Di sisi lain.Saat Naomi tiba di rumah, ketiga bocah sudah menunggu kepulangannya. Begitu melihat Naomi kembali, mereka buru-buru berlari ke sisinya dan berseru, “Mama!”Naomi memeluk dan mencium mereka satu per satu seperti biasa, lalu bertanya, “Kenapa kalian masih belum tidur?”“Kami lagi tungguin Mama. Apa yang dikatakan papanya Rayden pada Mama?”“Apa dia sudah minta maaf pada Mama?”“Apa suasana hati Mama saat ini sudah baikan?”Bocah-bocah itu melontarkan pertanyaan masing-masing sambil menatap Naomi dengan penuh perhatian. Kali ini, Hayden sudah bertukar posisi dengan Rayden dengan mengikuti Tiara pulang ke rumah bersama Braden dan Jayden.Hayden mengepalkan tangannya sambil menatap Naomi lekat-lekat. Saat ini, dia lebih emosional daripada Braden dan Jayden. Padahal, dia hanya terpisah dari ibunya tidak sampai sehari. Namun, dia merasa seperti sudah tidak melihat ibunya selama ratusan tahun.Hayden berseru, “Mama, apa pria busuk itu mempersulitmu? Jangan takut padanya. Kalau di
Setelah Naomi menceritakan seluruh percakapannya dengan orang misterius itu, Tiara pun bertanya dengan terkejut, “Kamu hanya mendengar suara, tapi nggak melihat orangnya? Apa itu hantu?”Naomi menjawab dengan kening berkerut, “Masih mending kalau itu cuma hantu. Masalahnya, dia tahu mengenai masalahku dengan pria bajingan itu, juga tahu Braden dan yang lainnya adalah anak kandung ayahnya Rayden!”“Kok dia tahu? Bahkan aku dan Camila juga nggak tahu masalah malam itu. Seharusnya, nggak ada orang lain lagi yang tahu selain kalian berdua! Eh, sebentar! Kamu sudah pastikan ayahnya Rayden itu memang pria bajingan malam itu?” seru Tiara dengan terkejut.Naomi mengangguk dan menjawab, “Emm! Orang misterius itu mengirimkan hasil tes DNA-nya padaku. Lagian, aku sendiri juga sudah melihat bekas gigitanku di tubuhnya. Aku sudah memastikannya dengan jelas.”Tiara pun sepenuhnya tercengang. Kemudian, dia mengerutkan keningnya dan berseru, “Dasar pria bajingan! Akhirnya kita menemukannya juga! Naomi
“Hatchu!” Saat sedang minum-minum, Caden tiba-tiba bersin.Dylan memicingkan matanya dan menggoda, “Ada yang lagi memakimu.”Caden tidak menanggapi godaan Dylan maupun melirik Dylan. Dia hanya lanjut minum hingga dirinya tumbang. Beberapa saat kemudian, dia bersandar di sofa dan menarik dasinya dengan kuat. Dia terlihat sangat tidak nyaman.“Caden.” Setelah memanggil Caden beberapa kali, tetapi Caden tidak merespons, Dylan bisa memastikan bahwa Caden sudah tidak sadarkan diri. Dia pun bertanya pada Steven, “Apa yang sudah terjadi hari ini? Kenapa dia begitu sedih?”Dylan menggunakan kata “sedih”, bukan “marah”. Mereka sudah berteman begitu lama, dia tentu saja memahami Caden. Keadaan Caden saat sedih dan marah sangat berbeda. Malam ini, Caden sedang merasa sedih, bukan marah.Steven menggaruk kepalanya dan menjawab, “Aku juga nggak tahu harus mulai bercerita dari mana.”“Kamu ceritakan saja apa yang kamu ingat.”“Semua ini bermula dari Rayden. Bukan, seharusnya dari Bu Naomi ....”Stev
