Setelah sesaat, Caden mengalihkan pandangannya dan membuang gelasnya ke wastafel. Kemudian, dia berjalan ke arah kloset untuk buang air kecil.Saat melihat Caden membuka ikat pinggangnya, wajah Naomi langsung memerah karena malu. Berhubung terlalu terkejut, kaus kaki di tangannya juga jatuh ke lantai. Namun, dia tidak lagi peduli pada kaus kaki itu dan buru-buru berlari keluar dari kamar mandi.“Siapa itu?” Saat mendengar suara dari belakangnya, Caden ingin mengejar Naomi, tetapi malah tersandung.Rayden berjalan keluar dari kamarnya lagi dan berdiri di depan kamar sambil bertanya, “Mama, ada apa?”Naomi menjawab dengan malu, “Papamu lagi buang air kecil di kamar mandi.”“Apa dia terjatuh?” tanya Rayden sambil berjalan ke arah kamar mandi.Alhasil, Caden memang jatuh karena sudah mabuk berat. Saat ini, tubuhnya sangat lemas dan tidak bertenaga. Rayden pun berlari ke arahnya, lalu memapahnya sambil berseru, “Papa!”Caden mengelus wajah Rayden dan berkata, “Ternyata Rayden, ya!”“Iya, in
Di sisi lain, Caden merasa sangat gembira. Dia menatap Rayden dengan tatapan mabuk dan tersenyum berseri-seri, seperti seorang anak yang telah mendapatkan sebutir permen.Naomi pun menatap Caden dengan perasaan campur aduk .... Ini adalah pertama kalinya dia melihat Caden yang sama sekali tidak menutupi perasaannya. Saat ini, Caden terlihat bagaikan seorang anak kecil, sedangkan Rayden lebih mirip dengan ayahnya.Ada yang pernah mengatakan bahwa dalam hati setiap pria dewasa, selalu tersembunyi kepolosan seorang anak. Kepolosan ini jarang muncul karena berbagai tekanan hidup. Namun, saat bertemu dengan orang atau masalah tertentu yang bisa membuatnya mengesampingkan semua harga dirinya, kepolosannya ini akan muncul sehingga dia bertindak layaknya seorang anak kecil. Selain menunjukkan sisi terlemahnya, dia mungkin akan bermanja-manja atau mengutarakan apa yang tersembunyi dalam hatinya selama ini.Sesuai dugaan, pada detik selanjutnya, Caden tiba-tiba bertanya dengan hati-hati, “Rayde
“Rayden, apa kamu nggak bisa tidur?” tanya Naomi. Melihat Rayden yang keluar dari kamar dengan wajah segar, dia tahu bahwa Rayden sama sekali belum tidur dari tadi.Rayden tidak mengangguk maupun menggeleng. Hari ini, sudah terjadi banyak hal. Baru saja dia menemukan ibunya, ayahnya yang bodoh itu malah membuat ibunya menangis. Baru saja ibunya merasa lebih baik, ayahnya malah membuat dirinya mabuk karena merasa sedih ....Rayden merasa kasihan pada ibunya, tetapi juga khawatir pada ayahnya. Intinya, beban pikirannya lumayan banyak.Naomi menatap Rayden dengan khawatir, lalu menariknya masuk ke kamar dan menyuruhnya untuk berbaring. Dia memberikan pengobatan akupunktur pada Rayden agar Rayden bisa tidur. Bagaimanapun juga, Rayden masih berada dalam masa pertumbuhan dan tidak boleh bergadang.Sebelum tidur, Rayden menatap Naomi dan berkata, “Mama, Papa sebenarnya sangat kasihan.”“Hmm?”“Orang yang mencintainya sangat sedikit, sedangkan yang ingin mencelakainya malah begitu banyak. Sela
