Permaisuri Agung adalah nenek dari Kaisar. Bertahun-tahun dia mendalami ajaran Buddha dan menjalani kehidupan spiritual dengan tenang, lebih sering tinggal di Gunung Junga, dan jarang sekali kembali ke istana kekaisaran.Bahkan saat pernikahan Kaisar dan Ratu, Permaisuri Agung tidak menghadirinya.Selama empat tahun Permaisuri Agung tinggal di istana, Cindy hanya bertemu dengannya dua kali.Permaisuri Agung dikenal sebagai orang yang sangat pemilih. Meskipun mendalami ajaran Buddha, dalam berhubungan dengan orang lain, dia sangat keras dan kritis, hingga bahkan Ibu Suri merasa gentar setiap kali bertemu dengannya.Jika dia mengetahui bahwa Ratu bukan lagi perempuan yang sempurna, pasti dia akan murka bagaikan petir, dan tak ragu untuk memerintahkan Kaisar menceraikannya."Saat mendengar bahwa Cindy hendak memohon bantuan dari Permaisuri Agung, Cristal tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya."Nyonya, apakah ini keputusan yang tepat?""Permaisuri Agung memiliki kesan yang tidak baik den
Di Paviliun Dharma Senja, matahari baru saja terbenam, dan luka Cindy mulai terasa nyeri.Rasa sakit itu membuatnya mengerang, setiap tarikan napas seolah akan merobek lukanya lebih dalam."Sakit sekali!"Tak lama kemudian, Cindy pun kehilangan kesadaran akibat rasa sakit yang tak tertahankan.Keringat bercucuran di dahi, dia memegang erat tangan Cristal, sambil meluapkan kemarahannya."Obat! Cepat berikan obat untuk mengurangi rasa sakit ini! Apakah kamu ingin aku mati karena rasa sakit ini?"Cristal segera berusaha menenangkan. "Nyonya, tabib sudah mengatakan hanya dengan mengeluarkan Serbuk Pemegang Sukma, Anda baru bisa mengonsumsi obat penghilang rasa sakit. Mohon bersabarlah, Nyonya."Cindy yang seperti ini juga membuat Cristal sangat menderita.Setiap kali, lengannya selalu terluka karena cengkeraman Cindy.Rasa sakit itu sulit untuk ditahan.Setengah jam kemudian, Cindy terkulai lemah dan bersandar di tepi ranjang.Cristal dengan hati-hati memberikan obat.Namun, begitu tangann
Paviliun Kencana.Sudah menunjukkan jam 10.30 tengah malam, tetapi di dalam ruangan hanya ada Yohan seorang diri.Dia pun mulai kehilangan kesabaran.Ketika itu dia melihat seseorang datang, kerutan di dahinya mulai melunak."Apakah kali ini ada yang mengikutimu lagi?" tanyanya dengan sengaja.Sebelumnya, dia terlambat selama dua puluh menit karena Korin dari Paviliun Dharma Senja mengikutinya menuju Paviliun Kencana. Dia membereskan orang tersebut terlebih dahulu, jadi bisa dimaklumi.Lalu, bagaimana dengan malam ini?Nabila mengeluarkan sepasang jarum perak dan menyebarkannya di atas meja."Tiba-tiba ada urusan," jawabnya dengan nada acuh tak acuh.Kemudian, dia langsung bicara ke intinya."Silakan lepas pakaian Anda."Yohan menatapnya dengan tajam tanpa menuruti perintahnya.Nabila yang membelakangi Yohan saat mengemas. Saat menoleh, dia melihat Yohan masih tidak melakukan apa yang diperintahkan."Kenapa Anda tidak melepas pakaian?" tanyanya.Tatapan Yohan semakin tajam."Sepertinya
