Home / Pernikahan / Aku Istrimu Bukan Pembantumu! / Part 5, Perbuatan Jahat Adik Ipar

Share

Part 5, Perbuatan Jahat Adik Ipar

last update Last Updated: 2023-02-13 15:59:29

"Apa maksudmu ayahnya Edo?" tanya nyonya Andin menatap tajam ke arah tuan Bram.

"Loh, memangnya kenapa? Chelsea bukan lah orang lain di keluarga ini, tetapi Chelsea sudah menjadi istri dari putra kita, Ibu," ucap tuan Bram begitu sangat ingin mengakui Chelsea di depan keluarganya.

"Aku benar-benar tidak habis pikir padamu, sarapan pagi ini membuat perutku tiba-tiba kenyang padahal belum ada satu suap pun yang ku masukkan kedalam mulut!" celetuk nyonya Andin bangkit dari tempat duduknya, lalu ia memalingkan wajah cetus nya.

Tuan Bram menghembuskan nafas, ingin sekali rasanya saat itu ia ikut bangkit dan memerintah istrinya duduk, karena sikapnya itu tentu tidak baik untuk dicontoh oleh orang-orang yang ada di meja itu.

Namun, sebelum semua itu terjadi, Chelsea menatap wajah tuan Bram dan memberikan sebuah isyarat, agar tuan Bram tidak melanjutkan rencananya.

"Eemm... Ibu, Ayah, lanjutkan saja makannya, aku masih banyak pekerjaan di dapur, aku permisi dulu." pamit Chelsea memutar tubuhnya membelakangi meja makan.

Langkah kaki Chelsea semakin menjauh dari ruangan itu, nafasnya tersengal menahan kekecewaan. Sementara nyonya Andin sendiri, saat itu memutuskan untuk kembali duduk di meja makan, karena hal yang membuat dirinya tidak nafsu makan adalah kehadiran Chelsea.

"Semuanya, kita lanjutkan saja makannya, ya," ucap nyonya Andin pada putra dan putrinya.

"Ya Ibu___"

Mereka semua menjawab dengan jawaban yang sama, lalu memulai menikmati sarapan pagi yang dibuatkan oleh Chelsea. Tuan Bram kala itu terdiam begitu saja, saat melihat anak-anak dan istrinya nampak begitu kompak dalam bersikap.

"Edo," panggil tuan Bram.

"Iya, Ayah," sahut Edo menoleh ke wajah ayahnya.

"Apa tidak ada sedikit pun keinginan di hati kamu untuk menyusul Chelsea dan mengajaknya sarapan pagi?" tanya tuan Bram menatap Edo dengan tatapan yang serius.

Edo terdiam, selera makannya kembali hilang saat ayahnya menyebut nama wanita yang sangat ia benci itu. Edo lalu merapihkan dasi dan saat itu ia bangkit dari tempat duduknya.

"Maaf Ayah, sepertinya pagi ini ada beberapa meeting yang harus saya hadiri, jadi lain kali saja," ucap Edo menolak secara halus.

"Oh, begitu. Baik lah, kau boleh pergi pagi ini dan melewatkan permintaan Ayah, tapi Ayah harap kamu tidak akan lupa dengan permintaan Ayahmu ini." jawab tuan Bram tersenyum getir.

Edo mengangguk kecil lalu berpamitan, ia pergi meninggalkan rumah dengan hati yang sedikit kesal, lantaran mendengar permintaan dari sang ayah mengenai Chelsea.

"Rasanya tidak sudi aku mengabulkan permintaan ayah, untuk apa aku bersikap baik pada wanita itu, aku sendiri yakin bahwa dia masuk dalam keluarga Wijaya semata-mata karena ingin hartanya saja." ungkap Edo bergeming pada dirinya sendiri.

Saat ia sedang terduduk dalam omelan kecilnya, tiba-tiba pintu mobil diketuk oleh Chelsea. Hingga membuat Edo terkejut saat menatap ke arah itu lantaran Chelsea menemuinya.

