Begitu sampai di hotel tempat mereka nginap, personel The Stollen’s bisa bernafas lega, karena penjagaan di hotel mereka lebih ketat, sehingga ratusan penggemar tak bisa merangsek masuk ke dalam area hotel, bahkan ke halaman hotel pun tak boleh, pihak hotel berkilah ini demi kenyamanan para tamu hotel lainnya.
“Hebatt yahh kalian, punya penggemar fanatic gituhh?” puji Sonia.
“Kamu beruntung lohh Sonia, bisa duduk dan ngobrol bareng kami yang di puja-puji…cucukkk dehhhh,” kata Ben bergaya kenes, hingga semuanya tertawa. Sonia makin suka bergaul dengan personel group ini. Padahal awalnya dia mengira mereka itu sombong dan angkuh, karena sedang berada di puncak popularitas.
Ben, John dan Manthis langsung beristirahat di kamar masing-masing, Ray menemani Sonia di restoran yang terdapat di hotel itu, karena sopir Sonia masih dalam perjalanan.
“Hebat kamu Sonia, masih muda udah punya usaha!” kata Ray.
“Terpaksa bang…mau gimana lagi, ayah ku udah wafat 5 tahun lalu, sejak saat itu ibuku kerja serabutan membantu keuangan keluarga!” ungkap Sonia.
Sonia akhirnya bercerita, sejak kelas I SMU dia sudah berjualan baju-baju dengan cara di kredit ke rumah-rumah warga. Namun semakin lama usahanya yang modal awalnya dari pensiunan ayahnya sebagai PNS, justru bangkrut gara-gara sering di utang dan saat di tagih rata-rata pada ngeles, malah ada yang tak mau bayar hingga kini.
Sonia lalu coba-coba browsing di internet, mulailah dia mencoba menjajakan via internet, tentu saja dia kontak dulu penjual pakaian yang ada di Jakarta atau di kota Makasar, lalu dia kirim ke pelanggan.
Lambat laun usahanya makin berkembang, sehingga kini bukan hanya pakaian tapi merambah ke tas-tas. Bahkan saat ini tas yang branded pun bisa dia pasarkan, pelanggannya bukan hanya remaja putri, tapi juga banyak ibu-ibu.
Atas saran pelanggannya, Sonia pun membuka butik di sebuah Mall, mulanya hanya los kecil, tapi lama-lama dia mampu menyewa los yang lebih besar dan luas, hingga dia juga mampu menambah karyawannya dari 2 orang, kini menjadi 25 orang.
Bahkan kini dia sudah membeli sebuah roku dengan harga lumayan mahal, yakni 3,5 milyar, walaupun tentu saja dia cicil selama 5 tahun.
“Hebat kamu Sonia…salut aku sama kamu!” puji Ray, dia kemudian teringat ibunya yang juga seorang bisnis women.
Namun Ray sengaja tak mau menyebutkan soal keluarganya dengan Sonia, tak lama kemudian Sonia permisi karena sopirnya sudah di teras lobby hotel menunggu.
“Senang bicara sama kamu Sonia, oh ya tawaran nonton konser kami masih berlaku lohh, kamu serius mau nonton?”
“Hmmm…liat nanti aja dehh, aku masih sibuk soalnya!” jawab Sonia sambil tersenyum, setelah bersalaman merekapun berpisah.
Ray memandang lama mobil Sonia yang kini sudah hilang di jalan raya, Ray lama berdiri di lobby, sukmanya seakan terbawa dengan kepergian Sonia.
“Gadis cantik yang baik dan manis, pake hijab lagi!” tiba-tiba Manthis sudah berdiri di dekat Ray, Ray menoleh lalu menghela nafas.
“Iyahh…orangnya sangat mandiri dan supel…!” sambung Ray.
“Dekatin, jangan lama-lama!” Manthis tertawa.
“Dasarr loeee…!” Ray lalu mengajak Manthis istirahat dan mereka kini malah aseek minum wine di restoran, tak lama kemudian Ben dan John datang bergabung serta tim manajemen lainnya, hingga restoran itu jadi rame, apalagi saat puluhan waitress berebutan berswa foto dengan mereka.
