Kata orang, kalau cinta sudah melekat, halangan jarak tidak akan menghalangi rintangan itu, diam-diam usai show di Manado, Ray menghilang satu hari. Manthis, Ben dan John sampai ketar-ketir kemana sang leader menghilang, sementara dua hari lagi mereka akan show di Kota Tomohon, setelah sukses show di Kota Manado.
Kurang dari 3 jam sebelum show di mulai, Ray akhirnya nongol juga.
“Gila loe bro, kemana saja ngilang, aku hampir jantungan tau!” sungut Ben.
“Iya nihh, ngilang ko ga bilang-bilang,” sahut John yang sudah bersiap-siap tampil di panggung terbuka, di mana gemuruh suara penonton terus terdengar dari tadi, menunggu penampilan idola mereka ini.
Ray hanya mesem-mesem saja dari tadi, dia memaklumi ketegangan semua personel dan juga anggota tim manajemen The Stollen’s.
“Udah tenang aja, yang penting kita tampil maksimal malam ini,” Ray pun kini bersalin pakaian. Manthis menepuk bahu sahabatnya ini. “Bertemu Sonia yaa…kenapa ga di bawa ke sini bro?” sela Manthis sambil merapikan rambutnya.
“Begitulah…dia masih sibuk dengan butiknya, jadi ga bisa ke sini!” sahut Ray pendek.
Penampilan The Stollen’s kembali menghentak dan memuaskan ribuan penggemar mereka di Kota Tomohon Sulawesi Utara ini.
Perjalanan mereka pun terus lanjut hingga 6 bulan kemudian, sisa 50 kota benar-benar tuntas mereka lakunin dan show terakhir mereka berakhir di Jakarta. Produser Ogong Lee benar-benar untung besar, produser ini bertekad akan terus mempertahankan kelangsung group ini, karena dia yakin dengan ciri khas dan lagu-lagu mereka yang selalu mencetak hits, sambutan penggemar juga makin hari makin luar biasa.
Untuk menghindari ke bosanan, Ray memutuskan The Stollen’s rehat selama 4 bulan dan membebaskan semua anggotanya apakah ingin liburan atau mau solo karir, untuk memanfaatkan waktu rehat tersebut. Setelah itu dia meminta semua personel kembali berkumpul, untuk persiapan Album ke III.
Ray diam-diam sudah punya rencana tersendiri, dia ingin mengajak kekasihnya Sonia…ya Sonia sudah resmi jadi kekasih Ray menikah. Ia berencana akan menjadikan Sonia sebagai istri sah dan akan liburan ke Eropa selama satu bulan full, sekaligus berbulan madu.
Keputusan Ray yang ingin menikah muda dan tak mau pacaran lama-lama membuat Ben, John dan Manthis sangat kaget. Sebab setahu mereka, Ray dan Sonia jadian cukup baru, yakni sekitar 6 bulanan ini.
“Kalau sudah cocok, buat apa juga aku nunda-nunda, lagian usiaku bulan depan sudah 23 tahun,” sahut Ray enteng.
“Kalau itu memang jadi keputusan kamu, aku dukung bro…tapi apakah kamu sudah minta izin dengan ortu, terutama papa kamu bro!” kata Manthis, saat mereka sedang santai di sebuah kafe. Ben dan John dan mendengarkan obrolan Manthis san Ray. Ray sendiri langsung terdiam, dalam hati dia membenarkan ucapan sahabatnya ini, bagaimanapun ortunya harus di beritahu terlebih dahulu.
Setelah diyakinkan ketiga sahabatnya ini, Ray pun akhirnya mengalah dan dia Minggu sore sengaja berkunjung ke rumah papanya, yang kini tinggal bersama Weni istri keduanya dan satu anak perempuan mereka.
Walaupun hubungannya dengan papanya sudah agak baikan, tapi Ray belum pernah bertemu muka langsung dengan istri papanya ini.
Dia pernah sekali bertemu adik bungsunya dari istri kedua papanya ini, saking gemesnya dia menggendong bayi yang baru berusia setahun lebih itu, kala bertemu papanya di sebuah mall. Tapi saat itu tak terlihat Weni, karena sedang ke toilet dan adik bungsunya sedang di jaga papanya serta dua babysitter.
