Home / Pernikahan / Aku Istrimu Bukan Pembantumu! / Part 103, Chelsea dan Reno Akhirnya Menikah (Tamat)

Share

Part 103, Chelsea dan Reno Akhirnya Menikah (Tamat)

Author: Adissutria Adiss
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56
Di sebuah masjid yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Chelsea, sudah ada beberapa tamu undangan yang menghadiri akad nikah antara Chelsea dan juga Reno, sengaja tamu yang diundang tidak terlalu banyak, karena itu lah yang menjadi permintaan Chelsea sebelum hari pernikahan itu berlangsung.

Wajah Chelsea terlihat teduh dan tenang, kala di perintahkan duduk di samping kiri Reno, Reno menyambut dengan senyuman nervous, karena hari ini adalah hari di mana ia akan mengikrarkan janji suci bersama Chelsea.

"Kedua mempelai sudah siap?" tanya pak penghulu yang ada di hadapan Chelsea dan juga Reno.

"Siap Pak!" tegas Reno menjawab.

"Baik, kalau begitu kita langsung saja mulai, ya." jawabnya mantap.

Reno pun mengangguk siap, ketika pak penghulu tersebut mengulurkan tangan, Reno pun dengan cepat menjabat tangan tersebut lalu mengikuti arahan yang diberikan oleh pak Penghulu tersebut. Jika sebelumnya Reno merasa sangat takut dan ragu ketika mengucapkan ijab qobul, rupanya ketika ucapan it
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 1, Penolakan Yang Menyakitkan

    "Chelsea!"Suara teriakan nyonya Andin terdengar sangat nyaring, saat itu Chelsea sedang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga Bram Wijaya Kusuma, rumah mewah nan megah itu selalu ramai di kala pagi menyapa. Chelsea buru-buru mendatangi nyonya Andin, yang tak lain adalah ibu mertuanya sendiri. Di rumah mewah itu, Chelsea adalah istri dari Edo Wijaya Kusuma, anak laki-laki satu-satunya dari nyonya Andin Kusuma dan juga Tuan Bram Wijaya. "I-iya Ibu, aku datang," ucap Chelsea masih memakai celemek sebagai pakaian paginya setiap hari. "Apa saja yang kamu masak pagi ini, Chelsea? Kenapa kamu sangat lama sekali di dapur!" marah nyonya Andin yang merasa bahwa Chelsea begitu membuang waktu. "A-ada banyak menu makanan yang aku buat, Ibu. Karena semalam Ibu meminta ku untuk membuatkannya sebagai hidangan sarapan pagi," ucap Chelsea dengan jujur. "Ya sudah kalau begitu, cepat selesaikan tugasmu, karena sebentar lagi adik-adik ipar mu dan juga suami mu akan segera bangun, jangan sampai merek

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 2, Fitnah Ibu Mertua

    Hati Chelsea hancur saat itu, namun ia tidak ada kesempatan untuk menitikan air mata karena para adik ipar dan juga kedua mertuanya segera memberikan perintah lainnya pada Chelsea. Wanita berusia 30 tahun itu, diperintah untuk memijat kaki nyonya Andin, namun sebelumnya Chelsea harus memenuhi perintah sang adik ipar yang pertama. "Kakak ipar, tolong sisir rambut ku terlebih dahulu, aku akan pergi ke kampus, tapi ini sudah mepet sekali waktunya," ucap Raras yang sangat panik saat itu. "I-iya, aku akan membantu mu untuk menyisir rambut, tunggu sebentar ya." jawab Chelsea dengan patuh. Raras merasa sangat terbantu saat itu, ia sama sekali tidak mengingat bagaimana sikap yang telah ia tunjukkan sebelumnya pada Chelsea saat di meja makan, namun hal itu tak membuat Chelsea marah. Ia terus saja berusaha untuk bersikap baik pada keluarga suaminya itu. Chelsea Wulandari, wanita berusia 30 itu menikah dengan Edo Wijaya Kusuma tanpa menjalin hubungan terlebih dahulu. Sebuah pernikahan yang s

