Brakkkk….Prangg...Xaviera menghempaskan semua barang yang berada di hadapannya. Tangannya terkepal kuat menahan amarah. Matanya memerah menahan gejolak emosi yang siap ia tumpahkan."Brengsek!!" pekiknya kesal dan marah.Bagaimana tidak karir yang sudah di rintisnya bertahun-tahun kini sedang menuju kehancuran karena ulah Arsen. Padahal ia sudah merencanakan agar Arsen tidak bisa menolaknya lagi dengan membuat rumor tentang hubungan mereka.Menurut Bibi Sophia Arsen tidak pernah berurusan dengan media. Dan memang ia tak pernah melihat Arsen dalam sebuah wawancara di manapun.Ia pikir jika Arsen tidak akan berkomentar apapun dihadapan wartawan. Jika hubungan Arsen dan dirinya terkuak, maka wanita yang akan Arsen nikahi akan mundur begitu saja.Siapa yang tidak mengenal Xaviera, dan kecantikan yang di milikinya, model terkenal, paras dan tubuh yang sempurna, pasti akan membuat wanita itu kalah telak, dan mengurungkan niatnya untuk dipersunting Arsen. Karena bagaimanapun Xaviera lah ya
Arsen menatap dengan tatapan tajamnya ke arah tubuh lembut Lily yang sedang terlelap tidur di atas tempat tidurnya.Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 11 malam. Arsen baru kembali setelah memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan kado kecil yang akan di berikan kepada kucing kecilnya keesokan pagi. Semoga kucing kecilnya bisa senang menerima kado dari Arsen tersebut, yang sudah pasti hadiah yang tidak akan dilupakannya.Arsen segera melepas semua pakaian yang melekat di tubuhnya tanpa kecuali. Dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.Begitu keluar dari kamar mandi tubuh yang hanya di balut oleh handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya itu, berjalan menuju tempat tidur dimana Lily terbaring.Terlihat sebuah gundukan yang menonjol dari balik handuk. Berukuran besar meski belum terbangun sepenuhnya. Tapi darahnya mulai berdesir.Arsen segera melepas handuk tersebut dan tanpa peringatan ia menindih tubuh gadis yang sedang terlelap, membuat gadis yang sedang terlelap ters
Hanya dalam waktu 2 hari saja kehidupan Xaviera Fernandez, seorang model terkenal dengan penghasilan besarnya berubah total dan drastis.Semenjak ditemukannya tubuh Queen yang terpotong-potong, Xaviera melapor pada pihak kepolisian akan teror yang di dapatnya beberapa kali, kematian Queen, ancaman dari telepon tidak dikenal, surat kaleng, bahkan tadi pagi di depan pintu apartemennya ada sebuah bingkisan yang ternyata berisi bangkai binatang.Namun sampai saat ini belum ada titik terang yang bisa pihak kepolisian temukan. Mereka belum memberi kabar lagi akan kemajuan penyelidikan yang mereka lakukan. Meskipun pihak kepolisian sudah mengecek semua kamera pengawas yang berada di apartemen, semuanya tidak ada hal yang mencurigakan. Tak ada jejak yang mengarah pada pelaku teror tersebut.Tentu saja itu tak akan mudah, hanya kamera pengawas Pascoe dengan mudah untuk menyabotasenya. Menyelenyapkan semua barang bukti itu merupak
