Alis Nabila berkedut menatap benda-benda persiapan itu.Semakin hari semakin tidak masuk akal.Di mana Yohan? Bagaimana mungkin dia mau menerima pengaturan seperti ini.Bibi Tina memerintahkan para pelayan istana."Letakkan barang-barang itu dan siapkan air mandi untuk Ratu.""Baik."Nabila memotong dengan suara tegas."Biarkan Sifa saja yang melayani."Bibi Tina yang merasa memiliki kuasa karena bersandar pada perintah Permaisuri Agung, bersikap sebagai seorang tetua di hadapan Nabila."Ratu, ini pertama kalinya Anda menerima kehadiran Yang Mulia, jadi Anda mungkin tidak paham aturan ini.""Mandi sebelum malam pertama dengan Yang Mulia berbeda dari mandi biasa. Ada prosedur yang harus diikuti dengan teliti.""Satu orang saja tak akan sempat.""Ratu, jangan biarkan Yang Mulia menunggu terlalu lama."Bibi Tina dengan hormat mengulurkan satu tangannya dan membuat gerakan "Silakan."Tatapan mata Nabila begitu dingin, dengan suara rendahnya berkata."Permaisuri Agung mengirimmu ke sini unt
Nabila melangkah maju dua langkah, tatapannya tenang tanpa gelombang emosi.Yohan meletakkan bukunya, wajahnya terlihat muram dengan sorot mata mengandung ketidakpuasan."Kenapa? Apa Bibi Tina tidak mengajarkanmu cara melayani di ranjang?"Nabila memperhatikan dengan saksama, tak ingin melewatkan satu pun ekspresi di wajahnya.Jelas terlihat, dia juga tidak ingin melakukan malam pertama.Tiba-tiba, Yohan menarik lengannya.Meskipun terhalang baju, ujung jari-jarinya menekan dengan kuat di pergelangan tangan Nabila.Tatapan yang jatuh padanya terasa sangat dingin, membawa sedikit kekejaman yang menghancurkan."Takut sakit?"Nabila mengernyit sedikit.Sakit apa?Apakah yang dia maksudkan sesuai dengan apa yang dia pikirkan?Apakah dia benar-benar berniat mengikuti perintah Permaisuri Agung dan menjadi cucu yang patuh?Tiba-tiba, perasaan penolakan muncul dalam dirinya. Giginya beradu keras, seperti menimbulkan percikan api, sementara dia menatap langsung padanya tanpa mengatakan sepatah
Cindy hampir saja berdiri dari kursinya.Tidak mungkin!Raja tidak mungkin melakukannya dengan Nadine.Dan juga darah di kain itu pasti bukan darah perawan Nadine.Nadine jelas sudah kehilangan keperawanannya.Tatapan Cindy seketika berubah, tetapi penuh dengan ketidakpercayaan.Namun, Permaisuri Agung tampak sangat puas dan segera mengizinkan Cindy untuk pergi.Setelah keluar dari Istana Ruyih, Cindy berjalan dengan pikiran yang tidak menentu.Cristal juga merasakan hal yang sama.Apakah benar Kaisar dan Ratu telah tidur bersama?Tapi bukankah Ratu ....Cristal memandang Cindy.Tatapan Cindy seperti diliputi kabut tebal, memancarkan cahaya merah yang menyala.Pasti ada sesuatu yang tidak beres!Perihal ini, pasti ada yang salah!Cindy juga merasakan ketidakmungkinan ini. Saat ini dia sangat ingin bertemu dengan Kaisar, untuk menanyakan semuanya secara langsung.Di sisi lain.Di dalam Istana Giok.Ibu Suri mendengar kabar bahwa Kaisar dan Ratu telah tidur bersama, dia sangat terkejut.