"Ada apa?" tanya Edo dengan sinis.

"Mas, aku dengar kalau hari ini kamu akan sangat sibuk menghadiri meeting di beberapa tempat, sebab itu aku bawakan bekal untukmu," ucap Chelsea menyodorkan sebuah kotak nasi yang sudah ia isi dengan berbagai menu buatannya.

Edo terdiam sejenak, ia tidak langsung menerima kotak tersebut, lantaran masih fokus menatap wajah Chelsea yang begitu sangat yakin dan percaya diri dengan perbuatan nya itu.

"Terima kasih, tapi aku sama sekali tidak butuh apapun yang kamu berikan padaku, Chelsea," tolak Edo dengan mantap.

"Mas, jangan begitu, kau ini adalah tulang punggung bagi keluarga mu, ada ayah dan beberapa wanita yang sedang kau perjuangkan atas masa depannya, dengan kerja kerasmu itu, jadi alangkah lebih baik kau terima makanan ini semata-mata untuk mereka, jika bukan untukku, istrimu." jelas Chelsea masih saja merayu Edo yang berhati batu.

Edo menelan saliva nya, kemudian ia akhirnya menerima kotak nasi itu dan dengan tangan yang sedikit kasar. Lalu setelah itu ia meminta Chelsea pergi dari hadapannya, Chelsea mengangguk pelan, melangkah mundur dan meninggalkan Edo sesuai dengan permintaannya.

Meskipun tidak terbalas dengan kebaikan dari Edo, namun Chelsea merasa sangat senang, lantaran akhirnya Edo menerima makanan yang ia persiapkan.

Chelsea hendak melangkah masuk untuk melanjutkan pekerjaannya, namun saat itu kaki Chelsea sengaja disenggol oleh Raras hingga membuat Chelsea tersungkur di hadapannya.

Gelak tawa antara Raras, Rena, dan juga Riri terdengar begitu bahagia ketika melihat kakak iparnya itu terjatuh mencium lantai.

"Auuwwh, kakak ipar, kau tidak apa-apa?" tanya Raras menahan tawanya.

Chelsea meringis sakit di bagian kakinya, mencoba bangkit sendiri karena ulah ketiga adik iparnya yang sudah sangat keterlaluan, namun saat hendak melakukan itu salah satu tangan Chelsea diinjak oleh Riri hingga membuat Chelsea semakin kesakitan.

"Auu, sakit Riri," rintih Chelsea.

"Sakit ya? Tapi aku tidak perduli dengan rasa sakit mu itu, kakak Ipar," ucap Riri dengan nada kasarnya.

"Tolong lepaskan aku, ini sakit sekali, kalau tidak, sepatumu akan melukai tanganku," pinta Chelsea berusaha untuk menahan.

"Mau lecet, patah sekali pun aku tidak perduli kakak ipar. Itulah akibatnya karena kamu telah berani menggoda kakakku!" pekik Riri tidak terima saat ia tahu Chelsea memberikan bekal makanan untuk Edo.

Chelsea menggelengkan kepala, ia tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran ke tiga adik ipar yang justru menghukum dirinya ketika mengetahui bahwa ia berbuat baik pada kakak mereka, mereka sudah dewasa, meraka sudah tau benar bahwa Chelsea itu adalah istri dari kakak nya, dan mengapa mereka tidak suka saat Chelsea melakukan kebaikan pada suaminya?

Chelsea memohon, agar tangannya dilepaskan oleh Riri, dan saat itu Chelsea sudah menitikan air mata lantaran rasa panas akibat injakan kaki itu.

"Sudah Ri, sepertinya sudah cukup pelajaran pagi ini untuk dia," ucap Reni yang saat itu sedang memainkan rambut ikalnya.

"Oke, baik lah. Aku akan melepaskan dia, tapi satu hal yang harus dia tahu, bahwa sampai kapan pun, kita bertiga lah orang pertama yang sangat tidak suka dengan sikap manisnya pada kakak," seru Riri.