Seorang pria tampan dengan ramput pirang yang sedikit gelap dan mata birunya berdiri dengan tegap membelakangi mobil hitam mewah yang tadi ditumpanginya. Di sampingnya berdiri dua pria tidak kalah gagahnya dengan setelan jas mahal mereka.Matanya menatap tajam kepada mobil yang baru saja sampai, dan berhenti di hadapannya. Tidak berapa lama pintu mobil terbuka dan turunlah seorang pria tua dari mobil tersebut. Diikuti oleh dua orang pengawalnya yang selalu berdiri di belakangnya, berjaga agar tidak ada sesuatu yang terjadi pada Tuannya.Pria tua yang memiliki luka sayat di sebelah kanan wajahnya, luka yang memanjang melewati mata kanan dari kening ke pipi itu tersenyum dengan ramah. Akibat luka sayat tersebut membuat mata kanannya tidak dapat berfungsi. Dan tampak terlihat menyeramkan bagi orang yang pertama kali melihatnya. Dialah Janiyev Elnim ketua dari kelompok mafia Azerbaijan."Selamat malam Mr. Mike Foland…
Lily menatap dirinya yang tengah di rias di hadapan cermin. Sungguh ia merasa tidak karuan, ia begitu gelisah dalam duduknya. Entah apa, apa ia harus bahagia karena sebentar lagi akan meninggalkan status lajangnya, atau malah harus bersedih mengingat dengan siapa ia akan menikah, dan mendampingi pria itu untuk selama-lamanya."Believe in God plan dear…" ucap Eleanor yang melihat kegundahan dalam wajah Lily. Ia merapikan gaun yang dikenakan oleh Lily, serta make up Lily.Lily tampak sangat memukau dalam tampilannya, benar-benar sangat cantik. Gaun yang di kenakannya, seakan memang hanya diciptakan untuk dirinya."Like a princess, kau hanya tinggal tersenyum, dan akan tampak semakin sempurna," lanjut Eleanor. Lily hanya diam seraya menghembuskan napas panjangnya."Aku tahu sayang, kau masih belum siap. Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang baik dan indah untukmu, percayalah…" ucap Eleano
Arsen memberi kode kepada pastor tersebut untuk melanjutkan kembali acara yang tertunda.Arsen dan Lily saling menggenggam tangan, kemudian saling mengucap janji.Setelah pembacaan janji pernikahan tersebut, pastor mensahkan mereka menjadi pasangan suami istri lalu mengucapkan "Apa yang dipersatukan oleh Tuhan, tidak bisa dipisahkan oleh manusia".Pastor menunjukkan cincin sambil berkata: "Cincin perkawinan ini adalah lambang perkawinan dari dua segi: kemurnian emas melambangkan kemurnian cinta saudara satu sama lain, dan lingkaran yang tak berujung melambangkan janji yang telah saudara ucapkan yang tidak pernah berakhir yang tidak dapat diputuskan secara apapun dihadapan Tuhan kecuali karena kematian. Sebagai sebuah tanda bagi janji saudara, saudara memberikan dan menerima cincin. "Pastor menyerahkan cincin kepada Arsen untuk dimasukkan di jari manis kanan Lily. Begitu pula Pastor menyerahkan cincin kepada Lily untuk dimasukkan di jari manis kanan Arsen
Keesokan paginya Lily terbangun, ia membuka matanya perlahan, langsung di suguhkan dengan sebuah dada bidang di hadapannya. Yup..., dada bidang milik Arsen, suaminya.Suami? Ah.., astaga Lily masih belum mempercayai dengan semua yang terjadi pada dirinya saat ini. Apa daya, Lily tak dapat menghindar dari takdir yang sudah di tentukan untuknya ini.Ia akan berusaha untuk percaya dengan ucapan dari Eleanor padanya, bahwa pasti akan ada kebahagiaan pada akhirnya. Semoga saja itu terjadi pada Lily.Rasanya seluruh tubuhnya begitu lemah dan letih, ia dapat merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Setelah ia mengalami malam panjang yang menyiksa namun, ahh..., entahlah, mengingatnya membuat wajah Lily merona.Ia tak dapat berpikir jernih saat ini. Yang ia tahu aktivitas semalam yang di lalui bersama Arsen membuatnya sangat lelah, tubuhnya begitu lemas tak berdaya."Sudah puas memandan
