Share

Bab 187

Sesaat kemudian, datang seorang pria paruh baya berumur 40-an tahun, dengan tinggi badan sedang, hidung pesek, mata sipit, dan berkumis. Tidak heran dia dipanggil Si Tikus, memang mirip.

Si Tikus dengan hormat memberi salam pada Jack, lalu duduk di kursi Desmond.

Jack tersenyum padanya. "Tulus, main dengan serius. Kalau menang kasih kamu, kalau kalah aku tanggung."

"Terima kasih, Tuan Muda Jack!" Tulus Zoanda mengangguk. Dia tersenyum seraya berkata, "Tapi Tuan Muda Jack terlalu meremehkanku. Di kota ini, nggak ada yang bisa kalahkan aku!"

Meisy mendengus dengan jengkel. "Badan nggak tinggi, tapi tinggi hati! Pernah dengar nggak Putri mahyong Kota Arina?"

Tulus menggelengkan kepala dan menatap Meisy seraya tersenyum. "Nggak pernah, tapi orang-orang panggil aku Raja mahyong."

"Kamu ...." Tebersit kemarahan di mata Meisy. "Oke ... tajam juga lidahmu. Semoga keterampilanmu juga sebagus lidahmu!"

"Ayo kita mulai. Kocok dulu." Tebersit suatu kilat di mata Jack saat dia tersenyum.

Di tengah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status