"Tentu saja, kalau hal itu kita tidak akan saling mendebat, sekarang lebih baik kita berangkat ke kampus, tidak usah urusi wanita tua ini." celetuk Raras yang sudah merasa puas dengan perbuatannya.

Chelsea ditinggalkan begitu saja dengan rasa sakit yang tertahan di pergelangan tangannya, ia tidak menyangka jika apa yang ia lakukan itu justru membuat ketiga adiknya murka. Chelsea bangkit perlahan lalu melangkah masuk ke rumah melalui pintu dapur, ia tidak mau jika keadaannya itu dapat mengundang tanya tuan Bram ketika melihat nya, karena pagi ini tuan Bram tidak memiliki jadwal di luar rumah. Ia akan menghabiskan waktu pensiun nya di rumah bersama nyonya Andin.

"Chelsea!!"

Suara nyonya Andin memekik memanggil Chelsea yang baru saja tiba di dapur, dengan kaki dan tangan yang masih terasa sedikit linu, Chelsea pun datang menghampiri nyonya Andin.

"Ya, Ibu," ucap Chelsea menghadap ibu mertua nya.

"Sikat kamar mandi Chelsea, kalau kamu telat melakukan itu, bagaimana jika terjadi sesuatu padaku dan tuan Bram! Apa kau bisa mempertanggung jawabkan semua itu, ha!" pekik nyonya Andin memerintah dengan kemarahan.

"B-baik Ibu, akan aku lakukan sekarang." jawab Chelsea segera memenuhi permintaan ibu mertua.

Saat hendak melangkah pergi, telpon rumah berdering, tuan Bram yang sedang duduk di ruang keluarga itu mendekati telpon dan memberikan isyarat pada Chelsea, juga nyonya Andin untuk diam.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nyaprut
lagian ada orang sebodoh seperti chelsea
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 6, Membela Chelsea

    "Halo," ucap Ayah Bram bersuara. "Halo tuan, tuan... Ini saya ibu Yuli, saya ingin sekali bicara dengan Chelsea, apakah Chelsea ada di sana?" tanya seorang wanita paruh baya dengan suara seraknya. "Oh ya ampun, ibu besan rupanya, tentu saja Chelsea ada di sini, Bu. Sebentar ya," ucap ayah Bram tersenyum saat mendengar suara ibu Yuli, besannya yang berada di desa. "Terima kasih banyak, tuan." jawab ibu Yuli dengan sangat senang. Tuan Bram mengangguk dan menoleh ke arah Chelsea, sekilas Chelsea mendengar sapaan tuan Bram pada penelpon itu, dan tuan Bram meminta Chelsea datang menghampiri dirinya, di saat yang sama nyonya Andin terlihat sangat tidak rela ketika melihat Chelsea tersenyum memenuhi panggilan tuan Bram. Nyonya Andin menghentakkan salah satu kakinya, karena kesal melihat tuan Bram nampak tersenyum tulus di hadapan Chelsea. "Chelsea, ini ada ibumu menelpon, dia rindu pada mu," ucap tuan Bram menyodorkan sambungan telepon itu pada Chelsea. "Terima kasih banyak, Ayah." ja

    Last Updated : 2023-02-14
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 7, Pembelaan tuan Bram

    "Ya sudah kalau tidak mau bicara, biar aku pergi untuk melihat apakah mereka sudah selesai makan atau belum," ucap Chelsia hendak pergi meninggalkan Edo."Tunggu!" Suara Edo tertahan bersamaan dengan ia menggenggam pergelangan tangan Chelsia yang hendak pergi meninggalkannya itu. Chelsia menatap Edo dan begitu juga sebaliknya, mereka saling menatap satu sama lain hingga beberapa detik."Apa yang telah terjadi hari ini di rumah?" tanya Edo masih menggenggam pergelangan tangan Chelsia."Apa, memangnya menurutmu apa yang telah terjadi," ucap Chelsia membalas tatapan Edo."Chelsia, jawab aku. Tidak usah berbelit seperti ini, aku serius," seru Edo memaksa Chelsia."Tidak ada sesuatu yang terjadi hari ini, sebagai ibu rumah tangga aku menyelesaikan tugasku dengan baik." jawab Chelsia dengan tenang.Edo lalu melepaskan pergelangan tangan Chelsia, ia yakin dan sadar bahwa jawaban Chelsia itu adalah bohong, ia hanya tidak mau terbuka pada suaminya lantaran sikap dingin dan kasar Edo selama in

