Home / Rumah Tangga / AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG / Perutku semakin membesar

Share

Perutku semakin membesar

Author: RENA ARIANA
last update Last Updated: 2022-11-10 17:56:30

Bab 6

Perutku makin membesar

Aku menyadari makin hari perutku semakin membesar. Sebelum Reno mengetahui bahwa aku hamil. Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti bekerja di rumah pak Pramono.

Tanpa sepengetahuannya aku mengemas barang-barangku. Aku kemudian menemui pak Pramono untuk mengatakan bahwa aku akan tinggal di rumah yang ia berikan untukku.

Pak Pramono tentu saja meng-iyakan karena ia tahu bahwa perutku lama kelamaan pasti makin besar.

"Nanti aku akan mengantarmu," ucap Pak Pramono.

"Jangan, Pak, aku takut ada yang melihat. Nanti justru akan menimbulkan masalah baru," terangku padanya.

"Lambat atau cepat, hubungan kita pasti akan ketahuan," jawab pak Pramono. meyakinkanku. Kuakui dia memang pria bertanggung jawab.

"Terus, bagaimana, Pak?"

"Aku akan menikahimu," jawab pak Pramono.

"Tapi, Pak, aku nanti di bilang pelakor," ucapku tanpa mangaku sebagai pelakor, padahal sejatinya aku memang sudah jadi pelakor! Cuma aku saja yang tidak gengsi mengakuinya.

"Aku akan menikahimu secara siri. Setelah anak yang kamu kandung sudah lahir," jawab pak Pramono sambil memegang kedua pundakku.

Kuakui, pak Pramono laki-laki yang sangat bertanggung jawab. Sebetulnya sangat beruntung Bu Rosalinda mendapatkan suami sepertinya. 

Cuma kehadiranku saja merusak segalanya, menodai kesucian pernikahan mereka. 

Yah! Sungguh kotor diriku ini. Menjadi pagar makan tanaman. 

Bukan hanya suaminya Bu Rosalinda saja yang aku makan, bahkan anaknya sendiri juga tega aku makan juga. 

Duh! Sungguh, jahat sekali aku, jahat! Tapi nasi sudah menjadi bubur. Aku mengikuti saja akhir dari hubungan kotor ini dan secepatnya menyelesaikan masalah posisiku yang penuh dilema ini.

Selagi Reno belum pulang, secepatnya aku memesan ojek mobil online karena aku tidak mau diantar pak Pramono. Sebab, takutnya tetangga rumah yang sebenarnya acuh tak acuh sesama tetangga tetaplah membuatku khawatir jika mereka melihat gelagat hubungan gelap dengan majikanku.

Ojek mobil online mulai merambat di jalanan ibukota. Aku menangis harus meninggalkan Reno yang sebenarnya aku cintai. Namun, pak Pramono juga begitu sayang kepadaku.

Lega rasanya, sudah di rumah sendiri. Rumah baru yang di belikan pak Pramono. Inilah awal mula aku harus mulai hidup sendiri dan mandiri tanpa ada gaji lagi.

Untungnya aku pandai menabung, masih lumayan banyak uang tabunganku dari hasil gaji dan uang yang kerap dikasih pak Pramono dan Reno untuk mulai membiayai diri sendiri.

Setelah, agak tenang hati, aku akan mencoba membuka usaha kecil-kecilan. Entah usaha apa nanti! Jualan gorengan pun gak masalah, yang penting ada pemasukan.

Aku yakin, Reno pasti mencari-cari aku. Sebab aku pergi tanpa pamit. Untuk sementara aku berdiam diri di rumah. 

Untuk perhatian dan kasih sayang aku mendapatkankannya dari pak Pramono yang sering datang menjengukku. 

Ia kalau datang pasti membawakanku bahan-bahan makanan, pakaian dan uang tentunya. 

Hingga hidupku betul-betul berlimpah uang dan kebahagiaan lahir dan batin meski dengan merebut suami orang. Uffhh! Sadis sekali aku memang!

Meski hidupku dibiayai pak Pramono, bukan berarti aku ingin ongkang-ongkang kaki. Aku nanti harus punya penghasilan sendiri biar tidak tergantung dengan pak Pramono.

Sebab, kita tidak tahu jalan hidup ke depan. Saat ini kita berlimpah uang bisa jadi, beberapa tahun kemudian kita terpuruk. 

