Share

Bab 10

Malam itu, Hansen terus-menerus melirik ponselnya. Dia bahkan tidak pergi ke ranjang, melainkan tetap menunggu di sofa. Persis seperti yang sering kulakukan selama bertahun-tahun. Hingga fajar tiba, dia baru membuka matanya yang memerah.

"Hebat sekali kamu, Starla! Lihat saja, aku pasti akan mengulitimu kalau ketemu!"

Namun, Hansen, bukankah kamu sudah mengulitiku waktu itu?

Aku hanya bisa menghela napas pelan. Seperti biasa, tidak ada yang mendengarkanku. Hanya angin yang lembut menggerakkan tirai jendela.

Hansen tidak tidur semalaman. Dia terus mencoba meneleponku, tapi tak pernah terhubung. Akhirnya, dia teringat untuk pergi ke studionya.

Namun sebelum sempat sampai ke studionya, telepon dari rumah sakit masuk. Vivian mengeluh tentang kondisi kesehatannya yang memburuk.

Dia ragu sejenak, lalu langsung berbalik dan mengemudi menuju rumah sakit.

Hatiku memang sudah mati rasa sedari dulu. Begitulah, bukan pertama kalinya Hansen meninggalkanku demi Vivian. Tentu saja, ini bukan yang ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status