Empat jam kemudian, di luar Kuil Luris.Di tengah kegelapan, Yohan menunggang kuda memakai pakaian brokat hitam dengan hiasan perak. Tatapan matanya suram dan tegas.Dafka mengikuti dari belakang.Kaisar begitu sibuk, tetapi secara pribadi pergi ke Kuil Luris di larut malam demi Ratu.Kuil Luris sangat sunyi di malam hari.Setelah mendengar kabar kedatangan Kaisar, Abid menyambut di depan pintu kuil.Abid sangat tenang."Kaisar, Yang Mulia Ratu berdoa setiap hari dan malam ...."Yohan tidak mudah dikelabui seperti Leonard.Yohan memotong perkataan Abid dengan suara yang berat."Kenapa? Aku akan mengganggu ibadahnya?""Bukan itu maksudku." Abid menundukkan kepala dengan hormat.Yohan langsung berjalan ke dalam kuil menuju ruang ibadah.Abid berdiri di tempat dengan ekspresi serius....Pengawal-pengawal di luar ruang ibadah terkejut atas kedatangan Kaisar. Mereka segera memberi hormat.Yohan melambaikan tangan untuk mengusir mereka.Sifa berdiri di depan pintu, tampak agak gugup."Hamba
Kaisar dan Ratu duduk di dalam kereta kuda, sedangkan yang lain menunggang kuda. Sifa adalah seorang perempuan, maka dia duduk di atas kayu penarik kereta.Di depan Kuil Luris.Abid menyaksikan kereta kuda melaju pergi. Di sampingnya, seorang biksu bertanya dengan khawatir."Guru, Ratu sudah pergi sebelum selesai ibadah. Apakah tidak akan ada pengaruh?"Abid menempelkan telapak tangan dan berkata dengan penuh arti."Tidak, ibadah sudah selesai."Di dalam kereta kuda.Nabila siuman dalam waktu singkat.Akan tetapi, belum sepenuhnya sadar.Nabila sedang dalam keadaan linglung, seperti bermimpi.Tabib mengatakan Nabila terkena flu. Pada kenyataannya, Nabila demam karena terburu-buru pulang ke Kota Zordo dan lukanya belum ditangani.Nabila sangat tidak enak badan. Di dalam kereta kuda terlalu panas. Secara naluriah, Nabila menyibakkan tirai kereta karena ingin merasakan angin.Tiba-tiba, sebuah tangan mengulur ke depan dan menariknya.Nabila mendengar seorang pria memperingatinya dengan su
Sifa tiba-tiba mendapat ide."Kaisar, Yang Mulia Ratu banyak berkeringat. Hamba bantu lap."Barulah Yohan bangun dan bergeser ke luar tirai.Di dalam tirai, Sifa menanggalkan ikat pinggang dan pakaian dalam Ratu.Benar saja, lukanya terbuka. Jika tidak segera ditangani, pasti akan berdarah lagi.Untung masih keburu ....Saat Sifa sedang sibuk di dalam, Yohan duduk di luar.Tatapan matanya yang dingin tertuju ke luar jendela.Malam yang larut seolah-olah menyembunyikan binatang buas yang memakan manusia.Tentu ada orang yang akan merawat Ratu.Jadi, Yohan bangkit berdiri dan hendak kembali ke Istana Safir.Detik berikutnya, perhatian Yohan disita oleh sesuatu di sudut dinding.Kotak itu sepertinya adalah harta bawaan Ratu. Ukiran naga dan phoenix di kotak itu tampak begitu hidup.Keterampilan semacam itu bahkan jarang ditemui di dalam istana.Yohan berjalan ke sana. Tiba-tiba, Yohan merasakan kejanggalan pada ubin yang sedang dia injak.Sepertinya longgar.Tatapan mata Yohan menjadi sur