    Last Updated : 2023-02-21
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 8, Mencemaskan Chelsea

    Saat itu Edo duduk terdiam cukup lama, sampai akhirnya ia tersadar bahwa ada Chelsea di dalam kamar mandi. Edo bergegas bangkit lantara jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, namun Chelsea masih tak kunjung keluar dari kamar mandi, hingga membuatnya sedikit cemas dan segera membuka pintu kamar mandi yang rupanya tak terkunci. Saat itu Edo melihat sesuatu yang tidak ia sangka sebelumnya, Chelsea berada di dalam bathtub selama beberapa jam, dan saat itu Chelsea tertidur di dalam rendaman air hangat yang sudah ia atur. Karena terlalu lelah dengan pekerjaan rumah tangga hari ini, membuat Chelsea tidak sadar bahwa dirinya tengah tidur di dalam rendaman air. Namun, Edo menangkap sesuatu yang lain, ia bergegas menghampiri Chelsea karena mencemaskan nya. Ia berpikir bahwa saat itu Chelsea tak sadarkan diri, buru-buru Edo menghampiri dan memanggil Chelsea beberapa kali. "Chelsea, Chel bangun..." panggil Edo menyentuh pipi Chelsea. Saat itu Chelsea masih tak membuka kedua matanya, waja

    Last Updated : 2023-02-21
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 9, Diikuti tuan Bram

    Saat itu Edo berusaha keras memejamkan matanya, namun ia nampak masih sangat gelisah hingga telinga Chelsea dapat mendengar bahwa Edo beberapa kali mengganti posisi tidurnya. Ya, benar saja, Edo nampak gelisah lantaran ada sesuatu yang ia pikirkan saat itu, apa yang diucapkan oleh tuan Bram mengenai tanggung jawabnya sebagai seorang suami mengusik tidur Edo, dan kedua matanya sama sekali tidak mampu terpejam sedetik pun. Chelsea yang merasa terganggu itu akhirnya mengubah posisi tidurnya, dan saat itu memperhatikan Edo yang sedang tengkurap meremas kepalanya. Cahaya di dalam kamar itu hanya diterangi oleh lampu yang ada di balkon, saat itu Edo terkejut melihat Chelsea yang sudah menghadap dirinya dengan kedua mata yang menghunus tajam menatap dirinya. "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mengagetkan aku!" marah Edo dengan detak jantung yang berdegup kencang. "Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa yang kamu lakukan malam-malam begini Mas? Caramu miring sana, miring sini, pindah sa

    Last Updated : 2023-02-21
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 10, Malam Pertama

    "Ayo sayang, kita lakukan dengan semangat dan penuh cinta," rancau Edo ketika dirinya hampir saja menyentuh kaki Chelsea. Saat itu Chelsea masih tidak menyadari bahwa suaminya tengah membayangkan dirinya sebagai wanita lain, wanita yang telah ia sewa sebelum ia dalam keadaan mabuk berat. Edo mulai menyentuh tubuh Chelsea hingga sentuhan itu membuat Chelsea tersadar, ia terbangun dan menyadari bahwa suaminya itu sudah ada di atasnya, saat itu Ado tersenyum begitu manis sebelum ia menyatukan bibirnya dengan bibir Chelsea. Chelsea terbelalak mendapatkan sentuhan itu, sentuhan yang tidak pernah diberikan oleh Edo selama dua tahun ini, sentuhan yang seharusnya Chelsea rasakan justeru baru bisa ia rasakan saat pernikahannya genap dua tahun. "Mas, apa-apaan ini, lepaskan aku!" berontak Chelsea saat merasa bingung ketika Edo melakukan itu padanya. "Ayolah sayang, kita habiskan malam ini berdua saja, kita nikmati dengan penuh gairah," rancau Edo yang kala itu telah mengunci tubuh Chelsea