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 3, Terisak Di Meja Dapur

    "Chelsea!!"Pekik Edo memanggil istrinya ketika sudah tiba di rumah, Chelsea yang baru saja menyelesaikan tugasnya membersihkan kamar semua adik iparnya, segera menghampiri sang suami dan memenuhi panggilan nya. Saat itu Chelsea lupa bahwa ia akan menghadapi suaminya dengan kemarahan karena pengaduan dari nyonya Andin, saat itu Edo membawa Chelsea masuk ke kamar mereka. Sejak menikah mereka memang tidur di kamar yang sama, namun sekali pun Edo sama sekali tidak melakukan tugasnya dengan baik sebagai seorang suami pada Chelsea. "I-iya Mas, ada apa?" tanya Chelsea ketika Edo berhenti di depan ranjang kamar mereka. Edo menoleh ke belakang dan menatap Chelsea penuh kemarahan, tidak ada sedikit pun kesejukan yang Edo berikan ketika menatap Chelsea, setelah seharian bekerja sebagai ibu rumah tangga di rumah mewah nya. "Chelsea, aku ingin bertanya padamu dengan serius, apakah kamu benar-benar mencintai keluarga ku dan status mu sebagai istri di rumah ini?" tanya Edo dengan nada seriusny

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 4, Tuduhan Tak Mendasar

    Nyonya Andin dan Edo bangkit ketika melihat kedatangan tuan Bram, saat itu tuan Bram merasa sangat heran, mengapa anak dan ibu itu sangat akrab dan bercanda di dalam kamar yang harusnya menjadi tempat privasi antara Edo dan juga Chelsea. "Ibu, apakah kau bisa ikut denganku ke kamar?" tawar tuan Bram memanggil istrinya. "Ada apa Ayahnya Edo? Apa kau tidak melihat aku sedang bercanda dengan putra kita," ucap nyonya Andin masih berat sekali meninggalkan Edo. "Ini sudah malam, seharusnya Chelsea sudah tidak melakukan pekerjaan rumah tangga di luar, harusnya dia sudah masuk ke kamar ini untuk istirahat, jadi sebaiknya kau lanjutkan lagi besok, karena kau harus sadar, bahwa saat ini putra mu ini memiliki wanita lain selain dirimu." tegas tuan Bram pada istrinya. Mendengar itu tentu saja membuat hati nyonya Andin terasa sakit, meskipun apa yang dikatakan oleh tuan Bram adalah benar, dan wanita yang dimaksud oleh tuan Bram itu adalah Chelsea. Saat itu nyonya Andin masih mengalungkan tan

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 5, Perbuatan Jahat Adik Ipar

    "Apa maksudmu ayahnya Edo?" tanya nyonya Andin menatap tajam ke arah tuan Bram. "Loh, memangnya kenapa? Chelsea bukan lah orang lain di keluarga ini, tetapi Chelsea sudah menjadi istri dari putra kita, Ibu," ucap tuan Bram begitu sangat ingin mengakui Chelsea di depan keluarganya. "Aku benar-benar tidak habis pikir padamu, sarapan pagi ini membuat perutku tiba-tiba kenyang padahal belum ada satu suap pun yang ku masukkan kedalam mulut!" celetuk nyonya Andin bangkit dari tempat duduknya, lalu ia memalingkan wajah cetus nya. Tuan Bram menghembuskan nafas, ingin sekali rasanya saat itu ia ikut bangkit dan memerintah istrinya duduk, karena sikapnya itu tentu tidak baik untuk dicontoh oleh orang-orang yang ada di meja itu. Namun, sebelum semua itu terjadi, Chelsea menatap wajah tuan Bram dan memberikan sebuah isyarat, agar tuan Bram tidak melanjutkan rencananya. "Eemm... Ibu, Ayah, lanjutkan saja makannya, aku masih banyak pekerjaan di dapur, aku permisi dulu." pamit Chelsea memutar t