Rapat pagi sudah selesai.Yohan langsung pergi ke Istana Rubi.Sifa terburu-buru ingin pergi mengambil obat, nyaris menabrak Kaisar. Dia langsung berlutut di lantai."Hormat, hormat pada Kaisar!"Yohan melewati Sifa dan melangkah ke ruangan dalam.Orang yang paling senang atas kedatangan Kaisar ke Istana Rubi adalah Soraya.Ketika Sifa pergi mengambil obat Ratu, Soraya melayani Kaisar.Soraya membawakan teh dan kue dengan wajah berseri-seri.Ketika Soraya ingin masuk ke ruangan dalam, dia dihentikan oleh Leonard yang berjaga di luar pintu.Soraya kebingungan.Leonard berbisik, "Kaisar dan Ratu sedang bicara, jangan diganggu."Senyuman di wajah Soraya membeku seketika.Sifa melarangnya untuk melayani Ratu, sekarang Kasim Leonard juga melarangnya .... Buat apa dia menjadi pengurus?Di dalam ruangan.Nabil duduk bersandar pada kepala ranjang, sedangkan Yohan duduk di pinggiran ranjang."Bagaimana kondisimu?" tanya Yohan dengan cuek.Nabila mengangguk dan menjawab, "Sudah membaik."Lalu, Y
Di Istana Rubi.Perbatasan utara telah menjadi tenteram. Nabila pulang untuk lanjut menyelidiki orang misterius itu.Akan tetapi, petunjuk yang ditemukan hanya sampai pada dua surat itu. Tidak ada petunjuk lain.Nabila seolah-olah menemui jalan buntu, sangat dilema."Yang Mulia, minum obat."Sifa membawakan obat ke dalam, tetapi Ratu terus membaca dua surat itu.Nabila mengambil mangkuk obat dengan satu tangan dan meminumnya.Sifa terbengong saat melihat mangkuk obat yang sudah kosong.Bagaimana Ratu bisa bertahan saat minum obat yang begitu pahit?Nabila tiba-tiba menoleh ke luar jendela.Bertambah beberapa pengawal rahasia lagi di Istana Rubi.Apa lagi yang ingin Yohan selidiki darinya?Keesokan hari.Mirna masuk ke istana.Melihat wajah Nabila yang pucat, hatinya sedikit tidak tega."Yang Mulia, kesehatanmu lebih penting."Ada begitu banyak tentara di Negara Naki. Tidak harus seorang wanita seperti Nabila yang memimpin peperangan.Sebagai ibu, dia hanya berharap anak-anaknya dapat s
Yohan menatap lurus pada wanita yang merebah di punggung kuda.Nabila tampak tak sadarkan diri, seperti mabuk.Satu tangannya yang lunglai ke bawah berdarah-darah di bagian telapak tangan ....Saat Sifa sampai di lapangan pacu kuda kekaisaran, dia berpapasan dengan Kaisar yang menggendong Ratu keluar."Kaisar, Yang Mulia!" Sifa bergegas memberi hormat.Ada apa dengan Ratu?Yohan menggendong Ratu ke Istana Rubi dan memanggil tabib untuk menangani lukanya.Sifa berlutut di lantai dengan tubuh gemetar.Yohan duduk di pinggiran ranjang. Auranya membuat orang tidak berani mendongakkan kepala karena merasa takut.Setelah membalut telapak tangan Nabila, tabib memberi hormat dan berujar,"Kaisar, luka di tangan Yang Mulia bukan luka serius. Hanya saja, Yang Mulia belum sembuh total. Tidak boleh menunggang kuda lagi."Begitu tabib pergi, Yohan menoleh pada Sifa dengan tatapan mata tajam."Bagaimana Ratu bisa terluka?"Sifa memang tidak tahu."Hamba ... hamba disuruh mengantar Nyonya ke luar ist
Jordi yang biasanya ramah tidak bisa menahan emosi lagi.Dia meremas surat itu. Saking marah, dia bahkan membakarnya."Nyonya, tidak perlu hiraukan mereka! Nabila selamanya adalah anak kita! Kecuali Nabila sendiri tidak mengakui kita sebagai orang tua. Kita tidak akan pernah membuang Nabila!"Windi tertawa karena reaksi Jordi.Kemarahannya barusan juga mereda.Lalu, Windi menanyakan hal lain."Elsa menggantikan Nabila untuk pergi ke Kota Zordo. Harusnya sudah sampai dalam beberapa hari ini, 'kan?"Jordi mengangguk."Kurang lebih."Windi mengembuskan napas."Aku awalnya tidak setuju tentang hal ini. Sekarang aku hanya bisa mendoakan kelancaran untuk Elsa."Jordi menghibur Windi dengan sabar."Sudah beberapa kali Kaisar mengirim dekret, tapi Nabila terus menunda waktu ke Kota Zordo dengan alasan peperangan di perbatasan. Ada yang melaporkan kita karena menyelewengkan kekuasaan militer dan terlalu meninggikan prestasi perang.""Kali ini, kita sudah menaklukkan Kerajaan Lesse dan menghenti