"Huk ... uhuk ...." Nabila terjatuh ke tanah, alas sepatunya menciptakan goresan hitam di permukaan.Tangannya menutupi bagian bawah tenggorokannya, berusaha memukul-mukul agar pil itu bisa keluar.Namun, usahanya sia-sia.Yohan dengan mantap mendarat di hadapnya, jubahnya tertiup angin membuat sosoknya tampak misterius.Matanya yang dingin menatapnya dengan dalam."Aku tahu kemampuanmu tidak biasa.""Racun Samar akan bereaksi setiap sepuluh hari.""Jika kamu dapat mengakupunktur secara teratur, aku akan memberimu penawarnya tepat waktu."Tatapan Nabila menjadi sangat tajam."Tindakan yang tidak perlu."Dia tidak mengatakan tidak akan membantunya menawarkan racun, hanya saja dia terlalu curiga.Jika bukan karena untuk menjaga stabilitas negara Naki, dia pasti tidak akan bersikap toleran.Segera setelah itu, Nabila pergi dan meninggalkan Paviliun Kencana.Dafka yang ingin mengejarnya, tetapi dihalangi oleh Yohan."Biarkan dia pergi."Sekarang dia telah teracuni, tidak perlu khawatir di
Permaisuri Agung tiba-tiba kembali ke istana, membuat suasana di dalam istana menjadi tegang dan penuh kecemasan.Istana Giok.Ibu Suri merasa menjadi lebih tegang dari biasanya."Kenapa dia bisa tiba-tiba kembali ke istana?"Jika Permaisuri Agung ingin kembali, setidaknya dia harus memberitahukan sebelumnya setengah bulan. Pada hari kedatangannya, seharusnya ada rombongan untuk menyambutnya. Namun kali ini, kedatangannya terasa terburu-buru, seolah ada urusan mendesak yang harus ditangani.Ibu Suri tidak bisa tidak bertanya-tanya, apakah dia telah melakukan kesalahan yang membuat "Orang Tua" itu kembali?Bibi Asih mencoba menenangkan."Nyonya, jangan panik. Katanya setelah sampai, Permaisuri Agung ingin segera bertemu dengan Ratu. Sepertinya ini tidak ada hubungannya dengan Anda."Ibu Suri merenung sejenak, "Sesuai kebiasaannya, setelah kembali ke istana, dia akan beristirahat sehari sebelum membiarkan para junior untuk menghormatinya. Sangat jarang dia memanggil seseorang pada hari k
"Apa? Membiarkan Yang Mulia tidur dengan wanita jalang itu?" Wajah Cindy yang semula berseri-seri langsung berubah seketika.Pelayan istana yang menyampaikan kabar itu menundukkan kepala, tidak berani menatap amarah selir secara langsung."Hamba ... Hamba mendengarnya sendiri, dengan telinga Hamba. Permaisuri Agung ....""Cukup!" Cindy tidak ingin mendengar lebih banyak omong kosong itu lagi.Di balik keterkejutannya, muncul sebuah kebingungan.Bukankah Permaisuri Agung seharusnya mengecek dulu kesucian sang Ratu?Mengapa dia begitu tergesa-gesa menyuruh hubungan Kaisar dan Ratu di ranjang?Tatapannya menjadi dingin, penuh dengan kengerian yang menakutkan."Aku tanya sekali lagi, apakah Permaisuri Agung ada menanyakan soal penculikan Ratu?"Pelayan itu menggelengkan kepala."Itu ... Hamba tidak tahu.""Di dalam aula hanya ada beberapa pelayan yang melayani, dan saat itu Hamba berada di luar. Tidak terlalu jelas mendengar percakapan mereka."Mendengar hal tersebut, wajah Cindy berubah m
Alis Nabila berkedut menatap benda-benda persiapan itu.Semakin hari semakin tidak masuk akal.Di mana Yohan? Bagaimana mungkin dia mau menerima pengaturan seperti ini.Bibi Tina memerintahkan para pelayan istana."Letakkan barang-barang itu dan siapkan air mandi untuk Ratu.""Baik."Nabila memotong dengan suara tegas."Biarkan Sifa saja yang melayani."Bibi Tina yang merasa memiliki kuasa karena bersandar pada perintah Permaisuri Agung, bersikap sebagai seorang tetua di hadapan Nabila."Ratu, ini pertama kalinya Anda menerima kehadiran Yang Mulia, jadi Anda mungkin tidak paham aturan ini.""Mandi sebelum malam pertama dengan Yang Mulia berbeda dari mandi biasa. Ada prosedur yang harus diikuti dengan teliti.""Satu orang saja tak akan sempat.""Ratu, jangan biarkan Yang Mulia menunggu terlalu lama."Bibi Tina dengan hormat mengulurkan satu tangannya dan membuat gerakan "Silakan."Tatapan mata Nabila begitu dingin, dengan suara rendahnya berkata."Permaisuri Agung mengirimmu ke sini unt
