Beranda / Pernikahan / Aku Istrimu Bukan Pembantumu! / Part 2, Fitnah Ibu Mertua

Share

Part 2, Fitnah Ibu Mertua

last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-13 15:56:10

Hati Chelsea hancur saat itu, namun ia tidak ada kesempatan untuk menitikan air mata karena para adik ipar dan juga kedua mertuanya segera memberikan perintah lainnya pada Chelsea.

Wanita berusia 30 tahun itu, diperintah untuk memijat kaki nyonya Andin, namun sebelumnya Chelsea harus memenuhi perintah sang adik ipar yang pertama.

"Kakak ipar, tolong sisir rambut ku terlebih dahulu, aku akan pergi ke kampus, tapi ini sudah mepet sekali waktunya," ucap Raras yang sangat panik saat itu.

"I-iya, aku akan membantu mu untuk menyisir rambut, tunggu sebentar ya." jawab Chelsea dengan patuh.

Raras merasa sangat terbantu saat itu, ia sama sekali tidak mengingat bagaimana sikap yang telah ia tunjukkan sebelumnya pada Chelsea saat di meja makan, namun hal itu tak membuat Chelsea marah. Ia terus saja berusaha untuk bersikap baik pada keluarga suaminya itu.

Chelsea Wulandari, wanita berusia 30 itu menikah dengan Edo Wijaya Kusuma tanpa menjalin hubungan terlebih dahulu. Sebuah pernikahan yang sama sekali tidak dikehendaki oleh Edo dan keluarga, mereka menikah karena sebuah surat wasiat dari almarhum nenek dari Edo, yang mengenal baik keluarga Chelsea.

Pernikahan itu terjadi begitu singkat, Chelsea adalah seorang gadis desa yang usianya sudah cukup dewasa bahkan sangat matang, ia terlambat menikah karena selama ini harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang terbilang tidak mampu, sebab itulah yang membuat Chelsea harus menerima perjodohan tanpa cinta itu di usianya yang sudah sangat dewasa.

Bahkan Chelsea sendiri tidak menyangka jika ternyata pernikahannya dengan Edo justru membuka tabir penderitaan yang tidak pernah ia sangka sebelumnya, sebelumnya ibu Chelsea berpikir jika Chelsea menikah dengan Edo, maka hidupnya akan sangat bahagia.

Karena keluarga Bram Wijaya Kusuma sangat lah kaya, bahkan tidak akan habis tujuh turunan. Mereka mengira bahwa pernikahannya akan membuat kehidupan Chelsea jauh dari bayangan kemiskinan.

"Kakak ipar!"

Pekik Raras saat itu, hingga membuat Chelsea terkejut bukan main.

"I-iya Ras," ucap Chelsea tersadar dari lamunannya.

"Kakak Ipar, kenapa lama sekali menyisir rambut ku, aku bisa telat kalau begini!" omel Raras yang merasa sangat kesal saat itu.

"I-iya, ini sudah kok." jawab Chelsea meletakkan sisir lalu menyingkirkan tangannya.

Raras bangkit dari tempat duduk nya, sejak tadi ia duduk di meja rias untuk mendapatkan hasil sisiran yang indah, namun karena Chelsea terlalu banyak melamun membuat dirinya marah dan kesal.

Saat itu Raras sama sekali tidak mengucapkan terima kasih karena sudah dibantu oleh Chelsea, ia justru mendorong pundak Chelsea hingga membuatnya hampir terjungkal.

Tidak ada yang benar-benar bersikap baik pada Chelsea selama ini, bahkan harapannya pada sang suami pun kerap kali sering tak terbalas lantaran Edo tak pernah bersikap manis.

"Oh, astaga, aku melupakan sesuatu," ucap Chelsea memukul jidatnya sendiri.

Ya, Chelsea melupakan perintah dari ibu mertuanya, nyonya Andin sudah menunggu cukup lama di kamar. Dan saat itu Chelsea buru-buru mengetuk pintu lalu membuka nya.

