Di saat kritis, Nabila menangkap tiang kayu dan menggunakannya sebagai tumpuan untuk jungkir balik.Ujung pakaian Nabila menari di tengah udara, membentuk kurva yang sempurna.Kemudian, Nabila melompat ke depan Kudo dan menarik ikat pinggangnya.Para wanita yang menonton duel buru-buru memejamkan mata dan menolehkan kepala.Akan tetapi, jaraknya cukup jauh sehingga mereka belum tentu dapat melihat dengan jelas.Ikat pinggang Kudo dilepas. Vincent mengayunnya seperti cambuk.Yohan mengernyit.Menarik ikat pinggang.Kebetulan, penyergap wanita itu juga pernah menggunakan taktik yang sama padanya.Semua orang penasaran. Apa yang ingin Vincent lakukan dengan melepas ikat pinggang Kudo?Tiga jenderal di sisi gelanggang juga kebingungan.Mungkinkah untuk membuat Kudo malu?Mungkinkah Vincent ingin menyergap ketika Kudo melepaskan tiang kayu dan menarik celananya?...Nabila berdiri di belakang Kudo. Tanpa sempat menarik celana, Kudo mengayun tiang kayu ke belakang.Dalam sekejap, Nabila meng
Sosok Yohan yang jangkung memblokir cahaya matahari di ambang pintu.Di dalam ruangan, topeng budak diletakkan di atas meja.Wajah Yohan yang tirus dan tampan dihiasi kesuraman. Matanya menatap lurus pada sosok di balik partisi.Yohan sudah bertarung dengan penyergap wanita itu beberapa kali.Jurus wanita itu melekat pada ingatannya.Beberapa gerakan Vincent tadi mirip sekali dengan wanita itu!Apakah kebetulan atau bukan, Yohan ingin memastikan secara langsung!Di bawah jubah kaisar, Yohan berjalan dengan cepat.Yohan langsung masuk dari sisi lain partisi dan mengulurkan tangan ke depan ....Seketika, empat mata bertemu.Vincent yang lengannya ditangkap dan bahu kanannya terekspos terkesiap!"Hormat pada Kaisar!"Vincent buru-buru menundukkan kepala dan memberi hormat, tidak sempat menarik kerah bajunya.Yohan mengernyit. Matanya hitam dan kelam."Di sini, hanya kamu sendiri?"Vincent kebingungan."Ya, Kaisar."Pada saat ini, Leonard menyusul ke dalam. Kaisar mencengkeram Tuan Muda Ke
Tatapan mata Yohan dingin dan suram.Harem tidak boleh mencampuri urusan pemerintahan. Bukan hanya mengantisipasi persekongkolan antara harem dan pemerintahan yang akan menyebabkan nepotisme, tetapi juga karena sebagian besar wanita di harem berwawasan sempit. Mereka bisa memperebutkan kasih sayang dengan kelicikan, tetapi sama sekali tidak tahu aturan di acara resmi!Ketika Yohan ingin berbicara untuk mengambil alih situasi sengit, Nabila berkata dengan tenang,"Selir Terhormat memang salah kata.""Di atas langit masih ada langit, itu adalah kontribusi dari satu orang.""Pada kenyataannya, ribuan prajurit di perbatasan adalah pahlawan. Prestasi perang bukan hanya kontribusi satu orang saja. Misalnya tadi. Kalau bukan karena jenderal-jenderal sudah menguras stamina Kudo sehingga menunjukkan kelemahannya, kakakku tidak akan bisa mengalahkannya dengan begitu cepat.""Bagaimanapun, kalian hanya mengutus satu orang. Oleh karena itu, Negara Naki hanya menang karena jumlah.""Dalam peperanga
Permohonan Vincent saat ini mencengangkan semua orang.Mengapa Vincent mengungkit kembali kasus dua tahun lalu? Setelah sekian lama, apakah masih bisa diselidiki?Sandi langsung membentak."Tuan Muda Vincent harusnya menyampaikan keluhan pada Philip Tarigan dari Mahkamah Agung, bukan kepada Kaisar di saat ini. Orang lain mungkin akan mengira supremasi hukum di Negara Naki kita tidak ketat!"Dasar gila! Apa yang ingin Vincent lakukan?Nadif juga tidak menyangka Vincent akan berbuat seperti itu.Nadif segera beranjak dari kursinya. "Kaisar, maafkan kelancangan putraku ...."Nada Vincent sangat tegas."Dua tahun lalu, aku diutus untuk mengantarkan bantuan pasca-bencana. Saat melewati Horintus, kami diserang oleh bandit ...."Sandi segera berteriak dengan marah."Vincent, beraninya kamu mengungkit hal ini lagi?""Kalau bukan karena kesalahan analisismu dan bersikeras memilih jalan itu, saudara-saudara yang lain tidak akan mati!"Sandi buru-buru menunjuk kesalahan Vincent.Para pejabat meng
Setelah berkata demikian, Nabila menyerahkan surat-surat itu.Satu per satu surat itu dibuka dan dibaca oleh Yohan.Sandi dan William berdiri di tempat yang jauh sambil menahan napas. Mereka tidak berani bertukar mata.Terutama Sandi.Sandi terus memberi tahu dirinya bahwa semua surat itu palsu. Ratu dan Vincent sedang memancingnya!Bam!Yohan menepukkan surat ke meja. Tatapan matanya yang tegas penuh keagresifan."Kalian berdua, berlutut!"Sandi dan William langsung berlutut.Kemudian, kasim membawakan surat itu kepada mereka. Biar mereka sendiri melihat apakah mereka difitnah atau tidak.Jika mereka mengaku difitnah, Yohan akan menyuruh orang untuk membandingkan tulisan mereka.Setelah membaca surat itu, punggung Sandi menjadi dingin dan tegang.Bagaimana mungkin?Dia sudah menyembunyikan surat-surat itu dengan sangat baik. Tidak ada yang bisa menemukannya.Sandi enggan pasrah. Dia mengambil salah selembar surat dan memeriksanya secara saksama. Dia curiga surat itu telah dipalsukan.