Nabila melangkah maju dua langkah, tatapannya tenang tanpa gelombang emosi.Yohan meletakkan bukunya, wajahnya terlihat muram dengan sorot mata mengandung ketidakpuasan."Kenapa? Apa Bibi Tina tidak mengajarkanmu cara melayani di ranjang?"Nabila memperhatikan dengan saksama, tak ingin melewatkan satu pun ekspresi di wajahnya.Jelas terlihat, dia juga tidak ingin melakukan malam pertama.Tiba-tiba, Yohan menarik lengannya.Meskipun terhalang baju, ujung jari-jarinya menekan dengan kuat di pergelangan tangan Nabila.Tatapan yang jatuh padanya terasa sangat dingin, membawa sedikit kekejaman yang menghancurkan."Takut sakit?"Nabila mengernyit sedikit.Sakit apa?Apakah yang dia maksudkan sesuai dengan apa yang dia pikirkan?Apakah dia benar-benar berniat mengikuti perintah Permaisuri Agung dan menjadi cucu yang patuh?Tiba-tiba, perasaan penolakan muncul dalam dirinya. Giginya beradu keras, seperti menimbulkan percikan api, sementara dia menatap langsung padanya tanpa mengatakan sepatah
Batu gipsum sangat sulit untuk ditemukan sebelum ini, tapi tidak disangka Nabila bisa melihatnya pada saat ini.Nabila segera bertanya."Kenapa kamu bisa punya batu gipsum?"Kenni merasa kebingungan."Guru, kenapa Anda juga tahu tentang batu gipsum?""Aku pertama kali bertemu dengan Mayor Jenderal Elsa pada tiga tahun yang lalu, kemudian mendengar dia sedang membicarakan masalah batu gipsum dengan ayahku. Mayor Jenderal Elsa terlihat sangat menyukai batu ini dan terus membaca buku tentang batu ini.""Ingatanku sangat baik dan aku mengingat hal ini.""Terdapat banyak gunung di kampung halamanku yang bernama Carten, aku mencari batu gipsum di sana di waktu luangku dan aku benar-benar menemukan batu itu pada setahun yang lalu, jadi aku menggunakannya sebagai hadiah untuk guruku ...."Nabila sudah ingin menciptakan senapan bambu yang baru pada tiga tahun yang lalu.Pada saat itu Nabila sudah mengetahui bahwa poin utama dari senapan bambu ini adalah insulasi panasnya, sedangkan benda yang p
Bibir Kenni pecah-pecah dan suaranya sangat serak.Nabila bertatapan dengan tatapan Kenni dan bisa melihat niat membunuh di matanya."Aku kebetulan datang ke sini karena mau berziarah," jelas Nabila.Kenni mengambil sesajen yang diletakkan Nabila dengan tangan yang gemetar karena sudah kelaparan untuk waktu yang lama dan mengembalikannya pada Nabila."Bawa pergi! Ibuku tidak butuh ini!"Nabila mengabaikan penolakannya.Nabila mengeluarkan pedang di pinggangnya.Nabila menebang pohon di dekatnya seiringan dengan beberapa suara retakan di udara dan memotongnya menjadi papan kayu untuk dijadikan sebagai batu nisan.Tidak terdapat gejolak apa pun di dalam mata Kenni saat melihat ini.Sampai Nabila meletakkan papan kayu itu di tanah dan bertanya padanya."Siapa nama ibumu?"Kenni baru bereaksi dan menatapnya dengan tatapan terkejut.Nada bicara Nabila terdengar tenang dan santai, sama sekali tidak terdapat perasaan kasihan yang merendahkan seseorang."Ibumu tidak akan menjadi hantu yang kes