"Maaf Ibu, aku terlambat datang," ucap Chelsea menghampiri nyonya Andin yang sedang duduk memainkan ponselnya.

"Ya, sudah selesai semua kan pekerjaan kamu? Kalau sudah, segera pijit tubuhku," pinta nyonya Andin yang sudah sangat siap kala itu.

"Ya Bu." singkat Chelsea menjawab dan berjalan mendekati ranjang mewah nan megah yang ada di hadapannya.

Perlahan, Chelsea mulai melakukan gerakan memijit kala itu, nyonya Andin bukan lah tidak mampu untuk membeli seseorang yang akan memijat tubuhnya setiap hari, namun karena kebenciannya pada Chelsea lah yang membuat nyonya Andin justru menempatkan Chelsea pada posisi yang tidak jauh bedanya dari seorang pembantu rumah tangga, yang akan patuh di perintah oleh majikannya kapanpun itu.

"Chelsea, jangan terlalu kencang, sakit!" rengek nyonya Andin sengaja melakukan itu.

"M-maaf Ibu, tapi ini aku lakukan sangat pelan dan hati-hati," ucap Chelsea yang tidak sengaja mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari nyonya Andin.

"Bohong! Kamu pasti sengaja menyakitiku, kan? Kamu harus mendapatkan hukuman dari Edo." celetuk nyonya Andin marah dan menatap kasar wajah Chelsea yang ketakutan.

Nyonya Andin mengambil ponselnya, ia menghubungi putra kesayangannya yang sedang sibuk di kantor, ponsel itu berdering dan segera di angkat oleh Edo.

"Halo Ibu, ada apa?" tanya Edo dengan suara seraknya.

"Edo, kamu pulang lah sekarang, aku sangat sakit hati dengan perlakuan istrimu ini," ucap nyonya Andin mengadukan kejahatan yang sama sekali tidak dilakukan oleh Chelsea.

"Memangnya ada apa, Bu? Apa yang dilakukan oleh Chelsea? Aku sangat sibuk di kantor, Ibu," seru Edo sedikit menolak saat nyonya Andin mengadukan perbuatan istrinya.

"Ibu meminta istrimu untuk memijit kakiku, tapi apa yang dia lakukan? Dia memijitnya dengan sangat keras sampai membuat ibu kesakitan, kamu harus memberikan hukuman padanya demi Ibu, Edo." jelas nyonya Andin menatap tajam ke arah Chelsea.

Chelsea tak bisa berkata apapun, saat itu ia hanya bisa menangis sambil menggelengkan kepalanya, ia ingin sekali berkata pada suaminya bahwa apa yang dikatakan oleh Ibu mertuanya itu bohong, tetapi Chelsea tidak mampu merangkai kalimat itu hingga keluar dari mulutnya.

"Baik Ibu, aku akan mengurus Chelsea setelah aku pulang nanti, sekarang aku benar-benar tidak bisa pulang, aku sangat sibuk," ucap Edo yang tidak bisa memenuhi panggilan Ibu yang ia hormati itu.

"Baik lah, tapi berjanji lah pada Ibumu ini, kalau kamu akan memberikan perhitungan pada Chelsea, dia sudah menyakiti Ibu," seru nyonya Andin sedikit kecewa.

"Baik Ibu, jangan khawatir, sekarang aku tutup dulu telepon nya." jawab Edo segera mematikan ponselnya.

Edo meletakkan ponselnya di meja, ia pun duduk di singgasananya dengan posisi memegang kepala, nafasnya seolah berhembus kasar menatap langit-langit berwarna abu-abu di ruangan itu.

"Sejak menikah dengan wanita itu, hidupku dan keluargaku tidak pernah mendapatkan ketenangan, ada saja yang dia lakukan setiap hari, sampai membuat kepalaku sangat pusing."