Naomi merasa sangat terkejut hingga jantungnya berdebar kencang. Jika bukan karena mencium bau alkohol yang berat dan mengetahui itu adalah Caden, dia pasti akan merasa ketakutan.“Ngapain kamu?” seru Naomi sambil mendorong Caden secara refleks.“Gubrak!” Begitu didorong oleh Naomi, Caden langsung jatuh ke lantai. Naomi pun tercengang. Apa-apaan ini? Dia hanya mendorong Caden dengan ringan, tetapi Caden langsung jatuh? Dia jelas-jelas hanya menggunakan sebuah jari! Jika bukan karena mengetahui kekuatannya sendiri, dia mungkin mengira dirinya adalah seorang ahli bela diri yang hebat.Naomi buru-buru menyalakan lampu, lalu memeriksa apakah Caden terluka. Setelah memastikan Caden tidak terluka, dia baru diam-diam merasa lega. Jika terjadi sesuatu pada Caden, dia pasti harus bertanggung jawab. Jadi, wajar saja dia merasa khawatir.“Woi, bangun! Tidur di tempat tidur sana!”Melihat Caden yang masih belum sepenuhnya kehilangan kesadaran, Naomi buru-buru memapahnya untuk berdiri, lalu berjal
Naomi memalingkan wajahnya dan bergumam dalam hati, ‘Wow, apa ini sesuatu yang dapat kulihat secara gratis?’Namun, Naomi juga tidak dapat menahan diri dan melirik Caden lagi. Dia tidak perlu membayar untuk menyaksikan pertunjukan ini. Kenapa dia tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan baik? Dia bahkan juga berseru dalam hati, ‘Buka! Buka! Habis buka, pakai balik pakaianmu, lalu buka lagi ....’ Gerakan Caden saat membuka baju sangat elegan. Naomi merasa gerakan Caden saat mengenakan baju seharusnya juga sangat menggoda. Untuk sesaat, dia pun tidak berhenti mengalihkan pandangannya dari jendela ke Caden, lalu dari Caden ke jendela lagi. Seluruh wajahnya sudah semerah tomat.Hingga Caden melepaskan tali pinggangnya dan menunjukkan celana dalam berwarna biru tua, Naomi baru buru-buru berbalik dan berlari keluar. Dia mengunci diri dalam kamar mandi dan menatap wajahnya yang merah sambil terengah-engah. Malam ini, dia memang agak mesum!Naomi menggenggam pipinya dengan kedua tangan, lalu
Kali ini, Caden sangat patuh. Dia membungkuk dan muntah di tong sampah. Di sisi lain, Naomi memapahnya sambil menepuk-nepuk punggungnya. Hanya saja, setelah beberapa saat, Caden hanya memuntahkan sedikit cairan. Tadi, dia sudah memuntahkan semua yang ada di perutnya di kamar mandi. Jadi, kali ini dia hanya muntah kering.Naomi mengerutkan keningnya. Muntah kering sangat tidak nyaman. Dia pun berkata dengan nada yang lebih lembut, “Kalau nggak bisa muntah, jangan dipaksakan lagi. Nih, kumur-kumur dulu.”Setelah itu, Naomi mengambil teh yang diseduhnya tadi dan memberikannya kepada Caden. Caden tidak memiliki tenaga untuk memegang cangkir itu sendiri. Dia langsung minum beberapa teguk dari cangkir yang dipegang Naomi dan berkumur-kumur sebelum berbaring kembali.Naomi mengambil selembar tisu dan menyeka sudut bibir Caden. Kali ini, Caden tidak lagi menepis tangannya ....Naomi mengganti kantong plastik tong sampah kamar, lalu membuang kantong plastik bekas muntahan Caden tadi ke tong sa
Berhubung sudah berhasil sekali, Naomi pun memberanikan diri untuk lanjut menyuapi Caden. Pada akhirnya, semangkuk yoghurt itu habis juga. Setelah itu, dia mengambil selembar tisu untuk menyeka sudut mulut Caden, seperti sedang merawat ketiga putranya.“Yoghurtnya sudah habis. Sekarang, tidur ya!”Baru saja Naomi hendak bangkit dan keluar, Caden tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangannya. Gerakannya sangat cepat, tetapi dia tidak berani mengerahkan kekuatannya.Naomi tidak merasa sakit. Lagi pula, ini bukan pertama kalinya Caden mencengkeram pergelangan tangannya. Jadi, dia tidak merasa takut dan hanya bertanya dengan agak heran, “Ada apa?”Caden menatap Naomi sambil mengerutkan kening. Setelah sesaat, dia berkata dengan kesusahan, “Jangan pergi.”Hmm? Jangan pergi? Naomi pun membelalak. Dia tidak mungkin lanjut menemani Caden di dalam kamar ini, ‘kan? Dia juga perlu tidur. Lagi pula, pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan apa pun tidak seharusnya tinggal sekamar!Naomi pun men
