Vargaz masih saja diam dan memilih mengumpat dalam hatinya, membuat Mike kembali geram."Arrghhhh..." pekik Vargaz saat Mike menekan ujung pistolnya pada luka tembak di bahunya."Baiklah jika kau tak memberitahuku, aku akan mulai membunuh semua orang yang ada di sini," ujar Mike dengan begitu santainya.Mike mulai mengangkat senjatanya dan mengarahkannya pada kepala salah satu wanita yang tadi datang bersama Vargaz.Wanita itu tampak gemetar ketakutan begitu pistol diarahkan padanya."J-Jangan tembak a-aku, aku mohon Tuan," pintanya dengan bibir yang bergetar.Wanita itu hanya mengenaikan bra dan sebuah rok mini saja. Tampak lipstick yang sudah belepotan di bibirnya. Mike tak ingin membayang apa yang sudah mereka lakukam tadi di kamar Vargaz.Wanita itu semakin ketakutan saat Mike mulai menarik pelatuk senjata apinya. Dan..Dorrr...Terdengar suara pekikan dari wanita-wanita yang lainnya. Seketika wanita tadi tergeletak di lantai dengan kepala yang berlubang dan mengeluarkan darah se
"Jawabbb!! Apa hubunganmu dengan Mark, Vargaz!!" pekik Mike lagi karena Vargaz masih diam dan menutup mulutnya.Kali ini Vargas sedikit tersentak karena Mike memekik tepat di depan wajahnya.Dorrr..Seorang pria yang merupakan anak buah Vargaz kembali terkapar di lantai dengan darah yang mengalir di dadanya.Mike kembali menembak salah satu anak buah Vargaz tanpa belas kasihan. Keringat dingin terlihat mengucur dari pelipis Vargaz. Mike dapat melihat, Vargaz mulai ketakutan kembali."M-Mark adalah temanku," jawabnya dengan mulut bergetar. Mike memang sudah terkenal tak kenal belas kasihan dan sadis. Kali ini ia melihat sendiri dengan mata kepalanya.Dan menurut Leonid dulu. Ketua Black Nostra yang sesungguhnya lebih sadis jika dibandingkan dengan Mike.Mike menyeringai mendengar ucapan Vargaz. Ia masih bertanya-tanya dalam hatinya, apakah pembelotan Morina karena Dimitri?."Apakah Morons membelot karena Dimitri!?" tanya Mike dengan nada tajamnya."A-aku tidak tahu secara pasti, tapi M
Mike segera melaporkan hasil penyergapan dan pengakuan Vargaz mengenai Morons pada Arsen, setelah mereka selesai mengeksekusi Vargaz dan seluruh anak buahnya. Karena saat ini sudah hampir pukul 02.00 pagi, Mike tahu jika Arsen sedang beristirahat makanya ia memberitahunya melalui sebuah aplikasi percakapan.Mike meminta Richard untuk membereskan semua kekacauan yang sudah mereka buat, dan segera menghilangkan semua bukti terkait eksekusi Vargaz dan seluruh anggota Bleeding Corp.Setelah dirasa semua selesai, Mike dan yang lainnya meninggalkan Jacksonville dini hari itu juga.Sedangkan bocah bernama Han itu, diserahkan pada Richard untuk di urus. Ada anak buah Richard yang bertahun-tahun menikah belum dikaruniai anak. Maka Han akan di asuh olehnya.Dalam waktu kurang lebih dua jam, akhirnya Mike dan yang lainnya sampai di New York. Tanpa menunggu lama, Mike memerintahkan yang lainnya untuk segera beristirahat. Mike tahu jika semuanya merasa lelah dan butuh istirahat, termasuk dirinya.