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 6, Membela Chelsea

    "Halo," ucap Ayah Bram bersuara. "Halo tuan, tuan... Ini saya ibu Yuli, saya ingin sekali bicara dengan Chelsea, apakah Chelsea ada di sana?" tanya seorang wanita paruh baya dengan suara seraknya. "Oh ya ampun, ibu besan rupanya, tentu saja Chelsea ada di sini, Bu. Sebentar ya," ucap ayah Bram tersenyum saat mendengar suara ibu Yuli, besannya yang berada di desa. "Terima kasih banyak, tuan." jawab ibu Yuli dengan sangat senang. Tuan Bram mengangguk dan menoleh ke arah Chelsea, sekilas Chelsea mendengar sapaan tuan Bram pada penelpon itu, dan tuan Bram meminta Chelsea datang menghampiri dirinya, di saat yang sama nyonya Andin terlihat sangat tidak rela ketika melihat Chelsea tersenyum memenuhi panggilan tuan Bram. Nyonya Andin menghentakkan salah satu kakinya, karena kesal melihat tuan Bram nampak tersenyum tulus di hadapan Chelsea. "Chelsea, ini ada ibumu menelpon, dia rindu pada mu," ucap tuan Bram menyodorkan sambungan telepon itu pada Chelsea. "Terima kasih banyak, Ayah." ja

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 7, Pembelaan tuan Bram

    "Ya sudah kalau tidak mau bicara, biar aku pergi untuk melihat apakah mereka sudah selesai makan atau belum," ucap Chelsia hendak pergi meninggalkan Edo."Tunggu!" Suara Edo tertahan bersamaan dengan ia menggenggam pergelangan tangan Chelsia yang hendak pergi meninggalkannya itu. Chelsia menatap Edo dan begitu juga sebaliknya, mereka saling menatap satu sama lain hingga beberapa detik."Apa yang telah terjadi hari ini di rumah?" tanya Edo masih menggenggam pergelangan tangan Chelsia."Apa, memangnya menurutmu apa yang telah terjadi," ucap Chelsia membalas tatapan Edo."Chelsia, jawab aku. Tidak usah berbelit seperti ini, aku serius," seru Edo memaksa Chelsia."Tidak ada sesuatu yang terjadi hari ini, sebagai ibu rumah tangga aku menyelesaikan tugasku dengan baik." jawab Chelsia dengan tenang.Edo lalu melepaskan pergelangan tangan Chelsia, ia yakin dan sadar bahwa jawaban Chelsia itu adalah bohong, ia hanya tidak mau terbuka pada suaminya lantaran sikap dingin dan kasar Edo selama in

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 8, Mencemaskan Chelsea

    Saat itu Edo duduk terdiam cukup lama, sampai akhirnya ia tersadar bahwa ada Chelsea di dalam kamar mandi. Edo bergegas bangkit lantara jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, namun Chelsea masih tak kunjung keluar dari kamar mandi, hingga membuatnya sedikit cemas dan segera membuka pintu kamar mandi yang rupanya tak terkunci. Saat itu Edo melihat sesuatu yang tidak ia sangka sebelumnya, Chelsea berada di dalam bathtub selama beberapa jam, dan saat itu Chelsea tertidur di dalam rendaman air hangat yang sudah ia atur. Karena terlalu lelah dengan pekerjaan rumah tangga hari ini, membuat Chelsea tidak sadar bahwa dirinya tengah tidur di dalam rendaman air. Namun, Edo menangkap sesuatu yang lain, ia bergegas menghampiri Chelsea karena mencemaskan nya. Ia berpikir bahwa saat itu Chelsea tak sadarkan diri, buru-buru Edo menghampiri dan memanggil Chelsea beberapa kali. "Chelsea, Chel bangun..." panggil Edo menyentuh pipi Chelsea. Saat itu Chelsea masih tak membuka kedua matanya, waja