Yohan tiba-tiba beranjak dari kursi. Suaranya serak dan rendah."Kembali ke Istana Safir."Tanpa basa-basi, Yohan langsung meninggalkan Istana Rubi.Tatapan mata Nabila dingin ketika menatap sosok Yohan.Sifa kebingungan."Yang Mulia, kenapa Kaisar tiba-tiba pergi?"Nabila diam saja.Pukul sembilan malam, lampu di Paviliun Kencana dinyalakan.Yohan duduk di dalam ruangan dan menunggu selama satu jam.Larut malam, Dafka berujar,"Kaisar, sepertinya dia tidak akan datang ...."Tiba-tiba, terdengar bunyi ketukan pintu.Mata Dafka berbinar.Apakah penyergap wanita itu adalah Ratu?Mendapat isyarat mata dari Yohan, Dafka pergi membukakan pintu.Orang itu bukan penyergap wanita, melainkan seorang kasim.Melihat bahwa orang yang duduk di dalam adalah Kaisar, kasim itu buru-buru berlutut dan gemetar tanpa henti."Ham, hamba ... hormat pada Kaisar!"Tatapan mata Yohan menjadi tegas.Dafka menanyai kasim itu, "Kenapa kamu ada di sini?"Kasim menjawab dengan gemetar,"Hamba melewati Paviliun Kenc
"Tidak disangka Istana Pengasingan seramai ini."Yohan melihat Ratu dan Selir Julia yang sedang bertatapan dengan tatapan yang dingin.Selir Julia terkejut dengan kedatangan Kaisar sampai lupa bagaimana caranya untuk menangis.Dia segera berdiri dan memberi hormat dengan panik."A ... a ... aku memberi salam pada Kaisar!"Nabila juga berdiri dan memberi salam padanya."Aku memberi salam pada Kaisar!"Yohan langsung duduk di kursi dan tatapannya tertuju pada Selir Julia."Kenapa? Kamu mau tinggal di Istana Pengasingan untuk menemani Ratu?"Kedua mata Selir Julia memerah dan juga bengkak, yang terlihat seperti buah persik.Selir Julia tanpa sadar mengangguk, lalu segera menggelengkan kepalanya.Tatapan Yohan mendingin."Kamu mau atau tidak!"Selir Julia segera berlutut di lantai."Kaisar, tolong berbaik hatilah dan membiarkan Ratu keluar dari Istana Pengasingan!"Yohan mendengus dan menatap Nabila."Kamu berusaha dengan keras untuk memohon padaku, tapi Ratu tidak terlihat ingin keluar da
Nabila membutuhkan plakat penghindar kematian untuk gurunya, untuk berjaga-jaga jika kebenaran ini terungkap dan Kaisar ingin menghukum gurunya.Nabila juga mengetahui bahwa dia harus membuat jasa yang besar jika ingin mendapatkan plakat penghindar kematian ini."Anda tidak perlu langsung kasih padaku sekarang, Anda bisa datang ke Pegadaian Sentosa untuk mencariku jika punya masalah yang tidak bisa diselesaikan di masa depan."Kemudian Nabila meletakkan sejumlah uang di atas meja, mengambil pedang panjang di samping kursi dan pergi dengan santai.Dafka sedang berada di luar pintu dan berpapasan dengan Nabila.Dafka juga merasa penasaran seperti apa tampang Hantu Seribu Bayangan yang sangat terkenal di dunia.Hanya saja, orang ini mengenakan topeng dan sama sekali tidak bisa melihat wajahnya.Kaisar keluar tidak lama kemudian.Dafka melangkah maju dan bersiap untuk menerima perintah darinya.Yohan menatap ke depan dan berkata dengan datar."Tebus semua orang yang terpaksa untuk menjadi