Arsen mendengar kabar dari Camilio jika tangan Mike sempat terluka."Bagaimana dengan tanganmu? Aku mendengarnya dari Camilio," tanya Arsen.Mike menatap lengannya yang terluka di balik lengan jasnya. "Bukan luka besar, tidak masalah," jawab Mike pada Arsen, dan Arsen hanya mengangguk pelan."Han?" tanya Arsen seraya mengangkat sebelah alis matanya."Ya, anak dari Lam Phuong. Anak itu di rawat oleh Vargaz bahkan diangkatnya menjadi anak. Saat aku akan membunuh Vargaz dengan tiba-tiba anak itu muncul entah dari mana dan menikam lenganku," jelas Mike.Arsen mengangguk pelan, "aku mengerti. Apa kau sudah obati?" tanya Arsen."Sasha sudah mengobatinya sesampainya aku di mansion Subuh tadi," ujar Mike."Sebaiknya lain kali lebih berhati-hati lagi.""Baik Tuan. Terima kasih," ucap Mike dengan tulus."Kumpulkan anggota inti Mike, aku mau bicara dengan mereka," titah Arsen."Mereka ada di ruang rapat semua kecuali Enrico, Riobard dan Alonzo. Mereka sedang mempersiapkan barang untuk pengiriman
Sabtu pagi setelah Arsen dan Lily menikmati sarapannya, mereka kembali ke kamar untuk menyempatkan diri bermain-main dengan Theo sebentar sebelum pergi ke markas. Setelah sekitar dua jam kemudian, Theo mulai merengek karena sudah waktunya ia minum susu dan tidur.Saat Lily menemani Theo minum susu, Arsen mengirimkan pesan pada Mike bahwa ia akan menemani Lily bermain-main dengan wanita tua itu."Aku titip Theo pada kalian," kata Lily pada Charlotte dan Maria."Kami pasti akan menjaga Tuan Muda dengan baik, Nyonya," jawab Charlotte yang langsung diangguki oleh Maria.Lily segera keluar dari kamar Theo menuju kamarnya. Kali ini Lily mengenakan pakaian yang lebih kasual dan nyaman dikenakan. Kerena ia akan bersenang-senang hari ini, hingga ia memilih pakaian yang memudahkannya untuk bergerak.Legging yang sedikit tebal di padukan dengan atasan oversize yang panjangnya melebihi bokong. Memastikan lekuk pinggul tersembunyi dari pandangan orang lain. Karena Arsen tak akan menyukainya.Terak
Cerita ini mengandung konten dewasa dan kekerasan, harap pembaca bijak.Materi yang di sisipkan berdasarkan informasi yang didapat dari internet (Google, Google Map, Google Translate, Wikipedia) dan narasumber terpecaya. ----------Lily mulai membuka matanya saat sedikit sinar matahari yang lolos dari celah gorden yang tidak tertutup rapat menerpa wajahnya. Ia mengucek matanya agar bisa melihat sedikit lebih jelas. Karena kamar masih terlihat cukup gelap. Kepalanya sedikit pengar, mungkin akibat alkohol yang diminumnya semalam.Perutnya terasa berat, saat terlihat sebuah tangan melingkar di perutnya, ia bisa merasakannya walau tidak dapat melihatnya dengan jelas.Kini badannya benar-benar terasa sakit, bahkan bagian intinya sangat kebas dan perih. Entah berapa kali semalam ia melakukannya, bahkan ia tidak mampu menghitungnya.Kini Ken--kekasihnya, tampak masih terlelap, terdengar suara napas yang teratur. Lily mengambil ponselnya di nakas sebelah tempat tidur, ia ingat semalam menaru
Lylia Kenward yang biasa dipanggil Lily adalah seorang gadis muda berumur 23 tahun, cantik, dan baik hati. Ia sudah tidak mempunyai orang tua. Dulu ia tinggal dengan ibu tirinya. Namun, sepeninggal sang ayah, ibu tirinya kerap menyiksanya. Saat ayahnya masih hidup pun ibunya sering menyiksanya tanpa sepengetahuan ayahnya.Satu tahun yang lalu, Lily kabur dari rumah ibu tirinya dan merantau di kota ini. Bermodalkan ijazah sekolah yang sempat ia bawa kabur dari rumahnya, kemudian ia berhasil mendapatkan pekerjaan karena ketekunannya. Hingga ia bisa bekerja di perusahaan Lazcano Corps. Perusahaan besar dan bonafide, meski pun ia hanya menjadi karyawan biasa.Alasan ia kabur dari ibu tirinya karena selain ibu tirinya tersebut sering menyiksanya, ibunya juga akan menjualnya kepada pria hidung belang. Margaret memang sosok ibu tiri yang jahat. Ia memang selalu semena-mena terhadap Lily. Apalagi setelah ayahnya meninggal.Lily memang lugu dan polos. Namun di balik keluguan dan kepolosannya L