Dengan menggunakan mobil sport keluaran terbaru, Ray datang berkunjung ke rumah ortunya di sebuah kompleks perumahan yang cukup mewah.
Setelah lapor dengan dua orang satpam di depan rumah yang berjaga, Ray pun dipersilahkan masuk. Ray kini duduk di teras sambil menunggu papanya, seorang ART mengantarkan segelas minuman panas pada pemuda ini.
Tak lama kemudian keluar seorang anak kecil perempuan yang kini sudah berumur hampir dua tahun, dengan jalan geyal geolnya khas anak kecil, dia langsung mendekati Ray, rambutnya yang lurus dan lebat di ikat dengan pita, sehingga tampangnya makin lucu.
Ray langsung menyambut adik bungsunya dan menggendong serta mencium dengan gemes baby Cilla, nama anak kecil lucu ini, saking lincahnya dua babysitter setiap hari selalu kewalahan menjaga baby Cilla yang hyper aktif ini.
Saat menatap wajah baby Cilla, Ray teringat dengan adik perempuannya Stefani.
“Mirip banget dengan wajah Stefani saat kecil,” batin Ray. Ray memang sangat menyayangi Stefani, sejak kecil dia cukup dekat dengan adik bungsunya itu. Beda dengan Andre yang sibuk dengan urusan sekolah dan aktif di organisasi sekolahnya dan kini mulai masuk kuliah. Andre tak terlalu dekat dengan dua saudaranya ini, sampai-sampai Ray sering menegur adiknya ini agar jangan terlalu aseek dengan dunianya saja.
Tak lama kemudian keluar seorang wanita berperawakan sedang dan melangkah anggun berkerudung, wajahnya terlihat teduh dan kalem.
“Ray…kapan datang?” sapa wanita itu, yang ternyata Weni, istri kedua papanya. Saat menatap wajah Weni yang sederhana, karena hanya di saput make up tipis, Ray akhirnya menyadari pilihan papanya tak salah, selain selalu bersikap tenang, wanita ini juga sederhana dan tidak glamor. Beda jauh dengan mamanya yang kini makin glamour saja sejak menyandang status janda.
“Baru saja tante…papa di mana?” sahut Ray sambil melepas baby Cilla yang memberontak dari gendongannya karena pingin berlarian ke sana kemari lagi. Ray masih agak segan memanggil ibu pada Weni, walaupun dari segi usia, Weni kini berusia 26 tahunan lebih.
“Papa kamu tadi masjid, sholat asar katanya, kamu duduk saja dulu yaa, aku mau ke dalam, kamu ga mau masuk, apa nunggu di sini aja!” kata Weni sambil berdiri dan bersiap kembali ke dalam rumah.
“Di sini saja Tante…!” sahut Ray, Weni pun mempersilahkan dan kembali masuk ke dalam.
“Hmmm…syukurlah papa kini telah berubah, sholatpun ke masjid, dulu mana pernah!” kata Ray dalam hati. Ray kini jadi malu sendiri, dia sendiri jangankan ke masjid, sholat lima waktu saja bolong-bolong bahkan sangat jarang.
15 menit kemudian terlihat masuk sebuah mobil jenis Alphard warna hitam, lalu terlihat Alam Suhilin keluar mengenakan baju koko dan kopiah putih, serta sajadah di tangan kanannya.
“Kamu Ray…sudah lama datang!” Alan menyapa anak sulungnya ini, Ray pun langsung berdiri dan menyalami serta mencium tangan papanya ini, tentu saja Alan kaget juga dengan ulah Ray, dulu-dulu anak sulungnya ini paling hanya menyapa hai saja, kemudian berlalu cuek.
Setelah kini duduk berhadapan, Ray memandang kopiah putih yang di pakai papanya.
“Papa sudah naik haji?” tanya Ray keheranan.
“Iya tahun lalu papa berangkat dengan Weni, ibu sambung kamu itu, tapi kami ambil haji yang singkat saja, selama 8 hari. Setelah itu pulang lagi ke tanah air, ga enak lama-lama ninggalin adik bungsu kamu, si baby Cilla yang masih kecil!” sahut Alan.