“Emm, keluarga mereka memang akan jadi sempurna! Ayo jalankan misinya!” seru Dylan.“Hah?”Dylan menjawab, “Aku akan telepon Naomi untuk datang menjemput Caden sekarang juga. Begitu mereka berhubungan pada saat Caden mabuk, nasi akan menjadi bubur.”“Apa?” Kata-kata Dylan itu langsung membuat Steven tercengang. Dia menghentikan Dylan mengeluarkan ponselnya sambil berkata, “Jangan buat onar lagi! Kalau Kak Caden sudah sadar, dia akan membunuh kita!”“Biarpun mau bunuh kita, dia juga harus punya kesempatannya!”“Dia mana mungkin nggak menemukan kesempatan untuk membunuh kita! Lagian, kita berdua juga nggak mampu mengalahkannya!”Dylan menatap Steven, lalu berkata dengan ekspresi merendahkan. “Kenapa kamu bodoh banget sih? Kalau nggak bisa mengalahkannya, memangnya kita nggak bisa kabur? Sebelum dia bertindak, kita langsung kabur saja! Masa kita harus biarkan dia menghajar kita tanpa berbuat apa-apa? Lagian, dia sendiri yang meniduri orang lain setelah mabuk. Apa hubungannya itu dengan ki
“Woi, bangun!” seru Naomi. Dia ingin menyuruh Caden untuk pulang ke rumahnya sendiri. Namun, setelah Naomi memanggil, memukul, dan bahkan menendang Caden, Caden tetap tidak bangun. Reaksi terbesar yang diberikan Caden hanyalah mengerutkan keningnya.Berhubung tidak dapat membangunkan Caden, Caden tidak mungkin bisa pulang ke rumahnya sendiri. Oleh karena itu, Naomi pun menelepon Steven dan Dylan supaya mereka bisa datang menjemput Caden. Sayangnya, Steven dan Dylan merupakan pelaku yang mengirim Caden ke rumah Naomi. Mana mungkin mereka menerima telepon Naomi?Sementara itu, Naomi hanya memiliki nomor telepon Steven dan Dylan, juga tidak mengenal teman Caden yang lain. Oleh karena itu, dia sama sekali tidak bisa menyuruh orang untuk datang menjemput Caden. Malam sudah larut, Naomi juga tidak mungkin menelepon Rayden. Lagi pula, Rayden hanyalah seorang anak kecil. Bagaimana mungkin dia bisa datang untuk menjemput orang?Setelah berpikir sesaat, Naomi membuka sebuah aplikasi dan memes
Sopir taksi itu tiba-tiba merasa bahwa dirinya yang membiarkan Naomi duduk di belakang malah justru makin membahayakan Caden.Sepanjang perjalanan, setiap ada belokan atau mobil tiba-tiba direm, tubuh Caden akan jatuh ke arah Naomi. Sementara itu, Naomi akan mendorongnya dengan galak. Jika tidak menabrak kaca jendela mobil, kepala Caden akan menabrak tempat duduk di depan. Bahkan sopir taksi juga merasa kasihan setelah melihat keadaan Caden. Namun, Naomi sama sekali tidak peduli.Terlepas dari insiden 6 tahun lalu, Naomi sudah cukup kesal pada Caden yang menyusahkannya malam ini. Jangankan merasa kasihan pada Caden, dia merasa dirinya sudah cukup baik dengan tidak menghajar Caden habis-habisan dalam kesempatan ini.Setelah tiba di Kompleks Sunia, Naomi memberikan sedikit tips kepada sopir taksi dan menyuruhnya membantu memapah Caden ke atas.Kompleks ini dipenuhi dengan pengawal Caden. Mereka yang sedang bersembunyi dalam kegelapan pun merasa kewalahan saat melihat Naomi bersikap begit
“Uhuk, uhuk!” Caden terbatuk beberapa kali, lalu mulai mengusap dadanya dengan kening berkerut. Dia terlihat sangat menderita.“Papa!” Begitu melihat keadaan Caden, Rayden buru-buru berlari menghampirinya. Kemudian, dia berjongkok di sisi Caden dan mengusap dada Caden sambil bertanya, “Papa, kamu kenapa? Apa kamu merasa nggak enak badan?”Rayden merasa sangat marah terhadap Caden karena Caden sudah melukai perasaan Naomi malam ini. Selain itu, Rayden juga merasa kesal karena Caden begitu bodoh hingga tidak tahu bahwa Naomi adalah wanita yang dicarinya selama ini, juga berulang kali melukai Naomi dan membuatnya menangis. Namun, Rayden tetap mencintai Caden dengan tulus. Dia memang tidak pandai mengutarakan perasaannya, tetapi dia tahu dengan jelas siapa yang bersikap baik terhadapnya. Melihat Caden yang begitu menderita, dia pun merasa sangat khawatir.Di sisi lain, Naomi benar-benar tidak ingin peduli pada pria berengsek itu. Namun, yang akan merasa tersiksa jika dia mengabaikan Caden