Ungkapan dari Edo itu terdengar oleh seorang gadis seksi bernama Clara, gadis cantik yang saat ini menjadi sekertaris Edo itu masuk ke ruangan bosnya tanpa permisi.

"Pak," lirih Clara memanggil bos nya.

Edo setengah terkejut, ia menurunkan kakinya yang sejak tadi berada di atas meja, lalu setelah itu ia kembali bersikap cool di hadapan sekertaris nya itu.

"Clara, ada apa? Apa kamu tidak tahu aturan sopan santun, harusnya sebelum masuk ke ruangan seseorang, coba lah untuk mengetuk pintu terlebih dahulu!" tegas Edo saat itu.

"Iya Pak, maafkan saya. Tapi ini sedikit penting Pak, ada meeting dadakan yang harus Bapak hadiri saat ini juga," ucap Clara menunduk hormat di hadapan Edo.

"Baik, kamu bisa siapkan semuanya dan kita akan berangkat sekarang." jawab Edo dengan sigap menyanggupi semua itu.

Clara mengangguk patuh, lalu berlalu pergi meninggalkan ruangan Edo, Clara dengan pelan menutup pintu ruangan tersebut dan masuk kembali ke ruangannya.

Clara nampaknya sudah mengetahui sedikit rahasia yang ia tidak ketahui sebelumnya, sejak menikah memang bosnya itu kerap kali berubah-rubah moodnya, bahkan sering sekali Edo marah-marah tanpa ada sebab di kantor.

Bab terkait

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 3, Terisak Di Meja Dapur

    "Chelsea!!"Pekik Edo memanggil istrinya ketika sudah tiba di rumah, Chelsea yang baru saja menyelesaikan tugasnya membersihkan kamar semua adik iparnya, segera menghampiri sang suami dan memenuhi panggilan nya. Saat itu Chelsea lupa bahwa ia akan menghadapi suaminya dengan kemarahan karena pengaduan dari nyonya Andin, saat itu Edo membawa Chelsea masuk ke kamar mereka. Sejak menikah mereka memang tidur di kamar yang sama, namun sekali pun Edo sama sekali tidak melakukan tugasnya dengan baik sebagai seorang suami pada Chelsea. "I-iya Mas, ada apa?" tanya Chelsea ketika Edo berhenti di depan ranjang kamar mereka. Edo menoleh ke belakang dan menatap Chelsea penuh kemarahan, tidak ada sedikit pun kesejukan yang Edo berikan ketika menatap Chelsea, setelah seharian bekerja sebagai ibu rumah tangga di rumah mewah nya. "Chelsea, aku ingin bertanya padamu dengan serius, apakah kamu benar-benar mencintai keluarga ku dan status mu sebagai istri di rumah ini?" tanya Edo dengan nada seriusny

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 4, Tuduhan Tak Mendasar

    Nyonya Andin dan Edo bangkit ketika melihat kedatangan tuan Bram, saat itu tuan Bram merasa sangat heran, mengapa anak dan ibu itu sangat akrab dan bercanda di dalam kamar yang harusnya menjadi tempat privasi antara Edo dan juga Chelsea. "Ibu, apakah kau bisa ikut denganku ke kamar?" tawar tuan Bram memanggil istrinya. "Ada apa Ayahnya Edo? Apa kau tidak melihat aku sedang bercanda dengan putra kita," ucap nyonya Andin masih berat sekali meninggalkan Edo. "Ini sudah malam, seharusnya Chelsea sudah tidak melakukan pekerjaan rumah tangga di luar, harusnya dia sudah masuk ke kamar ini untuk istirahat, jadi sebaiknya kau lanjutkan lagi besok, karena kau harus sadar, bahwa saat ini putra mu ini memiliki wanita lain selain dirimu." tegas tuan Bram pada istrinya. Mendengar itu tentu saja membuat hati nyonya Andin terasa sakit, meskipun apa yang dikatakan oleh tuan Bram adalah benar, dan wanita yang dimaksud oleh tuan Bram itu adalah Chelsea. Saat itu nyonya Andin masih mengalungkan tan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 5, Perbuatan Jahat Adik Ipar

