Steven menjawab dengan bingung, “Di ruang pasien sebelah.”Caden langsung mencabut jarum infusnya, lalu turun dari ranjang pasien dan berlari ke luar.Steven mengira Caden ingin mencari Naomi untuk memarahinya. Dia pun buru-buru mengikuti Caden sambil berkata, “Kak Caden, Bu Naomi sudah sangat ketakutan hingga pingsan 2 kali dalam semalam. Kamu jangan menakut-nakutinya lagi. Kalau terjadi sesuatu padanya, Rayden pasti akan marah padamu. Sebaiknya kita lupakan saja masalah sepele ini.”Caden sama sekali tidak peduli pada Steven dan langsung berjalan ke ruang pasien sebelah. Namun, dia tidak melihat sosok Naomi dalam ruang pasien.Caden mengerutkan keningnya dan mulai merasa panik. Perasaannya saat ini sama persis seperti saat dia tidak menemukan wanita itu setelah kembali ke bandara 6 tahun yang lalu.“Di mana Naomi?”Robbin yang berada dalam ruang pasien menjawab, “Dia baru pergi. Katanya, ini sudah waktunya anak-anak tidur. Dia mau pulang untuk menjemput anak-anak.”Setelah mendengar
Caden bertanya dengan ekspresi muram, “Kamu mengenalnya?”“Siapa?”“Ibunya Rayden!”Hmm? Naomi tidak menyangka Caden akan tiba-tiba mengungkit tentang ibunya Naomi. Dia pun tertegun sejenak, lalu menjawab sambil menggeleng, “Nggak kenal.”Caden jelas tidak percaya pada ucapan Naomi. Dia pun mengancam, “Naomi, sebaiknya kamu pikir dengan baik dulu sebelum menjawab.”Naomi menjawab dengan kening berkerut, “Aku nggak kenal sama ibunya Rayden, juga nggak pernah berinteraksi dengannya!”Caden berkata dengan ketus, “Kalau begitu, untuk apa kamu membuka bajuku tadi? Apa yang mau kamu lihat!”“Aku ....” Naomi pun menggigit bibirnya. Dia membuka pakaian Caden karena ingin melihat bekas gigitan di bahunya. Hasil tes DNA mungkin salah, tetapi bekas gigitan tidak mungkin bisa ditiru. Namun, Naomi tidak berani mengungkapkan semua ini. Jika dia mengungkapkannya, Caden pasti akan tahu bahwa mereka pernah tidur bersama 6 tahun yang lalu dan mencurigai asal-usul anak-anaknya.Berhubung Naomi tidak men
Caden tidak tahu bahwa Naomi adalah wanita yang dicarinya selama ini. Jadi, dia sama sekali tidak merasa kasihan pada Naomi. Dia hanya menunduk, lalu berkata dengan ekspresi muram, “Jawab pertanyaanku dengan jujur. Dengan begitu, aku nggak akan melukaimu!”Caden tidak berniat untuk melukai Naomi. Namun, hatinya sedang bergejolak hingga dia sama sekali tidak dapat mengatur kekuatannya. Dia tidak sadar bahwa kekuatan yang dikerahkannya saat ini lebih kuat dari biasanya. Seluruh benaknya hanya dipenuhi dengan keyakinan bahwa Naomi pasti mengenal ibunya Rayden.Ini adalah pertama kalinya Caden merasa dia sudah hampir menemukan wanita itu dalam 6 tahun ini. Oleh karena itu, dia baru hampir kehilangan kendali.Demi mencari wanita itu, Caden sudah mengerahkan banyak energi dan waktu. Selain Rayden, yang ada dalam hati dan pikirannya hanyalah wanita itu. Sekarang, dia akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menemukan informasi mengenai wanita itu. Jadi, dia tidak akan menyerah sebelum Naomi berb