Tiba-tiba sebuah truk datang menabrak Wanda hingga terpelanting belasan meter ke belakang, lalu jatuh ke atas lantai.Ekspresi Caden spontan berubah drastis.“Wanda!” jerit Darman, lalu segera berlari ke sisi Wanda. Pada saat itu, dia pun ditabrak oleh sebuah mobil ….Caden bagai telah kehilangan kewarasannya saja segera menyingkirkan tangan gurunya. Dia berlari ke jalan raya dengan menangis histeris.Wanda berbaring di atas tumpukan salju yang dingin. Darah segar menodai pakaian putihnya.Caden yang masih kecil itu langsung berlutut di tengah genangan darah. Seingat Caden, itu adalah pertama kalinya dia menangis.“Mama! Bangun! Mama! Ayo, cepat bangun! Mama! Mama! Ahh … ahh ….”Darman mengerahkan sisa tenaganya untuk merangkak ke sisi Wanda. Dia memeluk Wanda erat-erat. “Wanda, kamu jangan takut! Ada aku! Ada aku di sini! Ada aku!”Tanpa menunggu respons dari Wanda, Darman langsung berteriak histeris dan memuncratkan darah segar.Saat itu, Caden merasa sangat syok. “Papa! Papa!”Darm
Tatapan Lisa sangat dingin. Sebelumnya, kedua pembunuh pasti tidak berani menyinggung Lisa. Namun, sekarang mereka lebih takut kepada master dan Hayden daripada Lisa. Dibandingkan Hayden dan master, Lisa tidak ada apa-apanya.Kedua pembunuh berujar, "Kami punya bukti. Ada bukti transfer, kami ...."Lisa menyergah, "Bukti transfer bisa dimanipulasi. Itu nggak termasuk bukti.""Kami juga punya rekaman suara," seru pembunuh. Mereka mengeluarkan ponsel, lalu memutar rekaman suara."Kami sudah berhasil. Kapan kami terima pelunasannya?""Kalian sudah pastikan anak itu mati?""Anak itu pasti sudah mati.""Apa kalian membunuh anak itu dengan sadis?""Matanya sudah dicungkil dan hidungnya sudah dipotong. Kedua kaki dan tangannya juga sudah dipotong, pokoknya kami sudah penuhi permintaan kalian. Cepat bayar, kami buru-buru pergi. Kalau kalian berani ingkar janji, jangan salahkan kami bertindak kejam!"Suasana menjadi gempar setelah rekaman suara selesai diputar. Hayden merekam dengan ponsel lain
Lisa berbalik seraya mengernyit. Namun, dia segera berbalik lagi. Kenapa dia melihat Hayden sialan itu? Bukannya anak itu sudah mati?Lisa merasa penglihatannya pasti bermasalah. Dia menenangkan dirinya, lalu berbalik lagi. Hayden tersenyum lebar dan bertanya, "Kamu yang cari aku, ya?"Lisa berteriak histeris dan terduduk di tanah. Dia berseru, "Kamu ... hantu atau manusia?"Hayden membalas dengan ekspresi bingung, "Kamu nggak apa-apa, 'kan? Aku masih hidup. Mana mungkin aku ini hantu?"Lisa bertanya, "Bukannya ... kamu sudah mati?"Hayden berseru, "Ha? Siapa bilang aku sudah mati? Itu fitnah!"Lisa memelotot dan menghela napas. Hayden berpura-pura heran melihat Lisa, lalu kembali ke sisi Naomi dan Maria.Naomi sama sekali tidak khawatir Hayden dicelakai. Dia tidak tahu master mengikuti Hayden, tetapi dia tahu Caden mengutus pengawal untuk melindungi mereka.Hayden masih hidup. Kebenarannya terungkap. Para reporter mulai berkomentar."Bukannya anak ini masih hidup? Kenapa Bu Lisa menye
