Bugh....Kali ini Lily meninju mulut Margaret untuk menghentikan ucapan Margaret.Hingga Margaret memekik kesakitan."Akhh..." Margaret memekik kesakitan."Brengsek!!" umpat Margaret.Sungguh Margaret sangat kesal pada Lily. Gara-gara Lily meninju hidungnya beberapa hari yang lalu. Hidungnya sedikit bengkok, sepertinya silikon hasil operasinya bergeser dari tempatnya.Bukan itu saja, wajah mulusnya hasil dari botox nya pun kini terdapat luka memanjang hasil cakaran Lily.'Aku harus membalasnya!' geram Margaret dalam hati.Operasi plastik yang sudah lama di mimpikan nya dirusak begitu saja. Tentu saja Margaret marah dan kesal. Susah payah Margaret merayu Elliot untuk membiayai operasi plastik ini.Margaret kembali meringis, karena tinjuan Lily di mulutnya membuat kepalanya pusing.Lily hanya tersenyum meremehkan, membuat Margaret semakin dongkol dan marah saja."Cuhhh..." Margaret meludah pada Lily, untung saja tidak mengenai wajah Lily karena dengan cepat Lily dapat menghindarinya.Ar
Margaret di seret dengan paksa oleh Alonzo dan Camilio ke halaman belakang mansion.Dengan sangat jelas Margaret masih ingat tempat ini, dimana ia harus menonton Lily yang sedang berlatih menembak dan Elliot lah yang menjadi target tembaknya.Margaret terus bertanya-tanya dalam hatinya, apakah kini gilirannya menjadi sasaran tembak Lily? Tapi, tadi ia mendengar kuda dan jalan-jalan. Ia benar-benar tak mengerti.Namun, pertanyaan-pertanyaan dalam hatinya terjawab sudah, saat kedua tangannya diikat menjadi satu dan diikatkan pada seekor kuda hitam yang tampak besar dan terlihat begitu gagah.Tampak pula Lily dan Arsen yang memperhatikannya saat dirinya diikat.'Aku salah memperhitungkan jalang cilik itu! Ia benar-benar berubah dan sangat berbeda dengan Lily yang dulu penakut dan penurut. Siall!!' umpat Margaret dalam hati."Ini kali kedua ku datang ke markasmu, jadi aku ingin tahu keadaan disekitar sini. Hingga memutuskan untuk berjalan-jalan," bisik Lily pada Arsen."Dengan senang hati
"Mike, semua sudah selesai dan tidak ada yang dikerjakan lagi. Aku pulang dulu ya," pamit Alonzo seraya melambaikan tangan pada Mike dan menepuk lengan Camilio."Ya, aku juga pamit. ini sudah menjelang sore. Aku pulang dulu, Mike," pamit Camilio pada Mike."Kau pulang ke rumah ibumu hari ini?" tanya Mike pada Camilio."Ya, seperti biasa. Sabtu sore aku dan Charlotte pulang dan besok malam aku sudah sampai mansion lagi," jawab Camilio."Ok. Berhati-hatilah," kata Mike sambil tersenyum."Jika ada tugas mendadak, jangan sungkan untuk menghubungiku. Anytime," ujar Camilio."Ok Cam. Selamat menikmati waktu bersama anak-anakmu. Dan sampaikan salam ku pada ibumu, dan kedua anakmu," sahut Mike.Camilio hanya membalas dengan mengangkat tangan dan tersenyum tipis. Ia bergegas menuju mobilnya untuk menjemput Charlotte dan segera pulang bersama ke rumahnya dan bertemu dengan buah hati mereka, Mario dan Silvia.Mike memasuki ruangan rapat sebentar untuk mengecek segala sesuatu sebelum meninggalka