Ah, tidak! Jangan sampai itu terjadi lagi padaku. Sudah cukup lama aku menderita tanpa uang. Apalagi aku bakal memiliki anak yang butuh biaya! Jadi aku harus sedia payung sebelum hujan. Begitu tekadku!

Hingga pada waktu itu, aku sedang di pusat perbelanjaan untuk membeli keperluan rumah dan beberapa tambahan untuk persiapan calon bayiku kelak.

"Hei, Rini? Kamu kemana saja, sungguh! Selama ini aku mencari-cari kamu," sapa seorang pemuda gagah yang tiba-tiba berada di sampingku sambil lekat memandang wajahku yang cantik berbinar. Mungkin karena jabang bayiku yang dalam kandungan berjenis kelamin perempuan jadi membuat wajahku tampak besinar cerah.

Degg!!

Aku terkejut bukan main, bak melihat bayangan hantu. Yah! Memang sosok itu yang selama ini terus aku hindari bak menghindari bertemu hantu.

Bagiku ia memang seperti hantu, hantu yang tampan rupawan dan hartawan yang selama ini aku hindari.

Takut? Yah, aku takut bertemu dengannya. 

Kenapa, takut? Pasti! Karena perutku sudah kelihatan membesar. 

Jika bertemu dengannya otomatis dia akan bertanya, "ini anak siapa dalam kandunganmu?" Itu pasti! Tentu aku bingung menjawabnya, sebab biar bagaimanapun dia juga kerap melakukan denganku. 

Namun, yang jadi permasalahan adalah sebelumnya aku lebih sering berhubungan dengan ayahnya. Aku yakin anak yang aku kandung adalah anak ayahnya.

Kini apa yang aku takutkan terjadi juga, "perutmu besar, kamu hamil?" tanya pemuda rupawan itu sambil dengan seksama memandangi perutku dan aku sendiri memakai baju model daster meski daster modis yang tidak malu-maluin bila untuk dipakai jalan-jalan.

Aku makin panik mendapat pertanyaan tersebut. Siapa tidak panik coba? Dia pasti akan menyangka ini adalah anak hasil hubunganku dengannya waktu aku masih bekerja di rumahnya.

Aku terdiam sambil menunduk, tidak berani menjawab. Kemudian aku berlalu dari hadapannya tanpa berkata sepatah katapun.

Namun, duh! Kenapa ia mengejarku dan terus menanyakan tentang perutku yang jelas tampak sedang mengandung.

"Katakan padaku, Rini! Apakah ini anak aku?" Duh! Ini yang aku khawatirkan, dia pasti akan berprasangka ini anaknya.

"Bukan, Mas," ucapku sambil tetap berjalan menuju toko perlengkapan anak bayi.

"Terus, ini anak siapa? bukankah kita, pernah ...." Aku memotong perkataannya, "sekali lagi bukan, Mas," ucapku tegas sambil menatap wajahnya yang penuh tanda tanya.

"Tidak, jika aku melihat besarnya perutmu, ini sekitar berusia lima atau enam bulan. Dan jika aku hitung itu hampir sama usianya dengan waktu kita pernah melakukannya," ucapnya memelas meminta pengakuanku.

"Bukan, Mas, tapi kalaupun iya, mas mau apa?" 

"Aku akan bertanggung jawab, aku akan menikahimu," ucapnya berusaha meyakinkanku.

"Maaf, Mas, tapi ini bukan anak kamu. Aku berharap kita melupakan yang pernah terjadi antara kita. Aku bukan wanita yang baik buatmu. Mas lebih layak mendapat wanita yang baik dan lebih cantik dariku. Lihatlah mas, banyak wanita cantik di sini. Kenapa harus aku, Mas?" 

"Aku tidak bisa melupakan kejadian-kejadian antara kita, Rini. Jika memang ini anakku, aku pastikan akan menjadi ayahnya," ucapnya mengharap, "ataukah kamu sudah menikah lagi?" lanjutnya bertanya.

"Mas, tolong, lupakan aku, Mas!" ucapku dengan sewot. Sebenarnya aku tidak tega bersikap sewot seperti itu padanya. Tapi aku kasihan kepadanya jika ia mengetahui ternyata ini anak ayahnya sendiri.

"Tidak bisa Rini," tegasnya sambil meraih tanganku.

Aku kemudian menghempaskan tangannya lalu berjalan cepat meninggalkannya yang masih berdiri terpaku penuh tanda tanya. 

