Mike berjalan cepat menuju mejanya yang ada di ruang rapat. Ia membuka laci dan mengambil sebuah kotak. Dengan ukuran sedang.Sore kemarin, anak buah Mike mengambil paket kiriman dari Richard di suatu perusahaan kurir yang ada di kota New York.Richard sudah memberitahu sebelumnya bahwa kotak tersebut berisi laptop, ponsel, passport dan dompet milik Pierre yang berisi semua identitas Pierre.Anak buah Mike sampai di markas sudah jam 6 sore dan saat itu Pascoe baru saja pulang sehingga Mike memutuskan kemarin hanya menyimpannya saja dulu untuk sementara waktu, namun karena tadi Arsen kembali menginterogasi Giu, membuatnya lupa.Mike segera mengambil cutter untuk membuka kotak yang tertutup lakban berwarna coklat tersebut.Pascoe, Dante, Jeofre dan Camilio tampak memperhatikan Mike, ditambah lagi Arsen yang memasuki ruangan dan berdiri tidak jauh dari Mike yang sedang membongkar isi paket tersebut."Pas, ini laptop dan ponsel milik Pierre." Seru Mike sambil menaruh laptop dan ponsel mil
Mike dan Camilio sudah membawa kembali Giuseppe yang sudah sadar ke ruang eksekusi, dan mengikatnya di kursi.Ia tak terlalu banyak berontak, karena tenaganya sudah habis akibat penyiksaan yang di dapatnya beberapa jam yang lalu, bahkan ia tak sadarkan diri sekitar satu jam lamanya setelahnya.Beberapa luka lebam terlihat di wajahnya, ke dua sudut bibirnya sudah robek dengan darah yang mengering. Hanya untuk meringis saja sudah tak mampu.Bahkan perutnya terasa nyeri karena Arsen tadi sempat melayangkan tinju kerasnya di perutnya. Pasti esok akan terlihat luka lebam di sana.Giuseppe hanya bisa terus mengumpat dalam hatinya. Rasanya ia ingin mati saat ini juga. Ia benar-benar sudah tak kuat untuk terus menerima semua siksaan-siksaan yang Arsen berikan. Ternyata kekejaman seorang Arsen yang santer ia dengar bukan hanya isapan jempol saja.Giuseppe tak suka untuk menyiksa terlalu lama musuhnya atau tawanannya. Ia lebih senang langsung membunuh dan menembaknya begitu saja. Tidak seperti
Mike masih saja tak mengerti dengan barang-barang yang diminta oleh Arsen. Hingga akhirnya Arsen meminta Mike untuk memasang jarum infus di pembuluh darah Giuseppe dan selang infus pada ujungnya.Meskipun bingung, Mike melakukan perintah Arsen tersebut. Begitupula dengan Giuseppe yang merasa heran.Camilio mengambil inisiatif untuk membantu Mike memegangi Giuseppe. Meskipun keadaan Giussepe terikat pada kursi, namun tetap saja tidak menutup kemungkinan ia akan bergerak dan memberikan perlawanan.Mike mengangguk saat Camilio mulai memegangi lengan Giuseppe. Dan benar saja, ia bergerak dan memberikan perlawanan, namun ikatannya cukup kuat. Kedua tangannya diikat pada pengangan kursi tersebut. Hingga gerakan dan perlawanannya hanyalah sia-sia.Jangan bayangkan jika Mike akan mengoleskan alkohol terlebih dahulu di sekitar area insersi agar tidak terjadi infeksi. Atau mengunakan anestesi topical untuk membantu mengurangi rasa sakit.Setidaknya Mike sudah sedikit terlatih untuk melakukan ha