“Yang mau aku tahu itu cuma informasi mengenai ibunya Rayden!” seru Caden.“Aku nggak peduli apa maumu. Pokoknya, jangan bawa nama anak-anakku! Lagian, aku sudah bilang aku nggak kenal sama ibunya Rayden. Meski kamu membunuhku, aku juga nggak bisa kasih kamu jawaban lain!”“Selama ini, aku hidup di desa. Aku bahkan nggak mengenalmu dan Rayden, mana mungkin aku mengenal ibunya Rayden? Kamu nggak usah pakai anak-anakku untuk mengancamku! Kalau kamu berani mengincar anak-anakku, aku akan melawanmu mati-matian! Coba saja kalau nggak percaya!” seru Naomi.Caden sudah sepenuhnya marah. Dia juga ikut berseru, “Naomi! Buat apa kamu teriak-teriak?”“Dasar pria berengsek! Buat apa kamu teriak-teriak!” seru Naomi dengan nada yang lebih tinggi lagi.Pria berengsek? Baru saja Caden hendak berbicara, Naomi terlebih dahulu menyela, “Buat apa kamu cari ibunya Rayden? Apa kamu nggak malu untuk menemuinya? Dulu, kamu sudah memerkosanya! Kamu itu musuhnya! Mungkin saja dia memang nggak ingin bertemu den
“Tapi, kamu juga nggak perlu terlalu sedih. Tubuhmu itu masih lebih bagus daripada tubuh orang-orang yang menjual foto telanjang mereka di pasaran. Kalau dijual 500 perak selembar, mungkin masih ada orang yang akan mempertimbangkan untuk membelinya,” tambah Naomi.Caden langsung memelototi Naomi. Tatapannya terlihat sangat dingin dan menakutkan.Naomi pun merasa ketakutan dan berkata, “Jangan nggak tahu diuntung! Aku lagi menghiburmu.”“Jadi, aku harus berterima kasih padamu?” tanya Caden sambil menggertakkan giginya.Naomi bergumam, “Nggak usah! Lagian, kamu juga nggak perlu marah sama aku. Aku nggak ambil fotomu selembar pun!”Setelah mendengar gumaman Naomi, ekspresi Caden pun bertambah suram. Suasana di sekitar sangat hening dan gelap. Saat ini, telapak tangan Naomi sudah dibasahi keringat dingin. Dia sangat khawatir emosi Caden akan tiba-tiba meledak. Untungnya, ponselnya tiba-tiba berdering dan memecahkan keheningan. Dia buru-buru mengeluarkan ponselnya dan bersembunyi di sampin
Entah sejak kapan, Caden sudah berdiri di belakang Naomi. Saat ini, Caden terlihat bagaikan iblis mengerikan yang menginginkan nyawa orang di film-film.Naomi pun terkejut dan mengeluh, “Apaan sih kamu! Tampangmu ini sangat mengerikan, tahu!”Caden melirik Naomi dengan ekspresi muram dan bertanya, “Aku tanya sekali lagi. Kamu benar-benar nggak kenal sama ibunya Rayden?”“Nggak!”“Kamu berulang kali mau buka bajuku hanya karena ingin ambil foto telanjangku untuk dijual?”Begitu mengungkit tentang hal ini, Naomi tidak dapat langsung menjawab dengan lugas seperti sebelumnya. Bagaimanapun juga, sebelumnya dia hanya asal mengarang alasan. Namun, berkata jujur di saat-saat seperti ini setara dengan menimbulkan masalah untuk dirinya sendiri. Jadi, dia hanya bisa berbohong.“Saat ini, aku sangat miskin. Aku nggak akan melewatkan kesempatan apa pun untuk menghasilkan uang. Aku buka bajumu karena ingin ambil foto telanjangmu untuk dijual. Terserah kamu mau percaya atau nggak!”Caden sangat pedul
Di sisi lain.Saat Naomi tiba di rumah, ketiga bocah sudah menunggu kepulangannya. Begitu melihat Naomi kembali, mereka buru-buru berlari ke sisinya dan berseru, “Mama!”Naomi memeluk dan mencium mereka satu per satu seperti biasa, lalu bertanya, “Kenapa kalian masih belum tidur?”“Kami lagi tungguin Mama. Apa yang dikatakan papanya Rayden pada Mama?”“Apa dia sudah minta maaf pada Mama?”“Apa suasana hati Mama saat ini sudah baikan?”Bocah-bocah itu melontarkan pertanyaan masing-masing sambil menatap Naomi dengan penuh perhatian. Kali ini, Hayden sudah bertukar posisi dengan Rayden dengan mengikuti Tiara pulang ke rumah bersama Braden dan Jayden.Hayden mengepalkan tangannya sambil menatap Naomi lekat-lekat. Saat ini, dia lebih emosional daripada Braden dan Jayden. Padahal, dia hanya terpisah dari ibunya tidak sampai sehari. Namun, dia merasa seperti sudah tidak melihat ibunya selama ratusan tahun.Hayden berseru, “Mama, apa pria busuk itu mempersulitmu? Jangan takut padanya. Kalau di