Kulihat ia hendak mengejarku. Aku berbalik arah dan tanganku ku kuarahkan padanya dengan melebarkan telapak tangan.

"Stop! Jangan berharap sama aku, Mas! Aku sudah melupakan semuanya. Makanya aku tidak lagi bekerja di rumahmu." Mataku berkaca-kaca. Reno terdiam lalu ia mengalah dengan membalikkan badannya.

Aku bergegas menuju parkiran mobil sambil sesekali melihat ke belakang takut ia masih mengikuti  dibelakangku dan mengetahui mobilku terus mengikutinya, 'kan, gawat!

Busyet! Jangan sampai ia tahu rumahku! Jika tahu bisa berabe! Pasti ia akan mengawasiku dan lambat laun akan mengetahui ayahnya sering datang ke rumahku. Gila! Jangan sampai itu terjadi, jangan! Oh, tidak!

Didepan kemudi aku menekan pedal gas secara perlahan sambil mengawasi kendaraan di belakangku. Aku hafal mobil Reno. jadi jika ia mengikutiku aku pasti tahu. Pokoknya jangan sampai ia tahu tempat tinggalku.

Dalam mobil aku berfikir keras, akhirnya aku berinisiatif untuk mutar-mutar di kota Jakarta dahulu untuk memastikan Reno tidak membuntuti mobilku.

Sampai di gerbang perumahan elitku itupun tidak langsung masuk, aku berlalu saja sambil melihat situasi benar-benar aman bahwa Reno tidak mengikutiku.

Lelah! Pasti, lelah sekali berputar-putar kota, apalagi aku dalam keadaan hamil cukup besar. Tapi demi untuk menutupi rahasia terbesar dalam hidupku aku rela melakukannya. 

Setidaknya aku tidak ingin ia mengetahuinya dalam waktu dekat ini. Sebab ia belum menikah! Aku tidak mau menyakitinya terlalu dalam.

Meski aku sadar cepat atau lambat semua akan terkuak. Namun, jangan sekarang! Aku menunggu ia menikah dengan wanita lain baru boleh ia mengetahui rahasia terbesarku bersama ayahnya.

Jika ia mengetahui saat ini, aku takut terjadi trauma mendalam padanya. Ketidakpercayaannya pada setiap wanita. Aku khawatir ia jadi lajang tua Karena perselingkuhan ini. 

Jangan sampai, biar bagaimanapun aku juga mencintainya, aku tak ingin menyakiti terlalu dalam.

Seandainya waktu itu pak Pramono tidak menodaiku, tentu aku akan lebih memilihnya. Namun, semua semua sudah terjadi, dan pak Pramono juga bertanggung jawab terhadapku meski sebenarnya aku lebih mencintai anaknya.

Aku mencintai Reno bukan berarti aku setengah hati menerima pak Pramono. Aku juga sadar jika aku sudah terlalu jauh berhubungan dengan pak Pramono  yang membuatku perlahan menerimanya. 

Aku menerima kasih sayangnya karena ia orang yang sangat tanggung jawab dan penuh kasih sayang, juga sangat perhatian.

Perhatiannya juga kadang berlebihan, tapi aku anggap itu sebagai wujud tanggung jawabnya terhadapku. Meski aku tidak tahu apakah pak Pramono mencintaiku atau tidak, karena hingga begitu lama kami berhubungan ia tak pernah mengungkapkan rasa cintanya kepadaku. 

Tapi aku sadar, cinta pak Pramono sudah diberikan kepada Bu Rosalinda. Sebagai pelakor aku hanya berharap kasih sayangnya saja. Mungkin itu sudah cukup. Kecuali jika Bu Rosalinda meninggal. Eh! Aku kok jadi berharap Bu Rosalinda cepat meninggal, jahat sekali aku! Huuff!