Kini beberapa anggota inti Black Nostra sudah berkumpul di area kandang peliharaan Arsen. Jeofre, Camilio, Mike, Pascoe, Dante dan Alonzo.Mereka menemani Arsen untuk mengeksekusi Giuseppe. Giu sudah terbaring lemah di atas rumput begitu saja. Ia sudah sadar namun karena darah yang hilang begitu banyak membuatnya sangat lemas dan tak mampu banyak bergerak.Kali ini tak ada serigala, harimau maupun singa peliharaan Arsen. Arsen ingin mencoba dan melihat dengan langsung ketajaman dari gigi-gigi ikan piranha peliharaannya.Semuanya tampak sudah bersiap di sisi kolam piranha Arsen. Menurut Mike, ikan-ikan piranha peliharaannya sudah semakin bertambah besar.Giginya yang tajam dan sifatnya sebagai pemakan daging memang membuat piranha menjadi salah satu ikan yang ditakuti. Dan itulah alasan mengapa Arsen memelihara mereka, dan memasukkannya ke dalam salah satu peliharaan hewan buasnya.Gigi piranha terkenal tajam dan menakutkan yang tingginya bisa mencapai 4 milimeter. Gigi piranha juga bi
Sore ini semua ketua dari kelompok yang tergabung dengan Five Familia berkumpul di salah satu hotel yang di miliki oleh Arsen di tengah kota New York.Tentu saja pertemuan itu tanpa di hadiri oleh Giuseppe Bruscha dari Gio Bruscha. Karena ia sudah tewas kemarin dan menjadi makanan ikan peliharaan Arsen.Devonte Luciano, Bartolomeo, dan Edard Fabriano, duduk di meja panjang di sebuah ruangan khusus yang sudah Arsen persiapkan.Arsen duduk memimpin di temani oleh Mike, begitu juga dengan yang lainnya, mereka di temani oleh wakil dan 1 orang pengawal mereka.Beberapa makanan tersedia di atas meja serta minuman beralkohol maupun tidak beralkohol."Selamat sore, terima kasih kalian berkenan untuk datang hari ini." Seru Arsen membuka percakapan.Mereka saling bersahut membalas salam pembuka Arsen untuk rapat mereka kali ini.Arsen tampak serius duduk di kursi dengan penuh wibawa. Jiwa kepemimpinan nya begitu terlihat darinya."Aku tak ingin terlalu berbasa-basi, jadi sebaiknya kita langsung
Cerita ini mengandung konten dewasa dan kekerasan, harap pembaca bijak.Materi yang di sisipkan berdasarkan informasi yang didapat dari internet (Google, Google Map, Google Translate, Wikipedia) dan narasumber terpecaya. ----------Lily mulai membuka matanya saat sedikit sinar matahari yang lolos dari celah gorden yang tidak tertutup rapat menerpa wajahnya. Ia mengucek matanya agar bisa melihat sedikit lebih jelas. Karena kamar masih terlihat cukup gelap. Kepalanya sedikit pengar, mungkin akibat alkohol yang diminumnya semalam.Perutnya terasa berat, saat terlihat sebuah tangan melingkar di perutnya, ia bisa merasakannya walau tidak dapat melihatnya dengan jelas.Kini badannya benar-benar terasa sakit, bahkan bagian intinya sangat kebas dan perih. Entah berapa kali semalam ia melakukannya, bahkan ia tidak mampu menghitungnya.Kini Ken--kekasihnya, tampak masih terlelap, terdengar suara napas yang teratur. Lily mengambil ponselnya di nakas sebelah tempat tidur, ia ingat semalam menaru
Lylia Kenward yang biasa dipanggil Lily adalah seorang gadis muda berumur 23 tahun, cantik, dan baik hati. Ia sudah tidak mempunyai orang tua. Dulu ia tinggal dengan ibu tirinya. Namun, sepeninggal sang ayah, ibu tirinya kerap menyiksanya. Saat ayahnya masih hidup pun ibunya sering menyiksanya tanpa sepengetahuan ayahnya.Satu tahun yang lalu, Lily kabur dari rumah ibu tirinya dan merantau di kota ini. Bermodalkan ijazah sekolah yang sempat ia bawa kabur dari rumahnya, kemudian ia berhasil mendapatkan pekerjaan karena ketekunannya. Hingga ia bisa bekerja di perusahaan Lazcano Corps. Perusahaan besar dan bonafide, meski pun ia hanya menjadi karyawan biasa.Alasan ia kabur dari ibu tirinya karena selain ibu tirinya tersebut sering menyiksanya, ibunya juga akan menjualnya kepada pria hidung belang. Margaret memang sosok ibu tiri yang jahat. Ia memang selalu semena-mena terhadap Lily. Apalagi setelah ayahnya meninggal.Lily memang lugu dan polos. Namun di balik keluguan dan kepolosannya L