Ray tersenyum sambil menganggukan kepala, Ray kini benar-benar angkat topi dengan papanya, benar-benar sangat berubah. Dulu saat masih bersama mamanya, papanya sering pulang malam dan mereka jarang bertemu, karena pagi-pagi papanya ini sudah berangkat kerja.
“Apa kabar mama kamu, juga Andre dan Stefani?” tanya Alan.
“Mama makin jarang dirumah pa, sibuk dengan bisnisnya, Andre kini kuliah di Singapura, sedangkan Stefani sudah kelas III SMU, dia bilang lulus SMU mau kuliah di Amsterdam, Belanda!” Alan Suhilin menghela nafas panjang, sejak resmi bercerai dengan Rani, mantan istrinya yang juga ibu Ray ini, dia sudah tak berkomunikasi lagi.
Dua anaknya, adik-adik Ray, yakni Andre dan Stefani juga sangat jarang mengontaknya, sehingga dia tak tahu perkembangan keduanya. Padahal Alan sangat rindu, terutama dengan si bungsu Stefani.
Alan kemudian cerita, perusahaan yang kelak dia wariskan pada Ray dan dua adiknya ini, sudah di serahkan pada CEO-CEO Profesional, sehingga dia kini banyak punya waktu di rumah bersama anak dan istri keduanya.
“Oh ya, papa sampai lupa…kamu ke sini pasti ada keperluan penting…tapi kulihat kamu dan group band kamu makin sukses. Pasti bukan minta uang bukan?” seloroh Alan tersenyum, sambil menatap wajah Ray yang makin tampan ini.
Ray ikutan tertawa kecil, yang secara otomatis kini telah mencairkan hubungan mereka yang selama ini agak kaku.
“Pah…Ray izin mau menikah?” ucap Ray tanpa basa-basi.
“Hahhh…yang benar Ray…!” Alan kaget.
“Iya pah…makanya Ray ke sini mau minta restu, sekaligus memohon agar papah mau melamarkan gadis yang akan ku jadikan istri!” sambung Ray lagi dengan nada mantap.
“Hmmm bagusss…siapa gadis beruntung itu? apakah pacar kamu dulu yang model dan artis itu?”
“Bukan pahh, bukan itu…orangnya berkerudung seperti Tante Weni, tapi dia juga business women seperti mama…tinggalnya di Makasar!”
“Oohh…jauh juga yaa…kapan kamu pacaran, ee maksud papah, kapan kalian dekat?”
Ray pun akhirnya bercerita siapa sosok Sonia yang kini jadi kekasihnya tersebut, Alan sangat senang akhirnya Ray menemukan wanita yang baik.
Dulu saat masih berpacaran dengan seorang model dan artis, Alan sebenarnya kurang sreg, selain gayanya sedikit angkuh, gadis itu juga terlihat agak liar, karena hobbynya suka pesta dan hampir setiap minggu dugem.
“Ray…papa kasih nasehat yaa…kalau kelak papa lamarkan dan kalian akhirnya menikah! Ingat jangan sampai pernikahan kalian bernasib sama dengan papa dan mama kamu. Kamu pahamkan, kenapa akhirnya papa bercerai dengan mama kamu, selain jarang bertemu, mama kamu itu sangat keras dengan pendiriannya. Papa sudah sering kali kasih nesehat, agar mama kamu mengurangi kesibukannya sebagai business women, dan lebih banyak mengurus keluarga. Tapi mama kamu tetap tak mau berubah, itulah awal mula hubungan papa dan mama kamu rusak selama bertahun-tahun, bukan seminggu atau hitungan bulan!” urai Alan, sehingga kini Ray makin malu hati, karena dulu sangat marah dengan papanya ini, karena menceraikan mamanya dan diam-diam memiliki istri baru.
Dia baru sadar, kesalahan tak bisa sepenuhnya di bebankan pada papanya ini, mamanya juga menjadi penyebab utama, sehingga papanya mencari seorang wanita yang mau memperhatikan dan menyayangi papanya ini. Beruntung papanya menemukan seorang wanita yang baik dan bisa merubah perilaku ke arah yang lebih positif.