Sudah bisa di duga, show The Stollen’s kembali sukses besar di Stadion Andi Matallata, mereka kemudian bergerak ke 3 titik lagi. Sayangnya Sonia bilang tak bisa datang, karena dia sibuk dengan rencana kepindahan butiknya.
Dua hari kemudian, saat dalam perjalanan menuju kabupaten berikutnya, Ray menerima telpon dari Sonia.
“Haii Abang, lagi ga sibuk kan?” sapa Sonia.
“Ga Sonia, lagi santai ajahh di mobil otw nuju kabupaten Pinrang, ada apa Sonia?” sahut Ray.
“Oh ya kapan kalian balik ke Makasar lagi?” kata Sonia kembali.
“Hari Minggu kami sudah balik lagi ke Kota Makasar dan hanya istirahat sehari akan langsung terbang ke Manado!” sahut Ray.
“Emmh bisa ga Sonia minta tolong…tapi…gratis yaaa?”
“Tolong apa Sonia…?” Ray langsung tertawa mendengar kata gratis.
“Abang dan 3 personel lainnya hadir saat launching butik Sonia…pleaseee mau yaaa, ga lama kok, hanya 30 menitan atau satu 1 jam juga boleh, setelah itu silahkan abang-abang pulang?”
“Hari apa dan pukul berapa Sonia?”
“Hari Minggu, pukul 3 sore!”
“Oke, abang dan Manthis, Ben serta John akan hadir di sana!”
“Benarannnn…boleh kan Sonia share di group, dan bikin spanduk?”
“Silahkan Sonia!”
“Aseeeekkk, tengkyuuu abangggkuhhhh, di tunggu yaah, awasss kalau bo’ongg!” Sonia langsung tertawa di seberang telpon, Ray sampai senyum-senyum sendiri usai berteleponan. Hingga Ben, John dan Manthis saling pandang sambil ikutan senyum-senyum.
“Bakalan ada yang jatuh ke gott, ehhh jatuhhh cintroooonggg…!” kata Ben terbahak, John dan Manthis ikutan tertawa, Ray hanya tersenyum mesem mendengar olok-olok tiga sahabatnya ini. Perjalanan darat menuju ke Kabupaten Pinrang lumayan jauh, mereka kemudian ada yang ketiduran di sepanjang perjalanan darat.
*****
Sonia samgat gelisah, 30 menitan lagi acara launching roku yang sudah di sulap jadi butik lumayan mewah akan di mulai. Ratusan undangan sudah berkumpul, bahkan secara tak terduga ratusan anak-anak remaja juga berdatangan, selain ingin melihat butik ini, tentu saja yang mereka tunggu-tunggu kedatangan personel The Stollen’s sesuai spanduk dan undangan berantai via WA yang di sebar Sonia.
Awalnya Sonia hanya mengundang teman-teman kampusnya dan juga langganan tetapnya yang ada di Makasar. Jumlahnya pun hanya sekitar 100 an orang, namun secara tak terduga, kedatangan ratusan abege, termasuk warga sekitar plus puluhan wartawan membuat heboh halaman rokunya tersebut.
“Duhh kalau sampai Ray dan personel The Stollen’s gagal datang, mampus dahhhh aku!” kata Sonia gelisah.
Tepat pukul 3 sore, MC pun memulai acaranya, wajah cantik Sonia mulai pucat, terlebih beberapa kawannya mulai bisik-bisik dan bilang jangan-jangan kedatangan The Stollen’s hoaks. Sudah hampir menangis Sonia karena sudah 30 menitan acara mulai belum juga terlihat Ray dan kawan-kawannya, ratusan abege yang sejak jam 12 siang sudah berdatangan satu persatu mulai pulang dengan nada mangkel.
Namun 10 menitan kemudian suasanana mendadak heboh luar biasa, ketika dua buah mobil datang, mobil pertama berisi manajemen The Stollen’s dan yang kedua tentu saja personel group music ini, yang pertama keluar adalah Ben, di susul John, Ray dan terakhir Manthis.
Ke empat personel ini hanya berbaju santai, yakni kaos oblong di padu jeans sobek di lutut, serta kacamata hitam, semuanya mengikat rambut dengan gaya chonemage, hanya Ray yang berambut pendek rapi.