Setelah membereskan meja makan dan dapur, Charlotte berjalan mendekati Mario dan Silvia yang sedang bersama menyusun sebuah puzzle yang cukup besar di atas meja.Sebelum sampai rumah, Camilio dan Charlotte menyempatkan diri untuk membeli kue untuk Chaterine dan mainan untuk anak-anak. Camilio membelikan lima buah puzzle dari yang paling mudah sampai agak sulit. Camilio juga membelikan dua buah magic block untuk Mario dan Silvia. Camilio ingin memberikan mainan yang bermanfaat untuk anak-anaknya dan melatih perkembangan otak mereka."Bagaimana? Bisa?" tanya Charlotte dengan lembut pada Mario dan Silvia yang tampak sangat serius menyusun puzzle milik mereka."Bisa," jawab Mario tanpa mengalihkan perhatiannya pada puzzle yang ada di hadapannya."Tadi sudah berhasil dua. Yang ini sulit, Mom," lapor Silvia dengan suara yang terdengar begitu menggemaskan."Sabar ya sayang. Kau menyusun puzzlenya tidak sendiri, tapi bersama Mario. Pasti kalian bisa. Anak-anak mommy kan pintar semua," kata Ch
Kejadian Margaret yang di seret dengan kuda sudah berlalu dua hari. Dan Lily sudah kembali terlihat seperti biasanya.Namun, Arsen sudah berjanji pada dirinya akan memberikan hadiah bagi Lily atas keberaniannya membunuh Elliot dan menyiksa Margaret. Yang Arsen tahu, jika dalam kondisi biasa dan bukan mereka berdua, Lily tak akan mungkin melakukannya.Tapi setelah dua hari berlalu, Arsen masih belum bisa mendapatkan hadiah apa yang akan di berikan pada istrinya tersebut.Arsen menatap Lily yang sedang memakan sarapan paginya.Lily yang merasa di tatap menyadarinya kemudian menolehkan wajah pada Arsen."Ada apa?" tanyanya dengan lembut setelah menaruh sendoknya di atas piring."Tidak ada, hanya...., Hmm apa kau sedang menginginkan sesuatu?" tanya Arsen pada akhirnya.Lily tampak mengerutkan keningnya, ia tak mengerti dengan ucapan Arsen tersebut."Aku ingin memberimu hadiah, tapi belum menemukan yang cocok untukmu. Jadi katakan apa yang kau inginkan," seru Arsen."Hadiah?"Arsen mengang
Setelah mendapat kabar dari Mike, Arsen bergegas menutup laptopnya sambil menghubungi Rudolf untuk segera bersiap mengantarnya meninggalkan kantor menuju ke markas. Sebelum meninggalkan kantor, Arsen berpamitan pada Ivanov."Tuan, jam empat nanti Tuan ada meeting dengan bagian keuangan dan pengadaan barang terkait dengan proyek baru kita di Greenwood, Missisippi," jawab Ivanov saat Arsen berpamitan dengannya.Arsen mengerutkan dahinya untuk berpikir sejenak."Aku harus pergi segera untuk urusan yang sangat mendesak di markas. Jadi kau saja yang memimpin rapat dengan mereka. Jangan diundur lagi karena proyek pembangunan harus dimulai tiga minggu lagi. Email kan hasil rapatnya padaku supaya bisa kupelajari dan kita bisa segera rapatkan ulang dengan bagian lapangan. Semua hasil rapat harus mulai dijalankan minggu depan. Jangan terlalu mepet karena banyak hal tak terduga yang bisa saja terjadi," kata Arsen."Saya paham, Tuan," sahut Ivanov."Aku akan pergi sekarang," pamit Arsen seraya me
Dan Alonzo kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan club seraya berjalan menuju meja bar untuk memesan sebuah minuman.Setelah menerima segelas Blueberry martini cocktail yang terbuat dari campuran vodka dengan blueberry yang berpadu menciptakan rasa minuman yang sempurna dari bartender, Blueberry martini dikenal sebagai minuman premium di antara penikmat vodka. Alonzo kemudian mencari tempat duduk yang kosong untuk menikmati minuman dan mencari keberadaan Dimitri di ruangan ini.Beberapa wanita malam cantik dengan memakai baju terbuka yang sexy mencoba menyapa Alonzo dan menggodanya. Alonzo hanya mengangkat satu tangan dan mengarahkan pandangannya lurus ke depan, yang secara tidak langsung mengisyaratkan dia sedang tidak ingin diganggu. Wanita-wanita penghibur itu memahami isyarat tersebut dan segera menyingkir untuk mencari mangsa lainnya.Seorang pelayan pria sejak tadi mengamati sikap Alonzo yang dingin dan acuh, lalu mencoba berjalan mendekatinya."Selamat malam, Tuan
