“Woi, bangun!” seru Naomi. Dia ingin menyuruh Caden untuk pulang ke rumahnya sendiri. Namun, setelah Naomi memanggil, memukul, dan bahkan menendang Caden, Caden tetap tidak bangun. Reaksi terbesar yang diberikan Caden hanyalah mengerutkan keningnya.Berhubung tidak dapat membangunkan Caden, Caden tidak mungkin bisa pulang ke rumahnya sendiri. Oleh karena itu, Naomi pun menelepon Steven dan Dylan supaya mereka bisa datang menjemput Caden. Sayangnya, Steven dan Dylan merupakan pelaku yang mengirim Caden ke rumah Naomi. Mana mungkin mereka menerima telepon Naomi?Sementara itu, Naomi hanya memiliki nomor telepon Steven dan Dylan, juga tidak mengenal teman Caden yang lain. Oleh karena itu, dia sama sekali tidak bisa menyuruh orang untuk datang menjemput Caden. Malam sudah larut, Naomi juga tidak mungkin menelepon Rayden. Lagi pula, Rayden hanyalah seorang anak kecil. Bagaimana mungkin dia bisa datang untuk menjemput orang?Setelah berpikir sesaat, Naomi membuka sebuah aplikasi dan memes
Sopir taksi itu tiba-tiba merasa bahwa dirinya yang membiarkan Naomi duduk di belakang malah justru makin membahayakan Caden.Sepanjang perjalanan, setiap ada belokan atau mobil tiba-tiba direm, tubuh Caden akan jatuh ke arah Naomi. Sementara itu, Naomi akan mendorongnya dengan galak. Jika tidak menabrak kaca jendela mobil, kepala Caden akan menabrak tempat duduk di depan. Bahkan sopir taksi juga merasa kasihan setelah melihat keadaan Caden. Namun, Naomi sama sekali tidak peduli.Terlepas dari insiden 6 tahun lalu, Naomi sudah cukup kesal pada Caden yang menyusahkannya malam ini. Jangankan merasa kasihan pada Caden, dia merasa dirinya sudah cukup baik dengan tidak menghajar Caden habis-habisan dalam kesempatan ini.Setelah tiba di Kompleks Sunia, Naomi memberikan sedikit tips kepada sopir taksi dan menyuruhnya membantu memapah Caden ke atas.Kompleks ini dipenuhi dengan pengawal Caden. Mereka yang sedang bersembunyi dalam kegelapan pun merasa kewalahan saat melihat Naomi bersikap begit
“Uhuk, uhuk!” Caden terbatuk beberapa kali, lalu mulai mengusap dadanya dengan kening berkerut. Dia terlihat sangat menderita.“Papa!” Begitu melihat keadaan Caden, Rayden buru-buru berlari menghampirinya. Kemudian, dia berjongkok di sisi Caden dan mengusap dada Caden sambil bertanya, “Papa, kamu kenapa? Apa kamu merasa nggak enak badan?”Rayden merasa sangat marah terhadap Caden karena Caden sudah melukai perasaan Naomi malam ini. Selain itu, Rayden juga merasa kesal karena Caden begitu bodoh hingga tidak tahu bahwa Naomi adalah wanita yang dicarinya selama ini, juga berulang kali melukai Naomi dan membuatnya menangis. Namun, Rayden tetap mencintai Caden dengan tulus. Dia memang tidak pandai mengutarakan perasaannya, tetapi dia tahu dengan jelas siapa yang bersikap baik terhadapnya. Melihat Caden yang begitu menderita, dia pun merasa sangat khawatir.Di sisi lain, Naomi benar-benar tidak ingin peduli pada pria berengsek itu. Namun, yang akan merasa tersiksa jika dia mengabaikan Caden
Naomi tidak berani mengungkit tentang ibunya Rayden karena khawatir Rayden akan merasa sedih. Namun, Rayden malah menatap Naomi dengan penuh arti dan berkata, “Seharusnya dia rindu pada Mama.”“Emm.”Rayden bertanya, “Kalau kamu itu mama kandungku, apa kamu akan memaafkannya?”Naomi tidak pernah memikirkan hal ini. Namun, dia sendiri tidak pernah berpikir untuk memaafkan Caden. Hanya saja, dia tidak mungkin berkata jujur pada Rayden. Bagaimanapun juga, Rayden selalu berharap ayah dan ibunya bisa bersama. Jika dia menjawab dirinya tidak bisa memaafkan Caden, Rayden pasti merasa sedih.Naomi pun menjelaskan, “Cara orang menanggapi masalah dan pola pikir setiap orang berbeda. Jadi, aku nggak bisa menggantikan mamamu untuk menjawab pertanyaan ini.”Rayden masih tidak menyerah dan berkata, “Aku mau dengar pendapatmu jujur. Kamu nggak usah berpikir dari sudut pandang mamaku.”Setelah ragu sejenak, Naomi bertanya, “Rayden, apa kamu tahu apa yang sudah dilakukan papamu terhadap mamamu?”“Emm!”