“Iya pah, Ray dan Sonia sudah bicara panjang lebar, intinya kelak kalau Sonia sudah resmi jadi istriku, dia akan mengurangi kesibukannya dan akan menyerahkan pada adiknya untuk mengelola, dia cukup memantau saja dan sesekali membantu!”
“Syukurlah…papa merestui hubungan kalian, kapan kamu mau papa lamarkan gadis itu?”
“Rencana Minggu depan pah…?”
“Ya udah, kita naik jet pribadi saja dari Jakarta, kamu atur waktunya, kabarin secepatnya!” jawab Alan lagi.
Tak lama kemudian keluar Weni, di tangannya ada gorengan pisang yang masih mengepul.
“Ray jangan buru-buru dulu pulang, ini nikmatin gorengan panas, aku looh yang bikin,” kata Weni sambil meletakan pisang goreng itu di meja dan menyuruh Ray langsung makan, tanpa di suruh dua kali Ray pun menikmati pisang goreng itu.
“Enak tantee…Ray jadi pingin makan lagi nihh!” Ray tanpa malu mencomot pisang goreng itu kembali. Alan tak kaget Ray masih memanggil Weni dengan sebutan tante, pria ini yakin kelak panggilan itu akan berubah seiring waktu.
“Mah…si Ray mau menikah, dia minta lamarkan pacarnya minggu depan, mamah ikut yaa, sekalian kenalan dengan calon mantu!”
“Oh yaaa…waahh selamat dehh, syukurlah kalau Ray segera menikah, tak apa menikah muda yang penting sama-sama cinta!” sahut Weni tersenyum sambil menatap Ray yang keenakan makan pisang goreng.
Alan lalu menceritakan di mana gadis itu tinggal dan profesinya apa.
“Ray mana foto calon istri kamu, boleh kami lihat?” kata Weni dan diamini Alan, yang juga penasaran ingin melihat calon istri Ray.
Ray pun membuka smartphone nya dan membuka I* Sonia, di sana ada beberapa foto Ray dan Sonia serta Sonia dengan butik plus keluarganya.
“Waahhh cantik nih pah, liat nihhh, pake kerudung kayak mamah, anaknya juga sederhana, wajahnya lucu suka tertawa!” kata Weni sambil terus menatap I* Sonia.
“Ya udahh…tak perlu di tunda lagi, cocokkk!” sahut Alan tertawa.
Ray pun akhirnya sampai malam di rumah papanya, dia bahkan ikut makan malam bersama papah dan ibu sambungnya.
Kini hubungan Ray dan keluarga baru papahnya sudah baik, yang makin membuat dia betah, siapa lagi kalau bukan baby Cilla, rasanya pingin Ray nginap dan tidur bersama si bungsu yang menggemaskan ini.
Alan kemudian berpesan pada Ray, agar menghubungi Andre dan Stefani, untuk sering-sering mengontak dia, Ray pun menyanggupi dan berjanji akan membujuk kedua adiknya itu agar merubah sikap.
Selama ini Andre maupun Stefani masih sangat cuek dengan papa mereka ini, sama seperti Ray, keduanya juga turut menyalahkan papah mereka yang dianggap tega menceraikan mamanya, padahal yang ngotot bercerai justru Rani, mama mereka.
Baby Cilla menangis saat Ray pamit pulang, anak cilik ini kini sudah lengket dengan kakak kandung beda ibu ini.
“Sesekali kelak kamu nginap aja ke sini,” kata Weni pada Ray.
“Iya…Mah…Ray akan nginap sewaktu-waktu dan ga sabar ingin ngajak jalan-jalan baby Cilla kelak ke mall atau main ke studio!” Alan kaget, karena belum juga lama, kini Ray sudah mau memanggil Weni dengan sebutan ‘Mah’.
“Syukurlah, anak ini sudah berubah, dari tiga anakku, Ray inilah yang agak rumit, tapi dia memiliki jiwa pemimpin yang bagus, walaupun kadang agak arogan. Tapi hatinya sebetulnya lembut dan gampang kasihan dengan orang lain,” batin Alan Suhilin, sambil melambaikan tangan, saat Ray sudah jalan dengan mobil sportnya, sementara baby Cilla ngamuk-ngamuk di gendongan Weni, karena di tinggal kakaknya ini.