Setelah Naomi menceritakan seluruh percakapannya dengan orang misterius itu, Tiara pun bertanya dengan terkejut, “Kamu hanya mendengar suara, tapi nggak melihat orangnya? Apa itu hantu?”Naomi menjawab dengan kening berkerut, “Masih mending kalau itu cuma hantu. Masalahnya, dia tahu mengenai masalahku dengan pria bajingan itu, juga tahu Braden dan yang lainnya adalah anak kandung ayahnya Rayden!”“Kok dia tahu? Bahkan aku dan Camila juga nggak tahu masalah malam itu. Seharusnya, nggak ada orang lain lagi yang tahu selain kalian berdua! Eh, sebentar! Kamu sudah pastikan ayahnya Rayden itu memang pria bajingan malam itu?” seru Tiara dengan terkejut.Naomi mengangguk dan menjawab, “Emm! Orang misterius itu mengirimkan hasil tes DNA-nya padaku. Lagian, aku sendiri juga sudah melihat bekas gigitanku di tubuhnya. Aku sudah memastikannya dengan jelas.”Tiara pun sepenuhnya tercengang. Kemudian, dia mengerutkan keningnya dan berseru, “Dasar pria bajingan! Akhirnya kita menemukannya juga! Naomi
Perahu terombang-ambing sehingga membuat Naomi gelisah. Dia takut kegelapan dan air. Setiap berdiri di tepi laut, Naomi merasa seperti ada sesuatu yang akan melompat keluar dari dasar laut.Naomi melihat ke luar sesaat, lalu segera mengalihkan pandangannya. Tubuh Naomi gemetaran. Dia takut pada kegelapan dan lautan yang luas ini. Naomi takut pada Samuel yang menggila karena dibutakan dendam.Naomi juga takut terjadi sesuatu pada Caden. Dia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Samuel. Dia hanya ingin bersama Caden dan membesarkan anak-anak dengannya.Wajah Caden dan anak-anak saat tertawa muncul di benak Naomi. Dia merasa sedih dan pandangannya menjadi kabur. Naomi sangat merindukan mereka.Naomi berharap Caden bisa langsung muncul di depannya. Dia ingin menghambur ke pelukan Caden dan memberitahunya dia sangat takut.....Pada saat yang sama, di tepi laut. Caden sedang memandangi lautan sembari mengernyit. Auranya sangat dingin.Andrew yang berdiri di samping Caden melapor, "
Naomi menimpali dengan ketus, "Mana ada kehidupan selanjutnya lagi? Kamu nggak usah bohongi diri sendiri! Samuel, seharusnya kamu nggak melawan Caden. Jelas-jelas kamu tahu Caden nggak melakukan apa pun dan Wanda sangat mencintai Caden."Naomi menambahkan, "Kalau kamu menyakiti Caden, kamu nggak akan merasa senang. Kamu akan makin menderita!"Samuel menanggapi, "Mana mungkin aku menderita? Caden memang nggak terlibat dalam perbuatan keji Keluarga Pangestu, tapi aku mau menghancurkan seluruh Keluarga Pangestu. Jadi, aku nggak akan melepaskan Caden!"Samuel meneruskan, "Lagi pula, Caden itu satu-satunya darah daging Darman. Kalau aku melepaskannya, bagaimana dengan aku? Kalau dia mati, aku baru bisa terlepas dari penderitaan!"Ekspresi Samuel berubah menjadi sangat mengerikan. Dia melanjutkan, "Kamu nggak tahu aku sangat takut dan putus asa saat diseret Darman di gunung waktu itu. Aku nggak akan pernah melupakan mimpi buruk itu seumur hidup! Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku, tapi