    Last Updated : 2023-02-21
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 11, Menginterogasi Edo

    "Ada apa si, kenapa Ibu kalian membuat keributan di kamar kakak kalian," protes tuan Bram yang merasa risih kala itu. "Tidak tahu Ayah, kesalahan apa lagi yang kakak ipar lakukan sampai membuat Ibu sangat marah," omel Raras yang merasa kesal. "Mungkin karena pagi ini kakak ipar tidak membuatkan sarapan, Kak," bisik Riri. "Kalian semua diam, jangan membuat suasana menjadi semakin ricuh, ada keributan kalian malah bikin suasana semakin ricuh!" marah tuan Bram menatap ketiga putrinya yang sedang membicarakan kakak iparnya itu. Mereka pun bungkam ketika mendengar tuan Bram, tuan Bram sendiri memutuskan untuk mendatangi kamar Edo, dan melihat nyonya Andin sedang menjambak kasar rambut Chelsea. Tuan Bram dengan cepat menghampiri nyonya Andin dan menghentikannya, saat itu tuan Bram melihat Edo masih dalam keadaan bertelanjang dada, tubuhnya hanya dibalut dengan handuk berwarna putih. Saat itu tuan Bram berpikir bahwa Edo dan Chelsea semalam sudah melakukan sesuatu yang sudah seharusny

    Last Updated : 2023-02-21
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 12, Ancaman Untuk Chelsea

    Saat itu Edo terlihat bingung hendak menjawab pertanyaan nyonya Andin yang terlihat sangat tegas menatap dirinya, namun Edo tidak bisa menutupi kebenaran yang sudah terjadi semalam. "Maaf Ibu, aku mengingkari janjiku sendiri," ucap Edo, lirih. "Apa, apa maksud kamu, Edo?" tanya nyonya Andin sedikit bernada tinggi. "Ya, ini aku yang bersalah Ibu, aku telah melakukan sesuatu yang membuat Chelsea kehilangan keperawanannya, tapi aku melakukan itu dalam keadaan tidak sadar Ibu, semalam aku dalam keadaan mabuk berat," sergah Edo yang tidak ingin disalahkan oleh nyonya Andin, dengan membuat alasan agar ia tidak terkena omelan. "Jadi benar, sikap Chelsea yang berubah pagi ini karena kamu? Dan cara Chelsea berjalan dengan sedikit mengangkang itu juga karena ulah kamu? Iya Ado!" marah nyonya Andin mendorong dada bidang Edo. Edo terdiam saat itu, ia mengangguk mengakui semua nya, karena memang di sana, dia lah yang bersalah. Dan pengakuan itu membuat nyonya Andin sangat murka, ia tidak ter

    Last Updated : 2023-02-21
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 13, Harapan Kecil Di Tengah Ancaman

    Di tengah malam yang dingin, Chelsea tidak bisa memejamkan kedua matanya lagi seperti sebelumnya, kedatangan Edo dan sikapnya yang acuh membuat hati Chelsea luka, rasanya ingin sekali ia marah saat itu, tetapi sadar bahwa jalan yang telah ia pilih adalah jalan terbaik bagi orang tuanya. Chelsea bangkit dari tempat tidur barunya, lalu ia perlahan keluar dari kamar dan duduk di ruang keluarga, ia menuangkan minum di gelas dan meneguk nya. Saat itu Chelsea merenung seorang diri, mengingat kembali ucapan ketiga adik iparnya yang memberikan ancaman padanya. Hal itu juga yang membuat Chelsea merasa takut jika sampai dirinya mengandung anak dari Edo, perlahan Chelsea menatap perutnya yang masih kempes, dan mengelusnya lembut. Ada keinginan besar di hati Chelsea untuk bisa merasakan betapa bahagianya menjadi seorang ibu. Mengandung, melahirkan, dan menyusui putra putri yang lahir dari rahimnya sendiri. Namun keinginan itu harus dikubur dalam oleh Chelsea karena keluarga suaminya tidak men