*****
BERSAMBUNG
Alan Suhilin, Weni dan Ray datang langsung ke rumah Sonia, untuk melamar gadis cantik ini, sebelumnya Ray sudah mengontak Sonia terkait rencana itu, Sonia tentu saja sangat berbinar-binar bahagia, karena kekasihnya ini tidak bercanda akan segera menjadikan dia istri sah.Awalnya Sonia tentu saja ragu-ragu, apalagi dia tahu latar belakang Ray yang seorang musisi dan lagi di gilai penggemarnya di mana-mana. Terlebih Ray seorang musisi band rock alternative yang dia tahu memiliki banyak penggemar fanatic dari kalangan abege wanita.Saat Ray blak-blakan ingin mengajaknya menikah, Sonia sampai sakit perut tertawa dan bilang apakah Ray lagi mabuk. Ray sendiri hanya mendiamkan kekasihnya ini tertawa saat mereka vidcal.“Gimana…udah puas ketawanya?” sahut Ray sambil menatap wajah kekasihnya di smartphone.“Belum…ulangin lagi, benaran kamu mau jadikan aku bini secara sah?” sahut Sonia masih tertawa-tawa.Tanpa di duga S
Tak terasa kini 3 tahun sudah berlalu….Semua personel The Tollen’s sudah dewasa semua, Ray malah sudah memiliki dua anak bersama Sonia. Tiga personel lainnya Ben, John dan Manthis masih betah melajang, walaupun Ben kini sudah mempunyai kekasih dan memutuskan sebentar lagi akan naik pelaminan.Hubungan Manthis dan Sheila naik turun, perbedaan usia, lambat laun membuat keduanya mulai tak semesra dulu lagi.Manthis yang kini berusia 23 tahun dan Sheila sudah 27 tahunan, membuat wanita ini minta komitmen lebih, yakni pernikahan. Tapi perbedaan keyakinan jadi penghalang keduanya, sehingga kini hubungan mereka makin renggang.Di satu sisi, di saat hubungannya renggang dengan Sheila, diam-diam Manthis menjalin hubungan dengan Hana Desyata, seorang artis sinetron dan model yang dulu pernah dikenalkan Jeje. Kadang dengan Vena dia masih sering bertemu dan keduanya mengulang kemesraan yang dulu pernah di rajut, walaupun tidak terlalu sering.Ven
Penciuman wartawan memang tajam, mereka ternyata tau kalau Manthis akan ke Bali, ketika Manthis yang kala itu mengenakan pakaian casual, dengan topi dan kacamata hitam, plus masker di wajah dan mau masuk pintu keberangkatan, dia langsung di cegat puluhan wartawan.“Bang berhenti bentarrr bang…wawancara dulu bang?” kata puluhan wartawan. Manthis terus berjalan dan hanya bilang no comment.Langkah Manthis malah terhenti, karena para penumpang sedang antre masuk ke ruang keberangkatan. Sehingga mau tak mau Manthis terpaksa ikut antre dan akibatnya dia terpaksa meladeni wawancara, ratusan orang pun ikut melihat dan malah banyak yang ikutan merekam wawancara Manthis itu.“Bang gimana komentarnya terkait beredarnya video panas yang di duga pemerannya adalah abang?”“Tanyakan dengan pengacara saya saja!” sahut Manthis kalem.“Bang, artis Hana Desyata kemarin saat wawancara bilang dia memang puny
Tiga hari setelah pertemuan dengan Ben dan John, Manthis pun memenuhi panggilan Bareskrim Polri di dampingi Amang Soleha SH, sahabat sekaligus pengacaranya, untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait beredarnya video mesum dia dengan Vena, Hana dan belakangan dengan super model Gerald.Manthis di panggil setelah adanya laporan ke kepolisian yang dilakukan sebuah LSM yang merasa perbuatan Manthis yang merupakan idola remaja telah merusak mental anak-anak muda.Setelah diperiksa hampir 5 jam, Manthis pun keluar dan sudah di serbu puluhan wartawan yang setia menunggunya.Namun Manthis yang saat itu mengenakan topi, masker dan kacamata hitam menyerahkan semua pertanyaan para wartawan ini kepada pengacaranya, Amang.“Klien saya dalam hal ini adalah korban…kami akan mempolisikan pihak-pihak yang selama sengaja berkomplot untuk menjatuhkan klien saya ini!” tegas Amang.“Bangg…jadi benar donk pemeran video mesum ini kli