Naomi tidak berani mengungkit tentang ibunya Rayden karena khawatir Rayden akan merasa sedih. Namun, Rayden malah menatap Naomi dengan penuh arti dan berkata, “Seharusnya dia rindu pada Mama.”“Emm.”Rayden bertanya, “Kalau kamu itu mama kandungku, apa kamu akan memaafkannya?”Naomi tidak pernah memikirkan hal ini. Namun, dia sendiri tidak pernah berpikir untuk memaafkan Caden. Hanya saja, dia tidak mungkin berkata jujur pada Rayden. Bagaimanapun juga, Rayden selalu berharap ayah dan ibunya bisa bersama. Jika dia menjawab dirinya tidak bisa memaafkan Caden, Rayden pasti merasa sedih.Naomi pun menjelaskan, “Cara orang menanggapi masalah dan pola pikir setiap orang berbeda. Jadi, aku nggak bisa menggantikan mamamu untuk menjawab pertanyaan ini.”Rayden masih tidak menyerah dan berkata, “Aku mau dengar pendapatmu jujur. Kamu nggak usah berpikir dari sudut pandang mamaku.”Setelah ragu sejenak, Naomi bertanya, “Rayden, apa kamu tahu apa yang sudah dilakukan papamu terhadap mamamu?”“Emm!”
Perahu terombang-ambing sehingga membuat Naomi gelisah. Dia takut kegelapan dan air. Setiap berdiri di tepi laut, Naomi merasa seperti ada sesuatu yang akan melompat keluar dari dasar laut.Naomi melihat ke luar sesaat, lalu segera mengalihkan pandangannya. Tubuh Naomi gemetaran. Dia takut pada kegelapan dan lautan yang luas ini. Naomi takut pada Samuel yang menggila karena dibutakan dendam.Naomi juga takut terjadi sesuatu pada Caden. Dia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Samuel. Dia hanya ingin bersama Caden dan membesarkan anak-anak dengannya.Wajah Caden dan anak-anak saat tertawa muncul di benak Naomi. Dia merasa sedih dan pandangannya menjadi kabur. Naomi sangat merindukan mereka.Naomi berharap Caden bisa langsung muncul di depannya. Dia ingin menghambur ke pelukan Caden dan memberitahunya dia sangat takut.....Pada saat yang sama, di tepi laut. Caden sedang memandangi lautan sembari mengernyit. Auranya sangat dingin.Andrew yang berdiri di samping Caden melapor, "
Naomi menimpali dengan ketus, "Mana ada kehidupan selanjutnya lagi? Kamu nggak usah bohongi diri sendiri! Samuel, seharusnya kamu nggak melawan Caden. Jelas-jelas kamu tahu Caden nggak melakukan apa pun dan Wanda sangat mencintai Caden."Naomi menambahkan, "Kalau kamu menyakiti Caden, kamu nggak akan merasa senang. Kamu akan makin menderita!"Samuel menanggapi, "Mana mungkin aku menderita? Caden memang nggak terlibat dalam perbuatan keji Keluarga Pangestu, tapi aku mau menghancurkan seluruh Keluarga Pangestu. Jadi, aku nggak akan melepaskan Caden!"Samuel meneruskan, "Lagi pula, Caden itu satu-satunya darah daging Darman. Kalau aku melepaskannya, bagaimana dengan aku? Kalau dia mati, aku baru bisa terlepas dari penderitaan!"Ekspresi Samuel berubah menjadi sangat mengerikan. Dia melanjutkan, "Kamu nggak tahu aku sangat takut dan putus asa saat diseret Darman di gunung waktu itu. Aku nggak akan pernah melupakan mimpi buruk itu seumur hidup! Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku, tapi