Kenni bereaksi dengan cepat dan hampir bisa menghindari serangan Elsa.Kemudian Elsa kembali menyerangnya.Kenni sehabis melakukan perjalanan yang jauh, dia pasti menderita kelaparan dan kedinginan.Kenni pasti tidak memiliki banyak tenaga pada saat ini.Hanya saja Kenni berhasil menghindari serangan Elsa dengan kondisinya pada saat ini dan juga mencari kesempatan untuk menyerang balik.Tatapan Elsa menggelap.Anak ini lebih hebat dibanding dugaannya.Elsa pura-pura menyerang bagian bawah tubuh Kenni dan tiba-tiba bergerak ke belakang tubuh Kenni saat dia melakukan serangan balik, kemudian menendang bagian belakang lutut Kenni dengan keras.Salah satu lutut Kenni bertekuk ke bawah.Kemudian Elsa mencekik leher Kenni dengan lengannya.Kenni terpaksa mengangkat kepalanya dan membuka mulutnya untuk bernapas.Elsa tidak melepaskan Kenni dan terus mengerahkan kekuatannya ....Vina baru merasa ada yang salah dan segera berteriak pada Elsa saat melihat wajah Kenni memucat."Mayor Jenderal!"E
"Jumlahnya ... ada tiga orang, aku tidak terlalu sering bertemu dua orang yang lain.""Kami akan menjalani perintah Nona Elsa ... kalau dia memerintah kami."Darah penjual sayur terus mengalir saat dia sedang berkata.Tidak terlalu sering bertemu, itu berarti dia pernah bertemu dengan mereka.Nabila kembali bertanya."Apa ciri khas dua orang yang lain?""Yang satu punya tahi lalat di wajah dan yang lain ... suka pergi ke tempat berjudi dan suka mencuri. Dia punya mulut yang lancip dan wajah lancip seperti monyet .... Tuan, tolong ampuni aku. Aku sudah kasih tahu semua hal yang kuketahui!"Nabila mengangkat dagunya dengan belati."Kenapa kalian patuh dengan perintah Elsa?"Penjual sayur telah kehilangan banyak darah dan berkata dengan lemah."Kami ... kami adalah pencuri Arama ... yang dicari oleh pejabat setempat ... kami akan dikirim ke pejabat kalau tidak ... mematuhi ucapannya.""Dia ... kasih kami uang kalau kami patuh padanya ....""Selain itu ... dia juga meracuni kami ... dan ak
Luka Baron sangat parah, dia melihat Mayor Jenderal setelah terbangun dan mengetahui bahwa dia telah diselamatkan.Hampir seluruh tubuh bagian atas Baron dibalut dengan kain kasa dan raut wajahnya sangat pucat."Ma ...."Baron melihat masih ada orang lain di dalam ruangan dan segera mengganti panggilannya, "Tuan."Nabila mengenakan topeng perak yang menutupi setengah wajah dan menoleh ke arahnya.Tabib sedang memberitahu Nabila tentang hal yang harus diperhatikan oleh pasien.Nabila mengingat semuanya setelah mendengar ucapan tabib, kemudian memberikan sejumlah uang dan mengantar tabib itu keluar secara pribadi.Nabila kembali ke dalam ruangan pada beberapa saat kemudian dan melihat Baron sedang berusaha untuk duduk.Nabila segera memberi perintah."Jangan sembarangan bergerak!"Apakah Baron sama sekali tidak mengetahui seberapa parah lukanya?Baron segera berbaring dengan patuh dan tersenyum dengan lebar sambil menunjukkan giginya yang putih."Tuan, kulitku sangat tebal dan aku baik-b
Nabila menerima sebuah anak panah yang tajam di Istana Pengasingan.Terdapat sebuah kertas yang ditancap di anak panah itu.Terdapat tulisan tangan Elsa di surat itu: "Kakak, aku berutang satu nyawa lagi padamu. Tapi, bagaimana mungkin aku bisa dengan mudah membiarkanmu menemukan orang itu? Lain kali utuslah orang yang lebih pintar."Nabila menyadari bahwa telah terjadi sesuatu pada Baron.Nabila mengerutkan keningnya dan segera keluar dari istana sebelum langit menggelap.Baron mengikutinya dari Perkemahan Utara ke Kota Zordo.Baron tidak hanya merupakan orang kepercayaan dan tangan kanannya, tapi juga merupakan temannya.Elsa telah membunuh banyak orang demi melawan Nabila.Dia harus segera menemukan Baron!...Mencari seseorang di tengah lautan manusia yang luas tanpa memiliki petunjuk apa pun sama saja seperti mencari jarum di dalam tumpukan jerami.Entah sudah berapa banyak tempat yang didatangi Nabila hari ini.Dia hanya bisa mencari penjual sayur itu.Nabila menggambar lukisan p
