Rayden tidak suka untuk berhubungan dengan orang asing. Namun, ketika melihat Jayden, dia malah merasa sangat akrab dengannya. Kali ini, Rayden mengambil inisiatif untuk menyapanya, “Namaku Rayden. Salam … salam kenal.”“Salam kenal! Terima kasih telah bergabung menjadi bagian dari keluarga kami.”“Terima kasih?”“Emm, kehadiranmu menambah kebahagiaan dalam hidup kami. Jadi, sudah seharusnya aku berterima kasih kepadamu.”Rayden terbengong sejenak. Seketika hatinya bagai dipancar sinar matahari saja. Rasanya sangat hangat. Dia sungguh terharu dengan sikap bersahabat Braden dan Jayden. Rayden merasa dirinya bagai telah membuka pintu kesepian. Hidupnya mulai menjadi lebih berwarna. Hati Rayden terasa sangat hangat. Namun, saat ini … hati Caden terasa semakin dingin!Bagaimanapun, karakter Hayden berbeda dengan Braden. Braden bisa mengontrol rasa bencinya terhadap Caden, sebab dia merasa ada hubungan darah di antara mereka. Namun berbeda dengan Hayden, dia hanya memiliki rasa benci terh
Kebetulan mobil telah berhenti. Hayden membuka pintu mobil, lalu menuruni mobil.Berhubung Hayden pernah berkunjung ke rumah, dia juga sudah familier dengan tempat ini. Dia memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana, lalu melangkahkan kakinya ke depan gedung.Hayden bahkan tidak ingin semobil dengan Caden sedetik pun!Rasanya terlalu tertekan! Terlalu tersiksa! Hayden bahkan tidak diperbolehkan untuk memukulnya. Bagaimana mungkin Hayden sanggup untuk menahannya!Caden duduk di dalam mobil sembari menatap bayangan punggung putranya dari kaca jendela mobil. Hatinya sungguh terasa sangat, sangat, sangat, dan sangat sakit! Rasa sakit ini bagai diterjang banjir bandang yang menghanyutkan!Kali ini, Caden tidak sanggup mengendalikan ekspresinya lagi. Dia sungguh merasa sakit hati.Steven membukakan pintu mobil untuk Caden. Hatinya juga ikut terasa sakit ketika melihat majikannya. “Kak Caden, kamu tenangkan dirimu dulu. Rayden nggak akan memperlakukanmu seperti ini. Jelas sekali kalau dia b
Setelah Caden mendengar pengakuan Naomi, emosinya langsung membara. Dia berkata dengan geram, “Naomi, sepertinya kamu memang sudah bosan hidup!”Hati Naomi sungguh gugup saat ini. Jantungnya berdetak kencang hingga hampir meledak!Tadi saat di taman bermain, tiba-tiba Caden menelepon Naomi mengatakan bahwa dia membawa Rayden pulang duluan. Naomi pun disuruh untuk pulang dengan menaiki taksi. Caden bahkan berpesan untuk tidak perlu memasak makan malam untuk Rayden hari ini.Waktu itu, Naomi merasa ada yang janggal. Dia sempat bertanya alasannya. Hanya saja, Caden malah memarahi Naomi cerewet.Namun, setelah dipikir-pikir, Caden adalah ayah kandungnya Rayden. Dia tidak mungkin akan melukai Rayden. Jadi, Naomi juga tidak berpikir kebanyakan, langsung meninggalkan taman bermain dan pergi ke supermarket. Naomi berencana memasak makan malam untuk Tiara dan ketiga bocah cilik. Dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk menebus mereka karena telah menelantarkan mereka demi menjaga Rayden.Sia
Hayden bagai seekor monster yang sedang emosi saja. Tanpa berbasa-basi, dia langsung melakukan penyerangan! Caden yang gesit itu langsung menghindari serangan dengan mundur beberapa langkah. Jujur saja, Caden juga merasa sangat kaget. “Rayden, apa yang kamu lakukan?”“Jangan omong kosong! Kalau berani, ayo kita berkelahi!” Dapat diketahui betapa emosinya Hayden saat ini. Dia kembali melayangkan serangan.Tentu saja Caden tidak akan memukulnya. Hanya saja, jurus yang dilayangkan Hayden sangatlah hebat. Caden pun terus mundur beberapa langkah untuk menghindar.Caden melangkah mundur dan Hayden melakukan seangan.Meja dan kursi berjatuhan. Vas bunga disenggol hingga hancur berkeping-keping. Tidak berhenti terdengar suara gaduh dari dalam kamar seluas 100 meter persegi ini.Caden takut pecahan kaca akan melukai putranya. Dia ingin memaksa putranya untuk menenangkan dirinya. Namun, dia malah terkena tinjuan dari “putra kandungnya”!Usia Hayden memang masih kecil. Namun, tinjuannya sangat m