Mata Sonia yang sempat memerah kita berubah berbinar-binar, beberapa satpam kelabakan mengatur agar Ray cs bisa menuju butik milik Sonia.
Setelah di bantu beberapa personel manejemen The Stollen’s, Ray cs akhirnya sampai di depan pintu masuk butik itu.
Manthis lalu mengambil mic dari MC dan dia menenangkan ratusan abege termasuk para undangan lainnya yang terus berteriak-teriak histeris, terutama tadi yang terlanjur pulang dan balik lagi ke sini.
Ray mendekati Sonia yang saat itu sangat cantik berkerudung muda krim, dan Ray minta maaf agak telat, karena jalanan yang lumayan padat. Tanpa di duga Sonia, Ray menggenggam tangannya, hingga banyak teman-teman Sonia langsung iri abis melihat Sonia ternyata sangat akrab dengan sang drummer The Stollen’s ini.
“Tenanggg semuaaaa…adekk-adeekkkk…jangan berteriak yaa…eh itu yang dua pengamen bawa gitar, coba maju ke sini sebentar!” panggil Manthis. Dua pengamen pun di dorong maju dan tanpa di duga Manthis meminta keduanya memetik gitarnya dan mengalunkan satu lagu The Stollen’s yang membuat abege koor bernyanyi.
Setelah dua lagu di bawakan Manthis, para abege pun mulai tenang dan mereka dengan rapi berbaris meminta tanda tangan Manthis, Ben, John serta Ray. Tentu saja tak semua dapat tanda tangan dan beruntung bisa berswa foto dengan empat seleb muda ini, karena waktu sduah menunjukan pukul 5 sore.
Tak lama kemudian Ray pun di daulat memotong pita yang tergantung di pintu masuk, didampingi Sonia dan Manthis, Ben serta John.
Tepuk tangan membahana, jepretan kamera wartawan heboh mengabadikan pemotongan pita tersebut. Butik Sonia langsung viral di Makasar, karena dia sukses mendatangkan The Stollen’s, yang sedang jadi idola di mana-mana.
Teman-teman Sonia sendiri juga rame berbisik-bisik berapa Sonia membayar ke empat personel ini.
“Wuihhh kerennnn…pasti mehongg nekkk…ini group band yang sedang top-topnya!” kata mereka. Beragam komentar lain pun berseleweran selama acara berlangsung, butik Sonia pun hari itu panen besar.
Setelah berada di sana hampir dua jam, Ray cs pun pamit dan kembali ke hotel untuk beristirahat. Karena besoknya mereka akan langsung terbang ke Manado, untuk melanjutkan rangkaian tour mereka ke Propinsi Sulawesi Utara tersebut.
Malamnya saat istirahat di kamar, Sonia dan mem-vidcal Ray.
“Makasihh yaa…tau ga aku hampir pingsan kalau kalian batal hadir!” kata Sonia sambil tertawa.
“Kan sudah abang bilangin, pokoknya abang akan hadir, walaupun acaranya kelar!” sahut Ray sambil rebahan di kasur.
“Maaf yaahhh, jadi ngerepoten abang dan yang lainnya,” sahut Sonia kembali tertawa, sambil memperbaiki kerudungnya.
“Selamat yaaa…sekarang butik Sonia sudah makin terkenal, moga makin besar!”
“Aminnnnn…ini semua berkat andil abang dan teman-teman abang juga, oh ya besok jadi ke Manado yahhh!
“Iyah kami akan show di tiga tempat, setelah itu ke Sulawesi Barat, lalu balik ke Jakarta…dua minggu kemudian lanjut ke Sumatera,” Ray pun menyebutkan tempat-tempat di sana yang akan menjadi titik-titik show mereka.
“Hmmm…andai ga sibuk…pingin banget ikut…Sonia kan suka travelling bang!”
“Setelah abang ga sibuk…kita travelling berdua…mau ga?” tawar Ray.
“Mau bangetttt…tapiii….!” Sonia tak meneruskan kalimatnya
“Tapi kenapa?” desak Ray.
“Hmmm…ada yang marah ga nihhh!”
“Maksudnya?”