    "Apa maksudmu ayahnya Edo?" tanya nyonya Andin menatap tajam ke arah tuan Bram. "Loh, memangnya kenapa? Chelsea bukan lah orang lain di keluarga ini, tetapi Chelsea sudah menjadi istri dari putra kita, Ibu," ucap tuan Bram begitu sangat ingin mengakui Chelsea di depan keluarganya. "Aku benar-benar tidak habis pikir padamu, sarapan pagi ini membuat perutku tiba-tiba kenyang padahal belum ada satu suap pun yang ku masukkan kedalam mulut!" celetuk nyonya Andin bangkit dari tempat duduknya, lalu ia memalingkan wajah cetus nya. Tuan Bram menghembuskan nafas, ingin sekali rasanya saat itu ia ikut bangkit dan memerintah istrinya duduk, karena sikapnya itu tentu tidak baik untuk dicontoh oleh orang-orang yang ada di meja itu. Namun, sebelum semua itu terjadi, Chelsea menatap wajah tuan Bram dan memberikan sebuah isyarat, agar tuan Bram tidak melanjutkan rencananya. "Eemm... Ibu, Ayah, lanjutkan saja makannya, aku masih banyak pekerjaan di dapur, aku permisi dulu." pamit Chelsea memutar t

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 6, Membela Chelsea

    "Halo," ucap Ayah Bram bersuara. "Halo tuan, tuan... Ini saya ibu Yuli, saya ingin sekali bicara dengan Chelsea, apakah Chelsea ada di sana?" tanya seorang wanita paruh baya dengan suara seraknya. "Oh ya ampun, ibu besan rupanya, tentu saja Chelsea ada di sini, Bu. Sebentar ya," ucap ayah Bram tersenyum saat mendengar suara ibu Yuli, besannya yang berada di desa. "Terima kasih banyak, tuan." jawab ibu Yuli dengan sangat senang. Tuan Bram mengangguk dan menoleh ke arah Chelsea, sekilas Chelsea mendengar sapaan tuan Bram pada penelpon itu, dan tuan Bram meminta Chelsea datang menghampiri dirinya, di saat yang sama nyonya Andin terlihat sangat tidak rela ketika melihat Chelsea tersenyum memenuhi panggilan tuan Bram. Nyonya Andin menghentakkan salah satu kakinya, karena kesal melihat tuan Bram nampak tersenyum tulus di hadapan Chelsea. "Chelsea, ini ada ibumu menelpon, dia rindu pada mu," ucap tuan Bram menyodorkan sambungan telepon itu pada Chelsea. "Terima kasih banyak, Ayah." ja

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-14
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 7, Pembelaan tuan Bram

    "Ya sudah kalau tidak mau bicara, biar aku pergi untuk melihat apakah mereka sudah selesai makan atau belum," ucap Chelsia hendak pergi meninggalkan Edo."Tunggu!" Suara Edo tertahan bersamaan dengan ia menggenggam pergelangan tangan Chelsia yang hendak pergi meninggalkannya itu. Chelsia menatap Edo dan begitu juga sebaliknya, mereka saling menatap satu sama lain hingga beberapa detik."Apa yang telah terjadi hari ini di rumah?" tanya Edo masih menggenggam pergelangan tangan Chelsia."Apa, memangnya menurutmu apa yang telah terjadi," ucap Chelsia membalas tatapan Edo."Chelsia, jawab aku. Tidak usah berbelit seperti ini, aku serius," seru Edo memaksa Chelsia."Tidak ada sesuatu yang terjadi hari ini, sebagai ibu rumah tangga aku menyelesaikan tugasku dengan baik." jawab Chelsia dengan tenang.Edo lalu melepaskan pergelangan tangan Chelsia, ia yakin dan sadar bahwa jawaban Chelsia itu adalah bohong, ia hanya tidak mau terbuka pada suaminya lantaran sikap dingin dan kasar Edo selama in