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Di mana acara kantor akan dimulai. Semua karyawan perusahaan Lazcano's Corps sudah berkumpul di ballroom hotel.Acara ini hanya pembukaan saja, setelah itu para karyawan bisa menghabiskan waktu dengan acara masing-masing. Menjelajah dan bermain di resort milik perusahaan sesuka hati.Lily kini menduduki sebuah kursi yang terletak di deretan belakang. Ia sedari tadi berusaha untuk mencari temannya, namun sama sekali ia tidak menemukan sosok Anna.Bahkan laki-laki brengsek itu. Ah, sudahlah! Ia tidak akan ambil pusing lagi urusan itu. Ia akan berusaha melupakannya dan semua kejadian tadi pagi yang menimpanya.Namun, kini ia bingung dengan nasibnya. Apa yang akan terjadi dengan hidupnya saat Arsen menawarkan sebuah perjanjian?Dan, Lily juga tidak bisa menebak sama sekali isi perjanjian yang ditawarkan oleh bosnya tersebut.Di tengah lamunannya, ia menangkap sosok yang dikenalnya. Matanya kini terpaku ke arah depan ballroom, di sana Arsen sedang memb
Sore ini semua ketua dari kelompok yang tergabung dengan Five Familia berkumpul di salah satu hotel yang di miliki oleh Arsen di tengah kota New York.Tentu saja pertemuan itu tanpa di hadiri oleh Giuseppe Bruscha dari Gio Bruscha. Karena ia sudah tewas kemarin dan menjadi makanan ikan peliharaan Arsen.Devonte Luciano, Bartolomeo, dan Edard Fabriano, duduk di meja panjang di sebuah ruangan khusus yang sudah Arsen persiapkan.Arsen duduk memimpin di temani oleh Mike, begitu juga dengan yang lainnya, mereka di temani oleh wakil dan 1 orang pengawal mereka.Beberapa makanan tersedia di atas meja serta minuman beralkohol maupun tidak beralkohol."Selamat sore, terima kasih kalian berkenan untuk datang hari ini." Seru Arsen membuka percakapan.Mereka saling bersahut membalas salam pembuka Arsen untuk rapat mereka kali ini.Arsen tampak serius duduk di kursi dengan penuh wibawa. Jiwa kepemimpinan nya begitu terlihat darinya."Aku tak ingin terlalu berbasa-basi, jadi sebaiknya kita langsung
Kini beberapa anggota inti Black Nostra sudah berkumpul di area kandang peliharaan Arsen. Jeofre, Camilio, Mike, Pascoe, Dante dan Alonzo.Mereka menemani Arsen untuk mengeksekusi Giuseppe. Giu sudah terbaring lemah di atas rumput begitu saja. Ia sudah sadar namun karena darah yang hilang begitu banyak membuatnya sangat lemas dan tak mampu banyak bergerak.Kali ini tak ada serigala, harimau maupun singa peliharaan Arsen. Arsen ingin mencoba dan melihat dengan langsung ketajaman dari gigi-gigi ikan piranha peliharaannya.Semuanya tampak sudah bersiap di sisi kolam piranha Arsen. Menurut Mike, ikan-ikan piranha peliharaannya sudah semakin bertambah besar.Giginya yang tajam dan sifatnya sebagai pemakan daging memang membuat piranha menjadi salah satu ikan yang ditakuti. Dan itulah alasan mengapa Arsen memelihara mereka, dan memasukkannya ke dalam salah satu peliharaan hewan buasnya.Gigi piranha terkenal tajam dan menakutkan yang tingginya bisa mencapai 4 milimeter. Gigi piranha juga bi
