Share

Bab 88

Para pengawal Paviliun Dharma Senja menghalangi pintu masuk.

"Ampun, Yang Mulia Ratu! Selir Terhormat telah mengeluarkan perintah, saat ini sedang menjamu tamu istimewa, siapa pun tidak diperkenankan ...."

Ucapannya terpotong oleh tatapan tajam Nabila yang sedingin es.

"Jika tidak ingin mati, minggirlah!"

Saat itu, dari dalam paviliun terdengar suara anggun dan menawan.

"Apakah Ratu sudah tiba?"

"Mohon maafkan Hamba yang sedang terbaring sakit, sehingga tidak dapat menyambut secara langsung."

"Kalian ini benar-benar tidak memiliki mata, bahkan Ratu pun berani dihalangi?"

"Nanti akan kuhukum kalian semua!"

Kemudian, para pengawal pun menyingkir lalu memberi hormat kepada Nabila.

"Ratu, silakan."

....

Di dalam ruangan.

Pertama kali yang dilihat Nabila adalah ibunya.

Tidak lama kemudian, pandangannya tertuju pada Cindy yang tengah duduk di singgasana. Senyum menghiasi wajahnya, tapi tatapan matanya setajam ular berbisa.

"Ratu, Hamba sedang meminta petunjuk pada Nyonya Mirna tentang cara m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status