    Last Updated : 2023-03-06

Latest chapter

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 103, Chelsea dan Reno Akhirnya Menikah (Tamat)

    Di sebuah masjid yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Chelsea, sudah ada beberapa tamu undangan yang menghadiri akad nikah antara Chelsea dan juga Reno, sengaja tamu yang diundang tidak terlalu banyak, karena itu lah yang menjadi permintaan Chelsea sebelum hari pernikahan itu berlangsung. Wajah Chelsea terlihat teduh dan tenang, kala di perintahkan duduk di samping kiri Reno, Reno menyambut dengan senyuman nervous, karena hari ini adalah hari di mana ia akan mengikrarkan janji suci bersama Chelsea. "Kedua mempelai sudah siap?" tanya pak penghulu yang ada di hadapan Chelsea dan juga Reno. "Siap Pak!" tegas Reno menjawab. "Baik, kalau begitu kita langsung saja mulai, ya." jawabnya mantap. Reno pun mengangguk siap, ketika pak penghulu tersebut mengulurkan tangan, Reno pun dengan cepat menjabat tangan tersebut lalu mengikuti arahan yang diberikan oleh pak Penghulu tersebut. Jika sebelumnya Reno merasa sangat takut dan ragu ketika mengucapkan ijab qobul, rupanya ketika ucapan it

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 102, Doa dan Harapan Semuanya

    Chelsea dan Reno mengadakan janji temu di luar kantor, setelah insiden yang terjadi pada Chelsea. Akhirnya Chelsea memutuskan untuk masuk kerja lagi, ia sudah merasa cukup tenang karena Edo dan Irish sudah berakhir di penjara, kini hanya tinggal bagaimana ia bisa sukses mencapai gelar sebagai wanita karir setelah ia berusaha sampai sejauh ini. Kegagalan pernikahan di sebuah gedung yang cukup mewah waktu itu tidak membuat Chelsea malu dan putus asa, apalagi membatasi diri untuk tidak bertemu dengan banyak kalangan, ia justru semakin terbuka dan memperlihatkan pada mereka bahwa ia baik-baik saja, kejadian itu sama sekali tidak membuat Chelsea rapuh apalagi berkecil hati. Pertemuan demi pertemuan dengan teman satu kantor, kerap kali mengajukan pertanyaan yang sama, tetapi Chelsea justru menjawab-pi nya dengan sangat santai dan elegan. Saat makan siang tiba, Reno memanggil Chelsea untuk ke ruangannya, dengan cepat dan sigapnya, Chelsea pun sudah sampai di depan pintu ruangan Reno. Tak

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 101, Kesadaran Nyonya Andin

    2 hari kemudianReno datang menemui Chelsea yang akan pulang hari ini, Reno merasa sangat senang karena keadaan Chelsea sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, dan kedatangan Reno pun disambut senyum lebar oleh Chelsea yang sudah menunggu kedatangannya. Reno membalas senyuman itu lalu memeluk Chelsea dengan erat, Chelsea pun menerima pelukan itu dengan senang hati, mereka berdua menikmati beberapa saat kebersamaan tersebut , sebelum perlahan Reno melepaskan pelukannya. Reno meletakkan kedua tangannya tepat di pipi chubby Chelsea, mereka saling menatap satu sama lain, dan... Cup! Reno memberikan kecupan hangat tepat di kening Chelsea, Chelsea memejamkan kedua matanya kala menerima sentuhan sayang dari Reno. "Aku minta maaf Chelsea, karena aku terlambat menyelamatkan mu," lirih Reno menatap sendu. "Tidak Mas, kamu tidak bersalah, kamu tidak perlu meminta maaf," ucap Chelsea. "Tapi ini tetap saja salahku, aku bersalah karena teledor menjagamu, harusnya aku menyalip mobol Edo waktu it