Lisa menganggap Joseph berniat melindungi Maria. Lisa merasa kesal, dia sudah menduga Joseph pasti akan melindungi istrinya. Lisa sudah membawa reporter, tetapi Joseph masih keras kepala. Benar-benar bodoh!Sebenarnya apa kelebihan Maria yang gila itu? Kenapa Joseph begitu menyukai Maria? Lisa memelototi Maria yang ekspresinya sangat polos.Lisa berpura-pura sedih saat melanjutkan penjelasannya, "Kak Joseph, hukum di negara kita menetapkan pembunuhan yang dilakukan orang gila nggak melanggar hukum. Kamu nggak usah khawatir Kak Maria celaka setelah masalah ini terekspos. Tapi, kamu salah kalau menutupi perbuatan Kak Maria. Itu melanggar hukum."Joseph tampak kebingungan. Dia bertanya dengan ekspresi muram, "Siapa yang membunuh? Sebenarnya apa maksudmu?"Lisa tidak berbicara dengan Joseph lagi. Dia melihat Naomi yang melindungi Maria dan berujar, "Bu Naomi, aku benar-benar salut padamu. Padahal anakmu baru mati, tapi kamu masih bisa berjemur dengan santai. Hanya saja, kita memang harus b
Di depan pintu kediaman Keluarga Howie sangat ramai. Segerombolan reporter yang membawa kamera menunggu Lisa di depan pintu.Lisa yang baru sampai di depan kediaman ditelepon ayahnya, "Kediaman Keluarga Khoman dikerumuni banyak reporter! Saham kita juga terus anjlok! Kapan kamu baru bisa bereskan rumor yang beredar di internet?"Lisa merasa sedih. Dia juga stres setelah terjadi masalah besar ini. Namun, ayahnya sama sekali tidak memperhatikannya. Dia hanya menyalahkan Lisa!Hanya saja, Lisa juga tidak bisa berharap pada Joshua. Dia hanya bisa mengandalkan orang tuanya untuk mempertahankan posisinya di lingkaran sosial keluarga kaya. Jadi, Lisa tidak boleh berselisih dengan Keluarga Khoman.Lisa berkata dengan sabar, "Aku sudah membereskannya. Kamu lihat saja, berita Keluarga Khoman akan segera ditutupi."Berita tentang Keluarga Khoman tentu tidak bisa dibandingkan dengan berita Maria. Bagaimanapun, hal-hal yang berkaitan dengan Maria sangat menarik perhatian.Jika Maria tertimpa masala
Kedua pembunuh langsung melihat master. Mereka gemetaran. Salah satu dari mereka segera mengeluarkan ponsel dari saku dan berkata, "Tapi ... kami nggak punya nomor telepon Lisa. Bawahan dia yang hubungi kami, bagaimana?"Hayden mengernyit, tetapi dia sudah menduganya. Lisa adalah orang yang licik. Dia pasti tidak akan langsung turun tangan untuk mengurus pembunuhan ini. Jadi, tidak ada bukti yang menunjukkan Lisa terlibat dalam pembunuhan.Namun, Lisa pasti sakit hati jika kehilangan pelayan pribadinya. Hayden tidak akan melepaskan Lisa.Hayden memerintah, "Telepon orang yang hubungi kalian. Pokoknya kalian harus buat Lisa percaya aku sudah mati. Kalau kalian berani bocorkan rahasia, jangan salahkan aku bertindak kejam!"Kedua pembunuh mengangguk, lalu menelepon pelayan pribadi Lisa, "Kami sudah berhasil. Kapan kami terima pelunasannya?"Pelayan bertanya, "Kalian sudah pastikan anak itu mati?""Anak itu pasti sudah mati," sahut pembunuh."Kirim videonya," perintah pelayan.Pembunuh mem
Hayden mengamati kedua pria itu sejenak, lalu mengkritik, "Orang lemah seperti kalian mau bunuh aku? Seharusnya kalian becermin dulu. Kemampuan kalian biasa-biasa saja, tapi nyali kalian besar juga. Beraninya kalian asal terima kerjaan!"Hayden menambahkan, "Sekarang kalian bertemu orang hebat! Jangan harap kalian mampu bunuh aku!"Tiba-tiba, jam tangan pintar Hayden berdering. Braden yang menelepon. Hayden segera berdiri dan menjawab panggilan telepon, "Kak, aku baru mau telepon kamu. Apa Nenek dan Mama sudah keluar dari gedung utama?"Braden berjalan di belakang Naomi dan Maria. Dia berbisik, "Iya, Mama sudah tahu Lisa jatuh ke danau. Dia juga tahu kamu ada di gedung bagian barat."Braden meneruskan, "Mama mengkhawatirkanmu, jadi dia mau cari kamu di gedung bagian barat. Nenek nggak mau pisah dengan Mama dan bersikeras mau ikut. Mama terpaksa bawa Nenek keluar.""Bagaimana dengan Kakek?" tanya Hayden.Braden menjawab, "Kakek menerima panggilan telepon begitu keluar. Sebentar lagi dia