Mike masih saja tak mengerti dengan barang-barang yang diminta oleh Arsen. Hingga akhirnya Arsen meminta Mike untuk memasang jarum infus di pembuluh darah Giuseppe dan selang infus pada ujungnya.Meskipun bingung, Mike melakukan perintah Arsen tersebut. Begitupula dengan Giuseppe yang merasa heran.Camilio mengambil inisiatif untuk membantu Mike memegangi Giuseppe. Meskipun keadaan Giussepe terikat pada kursi, namun tetap saja tidak menutup kemungkinan ia akan bergerak dan memberikan perlawanan.Mike mengangguk saat Camilio mulai memegangi lengan Giuseppe. Dan benar saja, ia bergerak dan memberikan perlawanan, namun ikatannya cukup kuat. Kedua tangannya diikat pada pengangan kursi tersebut. Hingga gerakan dan perlawanannya hanyalah sia-sia.Jangan bayangkan jika Mike akan mengoleskan alkohol terlebih dahulu di sekitar area insersi agar tidak terjadi infeksi. Atau mengunakan anestesi topical untuk membantu mengurangi rasa sakit.Setidaknya Mike sudah sedikit terlatih untuk melakukan ha
Mike dan Camilio sudah membawa kembali Giuseppe yang sudah sadar ke ruang eksekusi, dan mengikatnya di kursi.Ia tak terlalu banyak berontak, karena tenaganya sudah habis akibat penyiksaan yang di dapatnya beberapa jam yang lalu, bahkan ia tak sadarkan diri sekitar satu jam lamanya setelahnya.Beberapa luka lebam terlihat di wajahnya, ke dua sudut bibirnya sudah robek dengan darah yang mengering. Hanya untuk meringis saja sudah tak mampu.Bahkan perutnya terasa nyeri karena Arsen tadi sempat melayangkan tinju kerasnya di perutnya. Pasti esok akan terlihat luka lebam di sana.Giuseppe hanya bisa terus mengumpat dalam hatinya. Rasanya ia ingin mati saat ini juga. Ia benar-benar sudah tak kuat untuk terus menerima semua siksaan-siksaan yang Arsen berikan. Ternyata kekejaman seorang Arsen yang santer ia dengar bukan hanya isapan jempol saja.Giuseppe tak suka untuk menyiksa terlalu lama musuhnya atau tawanannya. Ia lebih senang langsung membunuh dan menembaknya begitu saja. Tidak seperti
Mike berjalan cepat menuju mejanya yang ada di ruang rapat. Ia membuka laci dan mengambil sebuah kotak. Dengan ukuran sedang.Sore kemarin, anak buah Mike mengambil paket kiriman dari Richard di suatu perusahaan kurir yang ada di kota New York.Richard sudah memberitahu sebelumnya bahwa kotak tersebut berisi laptop, ponsel, passport dan dompet milik Pierre yang berisi semua identitas Pierre.Anak buah Mike sampai di markas sudah jam 6 sore dan saat itu Pascoe baru saja pulang sehingga Mike memutuskan kemarin hanya menyimpannya saja dulu untuk sementara waktu, namun karena tadi Arsen kembali menginterogasi Giu, membuatnya lupa.Mike segera mengambil cutter untuk membuka kotak yang tertutup lakban berwarna coklat tersebut.Pascoe, Dante, Jeofre dan Camilio tampak memperhatikan Mike, ditambah lagi Arsen yang memasuki ruangan dan berdiri tidak jauh dari Mike yang sedang membongkar isi paket tersebut."Pas, ini laptop dan ponsel milik Pierre." Seru Mike sambil menaruh laptop dan ponsel mil
Sebelum Theo bangun, setidaknya permainan 1 ronde harus ia selesaikan dan mandi. Selain Arsen merasa gemas dengan Lily yang selalu bersikap takut-takut namun terlihat sangat sexy saat keluar sisi sadisnya. Jadi Arsen bermaksud membuat Lily bisa melupakan rasa trauma setelah melihat kejadian sadis yang baru pertama kali disaksikannya.Tanpa basa basi Arsen langsung menggendong Lily kembali dan membawanya ke kamar mandi.Arsen berjalan sedikit tergesa karena mengejar waktu Theo yang akan bangun sekitar 1 jam lagi. Dan Lily langsung mengalungkan lengannya agar tak terjatuh.Sesampainya di kamar mandi, Arsen mendudukkan tubuh istrinya di atas wastafel yang terbuat dari marmer, kemudian berdiri di hadapannya."Mandi bersama, agar menghemat waktu.""Tap--hmpht" Mulut Lily langsung dibungkam oleh Arsen yang langsung mendaratkan bibirnya di bibir Lily, ketika Lily hendak bersuara.'Kenapa kau tidak tahu tempat, ada tempat yang lebih layak dari ini, Arsen.' Begitulah keluhan Lily dalam hatin