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 100, Aksi Nekat Chelsea

    "Mas, kamu jangan nekat, jangan gila!" Irish mencoba untuk menahan Edo. "Irish, lebih baik kamu diam saja, bukannya ini yang kita rencanakan, kamu bisa bersama Reno, dan aku bisa bersama dengan Chelsea," ucap Edo menepis tangan Irish. "Apa kamu yakin dengan keputusan kamu ini Mas?" tanya Irish ragu. "Ya, aku akan bersiap-siap, membawa Chelsea pergi jauh dari sini, dan aku akan bahagia bersama Chelsea di dalam kehidupan baru kami, sementara kamu, kamu juga pasti akan bisa mendapatkan hati Reno, kamu akan bebas memiliki Reno." jelas Edo melempar senyum. Irish akhirnya mengikuti rencana Edo, jika tujuan mereka sebelumnya hanya untuk menggagalkan pernikahan antara Chelsea dan Reno, kini berubah menjadi sebuah rencana yang tidak pernah Irish pikirkan selama ini. Edo saat itu masuk untuk melepaskan ikatan Chelsea, ia mengiming-imingi kehidupan yang bahagia, namun Chelsea tidak tertarik sama sekali, bahkan ia terus berusaha memberontak dan meminta Edo agar melepaskan dirinya, Irish yang

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 99, Rencana Gila Edo

    "Mas, aku mohon tolong lepaskan aku," lirih Chelsea meminta. "Aku akan melepaskan kamu, Chelsea. Tapi dengan satu syarat," ucap Edo melempar senyum. "Apa Mas, apa syaratnya? Mas, apa kamu tahu apa yang kamu lakukan ini akan menghancurkan masa depanku bersama mas Reno, hari ini hari ijab qobul kami, tapi kenapa kamu dan Irish justru membawa ku ke sini," Chelsea menatap Edo kecewa. "Karena aku tidak terima kamu menikah dengan orang lain, Chelsea. Dan aku ingin pernikahan kamu dengan Reno gagal," sahut Edo tersenyum. "Kenapa Mas, apa masalahnya sama kamu, kenapa kamu ingin pernikahan ku dengan mas Reno gagal, aku tidak pernah menghalangi pernikahan kamu dengan Irish dulu Mas, tapi kenapa kamu melakukan ini padaku?!" Chelsea benar-benar kecewa saat itu, ia menatap keduanya dengan kemarahan yang tidak bisa ia salurkan dengan bebas, karena kedua tangan dan kakinya terlepas, dan ia hanya bisa duduk terpaku di kursi. "Karena aku cemburu, Chelsea. Aku ingin kamu kembali bersamaku," ucap E

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 98, Menyekap Chelsea

    Çeklek! petugas itu membuka pintu tanpa memberi ketukan, hingga membuat Reno terkejut ketika melihat salah satu pengurus pernikahannya datang dengan wajah yang begitu panik. "Ada apa?" tanya Reno menanggapi kedatangan petugas itu. "A-anu Tuan," wanita itu gagap ketika berhadapan dengan Reno. "Anu apa? Katakan?!" Desak Reno. "N-nona Chelsea tidak ada di kamarnya." jawabnya gemetar. DegReno terkejut mendengar kabar itu, kok bisa? Kenapa bisa Chelsea bisa tidak ada di kamarnya? Percuma jika Reno mempertanyakan hal itu pada wanita yang ada di hadapannya, Reno memutuskan untuk langsung menuju ke lokasi untuk mencari tahu tentang keberadaan Chelsea, wanita yang akan ia nikahi hari ini. Reno masuk ke ruangan rias, ia menelusuri ruangan tersebut dengan jeli, dan tersadar jika Chelsea benar-benar tidak ada di sana. Di tengah kepanikan yang tidak bisa ia sembunyikan, Andika datang menemui Reno untuk memberitahukan bahwa pak penghulu sudah menunggu di lantai bawah. "Om, pak penghulu sudah