Samuel sudah menghasut Naomi beberapa kali, tetapi dia tidak pernah berhasil. Naomi tidak ingin balas dendam. Dia hanya ingin hidup tenang bersama anak-anaknya. Entah Naomi memang terlalu murah hati atau memang polos.Yang lebih memusingkan adalah Naomi tidak tertarik pada Samuel. Dia malah menyukai Caden. Itulah sebabnya Samuel terpaksa mengubah rencananya dan membawa Naomi pergi secara paksa.Samuel akan membawa Naomi menemui Baby dan menyembunyikan mereka. Setelah itu, Samuel baru kembali untuk membuat perhitungan dengan Caden.Samuel mengembuskan napas. Setelah menenangkan diri sejenak, Samuel berkata lagi, "Naomi, perasaan cinta bisa dipupuk. Nggak masalah sekarang kamu nggak menyukaiku, waktu kita masih panjang.""Setelah aku memasukkan semua anggota Keluarga Pangestu ke neraka, aku akan bawa kamu dan anak-anak ke tempat yang indah. Kita akan hidup di lingkungan yang baru. Kita menyelamatkan satu sama lain dan menghabiskan sisa hidup bersama," lanjut Samuel.Naomi memandang Samue
Samuel memandang laut sambil bergumam, "Apa yang dilakukan Keluarga Pangestu padaku ...."Mata Samuel memerah. Hatinya hancur begitu mengingat masalah ini. Naomi tidak suka mencari tahu rahasia orang lain, tetapi dia ingin tahu masalah ini. Setelah mengetahui seluk-beluk permasalahannya, dia baru bisa mencari cara untuk menyelesaikan masalah.Samuel terdiam sejenak, lalu bercerita kepada Naomi. Ceritanya tidak terlalu panjang, tetapi sangat mengejutkan. Naomi termangu setelah mendengar cerita Samuel.Samuel bertanya, "Jadi, menurutmu apa aku salah membenci Keluarga Pangestu?"Naomi tidak menjawab pertanyaan Samuel. Namun, dia merasa Keluarga Pangestu yang berengsek itu memang pantas dibenci! Mereka benar-benar tega melakukan perbuatan keji seperti itu. Mereka pantas mati!Samuel bisa menebak pemikiran Naomi. Dia tersenyum. Samuel memandang ke kejauhan dan terdiam untuk waktu yang lama.Saat menoleh lagi, ekspresi sedih di wajah Samuel sudah menghilang. Dia kembali menjadi Samuel yang e
Samuel mencibir, lalu menyahut, "Tentu saja aku yakin. Aku nggak mungkin salah. Orang yang menyeretku malam itu Darman!"Naomi tertegun sejenak sebelum bertanya, "Apa yang terjadi selanjutnya? Apa kamu mencari Wanda lagi setelah bangun?"Samuel menjawab dengan ekspresi sedih, "Setelah aku bangun, Wanda sudah pergi bersama Darman. Waktu aku mendengar kabar Wanda lagi, dia sudah punya anak. Wanda dan Darman hidup bahagia dengan luar negeri. Dia pasti sudah melupakanku."Naomi mengernyit. Jika semua yang dikatakan Samuel benar, hidupnya memang sangat menyedihkan dan Keluarga Pangestu yang bersalah. Namun, hal ini membuktikan bukan Darman yang mendorong Samuel ke jurang penyiksaan. Dia hanya merebut kebahagiaan yang akan didapatkan Samuel.Naomi bertanya, "Apa yang Darman lakukan padamu setelah membawamu ke belakang gunung? Apa perbuatannya memengaruhi kehidupanmu selanjutnya?"Wajah Samuel menegang, seolah-olah Naomi mengungkit hal yang tabu bagi Samuel. Begitu melihat reaksi Samuel, Naom
Samuel mengepalkan tangannya. Dia baru berbicara lagi setelah berjeda sejenak, "Waktu Wanda menjemputku, aku keluar dari rumah dengan perasaan gembira. Tapi, aku melihat Darman yang berdiri di samping Wanda. Aku nggak menyangka pria yang Wanda ceritakan padaku itu anggota Keluarga Pangestu!""Setelah melihat Darman, aku langsung teringat mimpi burukku. Aku takut pada Darman, aku membencinya dan seluruh Keluarga Pangestu! Tapi, waktu itu aku lebih takut dia menyakiti aku dan Wanda. Aku ingin melindungi Wanda," lanjut Samuel.Samuel meneruskan, "Aku berusaha untuk membawa Wanda pergi agar dia menjauhi Darman. Aku juga menggigit Darman dan berharap dia mati! Tapi, Wanda malah menegurku. Dia menyuruhku berhenti menggigit Darman. Itu pertama kalinya Wanda menegurku sehingga aku merasa sangat sedih.""Padahal aku menggigit Darman karena ingin melindungi Wanda, kenapa Wanda malah menegurku? Aku melepaskan Darman, lalu berlari ke rumah dan menangis di pojok. Wanda ikut aku masuk ke rumah, dia