“Pacar abanggg lahhh, siapa sih yang ga suka sama abang sekarang…!” sahut Sonia cepat. Ray langsung tertawa dan bilang dia sudah hampir 10 bulan single alias tak punya kekasih lagi.
“Paling Sonia kaleeee yang punya kekasih?” kata Ray membalik.
“Ga ada bang…kan Sonia sibuk bisnis dan kuliah, jadi mana sempat pacaran, banyak sih yang kirim-kirim salam, tapi Sonia malas nanggapin!”
Keduanya terus ber vidcal sampai lebih dari 2 jam, itupun karena sudah sama-sama ngantuk.
Paginya, Ray cs pun langsung menuju bandara, karena mereka mendapatkan penerbangan jam 10 pagi. Ketika sampai di Bandara Sultan Hasanuddin, Ray kaget ketika melihat Sonia sudah menunggunya.
“Sonia…sama siapa ke sini, lagi nunggu keluarga atau Sonia yang mau terbang!” sapa Ray sambil mendekati gadis cantik ini.
“Lagi nungguin Abang!” sahut Sonia tersenyum manis. Ben, John dan Manthis yang melihat hal itu suit-suitan saja sambil tertawa. Sonia malah melambaikan tangan kissbye, sehingga ketiganya langsung angkat jempol.
“Lanjutttttt…!” sahut Ben tertawa.
Sesaat sebelum masuk ruang tunggu, Ray memegang tangan Sonia, adegan bak sinetron pun tersaji. Ray mencium kening Sonia dan tanpa di duga gadis ini langsung memeluk Ray dan berbisik hati-hati selama tour. Tentu saja sebagai public figure, perbuatan Ray dan Sonia jadi pusat perhatian semua orang.
Sehingga ada yang iseng-iseng memvideo dan akhirnya viral di medsos.
“Hari patah hati seduniaa…Ray sang drummer udah ada yang punyaaa!” kata seorang penggemar The Stollen’s dengan symbol menangis. Beragam komentar pun membanjiri video amatir tersebut, hanya kurang dari sejam, video berdurasi 1 menitan itu sukses di tonton leih dari 50 ribu orang.
Setelah berpamitan, Ray pun masuk ke ruang tunggu, Sonia melambaikan tangan pada Ray, saat berpelukan tadi, Ray berbisik akan sering-sering meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan Sonia serta akan berusaha mencari waktu lowong untuk bertemu.
Ray, pemuda berusia 22 tahun ini seakan sudah menemukan cintanya yang selama ini sulit dia cari-cari selama. Karena rata-rata wanita yang mendekatinya silau dengan ketenaran serta sangat materialistis. Tak sedikit kalangan artis yang ingin mendekatinya, tapi Ray bukan tipikal orang yang mudah luluh dan jatuh cinta, dia remaja yang sangat kuat memegang prinsip.
Sangat berbeda dengan ketiga rekannya, apalagi Ben dan John yang hobby gonta-ganti pasangan. Malah dalam sebulan, Ben dan John bisa menggandeng 2 atau 3 wanita berbeda. Keduanya dengan enteng selalu berujar kalau gadis-gadis itu hanya happy fun saja, tidak ada yang serius.
Atau Manthis, yang baru putus dan langsung dapat ganti, setelah putus dengan Anita, dia dekat dengan Vena dan kini gulang galing dengan janda muda Sheila, yang sering datang menemui Manthis di kota di mana mereka show, dengan alasan sudah sangat kangen dengan kekasih brondongnya ini.
Karena Sheila yang juga pengusaha ini sudah berusia hampir 25 tahunan, sedangkan Manthis baru jalan 19 mau ke 20 an tahun.
Beda dengan Sonia, gadis ini sudah mandiri sejak SMU, dia juga tak pernah memikirkan soal ketenaran Ray, intinya dia memaklumi kalau Ray seorang public figure yang sangat sukses, dia tak tahu dan tak pernah bertanya siapa orang tua Ray.
Inilah yang sangat disukai Ray. “Biarlah semua akan mengalir alami, aku tak akan membuka jati diri keluargaku, aku ingin Sonia hanya kenal seorang Raymand Suhilin, seorang drummer group music The Stollen’s. Bukan anak Alan Suhilin, seorang pengusaha rumah sakit terkenal di Indonesia,” ucap Ray dalam hati.