Tidak disangka terdapat batu gipsum di dalam kotak itu.Nabila merasa bingung untuk apa Yohan memberi benda ini padanya?Leonard meletakkan kotak yang berisi batu gipsum dan tidak bisa menahan diri untuk merasa kebingungan saat teringat dengan perintah Kaisar yang memerintahnya untuk membawakan batu gipsum ini ke Istana Pengasingan.Meskipun semua benda yang diberikan oleh Kaisar adalah hadiah ... tapi batu ini terlihat sangat membingungkan.Pada awalnya Leonard mengira Kaisar memberi batu berbentuk kuda ini pada Ratu karena Ratu pandai menunggangi dan juga menyukai kuda.Hanya saja, pada kenyataannya Kaisar berkata dengan suara yang dalam."Sifat Ratu sama seperti batu ini yang jelek dan keras."Leonard sama sekali tidak berani memberitahu ucapan Kaisar pada Ratu.Leonard hanya berkata sambil tersenyum, "Yang Mulia Ratu, Kaisar teringat pada Anda saat melihat batu ini."Nabila tetap menyimpan batu gipsum itu meskipun tidak mengetahui alasan di baliknya.Tidak peduli bagaimanapun juga
Elsa bertanya dengan perhatian."Kenni, bagaimana kabarmu selama beberapa hari ini?"Kenni tidak ingin menyalahkan Elsa, tapi Kenni sangat sulit untuk menghadapi Elsa dengan penuh hormat seperti sebelumnya saat teringat dengan ucapan Elsa yang menusuk hati pada hari itu.Hal yang bisa Kenni lakukan pada saat ini adalah menjaga etika dan menjawab pertanyaannya."Terima kasih karena telah memperhatikanku. Aku ... baik-baik saja."Kenni awalnya ingin memberitahu Elsa bahwa ibunya telah meninggal di tengah penderitaan kelaparan dan kesakitan.Hanya saja, Elsa kembali bertanya."Bagaimana kamu bisa mengenal Yolo?"Kenni berbohong padanya."Kami tidak sengaja bertemu."Sepertinya Kenni tidak mengetahui identitas Kakak yang sebenarnya.Terlihat jelas bahwa Kakak juga tidak akan memberitahu Kenni dan melibatkannya dalam masalah ini.Kemudian Elsa menunjukkan ekspresi sedih dan langsung berkata ke inti permasalahannya."Kenni, aku menolak menjadikanmu sebagai muridku karena aku tidak tega melih
Kenni menoleh untuk menatap Elsa saat ditanya siapa gurunya.Elsa juga sedang menatap Kenni sambil tersenyum pada saat ini.Hanya saja, Kenni hanya menatap Elsa dan tidak mengatakan apa pun.Apakah dia takut ditolak olehnya?Elsa berinisiatif untuk berkata untuk menyemangatinya."Anak muda, katakanlah dengan berani. Siapa pun pasti akan menerimamu menjadi muridnya karena kamu telah sangat berjasa."Elsa bisa dengan terpaksa menerima Kenni sebagai muridnya demi tambang batu gipsum.Setelah itu, dia bisa mencari kesempatan untuk membunuhnya ....Kenni mengangguk pada Elsa, seolah-olah telah menerima petunjuk darinya.Kemudian Kenni berkata, "Guruku adalah ... Yolo yang dijuluki sebagai Hantu Seribu Bayangan."Suasana di dalam Ruang Kerja Istana terasa sunyi pada saat ini.Elsa berdiri dengan tegak dan merasa seluruh darah di tubuhnya telah membeku.Yolo, Kakak?!Tidak mungkin!Bukankah Kakak terus tinggal di Istana Pengasingan? Sejak kapan dia menerima Kenni sebagai muridnya!Tidak! Tida
Yohan menatap Elsa saat mendengar seseorang ingin memberikan batu gipsum padanya.Elsa tanpa sadar berkata."Kaisar, semua orang di Departemen Pembuatan Senjata bilang kalau batu gipsum telah habis ditambang sejak lama dan tidak mungkin ...."Yohan tidak memiliki kesabaran untuk mendengar ucapan Elsa sampai selesai dan langsung mempersilakan pemuda itu untuk masuk ke dalam.Terdapat ekspresi masam di wajah Elsa.Dia ingin melihat apakah batu gipsum ini adalah batu yang asli atau palsu!Pemuda itu berjalan masuk tidak lama kemudian.Terdapat ekspresi terkejut di wajah Elsa saat melihatnya.Kenapa orang yang datang adalah Kenni!Kenni juga merasa terkejut saat melihat Elsa di sini.Hanya saja perintah gurunya lebih penting.Kenni memberi salam pada Kaisar dengan penuh hormat."Kaisar, Hamba adalah Kenni Wilo dan datang untuk memberikan batu gipsum pada Anda."Yohan memanggil anggota Departemen Pembuatan Senjata untuk memasuki istana dan membiarkan mereka melihat apakah batu yang dibawa o