Dimitri melajukan mobilnya dalam kecepatan sedang, hingga Alonzo yang terpaut jarak beberapa menit dapat menyusulnya."Aku sudah dibelakang mobilnya, ia menuju arah kalian," lapor Alonzo, pada Mike yang terhubung melalui earphonenya."Copy that!" jawab Mike.Kemudian terdengar suara Mike lakukan instruksi kepada yang lainnya agar bersiap.Dimitri dalam keadaan santai, namun tiba-tiba matanya menatap spion mobil tengah dan melihat ada sebuah motor tak jauh dari mobil yang dikendarainya, ia sama sekali tak menaruh curiga pada awalnya.Namun, begitu mobilnya sampai di area yang sedikit sepi ia mulai melihat ada dua mobil di hadapannya dengan melaju berdampingan. Seakan menghalangi laju mobilnya.Dimitri mulai merasakan sesuatu yang mengganjal dan mencurigakan, namun ia tetap bersikap tenang. Dibukanya ya dashboard mobil dan mengecek senjata api miliknya di sana. Dan masih tersimpan rapi seperti saat ia menaruhnya tadi.Tak ada rasa takut dalam dirinya, bahkan ketika dua mobil di depannya
Sore ini semua ketua dari kelompok yang tergabung dengan Five Familia berkumpul di salah satu hotel yang di miliki oleh Arsen di tengah kota New York.Tentu saja pertemuan itu tanpa di hadiri oleh Giuseppe Bruscha dari Gio Bruscha. Karena ia sudah tewas kemarin dan menjadi makanan ikan peliharaan Arsen.Devonte Luciano, Bartolomeo, dan Edard Fabriano, duduk di meja panjang di sebuah ruangan khusus yang sudah Arsen persiapkan.Arsen duduk memimpin di temani oleh Mike, begitu juga dengan yang lainnya, mereka di temani oleh wakil dan 1 orang pengawal mereka.Beberapa makanan tersedia di atas meja serta minuman beralkohol maupun tidak beralkohol."Selamat sore, terima kasih kalian berkenan untuk datang hari ini." Seru Arsen membuka percakapan.Mereka saling bersahut membalas salam pembuka Arsen untuk rapat mereka kali ini.Arsen tampak serius duduk di kursi dengan penuh wibawa. Jiwa kepemimpinan nya begitu terlihat darinya."Aku tak ingin terlalu berbasa-basi, jadi sebaiknya kita langsung
Kini beberapa anggota inti Black Nostra sudah berkumpul di area kandang peliharaan Arsen. Jeofre, Camilio, Mike, Pascoe, Dante dan Alonzo.Mereka menemani Arsen untuk mengeksekusi Giuseppe. Giu sudah terbaring lemah di atas rumput begitu saja. Ia sudah sadar namun karena darah yang hilang begitu banyak membuatnya sangat lemas dan tak mampu banyak bergerak.Kali ini tak ada serigala, harimau maupun singa peliharaan Arsen. Arsen ingin mencoba dan melihat dengan langsung ketajaman dari gigi-gigi ikan piranha peliharaannya.Semuanya tampak sudah bersiap di sisi kolam piranha Arsen. Menurut Mike, ikan-ikan piranha peliharaannya sudah semakin bertambah besar.Giginya yang tajam dan sifatnya sebagai pemakan daging memang membuat piranha menjadi salah satu ikan yang ditakuti. Dan itulah alasan mengapa Arsen memelihara mereka, dan memasukkannya ke dalam salah satu peliharaan hewan buasnya.Gigi piranha terkenal tajam dan menakutkan yang tingginya bisa mencapai 4 milimeter. Gigi piranha juga bi