Samuel lanjut bercerita, "Guru itu akan menyeka tanganku yang kotor dan memelukku sambil membacakan cerita untukku. Dia juga menyemangatiku untuk bicara, dia juga suka mencubit pipiku dan memujiku. Waktu merasa gembira, dia akan mencium keningku.""Guru itu juga akan menegakkan keadilan untukku waktu aku ditindas anak-anak lain. Setelah itu, dia akan mencari cara untuk menghiburku. Dia melarang orang lain memanggilku si Bisu dan memberiku nama baru, Lucky," kata Samuel.Samuel meneruskan, "Guru itu sangat perhatian, dia tahu aku punya masalah. Dia memberitahuku Tuhan itu adil. Kalau sekarang kamu hidup menderita, ke depannya kamu akan diberi kebahagiaan. Guru itu bilang, jangan terus terjebak dalam masa lalu yang kelam, kita harus melihat ke depan.""Guru itu juga bilang aku ini anak yang beruntung, jadi dia menamaiku Lucky. Dia berharap ke depannya hidupku akan dipenuhi keberuntungan dan lancar. Kemudian, dia sangat sedih setelah tahu Bobby dan istrinya memukulku. Dia memelukku sambil
Sebelum Naomi sempat bicara, Samuel memandangnya dan berkata, "Seperti diselamatkan dari tumpukan mayat, lalu dimasukkan ke neraka lagi. Rasanya sangat menyiksa!"Naomi terdiam. Samuel meneruskan, "Kamu nggak tahu, dulu hidupku juga sangat bahagia. Sama seperti Braden, Hayden, dan Jayden yang kamu besarkan, aku dikelilingi cinta.""Kalau nggak ada anggota Keluarga Pangestu, sekarang hidupku pasti tetap bahagia. Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku. Mereka menyakitiku dan merebut orang yang kucintai berulang kali. Keluarga Pangestu melemparku ke neraka dan melenyapkan semua harapanku sehingga hidupku sangat menderita," lanjut Samuel.Samuel menambahkan, "Jelas-jelas mereka sudah melakukan banyak hal yang keji, tapi kenapa mereka masih bisa hidup bahagia? Mereka mencelakai orang yang kucintai dan menghancurkan hidupku. Apa aku salah kalau ingin balas dendam?"Naomi mengernyit dan bertanya balik, "Apa yang Caden lakukan padamu?"Samuel memandang lautan yang luas. Dia terlihat menderita
Samuel tersenyum. “Apa kamu terkejut aku akan begitu sadis?” Dia menunduk sembari membalikkan labu yang dipanggangnya. Kemudian, Samuel pun tersenyum. “Siapa juga yang mau jadi iblis? Semua juga karena terpaksa.”Kening Naomi berkerut. “Nggak peduli ada dendam apa di antara kamu dengan Caden dan Keluarga Pangestu, kamu nggak seharusnya melibatkan anak. Anak itu nggak bersalah!”Samuel kembali menghela napas panjang, kemudian menjawab, “Dulu kedua mataku ditutupi oleh rasa benci. Kebetulan waktu itu, aku menemukan kamu sedang mengandung anak Caden. Jadi, aku pun menyusun rencana ini. Kemudian, aku juga sekalian memanfaatkan Rayden. Kalau sekarang, bisa jadi aku nggak akan memanfaatkan anak-anak lagi.”Usai berbicara, Samuel melihat Naomi sembari tersenyum. “Mungkin kamu nggak percaya. Hanya saja, sekarang aku benar-benar sangat menyukai anak.”Kening Naomi berkerut. “Kamu menyembunyikan putriku, nggak menyerahkannya kepada kami. Bukannya kamu sudah memanfaatkan anak?”Samuel menggeleng.