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Di mana acara kantor akan dimulai. Semua karyawan perusahaan Lazcano's Corps sudah berkumpul di ballroom hotel.Acara ini hanya pembukaan saja, setelah itu para karyawan bisa menghabiskan waktu dengan acara masing-masing. Menjelajah dan bermain di resort milik perusahaan sesuka hati.Lily kini menduduki sebuah kursi yang terletak di deretan belakang. Ia sedari tadi berusaha untuk mencari temannya, namun sama sekali ia tidak menemukan sosok Anna.Bahkan laki-laki brengsek itu. Ah, sudahlah! Ia tidak akan ambil pusing lagi urusan itu. Ia akan berusaha melupakannya dan semua kejadian tadi pagi yang menimpanya.Namun, kini ia bingung dengan nasibnya. Apa yang akan terjadi dengan hidupnya saat Arsen menawarkan sebuah perjanjian?Dan, Lily juga tidak bisa menebak sama sekali isi perjanjian yang ditawarkan oleh bosnya tersebut.Di tengah lamunannya, ia menangkap sosok yang dikenalnya. Matanya kini terpaku ke arah depan ballroom, di sana Arsen sedang memb
Sabtu pagi setelah Arsen dan Lily menikmati sarapannya, mereka kembali ke kamar untuk menyempatkan diri bermain-main dengan Theo sebentar sebelum pergi ke markas. Setelah sekitar dua jam kemudian, Theo mulai merengek karena sudah waktunya ia minum susu dan tidur.Saat Lily menemani Theo minum susu, Arsen mengirimkan pesan pada Mike bahwa ia akan menemani Lily bermain-main dengan wanita tua itu."Aku titip Theo pada kalian," kata Lily pada Charlotte dan Maria."Kami pasti akan menjaga Tuan Muda dengan baik, Nyonya," jawab Charlotte yang langsung diangguki oleh Maria.Lily segera keluar dari kamar Theo menuju kamarnya. Kali ini Lily mengenakan pakaian yang lebih kasual dan nyaman dikenakan. Kerena ia akan bersenang-senang hari ini, hingga ia memilih pakaian yang memudahkannya untuk bergerak.Legging yang sedikit tebal di padukan dengan atasan oversize yang panjangnya melebihi bokong. Memastikan lekuk pinggul tersembunyi dari pandangan orang lain. Karena Arsen tak akan menyukainya.Terak
Arsen mendengar kabar dari Camilio jika tangan Mike sempat terluka."Bagaimana dengan tanganmu? Aku mendengarnya dari Camilio," tanya Arsen.Mike menatap lengannya yang terluka di balik lengan jasnya. "Bukan luka besar, tidak masalah," jawab Mike pada Arsen, dan Arsen hanya mengangguk pelan."Han?" tanya Arsen seraya mengangkat sebelah alis matanya."Ya, anak dari Lam Phuong. Anak itu di rawat oleh Vargaz bahkan diangkatnya menjadi anak. Saat aku akan membunuh Vargaz dengan tiba-tiba anak itu muncul entah dari mana dan menikam lenganku," jelas Mike.Arsen mengangguk pelan, "aku mengerti. Apa kau sudah obati?" tanya Arsen."Sasha sudah mengobatinya sesampainya aku di mansion Subuh tadi," ujar Mike."Sebaiknya lain kali lebih berhati-hati lagi.""Baik Tuan. Terima kasih," ucap Mike dengan tulus."Kumpulkan anggota inti Mike, aku mau bicara dengan mereka," titah Arsen."Mereka ada di ruang rapat semua kecuali Enrico, Riobard dan Alonzo. Mereka sedang mempersiapkan barang untuk pengiriman
Mike segera melaporkan hasil penyergapan dan pengakuan Vargaz mengenai Morons pada Arsen, setelah mereka selesai mengeksekusi Vargaz dan seluruh anak buahnya. Karena saat ini sudah hampir pukul 02.00 pagi, Mike tahu jika Arsen sedang beristirahat makanya ia memberitahunya melalui sebuah aplikasi percakapan.Mike meminta Richard untuk membereskan semua kekacauan yang sudah mereka buat, dan segera menghilangkan semua bukti terkait eksekusi Vargaz dan seluruh anggota Bleeding Corp.Setelah dirasa semua selesai, Mike dan yang lainnya meninggalkan Jacksonville dini hari itu juga.Sedangkan bocah bernama Han itu, diserahkan pada Richard untuk di urus. Ada anak buah Richard yang bertahun-tahun menikah belum dikaruniai anak. Maka Han akan di asuh olehnya.Dalam waktu kurang lebih dua jam, akhirnya Mike dan yang lainnya sampai di New York. Tanpa menunggu lama, Mike memerintahkan yang lainnya untuk segera beristirahat. Mike tahu jika semuanya merasa lelah dan butuh istirahat, termasuk dirinya.