Empat tahanan lainnya rata-rata karena karena pencurian dan merampok, rata-rata di hukum 5 sampai dengan 7 tahun penjara dan semuanya sudah berada di Lapas lebih dari 3 tahunan.Ketika mereka bertanya Manthis masuk ke Lapas ini karena kasus apa, Manthis akhirnya jujur kalau dia seorang public figure dan terjebak masalah nafsu yang tak mampu dia tahan.Mereka semua tertawa dan bilang wajar saja, karena wajah Manthis memang tampan dan manis, sehingga banyak di gilia kaum hawa. Ustad Arman malah bilang, itu sebetulnya ujian bagi orang yang memiliki kelebihan seperti Manthis ini.“Wajah ganteng dan mempunyai kelebihan ekonomi seperti kamu itu, itulah ujian sesungguhnya, kalau kamu tak bisa memperbaiki kelakuanmu, maka akan jadi malapetaka bagi kamu dan orang lain kelak,” nasehat Ustad Arman pada Manthis.Sehari setelah di lapas, dia dikunjungi Nadu, Manthis lalu minta Nadu membeli sembako, rokok dan juga makanan ringan di kantin yang terdapat di L
Setelah satu tahun menjalani hukuman, Amang Soleha datang dengan kabar yang sangat mengejutkan bagi Manthis. Hasil penyelidikannya bersama detective yang di sewa selama ini membuahkan hasil.Vena, Hana dan Gerald dijadikan tersangka dengan tuduhan sengaja membuat video mesum dan Manthis yang tak menyadari ha itu jadi korban, mereka lalu menyebarkannya dengan seorang oknum wartawan yang juga ahli IT.“Tujuannya jelas, yakni ingin mendongkrak popularitas, dan yang jadi otak dari semua itu adalah manajer mereka si Jeje. Semuanya kini sudah di tahan di Bareskrim Polri, saya yang melaporkan mereka dengan barbuk yang komplet!” Manthis hanya terhenyak setelah Amang mengisahkan kronologis itu, Ia tak menduga kalau mereka setega itu mengorbankan dan menghancurkan karirnya, dengan tujuan mendongkrak karir mereka sendiri. Gigi Manthis sampai berbunyi gemerutuk saking marahnya, saking kesalnya dia sampai memukul dinding beton, hingga tangannya memerah.
Selama 1 mingguan lebih Manthis hanya tinggal di rumah, dia tak berniat kemana-mana, undangan talk show atau wawancara di TV dia tolak. Manthis sengaja melakukan itu, selain untuk intropeksi diri, dia juga mulai memilah-milah lagu mana yang akan dia rekam sebagai singelnya kelak.Ketika iseng-iseng Manthis membuka IG Sheila, dia tersenyum dan tak kaget saat sang kekasih ini terlihat berfoto mesra dengan seorang pria tampan.“Hmmm…inilah akhirnya…selamat tinggal Sheila, moga kamu bahagia dengan kekasih barumu!” batin Manthis, sekaligus dia memblok IG kekasihnya ini.Setelah itu, dia juga iseng membuka IG Anita, kali ini Manthis kaget melihat sang mantan kekasih ini sudah berkerudung, yang membuat dia kaget, sang mantan ini berpose dengan seorang anak kecil laki-laki yang tampan, tapi tak terlihat foto suaminya.“Mungkin dia tak ingin mengekpos suaminya…!” ucap Manthis lirih. Namun IG Anita tidak dia blok seperti