    Huling Na-update : 2024-10-29

Pinakabagong kabanata

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 103, Chelsea dan Reno Akhirnya Menikah (Tamat)

    Di sebuah masjid yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Chelsea, sudah ada beberapa tamu undangan yang menghadiri akad nikah antara Chelsea dan juga Reno, sengaja tamu yang diundang tidak terlalu banyak, karena itu lah yang menjadi permintaan Chelsea sebelum hari pernikahan itu berlangsung. Wajah Chelsea terlihat teduh dan tenang, kala di perintahkan duduk di samping kiri Reno, Reno menyambut dengan senyuman nervous, karena hari ini adalah hari di mana ia akan mengikrarkan janji suci bersama Chelsea. "Kedua mempelai sudah siap?" tanya pak penghulu yang ada di hadapan Chelsea dan juga Reno. "Siap Pak!" tegas Reno menjawab. "Baik, kalau begitu kita langsung saja mulai, ya." jawabnya mantap. Reno pun mengangguk siap, ketika pak penghulu tersebut mengulurkan tangan, Reno pun dengan cepat menjabat tangan tersebut lalu mengikuti arahan yang diberikan oleh pak Penghulu tersebut. Jika sebelumnya Reno merasa sangat takut dan ragu ketika mengucapkan ijab qobul, rupanya ketika ucapan it

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 102, Doa dan Harapan Semuanya

    Chelsea dan Reno mengadakan janji temu di luar kantor, setelah insiden yang terjadi pada Chelsea. Akhirnya Chelsea memutuskan untuk masuk kerja lagi, ia sudah merasa cukup tenang karena Edo dan Irish sudah berakhir di penjara, kini hanya tinggal bagaimana ia bisa sukses mencapai gelar sebagai wanita karir setelah ia berusaha sampai sejauh ini. Kegagalan pernikahan di sebuah gedung yang cukup mewah waktu itu tidak membuat Chelsea malu dan putus asa, apalagi membatasi diri untuk tidak bertemu dengan banyak kalangan, ia justru semakin terbuka dan memperlihatkan pada mereka bahwa ia baik-baik saja, kejadian itu sama sekali tidak membuat Chelsea rapuh apalagi berkecil hati. Pertemuan demi pertemuan dengan teman satu kantor, kerap kali mengajukan pertanyaan yang sama, tetapi Chelsea justru menjawab-pi nya dengan sangat santai dan elegan. Saat makan siang tiba, Reno memanggil Chelsea untuk ke ruangannya, dengan cepat dan sigapnya, Chelsea pun sudah sampai di depan pintu ruangan Reno. Tak

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 101, Kesadaran Nyonya Andin

    2 hari kemudianReno datang menemui Chelsea yang akan pulang hari ini, Reno merasa sangat senang karena keadaan Chelsea sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, dan kedatangan Reno pun disambut senyum lebar oleh Chelsea yang sudah menunggu kedatangannya. Reno membalas senyuman itu lalu memeluk Chelsea dengan erat, Chelsea pun menerima pelukan itu dengan senang hati, mereka berdua menikmati beberapa saat kebersamaan tersebut , sebelum perlahan Reno melepaskan pelukannya. Reno meletakkan kedua tangannya tepat di pipi chubby Chelsea, mereka saling menatap satu sama lain, dan... Cup! Reno memberikan kecupan hangat tepat di kening Chelsea, Chelsea memejamkan kedua matanya kala menerima sentuhan sayang dari Reno. "Aku minta maaf Chelsea, karena aku terlambat menyelamatkan mu," lirih Reno menatap sendu. "Tidak Mas, kamu tidak bersalah, kamu tidak perlu meminta maaf," ucap Chelsea. "Tapi ini tetap saja salahku, aku bersalah karena teledor menjagamu, harusnya aku menyalip mobol Edo waktu it