Batu gipsum sangat sulit untuk ditemukan sebelum ini, tapi tidak disangka Nabila bisa melihatnya pada saat ini.Nabila segera bertanya."Kenapa kamu bisa punya batu gipsum?"Kenni merasa kebingungan."Guru, kenapa Anda juga tahu tentang batu gipsum?""Aku pertama kali bertemu dengan Mayor Jenderal Elsa pada tiga tahun yang lalu, kemudian mendengar dia sedang membicarakan masalah batu gipsum dengan ayahku. Mayor Jenderal Elsa terlihat sangat menyukai batu ini dan terus membaca buku tentang batu ini.""Ingatanku sangat baik dan aku mengingat hal ini.""Terdapat banyak gunung di kampung halamanku yang bernama Carten, aku mencari batu gipsum di sana di waktu luangku dan aku benar-benar menemukan batu itu pada setahun yang lalu, jadi aku menggunakannya sebagai hadiah untuk guruku ...."Nabila sudah ingin menciptakan senapan bambu yang baru pada tiga tahun yang lalu.Pada saat itu Nabila sudah mengetahui bahwa poin utama dari senapan bambu ini adalah insulasi panasnya, sedangkan benda yang p
Bibir Kenni pecah-pecah dan suaranya sangat serak.Nabila bertatapan dengan tatapan Kenni dan bisa melihat niat membunuh di matanya."Aku kebetulan datang ke sini karena mau berziarah," jelas Nabila.Kenni mengambil sesajen yang diletakkan Nabila dengan tangan yang gemetar karena sudah kelaparan untuk waktu yang lama dan mengembalikannya pada Nabila."Bawa pergi! Ibuku tidak butuh ini!"Nabila mengabaikan penolakannya.Nabila mengeluarkan pedang di pinggangnya.Nabila menebang pohon di dekatnya seiringan dengan beberapa suara retakan di udara dan memotongnya menjadi papan kayu untuk dijadikan sebagai batu nisan.Tidak terdapat gejolak apa pun di dalam mata Kenni saat melihat ini.Sampai Nabila meletakkan papan kayu itu di tanah dan bertanya padanya."Siapa nama ibumu?"Kenni baru bereaksi dan menatapnya dengan tatapan terkejut.Nada bicara Nabila terdengar tenang dan santai, sama sekali tidak terdapat perasaan kasihan yang merendahkan seseorang."Ibumu tidak akan menjadi hantu yang kes
Kenni bereaksi dengan cepat dan hampir bisa menghindari serangan Elsa.Kemudian Elsa kembali menyerangnya.Kenni sehabis melakukan perjalanan yang jauh, dia pasti menderita kelaparan dan kedinginan.Kenni pasti tidak memiliki banyak tenaga pada saat ini.Hanya saja Kenni berhasil menghindari serangan Elsa dengan kondisinya pada saat ini dan juga mencari kesempatan untuk menyerang balik.Tatapan Elsa menggelap.Anak ini lebih hebat dibanding dugaannya.Elsa pura-pura menyerang bagian bawah tubuh Kenni dan tiba-tiba bergerak ke belakang tubuh Kenni saat dia melakukan serangan balik, kemudian menendang bagian belakang lutut Kenni dengan keras.Salah satu lutut Kenni bertekuk ke bawah.Kemudian Elsa mencekik leher Kenni dengan lengannya.Kenni terpaksa mengangkat kepalanya dan membuka mulutnya untuk bernapas.Elsa tidak melepaskan Kenni dan terus mengerahkan kekuatannya ....Vina baru merasa ada yang salah dan segera berteriak pada Elsa saat melihat wajah Kenni memucat."Mayor Jenderal!"E