Arsen segera berangkat ke kantor setelah menyelesaikan sarapannya, sedangkan Lily tetap diam di mansion. Meskipun baru kemarin Arsen melangsungkan pernikahannya, namun ia tetap memutuskan untuk menghabiskan waktu dan pergi bekerja seperti biasanya.Masih banyak yang harus ia kerjakan di kantor. Berita mengenai pernikahannya menyebar luas, membuat banyak wanita yang merasa patah hati dan iri terhadap wanita yang Arsen nikahi.Tidak ada yang tahu sebelumnya termasuk media, jika Arsen sebelumnya sudah menjalin hubungan dengan seorang wanita. Sampai kejadian empat hari lalu saat Arsen mengeluarkan statment mengenai hubungannya dengan Xaviera. Barulah semua orang mengetahui jika Arsen sedang menjalin hubungan bahkan akan segera melangsungkan pernikahan.Selain media memberitakan pernikahan Arsen. Media juga di hebohkan oleh pemberitaan yang sangat menggemparkan masyarakat.Bahkan beberapa media lokal dan
Lily bersorak gembira, begitu Maria mengabarkan jika Arsen mengijinkannya untuk berkeliling mansion. Dengan catatan dikawal oleh para pengawal.Ah..Lily sudah mulai terbiasa dengan hal tersebut, jadi itu bukan masalah untuknya.Lily segera beranjak keluar dari kamarnya yang langsung diikuti oleh Maria dan Charlotte. Para pengawal sudah menanti mereka di depan lift di lantai dasar.Sudah mulai membosankan memang untuk berkeliling mansion, namun Lily tak punya pilihan, demi keselamatan dirinya dan bayi dalam kandungannya. Lily akan tetap menikmati sore harinya dengan berjalan kaki mengelilingi mansion.Dan oh iya benar Lily ingin melihat bunga di taman, meski bunga itu bunga musim panas, dan saat ini sudah memasuki musim dingin. Tapi para pelayan merawatnya dengan baik, dan menempatkannya di dalam rumah kaca yang berada di kebun. Lily sudah tidak sabar untuk melihatnya.Bunga yang memiliki nama latin Lilium, yang memiliki kelopak bunga yang lebar seperti terompet, putik yang berbentuk s
Hanya dua hari mereka berada di La Paz, Bolivia. Bahkan urusan Riobard pun sudah selesai. Arsen segera membawa rombongannya untuk kembali ke New York.Arsen mengecup bibir Lily. "Aku pergi, kamu baik-baik ya, jangan terlalu lelah." Seru Arsen.Lily mengangguk patuh. Arsen memang sudah mengizinkannya bisa pergi keluar mansion, asal atas izinnya terlebih dahulu. Jika Arsen tidak mengijinkan maka Lily tidak boleh keluar.Lily tidak masalah, ini saja sudah kemajuan baginya. Arsen benar-benar melakukan yang terbaik bagi Lily. Dan Lily cukup tahu diri. Ia tidak akan serta merta meminta Arsen untuk mengijinkan nya keluar mansion sering-sering.Mengingat musuh Arsen yang banyak Lily harus bisa menjaga dirinya sendiri dan bayi yang berada di kandungannya.Arsen segera menuju kantor dimana banyak pekerjaan sudah menunggu nya.***Waktu menunjukkan sudah hampir dini hari, namun keduanya tidak ada yang memutuskan untuk kembali beristirahat. Mereka lebih suka untuk bertahan di depan perapian meski