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 8, Mencemaskan Chelsea

    Saat itu Edo duduk terdiam cukup lama, sampai akhirnya ia tersadar bahwa ada Chelsea di dalam kamar mandi. Edo bergegas bangkit lantara jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, namun Chelsea masih tak kunjung keluar dari kamar mandi, hingga membuatnya sedikit cemas dan segera membuka pintu kamar mandi yang rupanya tak terkunci. Saat itu Edo melihat sesuatu yang tidak ia sangka sebelumnya, Chelsea berada di dalam bathtub selama beberapa jam, dan saat itu Chelsea tertidur di dalam rendaman air hangat yang sudah ia atur. Karena terlalu lelah dengan pekerjaan rumah tangga hari ini, membuat Chelsea tidak sadar bahwa dirinya tengah tidur di dalam rendaman air. Namun, Edo menangkap sesuatu yang lain, ia bergegas menghampiri Chelsea karena mencemaskan nya. Ia berpikir bahwa saat itu Chelsea tak sadarkan diri, buru-buru Edo menghampiri dan memanggil Chelsea beberapa kali. "Chelsea, Chel bangun..." panggil Edo menyentuh pipi Chelsea. Saat itu Chelsea masih tak membuka kedua matanya, waja

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 9, Diikuti tuan Bram

    Saat itu Edo berusaha keras memejamkan matanya, namun ia nampak masih sangat gelisah hingga telinga Chelsea dapat mendengar bahwa Edo beberapa kali mengganti posisi tidurnya. Ya, benar saja, Edo nampak gelisah lantaran ada sesuatu yang ia pikirkan saat itu, apa yang diucapkan oleh tuan Bram mengenai tanggung jawabnya sebagai seorang suami mengusik tidur Edo, dan kedua matanya sama sekali tidak mampu terpejam sedetik pun. Chelsea yang merasa terganggu itu akhirnya mengubah posisi tidurnya, dan saat itu memperhatikan Edo yang sedang tengkurap meremas kepalanya. Cahaya di dalam kamar itu hanya diterangi oleh lampu yang ada di balkon, saat itu Edo terkejut melihat Chelsea yang sudah menghadap dirinya dengan kedua mata yang menghunus tajam menatap dirinya. "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mengagetkan aku!" marah Edo dengan detak jantung yang berdegup kencang. "Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa yang kamu lakukan malam-malam begini Mas? Caramu miring sana, miring sini, pindah sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 10, Malam Pertama

    "Ayo sayang, kita lakukan dengan semangat dan penuh cinta," rancau Edo ketika dirinya hampir saja menyentuh kaki Chelsea. Saat itu Chelsea masih tidak menyadari bahwa suaminya tengah membayangkan dirinya sebagai wanita lain, wanita yang telah ia sewa sebelum ia dalam keadaan mabuk berat. Edo mulai menyentuh tubuh Chelsea hingga sentuhan itu membuat Chelsea tersadar, ia terbangun dan menyadari bahwa suaminya itu sudah ada di atasnya, saat itu Ado tersenyum begitu manis sebelum ia menyatukan bibirnya dengan bibir Chelsea. Chelsea terbelalak mendapatkan sentuhan itu, sentuhan yang tidak pernah diberikan oleh Edo selama dua tahun ini, sentuhan yang seharusnya Chelsea rasakan justeru baru bisa ia rasakan saat pernikahannya genap dua tahun. "Mas, apa-apaan ini, lepaskan aku!" berontak Chelsea saat merasa bingung ketika Edo melakukan itu padanya. "Ayolah sayang, kita habiskan malam ini berdua saja, kita nikmati dengan penuh gairah," rancau Edo yang kala itu telah mengunci tubuh Chelsea