Permaisuri Agung menoleh ke arah luar aula dan membuka matanya lebar-lebar."Kaisar? Kenapa kamu datang ke sini!"Permaisuri Agung mendatangi Ratu secara diam-dian dan tidak membiarkan Yohan mengetahui hal ini.Yohan memasuki aula dalam dengan cepat, kemudian menendang pelayan yang ingin menyerang Nabila, lalu melindungi Nabila di belakangnya dan bertanya pada Permaisuri Agung."Nenek, akulah yang harus bertanya kenapa Anda bisa berada di sini."Yohan mengenakan jubah brokat berwarna ungu, raut wajahnya sedingin dan sekeras pegunungan bersalju yang terlihat sangat menakutkan.Nabila diam-diam menyembunyikan senjatanya.Permaisuri Agung duduk di sana sambil berkata tanpa merasa bersalah."Aku melakukan ini demi Negara Naki.""Putri dari Keluarga Feno tidak seharusnya memasuki istana dan jadi ratumu."Kaisar sangat berbakti padanya dan Permaisuri Agung tidak percaya Kaisar akan melawannya karena masalah ini.Kedua tatapan Yohan terlihat menggelap."Aku sudah mengirimnya ke Istana Pengasi
Permaisuri Agung secara pribadi datang ke Istana Pengasingan yang terasa sangat aneh.Ternyata tebakan Nabila benar.Orang yang datang tidak hanya Permaisuri Agung seorang, tapi juga terdapat seorang pelayan.Pelayan itu sedang memegang nampan kayu berwarna hitam yang dipernis dengan indah, tapi benda yang diletakkan di atas nampan itu terlihat sangat mengerikan.Kain putih, segelas arak dan sebilah belati.Terdapat ekspresi ketakutan di wajah Sifa dan tidak bisa menahan diri untuk melebarkan tatapannya.Apakah Permaisuri Agung ingin ... menyuruh Ratu untuk bunuh diri?!Sifa segera menoleh untuk menatap Nabila.Nabila berdiri untuk memberi hormat, dia mengenakan pakaian yang sederhana tapi tidak bisa menyembunyikan temperamennya.Nabila juga telah melihat benda-benda itu, tapi dia tetap bersikap dengan tenang meskipun terdapat gunung yang runtuh di depannya."Aku memberi salam pada Permaisuri Agung."Permaisuri Agung mengabaikan Nabila dan berjalan ke tempat duduk utama dengan perlahan
"Panas sekali!""Ah! Panas sekali!"Satu per satu prajurit menjatuhkan senapan bambu di pundak mereka.Semua peluru dari senapan bambu tidak sengaja terbang ke arah panggung."Lindungi Kaisar!" Dafka segera bertindak dengan cepat dan mengangkat meja makan sebagai tameng.Yohan duduk dengan tenang dan alisnya berkerut.Sepertinya senapan bambu ini tidak sepenuhnya sempurna.Pejabat yang lain segera mencari tempat untuk bersembunyi.Suasana menjadi kacau pada saat ini.Para pejabat baru menjulurkan leher mereka dan mencari tahu setelah semua peluru selesai ditembakkan.Elsa juga tertegun pada saat ini.Kenapa bisa sepanas ini?Jelas-jelas terdapat papan insulasi di dalam kertas rancangannya!Pengawas yang lain juga sudah memeriksa senapan ini dan semuanya merasa senapan ini sangat sempurna!Yohan berdiri dan sosok tubuhnya yang tinggi menghalangi sinar matahari.Yohan menatap kejadian di depannya dan tatapannya tertuju pada Elsa.Semua orang bergidik meskipun Yohan tidak menanyakan apa p