*****
BERSAMBUNG
Kata orang, kalau cinta sudah melekat, halangan jarak tidak akan menghalangi rintangan itu, diam-diam usai show di Manado, Ray menghilang satu hari. Manthis, Ben dan John sampai ketar-ketir kemana sang leader menghilang, sementara dua hari lagi mereka akan show di Kota Tomohon, setelah sukses show di Kota Manado.Kurang dari 3 jam sebelum show di mulai, Ray akhirnya nongol juga.“Gila loe bro, kemana saja ngilang, aku hampir jantungan tau!” sungut Ben.“Iya nihh, ngilang ko ga bilang-bilang,” sahut John yang sudah bersiap-siap tampil di panggung terbuka, di mana gemuruh suara penonton terus terdengar dari tadi, menunggu penampilan idola mereka ini.Ray hanya mesem-mesem saja dari tadi, dia memaklumi ketegangan semua personel dan juga anggota tim manajemen The Stollen’s.“Udah tenang aja, yang penting kita tampil maksimal malam ini,” Ray pun kini bersalin pakaian. Manthis menepuk bahu sahabatnya ini. &
Alan Suhilin, Weni dan Ray datang langsung ke rumah Sonia, untuk melamar gadis cantik ini, sebelumnya Ray sudah mengontak Sonia terkait rencana itu, Sonia tentu saja sangat berbinar-binar bahagia, karena kekasihnya ini tidak bercanda akan segera menjadikan dia istri sah.Awalnya Sonia tentu saja ragu-ragu, apalagi dia tahu latar belakang Ray yang seorang musisi dan lagi di gilai penggemarnya di mana-mana. Terlebih Ray seorang musisi band rock alternative yang dia tahu memiliki banyak penggemar fanatic dari kalangan abege wanita.Saat Ray blak-blakan ingin mengajaknya menikah, Sonia sampai sakit perut tertawa dan bilang apakah Ray lagi mabuk. Ray sendiri hanya mendiamkan kekasihnya ini tertawa saat mereka vidcal.“Gimana…udah puas ketawanya?” sahut Ray sambil menatap wajah kekasihnya di smartphone.“Belum…ulangin lagi, benaran kamu mau jadikan aku bini secara sah?” sahut Sonia masih tertawa-tawa.Tanpa di duga S
Tak terasa kini 3 tahun sudah berlalu….Semua personel The Tollen’s sudah dewasa semua, Ray malah sudah memiliki dua anak bersama Sonia. Tiga personel lainnya Ben, John dan Manthis masih betah melajang, walaupun Ben kini sudah mempunyai kekasih dan memutuskan sebentar lagi akan naik pelaminan.Hubungan Manthis dan Sheila naik turun, perbedaan usia, lambat laun membuat keduanya mulai tak semesra dulu lagi.Manthis yang kini berusia 23 tahun dan Sheila sudah 27 tahunan, membuat wanita ini minta komitmen lebih, yakni pernikahan. Tapi perbedaan keyakinan jadi penghalang keduanya, sehingga kini hubungan mereka makin renggang.Di satu sisi, di saat hubungannya renggang dengan Sheila, diam-diam Manthis menjalin hubungan dengan Hana Desyata, seorang artis sinetron dan model yang dulu pernah dikenalkan Jeje. Kadang dengan Vena dia masih sering bertemu dan keduanya mengulang kemesraan yang dulu pernah di rajut, walaupun tidak terlalu sering.Ven
Penciuman wartawan memang tajam, mereka ternyata tau kalau Manthis akan ke Bali, ketika Manthis yang kala itu mengenakan pakaian casual, dengan topi dan kacamata hitam, plus masker di wajah dan mau masuk pintu keberangkatan, dia langsung di cegat puluhan wartawan.“Bang berhenti bentarrr bang…wawancara dulu bang?” kata puluhan wartawan. Manthis terus berjalan dan hanya bilang no comment.Langkah Manthis malah terhenti, karena para penumpang sedang antre masuk ke ruang keberangkatan. Sehingga mau tak mau Manthis terpaksa ikut antre dan akibatnya dia terpaksa meladeni wawancara, ratusan orang pun ikut melihat dan malah banyak yang ikutan merekam wawancara Manthis itu.“Bang gimana komentarnya terkait beredarnya video panas yang di duga pemerannya adalah abang?”“Tanyakan dengan pengacara saya saja!” sahut Manthis kalem.“Bang, artis Hana Desyata kemarin saat wawancara bilang dia memang puny