Lisa terbelalak. Dia menunjuk Hayden sembari berucap, "Kamu ...."Hayden yang melempar kotoran kucing itu. Hayden tertawa dan menimpali, "Nggak usah berterima kasih padaku. Seharusnya kamu berterima kasih pada baskom itu. Kalau bukan karena baskom, mungkin kamu sudah mati tenggelam.""Kamu hanya bisa andalkan baskom yang terapung itu. Setelah sembuh, kamu harus menyembah baskom itu. Tapi, aku penasaran. Kotoran kucing enak, nggak?" lanjut Hayden.Tubuh Lisa gemetaran. Dia melihat pelayan pribadinya dan berujar, "Mati ...."Pelayan langsung paham. Lisa memerintahkannya untuk membunuh Hayden. Sekarang pelayan juga membenci Hayden.Pelayan menyahut seraya mengangguk, "Nyonya, jangan marah. Masalah di sini begitu heboh. Orang di gedung utama mengabarkan Naomi mau datang cari anaknya. Maria nggak mau berpisah dengan Naomi sehingga ikut keluar dari gedung utama, kesempatan kita sudah datang."Lisa memerintah dengan geram, "Cepat bertindak!"Pelayan melihat pengawal dan memberi isyarat kepada
Sudut bibir Rayden berkedut saat melihat foto Lisa. Hanya Hayden yang bisa memikirkan cara aneh seperti ini untuk memberi seseorang pelajaran.Rayden menyadari Hayden sangat tertarik pada kotoran. Saat memberi pelajaran pada anggota Keluarga Pangestu di Kota Jawhar, Hayden juga memakai cara ini.Sepertinya, Jayden dan Baby juga tertarik. Setiap mengungkit tentang hal ini, mereka berdua akan tertawa terbahak-bahak. Apa semua anak-anak normal memang tertarik pada hal itu?"Serahkan padaku," sahut Rayden. Ini adalah hal yang sangat mudah baginya.Lisa belum keluar dari danau, tetapi kabar mengenai anggota Keluarga Khoman yang suka makan kotoran kucing sudah tersebar di Kota Haidi.Awalnya semua anggota Keluarga Khoman kebingungan, lalu mereka murka. Mereka menelepon Lisa. Namun, Lisa tidak menjawab panggilan telepon. Jadi, mereka menelepon Keenan untuk menanyakan kondisinya.Keenan yang mendapatkan kabar bergegas pergi ke gedung bagian barat. Dia juga kebingungan. Keenan mendengar ada see
Lisa berpikir sejenak sebelum berucap, "Pilih anak yang bernama Hayden itu. Dari beberapa anak Naomi, dia yang diculik. Itu berarti dia paling bodoh dan gampang dihadapi.""Oke," ujar pelayan. Kemudian, dia memberi instruksi kepada kaki tangan mereka.Lisa bersandar di kursi, lalu memejamkan mata untuk menenangkan dirinya. Mulut Lisa terasa hambar, jadi dia hendak mengambil buah.Alhasil, Lisa memegang sesuatu yang lembek. Dia terkejut. Lisa membuka matanya dan melihat ke arah piring buah. Seekor binatang menatap Lisa.Lisa tertegun sejenak. Wajahnya memucat. Dia melompat dari kursi dan berteriak. Tiba-tiba muncul seekor tikus besar di piring buah.Begitu Lisa berteriak, tikus itu langsung melompat ke tubuhnya. Lisa merasa takut dan jijik. Dia segera mundur dan menjerit, "Kenapa tiba-tiba ada tikus? Cepat pukul tikusnya!"Beberapa pelayan juga merasa jijik. Mereka panik dan tidak berani maju. Tikus terus memanjat tubuh Lisa dan naik ke kepalanya. Lisa yang ketakutan setengah mati terus