Related chapters

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Pelakor harus siap dimaki

    Hari-hari aku lalui di dalam rumah baruku. Jarang aku keluar rumah kecuali penting sekali. Aku takut bertemu kembali dengan Reno. Yah! Takut sekali, sebab dia pasti akan mempertanyakan tentang anak yang aku kandung.Untuk keperluan biaya hidup pak Pramono kerap datang ke rumah membawa belanjaan dan uang."Rini, beberapa hari ke depan kemungkinan bapak tidak bisa ke sini, rencananya mau ke Singapura mau konsultasi masalah kesehatan ibu. Gak apa-apa, kan?" tanya pak Pramono suatu ketika di sore itu."Tidak apa-apa, Pak! Rini maklum, Bapak juga punya tanggung jawab kepada ibu," ucapku sambil tersenyum."Sebelum bapak pergi, bapak mau mengajak kamu ke dokter kandungan setelah itu kita belanja untuk keperluan kamu ke depan," ucapnya."Di mana Pak?""Ke dokter sekitar sini saja, setelah itu ke supermarket, nanti kamu yang memilih sayuran dan buah-buahan apa yang kamu inginkan, Bapak kan tidak tahu," ucapnya"Baik, Pak.""Hayukk."Aku segera mengikuti langkahnya menuju carport di mana mobiln

    Last Updated : 2022-11-10
  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Kebodohan

    Sudah lebih satu Minggu pak Pramono tidak datang menjengukku, biasanya tiga atau empat hari dia pasti datang. Ini sudah hampir sepuluh hari. Ah! Mungkin masih di Singapura. Ingin aku bertanya melalu panggilan telepon. Namun, tidak berani. Entah kenapa, aku kepada pak Pramono terlalu segan. Mungkin karena kewibawaannya atau pembawaannya yang cool layaknya para pemimpin.Akhirnya aku mencoba menunggu saja kabar darinya atau menunggu kedatangannya. Namun, hingga berhari-hari tidak ada kabarnya meski hanya melalui SMS atau WhatsApp.Aku pun bertanya-tanya, apa yang terjadi dengannya kenapa tidak ada kabar? Kekhawatiranku semakin menjadi ketika sudah beberapa minggu tidak juga kunjung ada kabar, apalagi datang.Tetiba aku di kagetkan dengan adanya suara mobil berhenti di carport kemudian tak berapa lama, terdengar suara ketukan pintu di ruang tamu.Kubuka pintunya.Degg!Begitu kagetnya aku, dihadapanku sudah berdiri seorang pemuda tampan yang tidak asing lagi bagiku.Pemuda yang pern

    Last Updated : 2022-11-10
  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Pergi jauh

    Hari-hari menunggu kelahiran si jabang bayi di rumah sakit, aku hanya menghadapi sendiri tanpa sanak saudara menemaniku. Tanpa siapapun mensuportku. Tanpa seorangpun memperhatikanku. Tanpa siapapun yang membuatku tersenyum. Tanpa seorangpun menguatkanku. Hampa! Yah, hampa hidupku saat itu. Merasa jadi orang yang tidak memilki arti.Kecuali Reno yang setiap sore ia datang menjengukku meski tanpa berbicara sepatah katapun. Ia hanya melihat dan memandangiku. Ia hanya menunggui di pojok kamar rumah sakit. Selepas itu ia pergi.Aku tidak tahu apa yang dalam pikirannya. Apakah kasihan kepadaku?Aneh! Padahal sudah aku tegaskan bahwa ini bukan anaknya. Namun, aku pun tak ingin menanyakannya. Biar dia saja yang tahu apa maksud dia tiap hari menjengukku. Aku sudah sangat merasa bersalah sekali kepadanya. Tidak berani menyapa dia duluan apalagi mempertanyakan maksudnya. Tidak! Aku malu, aku menyesal! Sangat menyesal!Biar! Biarlah seperti ini saja hingga si jabang bayi ini keluar. Setelah ini,

    Last Updated : 2022-11-10
  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Hidup mandiri

    Perlahan aku merintis usaha toko sembako di rumah yang aku beli dari separuh hasil penjualan rumah di Jakarta.Aku merencanakan sendiri segala sesuatunya. Baik mulai mempersiapkan tempat, belanja barang, promosi dan lain sebagainya. Tiap pagi sekali aku mengajak Naomi ke pasar induk untuk belanja sayuran yang aku jual di warungku. Untuk isi warung sudah ada agen yang rutin datang menawarkan dagangannya. Jadi tidak susah-susah lagi belanja.Aku terkadang kasihan sama Naomi, harus ikut ke pasar desak-desakan. Namun, tidak mungkin juga aku tinggal di rumah sendirian.Selain membuka toko sembako, aku juga menyewa sebuah ruko untuk membuka usaha agen ekspedisi. Dengan begitu aku memiliki dua penghasilan yang bisa menopang kehidupanku bersama Naomi ke depannya.Susah payah, jatuh bangun aku merintis usaha ini. Begitu banyak suka dukanya, yah! Membuka usaha memang tak segampang melihat orang yang sudah sukses.Mereka bisa mencapai kesuksesan dengan usaha tanpa putus asa. Tapi semua kujalani