Naomi pun tercengang dan tidak berani bergerak. Dia menatap Caden dengan penuh waspada. Namun, Caden hanya mencengkeram lengannya dan mengerutkan keningnya sejenak. Naomi pun mengambil handuk itu dengan tangannya yang lain dan mencoba untuk menyeka wajah Caden lagi. Sesuai dugaan, sebelum dia sempat menyentuh wajah Caden, Caden langsung menepis tangannya dalam keadaan mata terpejam. Hanya saja, kerutan di keningnya bertambah dalam untuk menunjukkan kekesalannya.Naomi memelototi Caden dengan marah .... Apa alam bawah sadar pria bajingan ini melarang dirinya menyentuhnya? Cih! Memangnya Naomi ingin menyentuh pria bajingan ini? Jika bukan demi Rayden, dia tidak mungkin peduli pada Caden! Dia sudah menahan kekesalannya dan berbaik hati menyeka wajah Caden, tetapi Caden malah merasa keberatan. Huh! Jika begitu, biarkan saja Caden tidur dalam keadaan kotor!Naomi pada dasarnya memang tidak ingin peduli pada Caden. Setelah menepis tangan Caden, dia pun membawa handuk itu kembali ke kamar m
Setelah sesaat, Caden mengalihkan pandangannya dan membuang gelasnya ke wastafel. Kemudian, dia berjalan ke arah kloset untuk buang air kecil.Saat melihat Caden membuka ikat pinggangnya, wajah Naomi langsung memerah karena malu. Berhubung terlalu terkejut, kaus kaki di tangannya juga jatuh ke lantai. Namun, dia tidak lagi peduli pada kaus kaki itu dan buru-buru berlari keluar dari kamar mandi.“Siapa itu?” Saat mendengar suara dari belakangnya, Caden ingin mengejar Naomi, tetapi malah tersandung.Rayden berjalan keluar dari kamarnya lagi dan berdiri di depan kamar sambil bertanya, “Mama, ada apa?”Naomi menjawab dengan malu, “Papamu lagi buang air kecil di kamar mandi.”“Apa dia terjatuh?” tanya Rayden sambil berjalan ke arah kamar mandi.Alhasil, Caden memang jatuh karena sudah mabuk berat. Saat ini, tubuhnya sangat lemas dan tidak bertenaga. Rayden pun berlari ke arahnya, lalu memapahnya sambil berseru, “Papa!”Caden mengelus wajah Rayden dan berkata, “Ternyata Rayden, ya!”“Iya, in
Di sisi lain, Caden merasa sangat gembira. Dia menatap Rayden dengan tatapan mabuk dan tersenyum berseri-seri, seperti seorang anak yang telah mendapatkan sebutir permen.Naomi pun menatap Caden dengan perasaan campur aduk .... Ini adalah pertama kalinya dia melihat Caden yang sama sekali tidak menutupi perasaannya. Saat ini, Caden terlihat bagaikan seorang anak kecil, sedangkan Rayden lebih mirip dengan ayahnya.Ada yang pernah mengatakan bahwa dalam hati setiap pria dewasa, selalu tersembunyi kepolosan seorang anak. Kepolosan ini jarang muncul karena berbagai tekanan hidup. Namun, saat bertemu dengan orang atau masalah tertentu yang bisa membuatnya mengesampingkan semua harga dirinya, kepolosannya ini akan muncul sehingga dia bertindak layaknya seorang anak kecil. Selain menunjukkan sisi terlemahnya, dia mungkin akan bermanja-manja atau mengutarakan apa yang tersembunyi dalam hatinya selama ini.Sesuai dugaan, pada detik selanjutnya, Caden tiba-tiba bertanya dengan hati-hati, “Rayde
“Rayden, apa kamu nggak bisa tidur?” tanya Naomi. Melihat Rayden yang keluar dari kamar dengan wajah segar, dia tahu bahwa Rayden sama sekali belum tidur dari tadi.Rayden tidak mengangguk maupun menggeleng. Hari ini, sudah terjadi banyak hal. Baru saja dia menemukan ibunya, ayahnya yang bodoh itu malah membuat ibunya menangis. Baru saja ibunya merasa lebih baik, ayahnya malah membuat dirinya mabuk karena merasa sedih ....Rayden merasa kasihan pada ibunya, tetapi juga khawatir pada ayahnya. Intinya, beban pikirannya lumayan banyak.Naomi menatap Rayden dengan khawatir, lalu menariknya masuk ke kamar dan menyuruhnya untuk berbaring. Dia memberikan pengobatan akupunktur pada Rayden agar Rayden bisa tidur. Bagaimanapun juga, Rayden masih berada dalam masa pertumbuhan dan tidak boleh bergadang.Sebelum tidur, Rayden menatap Naomi dan berkata, “Mama, Papa sebenarnya sangat kasihan.”“Hmm?”“Orang yang mencintainya sangat sedikit, sedangkan yang ingin mencelakainya malah begitu banyak. Sela