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 100, Aksi Nekat Chelsea

    "Mas, kamu jangan nekat, jangan gila!" Irish mencoba untuk menahan Edo. "Irish, lebih baik kamu diam saja, bukannya ini yang kita rencanakan, kamu bisa bersama Reno, dan aku bisa bersama dengan Chelsea," ucap Edo menepis tangan Irish. "Apa kamu yakin dengan keputusan kamu ini Mas?" tanya Irish ragu. "Ya, aku akan bersiap-siap, membawa Chelsea pergi jauh dari sini, dan aku akan bahagia bersama Chelsea di dalam kehidupan baru kami, sementara kamu, kamu juga pasti akan bisa mendapatkan hati Reno, kamu akan bebas memiliki Reno." jelas Edo melempar senyum. Irish akhirnya mengikuti rencana Edo, jika tujuan mereka sebelumnya hanya untuk menggagalkan pernikahan antara Chelsea dan Reno, kini berubah menjadi sebuah rencana yang tidak pernah Irish pikirkan selama ini. Edo saat itu masuk untuk melepaskan ikatan Chelsea, ia mengiming-imingi kehidupan yang bahagia, namun Chelsea tidak tertarik sama sekali, bahkan ia terus berusaha memberontak dan meminta Edo agar melepaskan dirinya, Irish yang

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 99, Rencana Gila Edo

    "Mas, aku mohon tolong lepaskan aku," lirih Chelsea meminta. "Aku akan melepaskan kamu, Chelsea. Tapi dengan satu syarat," ucap Edo melempar senyum. "Apa Mas, apa syaratnya? Mas, apa kamu tahu apa yang kamu lakukan ini akan menghancurkan masa depanku bersama mas Reno, hari ini hari ijab qobul kami, tapi kenapa kamu dan Irish justru membawa ku ke sini," Chelsea menatap Edo kecewa. "Karena aku tidak terima kamu menikah dengan orang lain, Chelsea. Dan aku ingin pernikahan kamu dengan Reno gagal," sahut Edo tersenyum. "Kenapa Mas, apa masalahnya sama kamu, kenapa kamu ingin pernikahan ku dengan mas Reno gagal, aku tidak pernah menghalangi pernikahan kamu dengan Irish dulu Mas, tapi kenapa kamu melakukan ini padaku?!" Chelsea benar-benar kecewa saat itu, ia menatap keduanya dengan kemarahan yang tidak bisa ia salurkan dengan bebas, karena kedua tangan dan kakinya terlepas, dan ia hanya bisa duduk terpaku di kursi. "Karena aku cemburu, Chelsea. Aku ingin kamu kembali bersamaku," ucap E

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 98, Menyekap Chelsea

    Çeklek! petugas itu membuka pintu tanpa memberi ketukan, hingga membuat Reno terkejut ketika melihat salah satu pengurus pernikahannya datang dengan wajah yang begitu panik. "Ada apa?" tanya Reno menanggapi kedatangan petugas itu. "A-anu Tuan," wanita itu gagap ketika berhadapan dengan Reno. "Anu apa? Katakan?!" Desak Reno. "N-nona Chelsea tidak ada di kamarnya." jawabnya gemetar. DegReno terkejut mendengar kabar itu, kok bisa? Kenapa bisa Chelsea bisa tidak ada di kamarnya? Percuma jika Reno mempertanyakan hal itu pada wanita yang ada di hadapannya, Reno memutuskan untuk langsung menuju ke lokasi untuk mencari tahu tentang keberadaan Chelsea, wanita yang akan ia nikahi hari ini. Reno masuk ke ruangan rias, ia menelusuri ruangan tersebut dengan jeli, dan tersadar jika Chelsea benar-benar tidak ada di sana. Di tengah kepanikan yang tidak bisa ia sembunyikan, Andika datang menemui Reno untuk memberitahukan bahwa pak penghulu sudah menunggu di lantai bawah. "Om, pak penghulu sudah