Riobard sudah berangkat untuk menemui afiliasi Black Nostra ditemani beberapa anak buahnya.Sedangkan Arsen dan Lily berada di dalam mansion. Kini Arsen menemani Lily untuk berkeliling. Mansion ini tidak kalah bagus dengan milik Arsen yang berada di New York.Pemandangannya juga sangat indah, jika di mansion Arsen yang berada di New York hanya pepohonan yang terlihat karena berada di tengah hutan. Mansion ini berada di atas pegunungan hingga Lily dapat melihat Kota La Paz dari sini."Kau mau kemana lagi?" tanya Arsen."Aku tidak tahu," jawab Lily, karena memang ia tidak mengetahui tempat ini. Jadi ia bingung jika ditanya seperti itu.Kali ini mereka hanya berdua tanpa didampingi pengawal dan anak buahnya. Arsen hanya ingin menghabiskan waktunya hanya berdua dengan Arsen.Arsen menggenggam tangan Lily selama mereka mengitari seluruh mansion. Kini mereka berhenti di pinggir kolam renang untuk beristirahat. Arsen yang memaksanya, karena ia tidak ingin istrinya kelelahan. Apalagi semalam
Lily menggeliat dalam tidurnya, kesadarannya sudah hampir pulih sepenuhnya. Namun matanya masih terpejam.Perlahan ia membuka matanya. Dapat ia rasakan kini tubuhnya terasa pegal dimana-mana.Lily menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Malu. Malu ketika mengingat akan keliaran dirinya semalam.Tapi kenapa harus malu? Arsenkan suaminya, dan hanya bersama Arsen Lily berbuat seperti itu. Ah..., seharusnya Lily tidak malu lagi seperti ini.Pandangannya ia alihkan tepat ke samping kirinya, ia melirik ke arah Arsen yang masih terbaring di sebelahnya. "Masih tidur rupanya," gumam Lily pelan.Lily akan membersihkan diri terlebih dahulu sebelum Arsen bangun. Namun tangannya di cekal dan ditarik kembali untuk berbaring di tempat tidur oleh Arsen."Masih terlalu pagi, temani aku," ujar Arsen dengan mata yang masih terpejam.Tanpa menunggu izin Lily Arsen menarik Lily ke dalam dekapannya. Tubuh mereka yang tidak tertutup sehelai benangpun karena aktivitas mereka semalam kini saling bersentuha
Perkataan Arsen mengenai keindahan tempat ini benar adanya. Cahaya redup dari matahari senja, tak begitu menyilaukan mata bahkan terlihat begitu anggun dan menawan. Cahaya jingga yang menghiasi langit-langit ufuk barat, seakan melukiskan sebuah ketenangan. Serta menandakan waktu malam telah tiba.Saat matahari mulai terbenam di tempat ini, pemandangan luar biasa tanpa terhalang bangunan atau objek apapun ditempat ini membuat Lily tak mampu mengedipkan matanya sedikitpun."Dingin," ujar Arsen seraya memasangkan jas pada Lily."Ah.." Lily menolehkan wajahnya pada Arsen, karena Lily sedikit kaget perlakuan Arsen tersebut, dimana ia sedang menikmati pemandangan ini dan kemudian Lily tersenyum. "Terima kasih," ucapnya.Lily tidak tahu jika akan di bawa ke tempat seperti ini hingga ia tidak membawa jaket maupun mantel."Kita jangan tidak terlalu lama di sini," ujar Arsen."Kenapa?" sedikit sesal Lily, karena ia benar-benar merasa sudah jatuh cinta dengan tempat ini dan enggan untuk segera m
Setelah makan siang Arsen dan rombongannya berangkat menuju bandara. Tempat yang akan dikunjunginya berjarak sekitar 540,4 km dari kota La Paz. Jika menggunakan mobil maka akan memakan waktu sekitar 8 jam, sedangkan dengan pesawat hanya 50 menit saja.Salar De Uyuni, Arsen akan membawa Lily ke tempat ini. Tempat yang sangat indah, di siang atau malam hari. Jika Lily ingin melihat bintang maka inilah tempatnya.Begitu turun dari pesawat tiga buah mobil Jeep Grand Cherokee Limited hitam sudah menanti mereka, dan ketiga mobil tersebutlah yang akan membawa mereka menuju Salar De Uyuni.Salar De Uyuni merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berwisata ke Bolivia. Sekilas dataran warna putih ini terlihat seperti hamparan salju. Kenyataannya warna putih ini berasal dari garam. Salar de Uyuni merupakan danau garam terbesar di dunia.Begitu sampai, Lily terkejut dan takjub dengan pemandangan di depannya. Begitu luas dan putih, ia mengerjapkan matanya beberapa kali, kare