Samuel sudah menghasut Naomi beberapa kali, tetapi dia tidak pernah berhasil. Naomi tidak ingin balas dendam. Dia hanya ingin hidup tenang bersama anak-anaknya. Entah Naomi memang terlalu murah hati atau memang polos.Yang lebih memusingkan adalah Naomi tidak tertarik pada Samuel. Dia malah menyukai Caden. Itulah sebabnya Samuel terpaksa mengubah rencananya dan membawa Naomi pergi secara paksa.Samuel akan membawa Naomi menemui Baby dan menyembunyikan mereka. Setelah itu, Samuel baru kembali untuk membuat perhitungan dengan Caden.Samuel mengembuskan napas. Setelah menenangkan diri sejenak, Samuel berkata lagi, "Naomi, perasaan cinta bisa dipupuk. Nggak masalah sekarang kamu nggak menyukaiku, waktu kita masih panjang.""Setelah aku memasukkan semua anggota Keluarga Pangestu ke neraka, aku akan bawa kamu dan anak-anak ke tempat yang indah. Kita akan hidup di lingkungan yang baru. Kita menyelamatkan satu sama lain dan menghabiskan sisa hidup bersama," lanjut Samuel.Naomi memandang Samue
Samuel memandang laut sambil bergumam, "Apa yang dilakukan Keluarga Pangestu padaku ...."Mata Samuel memerah. Hatinya hancur begitu mengingat masalah ini. Naomi tidak suka mencari tahu rahasia orang lain, tetapi dia ingin tahu masalah ini. Setelah mengetahui seluk-beluk permasalahannya, dia baru bisa mencari cara untuk menyelesaikan masalah.Samuel terdiam sejenak, lalu bercerita kepada Naomi. Ceritanya tidak terlalu panjang, tetapi sangat mengejutkan. Naomi termangu setelah mendengar cerita Samuel.Samuel bertanya, "Jadi, menurutmu apa aku salah membenci Keluarga Pangestu?"Naomi tidak menjawab pertanyaan Samuel. Namun, dia merasa Keluarga Pangestu yang berengsek itu memang pantas dibenci! Mereka benar-benar tega melakukan perbuatan keji seperti itu. Mereka pantas mati!Samuel bisa menebak pemikiran Naomi. Dia tersenyum. Samuel memandang ke kejauhan dan terdiam untuk waktu yang lama.Saat menoleh lagi, ekspresi sedih di wajah Samuel sudah menghilang. Dia kembali menjadi Samuel yang e
Samuel mencibir, lalu menyahut, "Tentu saja aku yakin. Aku nggak mungkin salah. Orang yang menyeretku malam itu Darman!"Naomi tertegun sejenak sebelum bertanya, "Apa yang terjadi selanjutnya? Apa kamu mencari Wanda lagi setelah bangun?"Samuel menjawab dengan ekspresi sedih, "Setelah aku bangun, Wanda sudah pergi bersama Darman. Waktu aku mendengar kabar Wanda lagi, dia sudah punya anak. Wanda dan Darman hidup bahagia dengan luar negeri. Dia pasti sudah melupakanku."Naomi mengernyit. Jika semua yang dikatakan Samuel benar, hidupnya memang sangat menyedihkan dan Keluarga Pangestu yang bersalah. Namun, hal ini membuktikan bukan Darman yang mendorong Samuel ke jurang penyiksaan. Dia hanya merebut kebahagiaan yang akan didapatkan Samuel.Naomi bertanya, "Apa yang Darman lakukan padamu setelah membawamu ke belakang gunung? Apa perbuatannya memengaruhi kehidupanmu selanjutnya?"Wajah Samuel menegang, seolah-olah Naomi mengungkit hal yang tabu bagi Samuel. Begitu melihat reaksi Samuel, Naom
Samuel mengepalkan tangannya. Dia baru berbicara lagi setelah berjeda sejenak, "Waktu Wanda menjemputku, aku keluar dari rumah dengan perasaan gembira. Tapi, aku melihat Darman yang berdiri di samping Wanda. Aku nggak menyangka pria yang Wanda ceritakan padaku itu anggota Keluarga Pangestu!""Setelah melihat Darman, aku langsung teringat mimpi burukku. Aku takut pada Darman, aku membencinya dan seluruh Keluarga Pangestu! Tapi, waktu itu aku lebih takut dia menyakiti aku dan Wanda. Aku ingin melindungi Wanda," lanjut Samuel.Samuel meneruskan, "Aku berusaha untuk membawa Wanda pergi agar dia menjauhi Darman. Aku juga menggigit Darman dan berharap dia mati! Tapi, Wanda malah menegurku. Dia menyuruhku berhenti menggigit Darman. Itu pertama kalinya Wanda menegurku sehingga aku merasa sangat sedih.""Padahal aku menggigit Darman karena ingin melindungi Wanda, kenapa Wanda malah menegurku? Aku melepaskan Darman, lalu berlari ke rumah dan menangis di pojok. Wanda ikut aku masuk ke rumah, dia