Di dalam Istana Rubi, sebuah ranjang baru telah terpasang.Nabila keluar dari kamar mandi, lalu mengenakan pakaian resmi.Sifa yang membawa teh panas pun bertanya dengan penuh perhatian."Nyonya, apa Anda benar-benar melakukannya ...?"Raut wajah Nabila menunjukkan emosi yang tak bisa dibendung."Kamu tidak perlu tanya lagi mengenai hal ini."Mendengar sang Ratu berkata demikian, Sifa menjadi semakin kebingungan. Namun, karena sang Ratu tidak memperbolehkan bertanya, Sifa akhirnya tidak bertanya lagi.Tiba-tiba saja, terdengar suara ketukan pintu dari luar."Yang Mulia Ratu, Selir Terhormat ingin menemui Anda!"Jantung Sifa berdegap kencang."Selir Terhormat datang pada saat seperti ini pasti ada kaitannya dengan masalah kemarin malam. Nyonya, apa Anda ingin menemuinya?"Nabila meneguk teh yang masih terasa panas itu dan merasa tenggorokannya lebih nyaman.Dia menjawab dengan datar."Biarkan dia masuk."....Di dalam aula, hanya ada Nabila dan Cindy.Begitu melihatnya, wajah Cindy seke
Cindy merasa kebingungan, bagaimana mungkin Nadine bisa terhindar dari pemeriksaan.Setelah memikirkannya, satu-satunya alasan yang terlintas dalam benaknya adalah orang di depannya ini bukanlah Nadine.Namun, hal itu dirasa tidak masuk akal.Jika bukan Nadine, lantas siapakah dia?Nabila tak lagi mengelak saat menghadapi kecurigaan Cindy.Dia menatap Cindy dengan sengit dan dingin."Benar, aku memang bukan Nadine.""Setelah diculik para bandit itu, aku tidak lagi menjadi Nadine."Cindy merasakan sebersit perasaan dingin yang mencekam.Dia hendak mundur, tetapi kerah bajunya segera ditarik.Dia terpaksa membungkuk karena lukanya terasa begitu sakit."Kamu ... lepaskan tanganmu!"Nabila semakin menariknya sambil berdiri perlahan-lahan.Tatapan Cindy tampak bergetar.Bayangan gelap terasa menyelimuti dirinya, seakan-akan ada roh jahat yang keluar dari kegelapan.Tatapan Nabila menyiratkan sebuah ejekan."Di sebuah negeri asing, ada obat yang sangat mujarab. Kalau dioleskan, setelah 49 ha
Nabila yang terkena Racun Samar masih menanti kabar dari Baron di luar istana, dia pun ingin mencoba memaksa racun tersebut keluar dengan sendirinya.Namun, satu kelalaian membuatnya tiba-tiba pingsan tanpa sebab.Kemudian, seolah-olah dia kembali ke masa lalu dan terjebak di dalam mimpi buruk.Dia "bertemu" dengan sosok yang telah lama tidak muncul dalam mimpinya.Banyak sekali kata yang ingin dia ucapkan kepada sosok itu ....Tidak tahu sudah berapa lama dia pingsan, tiba-tiba Nabila terbangun.Dia hanya merasakan suasana dalam ruangan yang sunyi dan senyap, napasnya terasa sesak.Sifa menunggu di samping ranjangnya, wajahnya pucat dan tangannya masih bergetar."Nyonya ... Anda, Anda sudah sadar ...."Nabila merasakan ada yang tidak beres.Setelah bangkit dan melihat sekeliling, dia melihat Yohan juga ada di sana.Dia duduk di atas kursi yang tidak jauh dari tempatnya, wajahnya dingin dan kelam, seperti es abadi yang tak pernah mencair, kini menatapnya dengan tatapan dalam yang penuh
Pangeran Rio duluan memberi hormat. "Kaisar."Pandangan Yohan tidak melihat ke arah Rio, melainkan ke arah Nabila.Kemudian, Yohan berkata dengan nada memerintah."Kamu pulang dulu. Nenekmu tidak suka diganggu orang luar."Sifa sangat marah, tapi dia tidak berani melawan.Ratu adalah istri sah kaisar, juga cucu menantu Permaisuri Agung. Kenapa di mata Kaisar Tiran menjadi orang luar?Nabila hanya memberi hormat dengan ekspresi tenang."Baik."Nabila memang tidak ingin datang kemari.Kalau dia bilang tidak perlu, Nabila malah merasa senang....Di dalam Istana Ruyih.Permaisuri Agung duduk di posisi tengah, sedangkan kaisar dan Pangeran Rio duduk di kedua sisinya.Permaisuri Agung melihat ke depan dengan tatapan tajam."Sudah jam segini, kenapa ratu belum datang memberi hormat padaku?"Yohan menjawab dengan tenang."Ratu tidak pandai bicara, dia hanya akan membuat nenek marah.""Jadi aku menyuruhnya pulang."Permaisuri Agung tidak lagi bertanya.Namun, setelah Kaisar dan Pangeran Rio pe