"Jawabbb!! Apa hubunganmu dengan Mark, Vargaz!!" pekik Mike lagi karena Vargaz masih diam dan menutup mulutnya.Kali ini Vargas sedikit tersentak karena Mike memekik tepat di depan wajahnya.Dorrr..Seorang pria yang merupakan anak buah Vargaz kembali terkapar di lantai dengan darah yang mengalir di dadanya.Mike kembali menembak salah satu anak buah Vargaz tanpa belas kasihan. Keringat dingin terlihat mengucur dari pelipis Vargaz. Mike dapat melihat, Vargaz mulai ketakutan kembali."M-Mark adalah temanku," jawabnya dengan mulut bergetar. Mike memang sudah terkenal tak kenal belas kasihan dan sadis. Kali ini ia melihat sendiri dengan mata kepalanya.Dan menurut Leonid dulu. Ketua Black Nostra yang sesungguhnya lebih sadis jika dibandingkan dengan Mike.Mike menyeringai mendengar ucapan Vargaz. Ia masih bertanya-tanya dalam hatinya, apakah pembelotan Morina karena Dimitri?."Apakah Morons membelot karena Dimitri!?" tanya Mike dengan nada tajamnya."A-aku tidak tahu secara pasti, tapi M
Vargaz masih saja diam dan memilih mengumpat dalam hatinya, membuat Mike kembali geram."Arrghhhh..." pekik Vargaz saat Mike menekan ujung pistolnya pada luka tembak di bahunya."Baiklah jika kau tak memberitahuku, aku akan mulai membunuh semua orang yang ada di sini," ujar Mike dengan begitu santainya.Mike mulai mengangkat senjatanya dan mengarahkannya pada kepala salah satu wanita yang tadi datang bersama Vargaz.Wanita itu tampak gemetar ketakutan begitu pistol diarahkan padanya."J-Jangan tembak a-aku, aku mohon Tuan," pintanya dengan bibir yang bergetar.Wanita itu hanya mengenaikan bra dan sebuah rok mini saja. Tampak lipstick yang sudah belepotan di bibirnya. Mike tak ingin membayang apa yang sudah mereka lakukam tadi di kamar Vargaz.Wanita itu semakin ketakutan saat Mike mulai menarik pelatuk senjata apinya. Dan..Dorrr...Terdengar suara pekikan dari wanita-wanita yang lainnya. Seketika wanita tadi tergeletak di lantai dengan kepala yang berlubang dan mengeluarkan darah se
Mike dan yanga lainnya mendarat sekitar pukul 10 malam lebih di Jacksonville. Sekitar kurang lebih 2 jam perjalanan mereka lalui melalui jalur udara.Begitu mereka mendarat, anggota meraka yang berasal dari Lake City, Florida sudah menunggu kedatangan mereka dan segera menyambutnya."Selamat datang di Jacksonville," sambut Richard yang merupakan penanggung jawab Black Nostra di wilayah Florida."Lama tak berjumpa denganmu, Richard. Bagaimana kabarmu?" tanya Mike basa-basi."Kabarku baik-baik saja, Tuan. Bagaimana dengan Anda?" Richard kembali bertanya."Seperti yang kau lihat," jawab Mike., kemudian Richard mengangguk.Setelah itu Richard membawa rombongan anggota tim inti menuju sebuah gudang tak terpakai tak jauh dari sana. Untuk merencanakan penyerangan dan pembagian tugas masing-masing.Kurang dari 2 jam lagi menuju tengah malam. Maka mereka dengan singkat membicarakan penyerang ini.Perlengkapan senjata tidak perlu dikhawatirkan, karena Richard sudah menyiapkannya. Selain itu ju