    Last Updated : 2022-11-16
  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bertemu Reno

    "Rini, anak kamu sudah besar, tak menyangka aku bertemu kamu disini," pria itu berdiri. Ia lalu memalingkan wajahnya ke arahku."Bagaimana, Mas bisa ada di sini?" Dengan wajah terpelongo aku bertanya seolah aku seperti mimpi bisa bertemu dengan seorang yang aku hindari selama ini."Aku kan memiliki cabang perusahaan disini?" ucapnya, "Kenapa kamu pergi tanpa memberitahu. Selama ini aku mencari-cari kamu. Rumahmu selalu kosong, dan terakhir sudah dihuni orang lain." ucapnya sambil mendekat ke arahku membuat jantungku berdetak. Perasaan yang selama ini berusaha kupadamkan harus tersulut kembali.Aku kemudian mendekati Naomi dan meraih tangannya."Iya, karena aku punya kehidupan lain, Mas," ucapku singkat."Aku tahu Noami belum punya ayah hingga sekarang. Buktinya kamu hanya berdua," ucapnya sambil mendekati Naomi."Ayahnya sedang merantau, Mas," jawabku bohong."Dari matamu aku tahu kamu bohong," jawabnya yakin."Bagaimana mas tahu aku di sini?" tanyaku."Aku sedang duduk di cafe depan.

    Last Updated : 2022-11-16
  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Pov Reno

    POV RENONaomi ... Anak yang lucu, cantik, menggemaskan. Pipinya yang cubby selalu ingin aku mencium dan mencowelnya. Aku yakin dia itu anakku. Cuma Rini saja yang menyembunyikannya dariku.Saat dekat Naomi, aku merasakan getar-getar jika ia adalah anakku. Perasaanku tidak akan salah. Wajahnya pun mirip denganku.Aku harus cari cara agar aku bisa sesering mungkin bertemu dengannya. Jika begitu aku akan cari tempat usaha baru yang berada di daerah Cirebon. Agar aku punya alasan sering ke sana. Yah! Itu jalan satu-satunya.Bagaimana tidak aku selalu merindukan Naomi. Di sini sunyi tidak ada bayi. Istriku pun tak kunjung memberikan aku keturunan. Padahal sudah dipastikan dokter aku subur! Kalau Dona ku ajak periksa pasti selalu mengelak dengan berbagai alasan. Aku curiga justru dia yang tidak bisa memberikanku keturunan.Aku juga harus cari cara untuk membuktikan bahwa dia subur atau tidak! Tapi bagaimana caranya, yah?"Pa ....!""Papa ....!""Papaaa ....!""Eh, iya, Ma, ada apa? Nga

    Last Updated : 2022-11-16
  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Istri memusingkan

    POV RENO"Hhmmm, hmmmm!" Tiba-tiba terdengar suara dehem dari belakang. Aku menoleh! Dan memalingkan wajahku ke asal suara deheman tersebut. Sedangkan Naomi masih bergelayut memeluk tubuhku sambil memegang bukunya.Aku palingkan wajahku, rupanya Rini sudah berdiri di belakangku."Eh, Rini ... tenang sudah selesai tugasnya Naomi. Kamu fokus saja jualin pelanggan tuh!" ucapku sambil cengar-cengir."Awas, yah! Jangan kamu ajarin nulis yang tidak-tidak. Sini Rini liat tulisannya," ucap Rini masih dengan nada kesal. Namun tidak sekesal tadi. Mungkin udah sedikit mereda emosinya. Asyik!"Naomi, sini mama lihat tulisannya. Bagus tidak tulisannya," ucap Rini dengan lembut dan penuh kasih sayang. Yah! Rini memang tampak begitu sayang kepada Naomi. Wajahnya teduh kalau bicara sama dia. Meskipun tadi ia emosi, tapi gak menakutkan emosinya. Tidak meledak-ledak kayak setan di siang bolong. Meski marah gak seram kaya macan ompong! Upps! Kok macan ompong, sih! Kaya si anu. Hadeeuuh!!Terlihat Naomi