Keesokan harinya ketika matahari mulai terbit, Selir Terhormat pun bangun.Tidak ada sosok kaisar di aula, sebersit rasa kecewa muncul di dalam tatapan matanya.Cristal menutup tirai dengan ekspresi wajah yang penuh tawa."Selamat, Nyonya, karena terus mendapatkan kasih sayang dari Kaisar.""Sebelum Kaisar pergi, beliau menyuruh hamba membuatkan sup ayam rebus dengan ginseng agar Anda bisa memulihkan kondisi Anda. Maaf bila hamba lancang, tapi apakah tadi malam ... Anda melayani Kaisar?"Mendapatkan kasih sayang dari Kaisar tentu saja merupakan sebuah hal baik. Tapi Nyonya masih belum sembuh dari lukanya yang parah, seharusnya masih belum mampu melayani Kaisar.Cristal tidak bisa menyembunyikan kecemasannya.Selir Terhormat tidak menjawab, "Air."Saat sedang mencuci muka, Cristal berkata."Baru dua hari Permaisuri Agung kembali ke Istana, kini dia sudah mau meninggalkan istana lagi untuk pergi ke Gunung Junga. Yang Mulia, apakah Yang Mulia akan pergi mengantarkannya?"Selir Terhormat t
Pemimpin Kerajaan Puanin menuliskan tentang Meisi dalam suratnya.Nabila berkata dengan ekspresi serius pada Yohan setelah selesai membaca surat."Pemimpin Kerajaan Puanin curiga jika Meisi bukan Teresia yang sebenarnya."Yohan dan Nabila sama sekali tidak terkejut dengan hal ini.Nabila sudah menerima lukisan anggota Keluarga Anderson pada beberapa hari yang lalu.Berdasarkan deskripsi dari berbagai orang, James menggambar lukisan wajah Hasan dan istrinya, serta putra yang sudah meninggal.Nabila melihat dengan cermat jika Meisi dan adiknya memiliki wajah yang mirip dengan orang tua mereka.Hanya wajah ibunya yang sama sekali tidak mirip dengan anggota Keluarga Anderson.Hanya saja, hal ini sulit untuk dijadikan bukti.Karena umur Meisi kurang lebih sama dengan Teresia.Pasti terdapat sesuatu yang tersembunyi di balik hal ini.Nabila menyimpan suratnya, lalu menatap ke kejauhan dengan tatapan dingin....Kerajaan Puanin.Di dalam istana.Jaila mengelilingi istana dan diam-diam berdisk
Jumlah murid di Gunung Westine adalah 30 orang.Terdapat banyak dari mereka yang tumbuh besar bersama Yohan, jadi mereka tidak terlalu berpikir panjang saat berbicara.Akhirnya Yohan keluar dari halaman hari ini dan bertemu dengan seorang murid.Murid itu datang untuk membawakan obat sambil tersenyum samar, ini membuat Yohan kesal."Kakak Seperguruan, cepat minum obat ini mumpung masih panas."Yohan, "..."Dia harus menahan dirinya!Yohan mengambil obat itu, dia hendak berbalik dan pergi, tapi murid itu kembali berteriak padanya."Kakak Seperguruan, pantas saja Anda sama sekali tidak punya anak sejak naik takhta. Alangkah baiknya kalau Anda bisa kembali mencari Guru sejak awal!"Amarah Yohan langsung meledak pada saat ini.Dia menoleh, tapi murid itu sudah menghilang.Sialan!Yohan memasuki ruangan dengan ekspresi masam, tapi dia segera menyesuaikan suasana hatinya saat melihat Nabila dan berkata sambil tersenyum."Nabila, sudah waktunya minum obat."Di permukaan, obat ini dibuat untuk