"Kau---hmmphtt.."Sasha langsung membungkam mulut Mike dengan mulutnya dan melumatnya dengan penuh gairah.Tangannya terus bermain-main di bawah sana untuk membangunkan sesuatu yang masih tertidur."Handsome.." Panggil Sasha dengan lembut begitu ia melepas pagutan bibirnya."Handsome..""Handsome.."Mike kini sudah berdiri di samping tempat tidur Sasha dan menatapnya dengan tajam, bahkan ia menyilangkan kedua tangannya di dada."Ck!! Apa yang sedang ia impikan!!" Desis Mike.Mike yang sedang tertidur terganggu karena lenguhan dan lirihan Sasha yang memanggil-manggil namanya.Sedikit membuat Mike khawatir hingga ia bangun dan memeriksa keadaan Sasha. Namun, saat Mike mendekati Sasha ia tampak baik-baik saja. Namun igauan-igauan yang keluar dari mulutnya membuat Mike menjadi merasa tak mengerti apa yang ada di pikirkan oleh gadis aneh ini. Apa ia sedang bermimpi melakukan hmm dengan dirinya, astaga...Mike tampak bodoh saat ini hanya memperhatikan Sasha yang sedang mengigau. Dan segera
Setelah menghabiskan waktu di pasar penyihir tersebut, menjelang siang Arsen mengajak rombongannya untuk makan siang.Arsen membawa mereka ke sebuah restoran yang tidak jauh dari pasar tersebut. 1700 Restaurant yang berada tidak jauh dari lokasi pasar yang mereka kunjungi di Linares 906, La Paz.Suasana luar biasa dengan unsur-unsur era kolonial dan seni mestizo. Dekorasi, yang membuat merasa seperti berada di salah satu kastil abad pertengahan, sangat menakjubkan dan memanjakan mata.Rupanya restoran kolonial ini dinyatakan sebagai warisan budaya La Paz yang berasal dari tahun 1735 dengan ukiran kayu dan artefak unik yang akan membawa kita kembali ke masa lalu.Arsen dengan sengaja menyuruh Riobard untuk memesan seluruh restoran karena ia tidak ingin terganggu oleh orang asing.Lily benar-benar bahagia, karena ini jalan-jalan pertama baginya bersama Arsen. Selain mengunjungi butik untuk memilih gaun saat akan menghadiri acara ulang tahun Grandma dulu.Lily merasakan kebebasannya kemb
Setelah menghabiskan sarapan, Arsen berencana untuk mengajak Lily berjalan-jalan berkeliling Kota La Paz.Kota La Paz memiliki pemandangan yang indah. Letak kota tepat berada di sebuah lembah Pegunungan Andes, karena ketinggiannya seperti dapat menyentuh awan. Lily pasti akan menyukainya.Bolivia, negara tertinggi dan terpencil di Amerika Selatan ini tak hanya menyuguhkan keindahan tapi juga ketenangan. Sangat cocok bagi Arsen.Kota ini banyak sekali gereja-gereja dari abad ke-19, museum artefak dari era sebelum penjajahan, pemandangan yang indah, dan pasar penuh warna membuat La Paz sangat unik.Arsen ingin mengajak Lily ke sebuah tempat yang cukup unik. Pasar. Tapi bukan pasar biasa, dan pasar ini terletak di pusat kota. Mercado de Las Brujas.Lily segera turun dari mobil diikuti oleh Arsen. Tentu saja Maria, Charlotte, Bella, Pascoe, Alonzo, dan Riobard mengikuti mereka. Arsen tidak ingin terjadi apa-apa dengan istrinya tersebut.Lily sedikit kaget namun kagum saat melihat tempat i