Share

108. Kematian yang mudah

Di ruangan khususnya Pancabala berjalan mondar-mandir memikirkan langkah selanjutnya. Tidak dipungkiri jika kekalahannya menciptakan kegelisahan luar biasa. Ia tidak habis pikir, selama ini sepak terjangnya selalu menjadi sorotan, baik pihak lawan atau sebaliknya.

Nyatanya hari ini ia harus menelan pil pahit kekalahan hanya dengan melawan seorang pemuda. Ia bingung apakah dirinya yang terlalu lemah atau musuhnya yang tidak tertandingi, pasalnya dirinya dinobatkan oleh sekte sebagai tetua yang paling mumpuni. Seiring waktu berjalan dan lelahnya langkah kaki yang tidak jelas, pikiran Pancabala kian didera gelisah, tetapi lagi-lagi ia tidak tau harus bagaimana.

Bahkan, kebiasaan memanggil sang junjungan di ruangan khususnya benar-benar hilang dari ingatan. Pancabala mencoba bermeditasi, mencari ketenangan dan berniat membangkitkan lagi energi tenaga dalamnya. Mengingat ucapan Ajiseka yang menyebut jika tenaga dalam miliknya terkuras habis sewaktu proses pelepasan dirinya dari jerat ilmu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status