Wajah tua Nia terlihat penuh dengan tekad."Wajahmu dan Teresia mirip dengan ibu dan ayahmu. Tapi Teresia yang datang hari ini sama sekali tidak mirip dengan wajah ayahmu. Jadi dia pasti bukan Teresia yang sebenarnya!"Terdapat ekspresi yang rumit di wajah Dayang Meriana, dia ingin membujuk Nia untuk berhenti berbicara.Suasana hati pemimpin kerajaan sangat baik karena bisa bertemu kembali dengan Nyonya Teresia, mungkin saja hal ini akan membuat kondisinya membaik.Bukankah ucapan Nyonya Nia malah akan memperburuk suasana hati pemimpin kerajaan dan membuat kondisinya semakin memburuk?Hanya saja, pemimpin kerajaan sama sekali tidak membuat reaksi apa pun pada saat ini.Dayang Meriana berkata dengan khawatir."Yang mulia ...."Pemimpin Kerajaan Puanin mengangkat tangannya yang membuat Dayang Meriana segera menutup mulutnya.Nia berkata dengan serius."Yang Mulia, aku tahu Anda ingin mewariskan posisi pemimpin kerajaan pada Teresia. Tapi Anda harus memastikan identitasnya lebih dulu.""T
Karso yang sedang duduk di posisi yang lebih tinggi tersenyum kecil.Apa yang baru saja Ratu katakan?Kaisar tidak subur?Sejauh yang dia ketahui, kenyataannya bukan seperti itu.Jangankan Karso, bahkan Yohan sendiri juga sangat terkejut.Kondisi tubuhnya sangat baik dan tidak ada yang salah.Beberapa saat kemudian, Yohan langsung memahami maksud Nabila.Bisa memiliki anak atau tidak adalah masalah suami dan istri.Yohan segera bereaksi dengan cepat setelah memahami hal ini, dia segera berkata pada Karso dengan mengikuti ucapan Nabila."Ucapan Ratu benar. Guru, tolong obati aku."Sudut mulut Karso berkedut.Mereka berdua bekerja sama untuk berbohong padanya!Nabila yakin Karso tidak akan menolak permintaannya.Dia bisa mengetahui segalanya dan pasti sudah mengetahui tujuan kedatangan mereka ke sini.Karena Karso sudah mengetahui hal ini dan juga mengutus murid untuk menyambut mereka, ini berarti Karso ingin mengobati penyakit dinginnya.Hanya saja terdapat peraturan Gunung Westine yang
Gunung Westine.Seorang pria tua berambut putih sedang duduk untuk berlatih di atas panggung bela diri yang tinggi.Orang itu adalah penanggung jawab Gunung Westine dan juga guru Yohan yang bernama Karso Miruna.Seorang murid menaiki panggung dan bertanya dengan hormat."Guru, Kaisar dan Yang Mulia Ratu sudah datang. Apakah Anda ingin menemui mereka sekarang?"Berdasarkan aturan duniawi, semua orang harus menyambut kedatangan Kaisar dan Ratu.Hanya saja Karso adalah guru Kaisar dan juga seseorang yang sudah lama mengasingkan dirinya untuk berlatih. Jadi tentu saja dia tidak perlu mengikuti aturan ini.Hanya saja, dia juga tidak akan membiarkan mereka berdua menunggu terlalu lama.Beberapa saat kemudian Karso membuka matanya, kemudian mengangkat tangan untuk mengembuskan napas dengan tenang."Persilakan mereka masuk.""Baik, Guru."Saat ini di luar panggung bela diri, Nabila sedang berdiri di ketinggian sambil memandang ke kejauhan. Nabila hanya melihat pepohonan hijau yang rimbun tidak