Greig mulai memposisikan kaki bagian depannya seakan hendak menerkam, tampak bulu di sekitar leher dan kepalanya mulai berdiri seraya memperlihatkan taringnya yang amat tajam.Dengan taring tajam nya Greig segera menerkam leher Margaret seketika dan mengigitnya dengan kuat.Margaret memekik dengan sangat kencang dan melengking, namun Greig sama sekali tak peduli. Ia terus menggigit leher Margaret dan sedikit menggoyang kan kepalanya untuk mengoyaknya hingga tak terdengar lagi suara pekikan Margaret. Tubuh Margaret bergetar hebat kemudian tampak kejang hingga akhirnya tak bergerak lagi.Lily yang melihatnya langsung memejamkan mata dan menyembunyikan wajahnya di lengan Arsen.Terdengar suara robekan daging, di susul suara 'krek' yang menandakan tulang leher Margaret putus, dan darah mulai mengalir dengan deras.Greig tampak menggoyangkan kepalanya lebih keras sedikit dan menariknya hingga akhirnya kepala Margaret terlepas dari tubuhnya. Begitupula dengan Winter yang terus menggigiti ka
Seketika Margaret meronta dan berteriak-teriak. Insting predator Greig dan Winter semakin kuat melihat seseorang bergerak-gerak melakukan perlawanan. Mereka menggeram dan mulai menunjukkan taringnya melihat aksi Margaret diseret oleh Jeofre dan Mike.Arsen sedikit menenangkan Greig dan Winter saat Mike dan Jeofre menyeret Margaret untuk mendekati kandang dan akan memasukkan.Hal itu ia lakukan, agar Greig dan Winter tak menyerang Mike dan Jeofre. Meskipun Mike ikut serta memasukkan Margaret, namun Arsen khawatir jika insting predator Greig dan Winter tak terkendali, karena mereka mulai mencium bau mangsa mereka, Margaret.Arsen terus mengulurkan tangannya untuk menyentuh Greig, Greig yang harus di tenangkan lebih dulu, karena ia adalah Alfa bagi Winter, dan Winter akan menyerang sesuai isyarat Greig.Kunci pintu kandang mulai dibuka, Margaret semakin meronta mengeluarkan semua tenaga dan usahanya.Jantungnya sudah berdetak dengan sangat cepat, keringat terus mengalir di tubuhnya, bahk
Kemudian Arsen menatap Lily. "Kini giliranmu berkenalan dengan mereka."Ucapan Arsen tersebut tentu saja sukses membuat Lily menelan salivanya susah payah.'Tuhan, tolong aku.' Gumam Lily dalam hatinya sambil terus berdoa."Ayo, mendekatlah kemari!" Titah Arsen. Lily sempat memejamkan matanya sejenak, kemudian menenangkan dirinya dan Lily pun milulai berjalan mendekat ke arah kandang Greig dan Winter.Arsen mengulurkan tangan kanannya untuk menggenggam tangan Lily. Tangan Lily terasa dingin dan gemetar di genggaman Arsen."Kau sudah lihat caraku dan Theo berkomunikasi dengan mereka, bukan?" Tanya Arsen berusaha mengalihkan perhatian Lily yang masih saja ketakutan namun ia sembunyikan."Iya," jawab Lily dengan singkat dengan bibir yang sedikit bergetar.Arsen kembali menghadapkan wajahnya pada Greig yang sedang mengamati Lily."Ini Lily, istriku. Ia tidak akan menyakitimu. Kau harus patuh pada istriku jika tidak ada aku!" Seru Arsen dengan penuh wibawa.Lily berusaha menatap mata Greig