Tiga hari setelah pertemuan dengan Ben dan John, Manthis pun memenuhi panggilan Bareskrim Polri di dampingi Amang Soleha SH, sahabat sekaligus pengacaranya, untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait beredarnya video mesum dia dengan Vena, Hana dan belakangan dengan super model Gerald.Manthis di panggil setelah adanya laporan ke kepolisian yang dilakukan sebuah LSM yang merasa perbuatan Manthis yang merupakan idola remaja telah merusak mental anak-anak muda.Setelah diperiksa hampir 5 jam, Manthis pun keluar dan sudah di serbu puluhan wartawan yang setia menunggunya.Namun Manthis yang saat itu mengenakan topi, masker dan kacamata hitam menyerahkan semua pertanyaan para wartawan ini kepada pengacaranya, Amang.“Klien saya dalam hal ini adalah korban…kami akan mempolisikan pihak-pihak yang selama sengaja berkomplot untuk menjatuhkan klien saya ini!” tegas Amang.“Bangg…jadi benar donk pemeran video mesum ini kli
Empat tahanan lainnya rata-rata karena karena pencurian dan merampok, rata-rata di hukum 5 sampai dengan 7 tahun penjara dan semuanya sudah berada di Lapas lebih dari 3 tahunan.Ketika mereka bertanya Manthis masuk ke Lapas ini karena kasus apa, Manthis akhirnya jujur kalau dia seorang public figure dan terjebak masalah nafsu yang tak mampu dia tahan.Mereka semua tertawa dan bilang wajar saja, karena wajah Manthis memang tampan dan manis, sehingga banyak di gilia kaum hawa. Ustad Arman malah bilang, itu sebetulnya ujian bagi orang yang memiliki kelebihan seperti Manthis ini.“Wajah ganteng dan mempunyai kelebihan ekonomi seperti kamu itu, itulah ujian sesungguhnya, kalau kamu tak bisa memperbaiki kelakuanmu, maka akan jadi malapetaka bagi kamu dan orang lain kelak,” nasehat Ustad Arman pada Manthis.Sehari setelah di lapas, dia dikunjungi Nadu, Manthis lalu minta Nadu membeli sembako, rokok dan juga makanan ringan di kantin yang terdapat di L
Setelah satu tahun menjalani hukuman, Amang Soleha datang dengan kabar yang sangat mengejutkan bagi Manthis. Hasil penyelidikannya bersama detective yang di sewa selama ini membuahkan hasil.Vena, Hana dan Gerald dijadikan tersangka dengan tuduhan sengaja membuat video mesum dan Manthis yang tak menyadari ha itu jadi korban, mereka lalu menyebarkannya dengan seorang oknum wartawan yang juga ahli IT.“Tujuannya jelas, yakni ingin mendongkrak popularitas, dan yang jadi otak dari semua itu adalah manajer mereka si Jeje. Semuanya kini sudah di tahan di Bareskrim Polri, saya yang melaporkan mereka dengan barbuk yang komplet!” Manthis hanya terhenyak setelah Amang mengisahkan kronologis itu, Ia tak menduga kalau mereka setega itu mengorbankan dan menghancurkan karirnya, dengan tujuan mendongkrak karir mereka sendiri. Gigi Manthis sampai berbunyi gemerutuk saking marahnya, saking kesalnya dia sampai memukul dinding beton, hingga tangannya memerah.