    Last Updated : 2022-11-16
  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Pov Dona

    POV DONA"Ma, Papa keluar sebentar, Yah, mau nemuin teman. Mama tunggu saja di sini. Sebentar, kok!" ucap Reno ketika kami duduk bersama teman-teman sosialitaku di cafe Cirebon saat aku mau ingin mencari tempat buka usaha butik. Tapi rencananya bukan yang kelola. Aku serahkan pengelolaan kepada teman-teman sosialita yang ada di Cirebon. Aku itu jadi boss saja."Teman siapa sih, Pa? Mama ikut," pintaku."Kalau Mama ikut, siapa yang nemenin temen-temen Mama di sini. Lagian papa kan gak guna ikut gabung dengan teman-teman sosialita Mama. Sebentar saja kok!" ucap Reno."Ya sudah, jangan lama-lama." Tanpa menjawab Reno langsung keluar kafe menuju resto bernuansa pedesaan di seberang cafe tempat aku dan teman-teman kongkow-kongkow membicarakan segala hal sambil cekikikan.Sudah beberapa puluh menit, Reno belum juga muncul. Lama banget!"Jeng, saya tinggal bentar yah, mau cari suamiku dulu. Dari tadi gak muncul-muncul. Takut tersesat di sini."Takut tersesat ke hati wanita lain, yah?" goda s

    Last Updated : 2022-11-16

Latest chapter

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   BAB 63

    Bab 63POV DONA"Dona, hari ini Papa mau ngajak kamu ke rumah Pak Heryawan," ucap papa pagi itu."Siapa pak Heryawan, Pa?" tanyaku."Papanya Reyhan, papa mau memperkenalkan kamu dengan mereka. Sebelum kamu mendekati Reyhan kamu harus mendekati orang tuanya dulu terutama mamanya ibu Mardiyanti," ucap Papa."Wah, ide bagus tuh, Pa," ucapku."Tenang, nanti papa yang bicara. Kamu cukup diam saja. Kamu harus menunjukkan pribadi kamu yang kalem, baik dan sopan," ucap Papa."Siap Pa, ucapku bergembira.Bagus! Aku harus bisa mengambil hatinya Bu Mardiyanti. "Nanti kita berangkat agak selepas siang jadi sampai Bandung sudah menjelang malam biar kita menginap dirumahnya. Saat menginap itulah. Kamu tunjukkan bahwa kamu calon menantu idaman," ucap Papa."Soal itu gampang, Pa," ucapku."Bagus, ya sudah kamu siap-siap sana, dandan yang cantik agar orang tua Reyhan terkesima dengan calon menantunya," ucap Papa penuh semangat.Sore itu kami akhirnya melajukan mobil ke Bandung. Memang Reyhan asli p

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 62

    Bab 62"Mas, tidur di kamar ini yah sama Andika. Rini biar tidur sama Rena, Maafkan, Mas, jika rumah Rini seperti ini. Jauh berbeda dengan rumah mas," ucapku ketika mengantarkan mas Reyhan yang membopong Andika ke dalam kamar setelah terlihat tertidur di pangkuanku. Mungkin kelelahan."Tidak, apa-apa, loh, Dek. Mas bahagia tak terkira akhirnya kamu mau memperkenalkan Mas kepada keluargamu," ucap Mas Reyhan setelah membaringkan Andika."Terima kasih banyak, Mas," ucapku."Loh, terima kasih buat apaan. Justru mas yang terima kasih bisa bertemu dengan ibu dan adik kamu," ucap Mas Reyhan."Iya, Mas, kalau begitu, Mas istirahat jika sudah cape. Rini mau ngobrol dulu dengan Biyung dan Rena. Kangen banget sama mereka, Mas," ucapku."Ya, sudah, tapi kamu perlu istirahat juga. Yah," ucap Mas Reyhan."Iya, Mas, Rini tinggal dulu, Mas," ucapku."Iya, Dek," ucap Mas Reyhan. Aku kemudian meninggalkan Mas Reyhan dalam kamar Rena. Sedangkan aku ngobrol di kamar Biyung bersama Rena. Kami tidur berti