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21

Bab terbaru

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 103, Chelsea dan Reno Akhirnya Menikah (Tamat)

    Di sebuah masjid yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Chelsea, sudah ada beberapa tamu undangan yang menghadiri akad nikah antara Chelsea dan juga Reno, sengaja tamu yang diundang tidak terlalu banyak, karena itu lah yang menjadi permintaan Chelsea sebelum hari pernikahan itu berlangsung. Wajah Chelsea terlihat teduh dan tenang, kala di perintahkan duduk di samping kiri Reno, Reno menyambut dengan senyuman nervous, karena hari ini adalah hari di mana ia akan mengikrarkan janji suci bersama Chelsea. "Kedua mempelai sudah siap?" tanya pak penghulu yang ada di hadapan Chelsea dan juga Reno. "Siap Pak!" tegas Reno menjawab. "Baik, kalau begitu kita langsung saja mulai, ya." jawabnya mantap. Reno pun mengangguk siap, ketika pak penghulu tersebut mengulurkan tangan, Reno pun dengan cepat menjabat tangan tersebut lalu mengikuti arahan yang diberikan oleh pak Penghulu tersebut. Jika sebelumnya Reno merasa sangat takut dan ragu ketika mengucapkan ijab qobul, rupanya ketika ucapan it

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 102, Doa dan Harapan Semuanya

    Chelsea dan Reno mengadakan janji temu di luar kantor, setelah insiden yang terjadi pada Chelsea. Akhirnya Chelsea memutuskan untuk masuk kerja lagi, ia sudah merasa cukup tenang karena Edo dan Irish sudah berakhir di penjara, kini hanya tinggal bagaimana ia bisa sukses mencapai gelar sebagai wanita karir setelah ia berusaha sampai sejauh ini. Kegagalan pernikahan di sebuah gedung yang cukup mewah waktu itu tidak membuat Chelsea malu dan putus asa, apalagi membatasi diri untuk tidak bertemu dengan banyak kalangan, ia justru semakin terbuka dan memperlihatkan pada mereka bahwa ia baik-baik saja, kejadian itu sama sekali tidak membuat Chelsea rapuh apalagi berkecil hati. Pertemuan demi pertemuan dengan teman satu kantor, kerap kali mengajukan pertanyaan yang sama, tetapi Chelsea justru menjawab-pi nya dengan sangat santai dan elegan. Saat makan siang tiba, Reno memanggil Chelsea untuk ke ruangannya, dengan cepat dan sigapnya, Chelsea pun sudah sampai di depan pintu ruangan Reno. Tak

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 101, Kesadaran Nyonya Andin

    2 hari kemudianReno datang menemui Chelsea yang akan pulang hari ini, Reno merasa sangat senang karena keadaan Chelsea sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, dan kedatangan Reno pun disambut senyum lebar oleh Chelsea yang sudah menunggu kedatangannya. Reno membalas senyuman itu lalu memeluk Chelsea dengan erat, Chelsea pun menerima pelukan itu dengan senang hati, mereka berdua menikmati beberapa saat kebersamaan tersebut , sebelum perlahan Reno melepaskan pelukannya. Reno meletakkan kedua tangannya tepat di pipi chubby Chelsea, mereka saling menatap satu sama lain, dan... Cup! Reno memberikan kecupan hangat tepat di kening Chelsea, Chelsea memejamkan kedua matanya kala menerima sentuhan sayang dari Reno. "Aku minta maaf Chelsea, karena aku terlambat menyelamatkan mu," lirih Reno menatap sendu. "Tidak Mas, kamu tidak bersalah, kamu tidak perlu meminta maaf," ucap Chelsea. "Tapi ini tetap saja salahku, aku bersalah karena teledor menjagamu, harusnya aku menyalip mobol Edo waktu it