Mike masih saja tak mengerti dengan barang-barang yang diminta oleh Arsen. Hingga akhirnya Arsen meminta Mike untuk memasang jarum infus di pembuluh darah Giuseppe dan selang infus pada ujungnya.Meskipun bingung, Mike melakukan perintah Arsen tersebut. Begitupula dengan Giuseppe yang merasa heran.Camilio mengambil inisiatif untuk membantu Mike memegangi Giuseppe. Meskipun keadaan Giussepe terikat pada kursi, namun tetap saja tidak menutup kemungkinan ia akan bergerak dan memberikan perlawanan.Mike mengangguk saat Camilio mulai memegangi lengan Giuseppe. Dan benar saja, ia bergerak dan memberikan perlawanan, namun ikatannya cukup kuat. Kedua tangannya diikat pada pengangan kursi tersebut. Hingga gerakan dan perlawanannya hanyalah sia-sia.Jangan bayangkan jika Mike akan mengoleskan alkohol terlebih dahulu di sekitar area insersi agar tidak terjadi infeksi. Atau mengunakan anestesi topical untuk membantu mengurangi rasa sakit.Setidaknya Mike sudah sedikit terlatih untuk melakukan ha
Mike dan Camilio sudah membawa kembali Giuseppe yang sudah sadar ke ruang eksekusi, dan mengikatnya di kursi.Ia tak terlalu banyak berontak, karena tenaganya sudah habis akibat penyiksaan yang di dapatnya beberapa jam yang lalu, bahkan ia tak sadarkan diri sekitar satu jam lamanya setelahnya.Beberapa luka lebam terlihat di wajahnya, ke dua sudut bibirnya sudah robek dengan darah yang mengering. Hanya untuk meringis saja sudah tak mampu.Bahkan perutnya terasa nyeri karena Arsen tadi sempat melayangkan tinju kerasnya di perutnya. Pasti esok akan terlihat luka lebam di sana.Giuseppe hanya bisa terus mengumpat dalam hatinya. Rasanya ia ingin mati saat ini juga. Ia benar-benar sudah tak kuat untuk terus menerima semua siksaan-siksaan yang Arsen berikan. Ternyata kekejaman seorang Arsen yang santer ia dengar bukan hanya isapan jempol saja.Giuseppe tak suka untuk menyiksa terlalu lama musuhnya atau tawanannya. Ia lebih senang langsung membunuh dan menembaknya begitu saja. Tidak seperti
Mike berjalan cepat menuju mejanya yang ada di ruang rapat. Ia membuka laci dan mengambil sebuah kotak. Dengan ukuran sedang.Sore kemarin, anak buah Mike mengambil paket kiriman dari Richard di suatu perusahaan kurir yang ada di kota New York.Richard sudah memberitahu sebelumnya bahwa kotak tersebut berisi laptop, ponsel, passport dan dompet milik Pierre yang berisi semua identitas Pierre.Anak buah Mike sampai di markas sudah jam 6 sore dan saat itu Pascoe baru saja pulang sehingga Mike memutuskan kemarin hanya menyimpannya saja dulu untuk sementara waktu, namun karena tadi Arsen kembali menginterogasi Giu, membuatnya lupa.Mike segera mengambil cutter untuk membuka kotak yang tertutup lakban berwarna coklat tersebut.Pascoe, Dante, Jeofre dan Camilio tampak memperhatikan Mike, ditambah lagi Arsen yang memasuki ruangan dan berdiri tidak jauh dari Mike yang sedang membongkar isi paket tersebut."Pas, ini laptop dan ponsel milik Pierre." Seru Mike sambil menaruh laptop dan ponsel mil
Sebelum Theo bangun, setidaknya permainan 1 ronde harus ia selesaikan dan mandi. Selain Arsen merasa gemas dengan Lily yang selalu bersikap takut-takut namun terlihat sangat sexy saat keluar sisi sadisnya. Jadi Arsen bermaksud membuat Lily bisa melupakan rasa trauma setelah melihat kejadian sadis yang baru pertama kali disaksikannya.Tanpa basa basi Arsen langsung menggendong Lily kembali dan membawanya ke kamar mandi.Arsen berjalan sedikit tergesa karena mengejar waktu Theo yang akan bangun sekitar 1 jam lagi. Dan Lily langsung mengalungkan lengannya agar tak terjatuh.Sesampainya di kamar mandi, Arsen mendudukkan tubuh istrinya di atas wastafel yang terbuat dari marmer, kemudian berdiri di hadapannya."Mandi bersama, agar menghemat waktu.""Tap--hmpht" Mulut Lily langsung dibungkam oleh Arsen yang langsung mendaratkan bibirnya di bibir Lily, ketika Lily hendak bersuara.'Kenapa kau tidak tahu tempat, ada tempat yang lebih layak dari ini, Arsen.' Begitulah keluhan Lily dalam hatin