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 61

    Bab 61Apa? Dia ....? Dia ada di sini?Gawat! Bisa kacau!Bergegas aku menuju kamar atas dimana aku tinggal.Wah, aku dikamar saja lah dari pada panjang urusanya jika ketemu orang itu.Yah, ternyata Dona yang datang bersama ayahnya kemungkinan.Bergegas aku menuju kamar, aku harus menghindari masalah dulu sekarang. Terlalu banyak masalah yang sudah aku hadapi. Lebih baik aku menghindar. Bukan takut menghadapi Dona, tapi ini di rumah orang, gak enak ada keributan. Aku paham betul watak Dona. Ia kadang berbicara tidak lihat tempat.Dikamar aku coba pejamkan mata.Tidak berapa lama aku terlelap. tiba-tiba sayup-sayup aku mendengar pintu diketuk beberapa kali. Aku yang baru bangun mendengar ketukan tidak langsung menyahut. Tak berapa lama aku bangun untuk membuka pintu. Namun ternyata Mas Reyhan. Namun ia sudah turun menuruni tangga.Ada apa ia mengetuk pintu? Apakah mungkin ia memanggilku untuk bertemu Dona? Duh! Bagaimana ini.Aku kemudian masuk kembali ke kamar. Ingin tidur lagi tapi

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 60

    Bab 60POV REYHAN"Oh, ya ini berhubung sudah malam jadi kami mau permisi kepada bapak dan ibu. Boleh tidak jika kami menginap di sini. Pak?" tanya pak Agus kepada Papa.Papa memandang aku dan mama untuk meminta pendapat. Mama malah memandangiku minta pendapat.Aku hanya melebarkan kedua tanganku sebagai tanda terserah karena yang tuan rumah adalah Mama dan Papa."Duh, Bagaimana ya, Pak, kamar terisi semua. Kamar yang kosong tinggal satu itupun kamar bagian luar samping garasi mobil," ucap Mama."Oh, begitu ya, Bu. Bagaimana jika saya yang menempati kamar luar. Nanti anak saya ini dikamar calonnya Pak Reyhan. Sebab mereka kan belum resmi pasti ia tidur sendiri di kamarnya. Ya, hitung-hitung buat nemenin calonnya pak Reyhan dikamar," ucap Pak Agus."Tapi dia udah tidur kayaknya, Pak, kasihan kalau di ganggu," ucapku menimpali."Ya, sudah, biar putri saya yang tidur kamar luar samping garasi. Kalau saya biar tidur di hotel dekat sini, saja, maksudnya nanti putri saya pulang ke Jakarta i

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 59

    Bab 59POV ReyhanSungguh tidak ada kebahagiaan tak terkira sebelumnya kecuali Rini mau aku ajak ke rumah Mama dan Papa untuk aku kenalkan sebagai calon istri.Tersirat di wajah Andika juga sangat begitu senang ketika mendengar Rini mau ke rumah eyangnya.Seperti yang sudah disepakati, weekend itu aku menjemput Rini untuk aku ajak ke Bandung tentunya bersama Andika, anak kesayanganku.Sesampainya di rumah mama aku bawa Rini langsung kehadapan Mama. Ternyata mama menanggapinya dengan sangat positif. Bahkan Rini langsung ditest untuk membuat kue dan camilan.Mama ternyata langsung menyukai Rini begitu ia melihat sosok Rini dengan senyumannya yang menawan.Mama malah langsung menanyakan kapan akan menikahi Rini. Padahal perjanjian dengan Rini ingin melihat respon kedua orang tuaku. Jika orang tuaku menerima Rini maka ia bersedia menjadi istriku.Ternyata mama menerima Rini, meski sudah aku sampaikan bahwa Rini bukan dari keluarga berada. Bersyukur, Mama bukan tipe wanita yang memandang

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 58

    Bab 58Antara Aku, Majikanku dan Anaknya"Ma, Pa, inilah yang kemarin Reyhan bicarakan sama mama dan papa. Kenalkan namanya Rini Amanda Tyas," ucap Mas Reyhan begitu kami berada dihadapan mereka berdua. Jantungku semakin berdegup tak karuan. Kira-kira apa penilaian mereka kepadaku?Haduh! Kok jadi nervous gini yah!Aku lalu menyalami seorang perempuan berumur namun masih keliatan cantik dan berpenampilan elegant. Aku cium punggung tangan kanannya sambil sedikit menunduk."Perkenalkan Bu, nama saya Rini," ucapku dengan grogi. "Oh, ini, Reyhan, yang kamu ceritakan kemarin. Duh, cantiknya. Kalau begini ya, mama mau lah kalau dijadikan menantu," ucap Mamanya Reyhan sambil memegang pundakku. Terlihat Reyhan hanya senyum-senyum saja menatap mamanya. Sungguh jantungku hampir copot tadi, tapi akhirnya lega juga setelah mendengar tanggapan hingga akhir."Biasa saja kok, Bu, saya hanya wanita kampung, Bu," ucapku."Baru menjadi wanita kampung saja cantik. Apalagi jadi wanita modern, ya, tamba