Selesai sarapan bersama Lily, Arsen segera berpamitan untuk berangkat kerja. Sebelum ke kantor, Arsen menyempatkan dirinya untuk menuju ke markas, karena ia mendapat pesan dari Mike bahwa Dante sudah mengumpulkan informasi tentang Bleedings Corp.Saat Arsen tiba di markas, Mike sudah tampak memimpin rapat dan percakapan mereka terhenti saat melihat kedatangan Arsen."Lanjutkan!" seru Arsen seraya mengambil posisi duduk di samping Mike.Mike melanjutkan meetingnya dengan mempelajari lokasi markas Bleeding Corps yang berada di daerah pinggiran Kota Jacksonville melalui CCTV kota di layar laptop Pascoe. Mereka juga sudah menemukan apartemen dimana Vargans ketua dari Bleeding Corp tinggal.Menurut informasi dari Dante, Varganz dan anak laki-laki Lam lebih sering berada di markas. Vargans tinggal di apartemen hanya setiap weekend saja dan untuk bermalam dengan jalang saja.Karena Bleeding Corp hanyalah sebuah gank motor kecil, anak buah Varganz yang berjumlah tidak lebih dari lima puluh or
Dua hari telah berlalu dan pagi tadi Arsen sudah kembali ke kantor menjalani aktifitas sehari-hari sebagai pengusaha dan Mike yang memimpin semua aktifitas Black Nostra, termasuk target mereka saat ini, yaitu melacak keberadaan Dimitri.Mike sudah menaruh seorang mata-mata untuk mengamati apartemen Dimitri di New Jersey. Memang sesuai dengan informasi Pascoe, Dimitri tidak tampak keberadaannya di apartemen.Arsen juga sudah mendapatkan laporan dari Mike tentang transaksi order yang didapatnya beberapa hari yang lalu.Sore ini, Arsen sengaja pulang lebih awal karena ingin melihat langsung keadaan Black Nostra.Mike dan Arsen sedang berbincang di ruangan Arsen."Pengakuan apa saja yang kau dapat dari Elliot? Maksudku tentang hubungannya dengan Dimitri. Apakah tidak ada orang lain selain Dimitri saat mereka berkomunikasi jadi ada jalan lain untuk melacaknya?" tanya Arsen."Menurut pengakuannya, Elliot mengenal Dimitri hampir dua tahun yang lalu. Mereka berhubungan dekat karena Elliot men
Pagi-pagi sekali Arsen sudah tiba di mansion, kembali dari rumah sakit. Karena hari ini pemakaman Marissa akan dilaksanakan.Ketika Arsen datang tampak semuanya telah bersiap menyambutnya dan persiapan pemakaman sudah selesai.Lily dan Theo langsung memasuku mobil di mana Arsen berada. Tak lama kemudian mobil mereka mulai melaju meninggalkan mansion.Tak lama kemudian, iring-iringan sejumlah mobil menuju ke pamakaman Bukit Lazcano, mengikuti sebuah mobil jenazah yang mengantar Marissa Lazcano menuju tempat peristirahatan abadinya.Sejumlah pengawal memakai rompi anti peluru telah bersiaga menjaga keamanan di sepanjang jalan, 300 meter arah menuju Bukit Lazcano.Rombongan tim inti Black Nostra sudah sampai di lokasi. Mereka semua dalam keadaan sangat berduka cita karena kehilangan Marissa yang telah mereka anggap seperti orang tua sendiri.Saat orang tua dari seluruh tim inti Black Nostra masih hidup, mereka sudah bekerja pada keluarga Lazcano, kecuali Camilio sehingga tim inti Black N