sudah mengerahkan banyak energi dan waktu. Selain Rayden, yang ada dalam hati dan pikirannya hanyalah wanita itu. Sekarang, dia akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menemukan informasi mengenai wanita itu. Jadi, dia tidak akan menyerah sebelum Naomi berb