Baron telah mencari tahu tentang Keluarga Anderson.Baron menerangkan, "Yang Mulia, semua anggota Keluarga Anderson sudah meninggal, kecuali ibu dan bibimu. Mereka tidak punya kebiasaan untuk membuat lukisan. Sepertinya sulit untuk menemukan lukisan mereka."Nabila berujar dengan tenang, "Bawa James. Cari orang-orang yang mengenal anggota Keluarga Anderson dan sebutkan ciri-cirinya."Baron tercerahkan.Benar!Mengapa dia melupakan James?"Yang Mulia, akan segera kuatur!"...Di luar istana.Tatapan mata Melvin saat melihat Tania seperti melihat seorang musuh."Kamu mencelakakanku!"Tania sama sekali tidak menyesal. "Selama kita sekeluarga tinggal bersama, kita pasti bisa memiliki kehidupan yang baik. Bahkan kalau kamu bukan tuan muda Keluarga Feno, aku juga menyukaimu. Aku akan selalu bersamamu."Tania hanya menginginkan sebuah keluarga yang utuh."Ah ...." Melvin berjongkok sambil memegang kepala.Di Kediaman Feno.Melihat Melvin pulang dengan murung, Lydia bertanya dengan cemas,"Mel
Nabila menatap wanita yang bersujud di lantai itu seraya berkata,"Apakah Melvin berjanji akan menikahimu sebagai istrinya atau itu hanya keinginanmu?"Tubuh Tania membeku.Tania perlahan mendongakkan kepala dan menatap Nabila. Dia menjawab,"Itu kata Tuan Muda Melvin."Nabila bertanya dengan tenang,"Melvin tidak bisa menikahimu, tapi bisa menghidupimu di luar. Kamu juga tidak bersedia?"Tania termangu. Dia mengernyit seraya bertanya dengan waswas, "Maksud Yang Mulia ... menjadi gundik?"Melihat tidak ada perubahan ekspresi pada wajah ratu, Tania langsung menggelengkan kepala dengan emosi."Tidak, aku tidak mau!""Yang Mulia Ratu, aku dulunya juga adalah gadis baik-baik. Aku ingin dinikahi secara sah, bukan menjadi gundik yang tercela dan bisa ditinggalkan oleh pria kapan saja!"Arin terkejut oleh apa yang Tania katakan.Tania hanyalah seorang wanita penghibur, tetapi memiliki ambisi besar.Nabila mengamati Tania dengan ekspresi mata tenang. Sesaat kemudian, dia berujar,"Melvin mengi
Di Istana Rubi.Setelah mendengar bahwa Meisi dibawa pergi, Yohan menanyai Nabila."Mereka sudah meninggalkan kota?"Ekspresi Yohan tegas.Yohan tidak peduli siapa Teresia.Yohan marah karena Kerajaan Puanin tidak sepenuhnya memercayai Nabila, bahkan menempatkan pengintai di Kota Zordo.Apakah Pemimpin Kerajaan Puanin mengira Nabila akan menghentikan Teresia untuk kembali ke Kerajaan Puanin setelah menemukannya?Sungguh mengecewakan!Nabila mengangguk tanpa sadar."Sepertinya sudah keluar kota."Yohan meraih tangan Nabila dan menyilangkan jari mereka."Karena Meisi sudah dibawa pergi oleh mereka, masalah setelahnya tidak ada hubungan dengan kita. Kamu tidak perlu repot-repot lagi. Pergilah ke Gunung Westine bersamaku. Bagaimana?"Nabila mendongakkan tatapan pada Yohan dan bertemu dengan matanya yang penuh kecemasan. Nabila mengangguk."Baik, tapi ....""Tapi apa?" Yohan menegang. Dia khawatir Nabila akan menunda waktu lagi.Nabila berucap dengan tegas, "Ada awal, ada akhir. Aku akan me
Jangan hanya menaruh harapan di satu tempat. Pemimpin Kerajaan Puanin sangat ingin menemukan adiknya. Tidak bisa hanya mengandalkan Nabila saja.Oleh karena itu, Pemimpin Kerajaan Puanin diam-diam mengutus orang kepercayaan ke Negara Naki. Sebagian dari mereka diam-diam melakukan pencarian, sedangkan sebagian lagi mengawasi pergerakan Nabila.Semua pengintai itu adalah orang elite.Begitu mengetahui bahwa Nabila menangkap Meisi dan menemukan konde giok, mereka ingin segera membawa pergi Meisi.Mereka memasuki istana dengan status duta kerajaan. Sikap mereka sangat tegas.Di dalam Istana Rubi.Nabila duduk di kursi utama dan mempersilakan mereka untuk duduk.Nabila berbicara dengan ramah."Separuh konde giok yang ditemukan pada Meisi memang cocok.""Tapi, hal ini masih diragukan.""Tidak bisa memastikan bahwa Meisi adalah Teresia hanya karena potongan konde itu."Duta paham, tetapi mereka juga punya pertimbangan lain."Yang Mulia Ratu, sejujurnya, Yang Mulia kami ... sudah sakit parah.