Greig mulai memposisikan kaki bagian depannya seakan hendak menerkam, tampak bulu di sekitar leher dan kepalanya mulai berdiri seraya memperlihatkan taringnya yang amat tajam.Dengan taring tajam nya Greig segera menerkam leher Margaret seketika dan mengigitnya dengan kuat.Margaret memekik dengan sangat kencang dan melengking, namun Greig sama sekali tak peduli. Ia terus menggigit leher Margaret dan sedikit menggoyang kan kepalanya untuk mengoyaknya hingga tak terdengar lagi suara pekikan Margaret. Tubuh Margaret bergetar hebat kemudian tampak kejang hingga akhirnya tak bergerak lagi.Lily yang melihatnya langsung memejamkan mata dan menyembunyikan wajahnya di lengan Arsen.Terdengar suara robekan daging, di susul suara 'krek' yang menandakan tulang leher Margaret putus, dan darah mulai mengalir dengan deras.Greig tampak menggoyangkan kepalanya lebih keras sedikit dan menariknya hingga akhirnya kepala Margaret terlepas dari tubuhnya. Begitupula dengan Winter yang terus menggigiti ka
Seketika Margaret meronta dan berteriak-teriak. Insting predator Greig dan Winter semakin kuat melihat seseorang bergerak-gerak melakukan perlawanan. Mereka menggeram dan mulai menunjukkan taringnya melihat aksi Margaret diseret oleh Jeofre dan Mike.Arsen sedikit menenangkan Greig dan Winter saat Mike dan Jeofre menyeret Margaret untuk mendekati kandang dan akan memasukkan.Hal itu ia lakukan, agar Greig dan Winter tak menyerang Mike dan Jeofre. Meskipun Mike ikut serta memasukkan Margaret, namun Arsen khawatir jika insting predator Greig dan Winter tak terkendali, karena mereka mulai mencium bau mangsa mereka, Margaret.Arsen terus mengulurkan tangannya untuk menyentuh Greig, Greig yang harus di tenangkan lebih dulu, karena ia adalah Alfa bagi Winter, dan Winter akan menyerang sesuai isyarat Greig.Kunci pintu kandang mulai dibuka, Margaret semakin meronta mengeluarkan semua tenaga dan usahanya.Jantungnya sudah berdetak dengan sangat cepat, keringat terus mengalir di tubuhnya, bahk
Kemudian Arsen menatap Lily. "Kini giliranmu berkenalan dengan mereka."Ucapan Arsen tersebut tentu saja sukses membuat Lily menelan salivanya susah payah.'Tuhan, tolong aku.' Gumam Lily dalam hatinya sambil terus berdoa."Ayo, mendekatlah kemari!" Titah Arsen. Lily sempat memejamkan matanya sejenak, kemudian menenangkan dirinya dan Lily pun milulai berjalan mendekat ke arah kandang Greig dan Winter.Arsen mengulurkan tangan kanannya untuk menggenggam tangan Lily. Tangan Lily terasa dingin dan gemetar di genggaman Arsen."Kau sudah lihat caraku dan Theo berkomunikasi dengan mereka, bukan?" Tanya Arsen berusaha mengalihkan perhatian Lily yang masih saja ketakutan namun ia sembunyikan."Iya," jawab Lily dengan singkat dengan bibir yang sedikit bergetar.Arsen kembali menghadapkan wajahnya pada Greig yang sedang mengamati Lily."Ini Lily, istriku. Ia tidak akan menyakitimu. Kau harus patuh pada istriku jika tidak ada aku!" Seru Arsen dengan penuh wibawa.Lily berusaha menatap mata Greig