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 97, Akad Pernikahan

    "Sudah gila Chelsea itu, sudah tidak waras! Dasar janda gatal," celetuk nyonya Andin kesal. "Bu, apa si maksud Ibu bicara seperti itu, mendengar Chelsea mau menikah kok Ibu yang sepertinya kepanasan," cetus tuan Bram memprotes sikap istrinya. "Ayah ini bagaimana si, kenapa tidak melarang Chelsea untuk menikah dengan pria itu, harusnya Ayah larang dia, dong." nyonya Andin menatap kesal. Tuan Bram mengernyitkan dahi ketika mendengar ucapan dari nyonya Andin yang seolah sangat tidak senang mendengar berita gembira itu, tuan Bram tidak menanggapi, ia justru memilih duduk kembali di sofa dan menyeruput teh pahit pesanannya. "Ayah, kenapa malah terlihat biasa dan santai saja seperti itu, bukannya panik seperti yang Ibu rasakan, bagaimana kalau pernikahan Chelsea dan pria itu justru menganggu pikiran Tasya dan Andika, kan kasihan mereka!" omel nyonya Andin yang masih tidak senang dengan keputusan Chelsea. "Bu, sepertinya Ibu sudah berlebihan sekali, jika Ibu peduli dengan kedua cucu kita

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 96, Mengantar Kartu Undangan

    "Mas, kasih tahu aku kenapa kamu jadi kayak gini akhir-akhir ini, kamu berubah Mas, sama aku," "Nggak ada yang berubah Irish, mungkin ini hanya perasaan kamu saja,""Enggak Mas, aku yakin ada sesuatu yang bikin kamu berubah. Katakan Mas, apa salah ku?""Irish, aku mohon tolong jangan paksa aku untuk menjawab pertanyaan kamu itu, aku lagi sibuk di kantor dan aku harus menyelesaikan tugasnya dengan baik, jadi tolong, tolong kamu jangan seperti ini!"Reno mengambil beberapa berkas di meja lalu ia hendak pergi meninggalkan Irish, namun tangan Irish yang dengan cepat menahan pergelangan tangan Reno itu seketika menghentikan langkah kaki Reno, keduanya saling menatap satu sama lain, Irish meneteskan air matanya di hadapan Reno kala itu. "Mas, beritahu aku apa salahku," lirih Irish kembali mempertanyakan. "Seharusnya kamu tidak perlu bertanya apa salah mu padaku, Irish. Secara tidak langsung kamu sudah membohongi aku, kamu bilang saat kamu dekat denganku tidak akan ada orang yang marah pad

  • Aku Istrimu Bukan Pembantumu!    Part 95, Melamar Chelsea

    "B-bukan Mas, aku hanya mempertanyakan apa itu benar atau tidak," lirih Irish merasa bersalah. "Kalau kamu percaya sama aku sedari awal, kamu tidak mungkin merasa ragu hanya karena ucapan Edo yang ngawur itu, sudah lah. Aku sepertinya lelah, dan butuh waktu untuk sendiri!" celetuk Reno memutuskan untuk pergi. Irish berusaha menahan dengan meminta maaf pada Reno, namun hal itu tidak membuat keputusan Reno berubah, ia tetap pergi meninggalkan Irish dengan sengaja membuat hati Irish merasa bersalah. ***1 minggu kemudian, surat perceraian antara Edo dan Irish sudah ada di tangan Edo, waktunya ia memberikan surat perceraian itu pada wanita yang ia cintai itu, namun tega mengkhianati cintanya karena pria lain. Langkah kaki Edo sudah berada di depan rumah Irish, lalu ia mengetuk pintu beberapa kali hingga akhirnya Irish keluar dan menemui Edo. "Ada apa Mas, kamu datang ke sini?" tanya Irish saat berhadapan dengan Edo. "Aku hanya ingin mengantar surat perceraian kita, dan sekarang kita

DMCA.com Protection Status