Ditemani Stefani, Manthis berkunjung ke rumah Sofia kakaknya yang ternyata sangat mewah, Stefani langsung akrab dengan dua anak Sofia yang bule abis.Tak bosan-bosannya Stefani menggendong si bungsu yang bak boneka barbie, lucunya dia malah bisa Bahasa Indonesia, walaupun agak cadel dan kadang nyampur Bahasa Belanda.Melihat Kathy, anak Sofia ini, Stefani teringat adik kandung beda ibu, baby Cilla di Jakarta, saat liburan yang lalu, baby Cilla bahkan selalu bobok dengan Stefani saking lengketnya.“Pacar kamu yaa...?” tanya Sofia pada Manthis, sambil menatap Stefani yang sedang bercanda dengan anaknya.Manthis langsung menggeleng dan bilang kalau Stefani itu adik kandung Raymand, leader The Stollen’s.“Ohh gituuu…kirainn…tapi anaknya baik…supel suka bercanda, suka anak kecil lagi…dekatin ajah, kayaknya cocok sama kamu!” bujuk Sofia. Gara-gara bujukan Sofia inilah, Manthis kini benar-benar mem
James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”
“Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng
Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k
Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me
Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d
Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny
“Heiii tomboy, dengarin yaa, tiga bulan lagi aku dan Rina akan menikah!” sahut Sohai.“Apaa…kapan kalian jadian, setahuku kamu kan suka gonta ganti pacar ngikutin gaya sahabat elo si Rafsa, kok bisa-bisanya akan menikah dengan sahabatku, jangan-jangan kamu pelet yaa?” ceplos Stella yang tentu saja kaget, tak menyangka dua sahabatnya ini malah akan menikah, padahal tak terdengar pacaran.“Sembarangan mana ada pake pelet, namanya juga jodoh tomboiiii, pokoknya pas resepsi kamu wajib hadir yaa, awas kalau nggak datang, gua coret lo jadi sahabat bini gua ini!” sahut Sohai cengengesan, bahkan dia langsung mencium pipi Rina.“Ehhh sahabat elo si Rafsa dah tahu belum..?”“Tau donkk, dia sama kayak kamu, kaget, tapi setelahnya janji akan datang ke pernikahan dan resepsi kami, dia malah mau ngasih kado rumah lohh, nggak rugi gua punya sahabat he-he-he!” ceplos Sohai lagi, Rina hanya tertawa saja me
Rafsa masih terdiam dan menatap pintu itu dengan nanar, tanpa Rafsa sadari, Stella bersandar pada dinding pintu tersebut, dia tersenyum sendiri.Ia lalu berlari ke kasur dan langsung memvidcal sahabatnya Rina yang berada di Jakarta.“Benarann….kalian se hotel yaa di Singapura, jangan-jangan udah belah duren nihh!” sahut Rina sambil tertawa berderai di vidcal itu.“Enakk ajee, gue bukan elo kalee, gue masih ingat lah, ga bakalan mau gue pecah sebelum menikah!”“So…kapan nihh kalian nikah, kan tadi kamu bilang barusan di lamar!”“Ntar ajahh, biarkan dia makin cinta!”“Eitttsss….hati-hati ntar nangis bombaiiii lagi kalau Rafsa dengan yang lain, udah kalian cepat-cepat pulang dan segera menikah, bereskan!”“Tenang ajahh, biarkan Rafsa terus mengejarku…aku hanya ingin menyakinkan hati, anggap tes buat dia!”“Lhaaa pakeee tes seg
“Hmmm…kalau nggak enak pesananku ini, ya udah sono kamu pesan sendiri, biar pelan-pelan aku makan ini, songong amat sihh, makanan enak gini dibilang tak enak!” sungut Stella sambil mengaut sayuran, Stella memang agak vegetarian, sehingga badannya tetap langsing bak model dan mengeluarkan aroma yang harum, dan tadi sempat membuat pemuda di depannya ini makin senewen di buatnya.“Pemarah banget sihh…tau nggak kenapa tak enak!”Stella langsung mengangkat wajahnya. “Iya kenapa tak enak?”“Karena kemanisan wajah kamu hilang, hingga makanan ini hambar…senyum donk, dan ceria, masa kita makan diam-diaman ajee?”“Anjriittt…gue di gombalinnn, basiiii tauuu!” kini Stella terbahak. Rafsa kini tertawa kecil.Stella langsung mengambil ampal daging bulat dan melemparkan ke wajah Rafsa, tapi luput, karena Rafsa mampu menghindar.“Kamu memang buaya cap biawak, hampi