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 100, Aksi Nekat Chelsea

    "Mas, kamu jangan nekat, jangan gila!" Irish mencoba untuk menahan Edo. "Irish, lebih baik kamu diam saja, bukannya ini yang kita rencanakan, kamu bisa bersama Reno, dan aku bisa bersama dengan Chelsea," ucap Edo menepis tangan Irish. "Apa kamu yakin dengan keputusan kamu ini Mas?" tanya Irish ragu. "Ya, aku akan bersiap-siap, membawa Chelsea pergi jauh dari sini, dan aku akan bahagia bersama Chelsea di dalam kehidupan baru kami, sementara kamu, kamu juga pasti akan bisa mendapatkan hati Reno, kamu akan bebas memiliki Reno." jelas Edo melempar senyum. Irish akhirnya mengikuti rencana Edo, jika tujuan mereka sebelumnya hanya untuk menggagalkan pernikahan antara Chelsea dan Reno, kini berubah menjadi sebuah rencana yang tidak pernah Irish pikirkan selama ini. Edo saat itu masuk untuk melepaskan ikatan Chelsea, ia mengiming-imingi kehidupan yang bahagia, namun Chelsea tidak tertarik sama sekali, bahkan ia terus berusaha memberontak dan meminta Edo agar melepaskan dirinya, Irish yang

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 99, Rencana Gila Edo

    "Mas, aku mohon tolong lepaskan aku," lirih Chelsea meminta. "Aku akan melepaskan kamu, Chelsea. Tapi dengan satu syarat," ucap Edo melempar senyum. "Apa Mas, apa syaratnya? Mas, apa kamu tahu apa yang kamu lakukan ini akan menghancurkan masa depanku bersama mas Reno, hari ini hari ijab qobul kami, tapi kenapa kamu dan Irish justru membawa ku ke sini," Chelsea menatap Edo kecewa. "Karena aku tidak terima kamu menikah dengan orang lain, Chelsea. Dan aku ingin pernikahan kamu dengan Reno gagal," sahut Edo tersenyum. "Kenapa Mas, apa masalahnya sama kamu, kenapa kamu ingin pernikahan ku dengan mas Reno gagal, aku tidak pernah menghalangi pernikahan kamu dengan Irish dulu Mas, tapi kenapa kamu melakukan ini padaku?!" Chelsea benar-benar kecewa saat itu, ia menatap keduanya dengan kemarahan yang tidak bisa ia salurkan dengan bebas, karena kedua tangan dan kakinya terlepas, dan ia hanya bisa duduk terpaku di kursi. "Karena aku cemburu, Chelsea. Aku ingin kamu kembali bersamaku," ucap E

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 98, Menyekap Chelsea

    Çeklek! petugas itu membuka pintu tanpa memberi ketukan, hingga membuat Reno terkejut ketika melihat salah satu pengurus pernikahannya datang dengan wajah yang begitu panik. "Ada apa?" tanya Reno menanggapi kedatangan petugas itu. "A-anu Tuan," wanita itu gagap ketika berhadapan dengan Reno. "Anu apa? Katakan?!" Desak Reno. "N-nona Chelsea tidak ada di kamarnya." jawabnya gemetar. DegReno terkejut mendengar kabar itu, kok bisa? Kenapa bisa Chelsea bisa tidak ada di kamarnya? Percuma jika Reno mempertanyakan hal itu pada wanita yang ada di hadapannya, Reno memutuskan untuk langsung menuju ke lokasi untuk mencari tahu tentang keberadaan Chelsea, wanita yang akan ia nikahi hari ini. Reno masuk ke ruangan rias, ia menelusuri ruangan tersebut dengan jeli, dan tersadar jika Chelsea benar-benar tidak ada di sana. Di tengah kepanikan yang tidak bisa ia sembunyikan, Andika datang menemui Reno untuk memberitahukan bahwa pak penghulu sudah menunggu di lantai bawah. "Om, pak penghulu sudah