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 57

    Bab 57Antara Aku, Majikanku dan AnaknyaKring kring kringTertulis Mas Reyhan di ponselku"Assalamu'alaikum, Mas ...." sapaku."Wa'alaikumussalam, maaf, sibuk gak Dek?" tanya Mas Reyhan."Enggak, mas, ada apa, Mas,?" tanyaku."Nanti malam, Mas mau ngajak jalan, dek, free gak?" tanya Mas Reyhan."Boleh, Mas, jam berapa?" jawabku."Jam tujuh malam Mas jemput," ucap Mas Reyhan."Iya, Mas, mau makan dimana?" tanyaku."Di tempat yang romantis," ucapannya."Andika?""Andika tetap ikut, dia malah yang mengajak," ucap Mas Reyhan."Baik, Mas," jawabku."Sampai nanti, yah, Dek. Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumussalam, Mas."KlikKumatikan sambungan telepon. Karena sudah tidak ada lagi ketemu klien, bergegas sore itu langsung pulang. Seperti yang dijanjikan. Mas Reyhan datang tepat waktu. Mobilnya terlihat terparkir di pinggir jalan.Setelah itu Andika dan Mas Reyhan menuju ke kostanku dimana aku juga mulai bergegas mengunci rumah kost."Nte, wah, cantik sekali Nte. Kita langsung berangkat Nte,"

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 56

    Bab 56POV RENOHari ini aku menghadiri sidang perceraianku dengan Dona dengan sebelumnya pihak pengadilan agama melayangkan surat undangan sidang kepadaku.Aku langsung sendiri menghadiri sidang gugatan perceraian yang sudah aku layangkan ke pengadilan agama.Pukul 09.00 WIB, aku sudah memasuki ruang sidang begitu juga dengan Dona.Sidang mulai dibuka.Panitera membacakan protokol."Assalamu’alaikum, wr.wb Sidang dengan no. perkara 256 /JKT. akan dimulai, majelis hakim memasuki ruang sidang para hadirin dimohon untuk berdiri," Kami semua berdiri ketika majelisnya hakim memasuki ruangan dan duduk di depan meja sidang."hadirin mohon untuk duduk kembali.""Assalamu’alaikum, wr.wb sidang dengan no. perkara 256/JKT sidang terbuka untuk umum," ucap hakim ketua."Penggugat atas nama Reno Adian dan tergugat Dona Manohara dipersilahkan duduk di tempat masing-masing," ucap Panitera"Saudara penggugat, benar nama anda adalah Reno Adian?" tanya hakim ketua."Benar, yang mulia hakim," ucapku.

  • AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG   Bab 55

    Bab 55POV DonitaDuh, kok bisa aku harus bertemu dengan wanita semacam Dona? Gak habis pikir aku, ada juga wanita seperti itu. Tidak melihat situasi jika berbicara seolah-olah dunia miliknya saja.Karena inseden tersebut akhirnya aku dan Mas Reno memilih menyingkir saja. Jika diladeni bisa-bisa sampai malam.Akhirnya aku memilih minta diantar pulang oleh Reno. Dengan berat hati Reno mengantarku pulang.Setelah Reno pergi dari rumah, akhirnya aku mengeluarkan mobilku dari garasi dan memilih jalan sendiri saja. Sekalian mau mutar-mutar ibu kota. Rencananya iseng sambil mencari Rini yang setelah bebas langsung hilang bak ditelan bumi.Setahuku ia tinggal di rumah pak Pramono. Namun ternyata tidak ada juga bahkan Naomi seperti ditinggal begitu saja. Padahal setahuku Rini begitu menyayangi Naomi. Namun, aneh kok bisa-bisanya ia meninggalkan Naomi. Sepertinya ada sesuatu yang menyebabkan ia harus melakukan itu.Setelah mutar-mutar di ibu kota tak juga aku menemukannya. Apakah ia tidak ting

DMCA.com Protection Status