Caden berusaha untuk memendam amarahnya, lalu bertanya, “Bagaimana aku menindasnya?”Setelah mendengar ucapan Caden, amarah di hati Hayden semakin membara lagi. “Apa kamu sendiri nggak sadar dengan apa yang kamu lakukan?”Kening Caden berkerut. Dia memalingkan kepalanya. “Aku nggak tahu. Aku nggak merasa aku telah menindas Naomi.”“Kamu … kamu ….” Emosi Hayden seketika membara. Ibunya saja sudah menangis. Sekarang Caden malah mengatakan dia tidak menindas ibunya! Keterlaluan sekali!Hayden mengepal erat kedua tangannya hendak turun tangan lagi. Namun, aksinya ditahan oleh Steven. “Rayden, kita bicarakan baik-baik. Kamu, kamu, kamu … kamu tenangkan dirimu. Semuanya bisa dibicarakan.” Namun, Hayden tidak bisa menahan amarahnya. “Dia sudah membuat mamaku menangis. Sekarang dia malah bilang dia nggak menindas mamaku! Kamu memang bukan gentleman, malah menindas seorang wanita! Setelah menindas, kamu malah nggak berani mengakui perbuatanmu. Dasar pengecut! Orang seperti kamu malah ingin men
Di dalam kamar, Hayden sedang bertelepon dengan saudara-saudaranya.Hayden sangat perhatian dengan kondisi Naomi. “Apa Mama baik-baik saja? Apa Mama masih menangis?”Braden membalas, “Mama nggak menangis lagi. Kami juga sudah mencari tahu dengan jelas. Kelak Caden nggak mengizinkan Mama untuk bertemu dengan Rayden lagi. Itulah sebabnya Mama bisa menangis.”“Emm? Kenapa dia nggak mengizinkan Mama untuk ketemuan dengan Rayden lagi?”“Mengenai alasan jelasnya, Mama sendiri juga nggak paham. Mama beri tahu Mama Tiara, dia tiba-tiba menerima panggilan dari Caden. Katanya, Mama ingin merebut putranya dari dia! Apa ada yang kamu lakukan atau kamu katakan? Jadi, Caden jadi salah paham sama Mama?”Hayden mengedipkan matanya. “Sepanjang perjalanan pulang, dia terus ajak aku bicara. Aku suruh dia untuk jangan bicara lagi, tapi dia nggak dengar apa kataku. Dia cerewet sekali. Jadi, aku teriakin dia!”“Kamu teriak apa?”“Aku … aku bilang Naomi memang adalah mamaku. Aku nggak berencana untuk memilik
Di dalam kamar, Naomi sungguh merasa sangat panik.“Tadi dia mengatakan nggak izinin aku untuk bertemu dengan Rayden lagi. Sekarang dia malah tiba-tiba ingin bertemu dengan anakku. Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan? Apa dia sudah mengetahui masalah Braden dan Hayden? Apa dia ingin merebut anak-anak dari sisiku?”Tiara sungguh khawatir dengan kondisi Naomi sekarang. Dia berkata dengan nada membujuk, “Naomi, kamu tenangkan dirimu dulu. Jangan berpikir sembarangan. Aku sarankan kamu telepon dia dan tanyakan apa yang terjadi.”“Iya, iya, iya. Seharusnya aku telepon dia dulu.” Kedua tangan gemetar Naomi menekan ponselnya untuk menghubungi Caden.Panggilan pertama diputuskan oleh Caden.Panggilan kedua juga diputuskan oleh Caden.Saat ditelepon lagi, Caden pun tidak menghiraukan Naomi lagi.Saking paniknya, kedua mata Naomi tampak memerah. Semakin Caden tidak meladeninya, dia pun semakin panik lagi. Pikirannya seketika menjadi hampa. Dia tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Tiara pun
Braden bertanya dengan lembut, “Mama nggak ingin Caden bertemu dengan kami karena khawatir wajah kami terlalu mirip dengan Rayden, ‘kan? Nantinya dia malah berpikir sembarangan?”Demi tidak membuat mamanya berpikir sembarangan, Braden sengaja membuat alasan ini.Naomi menggerakkan bibirnya dengan canggung. Dia tidak ingin berbohong di depan anaknya. Hanya saja, dia juga tidak berani berkata jujur.Tanpa menunggu balasan dari Naomi, Braden segera melanjutkan omongannya, “Sebenarnya masalah ini nggak sulit untuk diatasi. Apa Mama lupa dengan kemampuan Jayden?”Naomi terbengong sejenak. Dia memalingkan kepalanya untuk melihat Jayden. Kedua matanya seketika berkilauan. “Maksudmu, kamu ingin suruh Jayden ….”“Emm!” Braden mengangguk.Naomi segera menyeka air matanya. “Apa … apa bisa seperti itu?”“Bisa, percaya saja sama aku! Mama juga mesti percaya sama Jayden.”Jayden menggandeng tangan Naomi, lalu mengeluarkan suara gemasnya. “Mama, aku bisa, kok.”Rayden juga ingin menenangkan Naomi. Ha