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 97, Akad Pernikahan

    "Sudah gila Chelsea itu, sudah tidak waras! Dasar janda gatal," celetuk nyonya Andin kesal. "Bu, apa si maksud Ibu bicara seperti itu, mendengar Chelsea mau menikah kok Ibu yang sepertinya kepanasan," cetus tuan Bram memprotes sikap istrinya. "Ayah ini bagaimana si, kenapa tidak melarang Chelsea untuk menikah dengan pria itu, harusnya Ayah larang dia, dong." nyonya Andin menatap kesal. Tuan Bram mengernyitkan dahi ketika mendengar ucapan dari nyonya Andin yang seolah sangat tidak senang mendengar berita gembira itu, tuan Bram tidak menanggapi, ia justru memilih duduk kembali di sofa dan menyeruput teh pahit pesanannya. "Ayah, kenapa malah terlihat biasa dan santai saja seperti itu, bukannya panik seperti yang Ibu rasakan, bagaimana kalau pernikahan Chelsea dan pria itu justru menganggu pikiran Tasya dan Andika, kan kasihan mereka!" omel nyonya Andin yang masih tidak senang dengan keputusan Chelsea. "Bu, sepertinya Ibu sudah berlebihan sekali, jika Ibu peduli dengan kedua cucu kita

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 96, Mengantar Kartu Undangan

    "Mas, kasih tahu aku kenapa kamu jadi kayak gini akhir-akhir ini, kamu berubah Mas, sama aku," "Nggak ada yang berubah Irish, mungkin ini hanya perasaan kamu saja,""Enggak Mas, aku yakin ada sesuatu yang bikin kamu berubah. Katakan Mas, apa salah ku?""Irish, aku mohon tolong jangan paksa aku untuk menjawab pertanyaan kamu itu, aku lagi sibuk di kantor dan aku harus menyelesaikan tugasnya dengan baik, jadi tolong, tolong kamu jangan seperti ini!"Reno mengambil beberapa berkas di meja lalu ia hendak pergi meninggalkan Irish, namun tangan Irish yang dengan cepat menahan pergelangan tangan Reno itu seketika menghentikan langkah kaki Reno, keduanya saling menatap satu sama lain, Irish meneteskan air matanya di hadapan Reno kala itu. "Mas, beritahu aku apa salahku," lirih Irish kembali mempertanyakan. "Seharusnya kamu tidak perlu bertanya apa salah mu padaku, Irish. Secara tidak langsung kamu sudah membohongi aku, kamu bilang saat kamu dekat denganku tidak akan ada orang yang marah pad

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 95, Melamar Chelsea

    "B-bukan Mas, aku hanya mempertanyakan apa itu benar atau tidak," lirih Irish merasa bersalah. "Kalau kamu percaya sama aku sedari awal, kamu tidak mungkin merasa ragu hanya karena ucapan Edo yang ngawur itu, sudah lah. Aku sepertinya lelah, dan butuh waktu untuk sendiri!" celetuk Reno memutuskan untuk pergi. Irish berusaha menahan dengan meminta maaf pada Reno, namun hal itu tidak membuat keputusan Reno berubah, ia tetap pergi meninggalkan Irish dengan sengaja membuat hati Irish merasa bersalah. ***1 minggu kemudian, surat perceraian antara Edo dan Irish sudah ada di tangan Edo, waktunya ia memberikan surat perceraian itu pada wanita yang ia cintai itu, namun tega mengkhianati cintanya karena pria lain. Langkah kaki Edo sudah berada di depan rumah Irish, lalu ia mengetuk pintu beberapa kali hingga akhirnya Irish keluar dan menemui Edo. "Ada apa Mas, kamu datang ke sini?" tanya Irish saat berhadapan dengan Edo. "Aku hanya ingin mengantar surat perceraian kita, dan sekarang kita

DMCA.com Protection Status