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 97, Akad Pernikahan

    "Sudah gila Chelsea itu, sudah tidak waras! Dasar janda gatal," celetuk nyonya Andin kesal. "Bu, apa si maksud Ibu bicara seperti itu, mendengar Chelsea mau menikah kok Ibu yang sepertinya kepanasan," cetus tuan Bram memprotes sikap istrinya. "Ayah ini bagaimana si, kenapa tidak melarang Chelsea untuk menikah dengan pria itu, harusnya Ayah larang dia, dong." nyonya Andin menatap kesal. Tuan Bram mengernyitkan dahi ketika mendengar ucapan dari nyonya Andin yang seolah sangat tidak senang mendengar berita gembira itu, tuan Bram tidak menanggapi, ia justru memilih duduk kembali di sofa dan menyeruput teh pahit pesanannya. "Ayah, kenapa malah terlihat biasa dan santai saja seperti itu, bukannya panik seperti yang Ibu rasakan, bagaimana kalau pernikahan Chelsea dan pria itu justru menganggu pikiran Tasya dan Andika, kan kasihan mereka!" omel nyonya Andin yang masih tidak senang dengan keputusan Chelsea. "Bu, sepertinya Ibu sudah berlebihan sekali, jika Ibu peduli dengan kedua cucu kita

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 96, Mengantar Kartu Undangan

    "Mas, kasih tahu aku kenapa kamu jadi kayak gini akhir-akhir ini, kamu berubah Mas, sama aku," "Nggak ada yang berubah Irish, mungkin ini hanya perasaan kamu saja,""Enggak Mas, aku yakin ada sesuatu yang bikin kamu berubah. Katakan Mas, apa salah ku?""Irish, aku mohon tolong jangan paksa aku untuk menjawab pertanyaan kamu itu, aku lagi sibuk di kantor dan aku harus menyelesaikan tugasnya dengan baik, jadi tolong, tolong kamu jangan seperti ini!"Reno mengambil beberapa berkas di meja lalu ia hendak pergi meninggalkan Irish, namun tangan Irish yang dengan cepat menahan pergelangan tangan Reno itu seketika menghentikan langkah kaki Reno, keduanya saling menatap satu sama lain, Irish meneteskan air matanya di hadapan Reno kala itu. "Mas, beritahu aku apa salahku," lirih Irish kembali mempertanyakan. "Seharusnya kamu tidak perlu bertanya apa salah mu padaku, Irish. Secara tidak langsung kamu sudah membohongi aku, kamu bilang saat kamu dekat denganku tidak akan ada orang yang marah pad

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 95, Melamar Chelsea

    "B-bukan Mas, aku hanya mempertanyakan apa itu benar atau tidak," lirih Irish merasa bersalah. "Kalau kamu percaya sama aku sedari awal, kamu tidak mungkin merasa ragu hanya karena ucapan Edo yang ngawur itu, sudah lah. Aku sepertinya lelah, dan butuh waktu untuk sendiri!" celetuk Reno memutuskan untuk pergi. Irish berusaha menahan dengan meminta maaf pada Reno, namun hal itu tidak membuat keputusan Reno berubah, ia tetap pergi meninggalkan Irish dengan sengaja membuat hati Irish merasa bersalah. ***1 minggu kemudian, surat perceraian antara Edo dan Irish sudah ada di tangan Edo, waktunya ia memberikan surat perceraian itu pada wanita yang ia cintai itu, namun tega mengkhianati cintanya karena pria lain. Langkah kaki Edo sudah berada di depan rumah Irish, lalu ia mengetuk pintu beberapa kali hingga akhirnya Irish keluar dan menemui Edo. "Ada apa Mas, kamu datang ke sini?" tanya Irish saat berhadapan dengan Edo. "Aku hanya ingin mengantar surat perceraian kita, dan sekarang kita

DMCA.com Protection Status