Samuel lanjut bercerita, "Guru itu akan menyeka tanganku yang kotor dan memelukku sambil membacakan cerita untukku. Dia juga menyemangatiku untuk bicara, dia juga suka mencubit pipiku dan memujiku. Waktu merasa gembira, dia akan mencium keningku.""Guru itu juga akan menegakkan keadilan untukku waktu aku ditindas anak-anak lain. Setelah itu, dia akan mencari cara untuk menghiburku. Dia melarang orang lain memanggilku si Bisu dan memberiku nama baru, Lucky," kata Samuel.Samuel meneruskan, "Guru itu sangat perhatian, dia tahu aku punya masalah. Dia memberitahuku Tuhan itu adil. Kalau sekarang kamu hidup menderita, ke depannya kamu akan diberi kebahagiaan. Guru itu bilang, jangan terus terjebak dalam masa lalu yang kelam, kita harus melihat ke depan.""Guru itu juga bilang aku ini anak yang beruntung, jadi dia menamaiku Lucky. Dia berharap ke depannya hidupku akan dipenuhi keberuntungan dan lancar. Kemudian, dia sangat sedih setelah tahu Bobby dan istrinya memukulku. Dia memelukku sambil
Sebelum Naomi sempat bicara, Samuel memandangnya dan berkata, "Seperti diselamatkan dari tumpukan mayat, lalu dimasukkan ke neraka lagi. Rasanya sangat menyiksa!"Naomi terdiam. Samuel meneruskan, "Kamu nggak tahu, dulu hidupku juga sangat bahagia. Sama seperti Braden, Hayden, dan Jayden yang kamu besarkan, aku dikelilingi cinta.""Kalau nggak ada anggota Keluarga Pangestu, sekarang hidupku pasti tetap bahagia. Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku. Mereka menyakitiku dan merebut orang yang kucintai berulang kali. Keluarga Pangestu melemparku ke neraka dan melenyapkan semua harapanku sehingga hidupku sangat menderita," lanjut Samuel.Samuel menambahkan, "Jelas-jelas mereka sudah melakukan banyak hal yang keji, tapi kenapa mereka masih bisa hidup bahagia? Mereka mencelakai orang yang kucintai dan menghancurkan hidupku. Apa aku salah kalau ingin balas dendam?"Naomi mengernyit dan bertanya balik, "Apa yang Caden lakukan padamu?"Samuel memandang lautan yang luas. Dia terlihat menderita
Samuel tersenyum. “Apa kamu terkejut aku akan begitu sadis?” Dia menunduk sembari membalikkan labu yang dipanggangnya. Kemudian, Samuel pun tersenyum. “Siapa juga yang mau jadi iblis? Semua juga karena terpaksa.”Kening Naomi berkerut. “Nggak peduli ada dendam apa di antara kamu dengan Caden dan Keluarga Pangestu, kamu nggak seharusnya melibatkan anak. Anak itu nggak bersalah!”Samuel kembali menghela napas panjang, kemudian menjawab, “Dulu kedua mataku ditutupi oleh rasa benci. Kebetulan waktu itu, aku menemukan kamu sedang mengandung anak Caden. Jadi, aku pun menyusun rencana ini. Kemudian, aku juga sekalian memanfaatkan Rayden. Kalau sekarang, bisa jadi aku nggak akan memanfaatkan anak-anak lagi.”Usai berbicara, Samuel melihat Naomi sembari tersenyum. “Mungkin kamu nggak percaya. Hanya saja, sekarang aku benar-benar sangat menyukai anak.”Kening Naomi berkerut. “Kamu menyembunyikan putriku, nggak menyerahkannya kepada kami. Bukannya kamu sudah memanfaatkan anak?”Samuel menggeleng.