Share

Bab 96

Nabila melangkah maju dua langkah, tatapannya tenang tanpa gelombang emosi.

Yohan meletakkan bukunya, wajahnya terlihat muram dengan sorot mata mengandung ketidakpuasan.

"Kenapa? Apa Bibi Tina tidak mengajarkanmu cara melayani di ranjang?"

Nabila memperhatikan dengan saksama, tak ingin melewatkan satu pun ekspresi di wajahnya.

Jelas terlihat, dia juga tidak ingin melakukan malam pertama.

Tiba-tiba, Yohan menarik lengannya.

Meskipun terhalang baju, ujung jari-jarinya menekan dengan kuat di pergelangan tangan Nabila.

Tatapan yang jatuh padanya terasa sangat dingin, membawa sedikit kekejaman yang menghancurkan.

"Takut sakit?"

Nabila mengernyit sedikit.

Sakit apa?

Apakah yang dia maksudkan sesuai dengan apa yang dia pikirkan?

Apakah dia benar-benar berniat mengikuti perintah Permaisuri Agung dan menjadi cucu yang patuh?

Tiba-tiba, perasaan penolakan muncul dalam dirinya. Giginya beradu keras, seperti menimbulkan percikan api, sementara dia menatap langsung padanya tanpa mengatakan sepatah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status