Selama 1 mingguan lebih Manthis hanya tinggal di rumah, dia tak berniat kemana-mana, undangan talk show atau wawancara di TV dia tolak. Manthis sengaja melakukan itu, selain untuk intropeksi diri, dia juga mulai memilah-milah lagu mana yang akan dia rekam sebagai singelnya kelak.Ketika iseng-iseng Manthis membuka IG Sheila, dia tersenyum dan tak kaget saat sang kekasih ini terlihat berfoto mesra dengan seorang pria tampan.“Hmmm…inilah akhirnya…selamat tinggal Sheila, moga kamu bahagia dengan kekasih barumu!” batin Manthis, sekaligus dia memblok IG kekasihnya ini.Setelah itu, dia juga iseng membuka IG Anita, kali ini Manthis kaget melihat sang mantan kekasih ini sudah berkerudung, yang membuat dia kaget, sang mantan ini berpose dengan seorang anak kecil laki-laki yang tampan, tapi tak terlihat foto suaminya.“Mungkin dia tak ingin mengekpos suaminya…!” ucap Manthis lirih. Namun IG Anita tidak dia blok seperti
James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”
“Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng
Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k
Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me
Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d
Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny
“Heiii tomboy, dengarin yaa, tiga bulan lagi aku dan Rina akan menikah!” sahut Sohai.“Apaa…kapan kalian jadian, setahuku kamu kan suka gonta ganti pacar ngikutin gaya sahabat elo si Rafsa, kok bisa-bisanya akan menikah dengan sahabatku, jangan-jangan kamu pelet yaa?” ceplos Stella yang tentu saja kaget, tak menyangka dua sahabatnya ini malah akan menikah, padahal tak terdengar pacaran.“Sembarangan mana ada pake pelet, namanya juga jodoh tomboiiii, pokoknya pas resepsi kamu wajib hadir yaa, awas kalau nggak datang, gua coret lo jadi sahabat bini gua ini!” sahut Sohai cengengesan, bahkan dia langsung mencium pipi Rina.“Ehhh sahabat elo si Rafsa dah tahu belum..?”“Tau donkk, dia sama kayak kamu, kaget, tapi setelahnya janji akan datang ke pernikahan dan resepsi kami, dia malah mau ngasih kado rumah lohh, nggak rugi gua punya sahabat he-he-he!” ceplos Sohai lagi, Rina hanya tertawa saja me
Rafsa masih terdiam dan menatap pintu itu dengan nanar, tanpa Rafsa sadari, Stella bersandar pada dinding pintu tersebut, dia tersenyum sendiri.Ia lalu berlari ke kasur dan langsung memvidcal sahabatnya Rina yang berada di Jakarta.“Benarann….kalian se hotel yaa di Singapura, jangan-jangan udah belah duren nihh!” sahut Rina sambil tertawa berderai di vidcal itu.“Enakk ajee, gue bukan elo kalee, gue masih ingat lah, ga bakalan mau gue pecah sebelum menikah!”“So…kapan nihh kalian nikah, kan tadi kamu bilang barusan di lamar!”“Ntar ajahh, biarkan dia makin cinta!”“Eitttsss….hati-hati ntar nangis bombaiiii lagi kalau Rafsa dengan yang lain, udah kalian cepat-cepat pulang dan segera menikah, bereskan!”“Tenang ajahh, biarkan Rafsa terus mengejarku…aku hanya ingin menyakinkan hati, anggap tes buat dia!”“Lhaaa pakeee tes seg
“Hmmm…kalau nggak enak pesananku ini, ya udah sono kamu pesan sendiri, biar pelan-pelan aku makan ini, songong amat sihh, makanan enak gini dibilang tak enak!” sungut Stella sambil mengaut sayuran, Stella memang agak vegetarian, sehingga badannya tetap langsing bak model dan mengeluarkan aroma yang harum, dan tadi sempat membuat pemuda di depannya ini makin senewen di buatnya.“Pemarah banget sihh…tau nggak kenapa tak enak!”Stella langsung mengangkat wajahnya. “Iya kenapa tak enak?”“Karena kemanisan wajah kamu hilang, hingga makanan ini hambar…senyum donk, dan ceria, masa kita makan diam-diaman ajee?”“Anjriittt…gue di gombalinnn, basiiii tauuu!” kini Stella terbahak. Rafsa kini tertawa kecil.Stella langsung mengambil ampal daging bulat dan melemparkan ke wajah Rafsa, tapi luput, karena Rafsa mampu menghindar.“Kamu memang buaya cap biawak, hampi