Semua pejabat bergidik ketika mendengar hukuman irisan pelan-pelan.Berdasarkan aturan, kejahatan mereka tidak sebesar itu.Sandi dan William sangat ketakutan dan tercengang.Tidak! Vincent hanya diberhentikan dari jabatan waktu itu. Mengapa mereka malah diberi hukuman irisan pelan-pelan?"Kaisar, mohon ampun! Kaisar, mohon ampun ...."Sandi merangkak menuju Vincent dan memeluk pahanya."Vincent, Saudara Vincent, tolonglah aku. Kita dulunya adalah saudara sehidup semati ...."Sandi yang begitu sombong kemarin, kini menjadi seperti anjing penjilat.Vincent sangat membenci Sandi dan William. Dia ingin sekali membunuh mereka secara pribadi.Mendengar permohonan Sandi, Vincent berkata dengan ekspresi dingin."Saat kamu mengkhianati saudara-saudara dan menukar nyawa mereka untuk kariermu, kenapa kamu tidak kepikiran kita adalah saudara?""Sandi, kamu lebih pantas mati dibanding Tuan William!"Sandi menjadi putus asa. "Tidak, tidak! Kamu tidak boleh berpangku tangan .... Vincent, apa kamu lu
Selir Terhormat pingsan dan dibawa pulang ke Paviliun Dharma Senja.Setelah diberi terapi akupunktur oleh tabib kekaisaran, Selir Terhormat tidak kunjung siuman.Yohan tampak khawatir. Tabib kekaisaran berkata, "Kaisar, Nyonya belum sembuh dari luka yang begitu parah. Wajar kalau kekurangan darah. Itu bukan masalah besar, hanya perlu istirahat ...."Di Istana Rubi.Nabila duduk di depan cermin perunggu dan melepas tusuk konde satu per satu.Sambil melayani Nabila, hati Sifa tetap cemas."Yang Mulia ... Yang Mulia benaran tidak terluka?""Kudo itu terlalu kuat. Yang Mulia benaran tidak perlu memanggil tabib kekaisaran?"Detik berikutnya, Sifa menyadari kesalahannya.Jika benar-benar memanggil tabib kekaisaran dan menemukan ada luka, bukankah Ratu ketahuan?Ekspresi Nabila tenang. Kedinginan menghiasi matanya."Jangan beri tahu siapa-siapa tentang keikutsertaanku dalam duel."Sifa segera mengangguk."Baik! Yang Mulia!"Sifa tahu apa yang seharusnya dikatakan dan tidak.Tak lama kemudian,
Di dalam penjara, Sandi dikurung dalam sel terpisah.Begitu melihat Vincent, Sandi berlutut dan memohon."Vincent, keluarkan aku dari sini! Kumohon, aku benar-benar sadar akan kesalahanku. Kita sudah menjadi saudara selama bertahun-tahun. Bebaskanlah aku!""Kalau ... kalaupun kamu tidak bisa menyelamatkanku, berilah aku ketenangan!""Irisan pelan-pelan terlalu mengerikan. Aku tidak mau!"Orang yang dulunya menghinanya malah berlutut dan memohon kepadanya saat ini. Alih-alih merasa senang, Vincent merasa sedih."Kamu tidak ingin diiris pelan-pelan, tidak ingin mati. Memangnya Dito dan yang lain ingin mati?""Apa salah mereka? Kalau aku membebaskanmu, bagaimana aku bisa memberi pertanggungjawaban kepada mereka?""Sandi, kamu telah membunuh saudara-saudaramu demi karier. Apakah itu benar-benar sepadan?""Kita dulunya begitu dekat.""Aku pikir kita saling menghargai satu sama lain.""Kenapa kamu melakukan itu? Kenapa?"Vincent mencengkeram pintu sel. Matanya memerah.Begitu banyak saudara