Beranda / Urban / 30 Hari Menggapai Cinta / Menjadi Pimpinan di Perusahaan Keluarga

Share

30 Hari Menggapai Cinta
30 Hari Menggapai Cinta
Penulis: Wisya Kiehl

Menjadi Pimpinan di Perusahaan Keluarga

Penulis: Wisya Kiehl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 10:54:49

Makan malam yang begitu tidak nikmat di sebuah ruang makan keluarga kaya di Kota Suro. Sebut saja keluarga Anarta. Di antara mereka yang paling berwajah enggan untuk mendengarkan perdebatan papa dan mamanya adalah Wahyu.

Seorang laki-laki dengan usia yang sudah menginjak 30 tahun itu tampak malas mendengarkan obrolan mengenai siapa yang akan menjadi pimpinan di perusahaan keluarganya.

Wahyu Dwi Anarta adalah anak sulung yang seharusnya pantas untuk menjadi pewaris kekayaan keluarga. Namun karena sikapnya yang seakan abai dengan keluarga, membuat Yanuar, mamanya, meragukan kemampuan Wahyu dalam memimpin perusahaan.

Sikap Wahyu yang sering tidak peduli dengan keluarga dan kerap pulang malam membuat Yanuar ragu dengan kedewasaan anak sulungnya. Yanuar mengarahkan tatapannya kepada Wahyu yang masih menyantap menu malamnya.

“Yu, kamu jangan diam saja. Bagaimana pendapatmu jika kami menunjukmu menjadi pemimpin di perusahaan jahit? Kamu ini sudah besar. Jangan bisanya hanya bersikap cuek dengan kondisi keluarga. Belajarlah untuk memegang tanggung jawab besar,” ujar Yanuar dengan nada mengeluh.

Wahyu mendengar keluhan mamanya, tetapi dia masih enggan untuk menjawab perkataan Yanuar. Dia lebih memilih untuk melanjutkan menyantap steak daging yang ada di depannya.

“Kalau kamu tidak menjawab, mama angap kamu setuju dengan Keputusan kami. Besok kamu ikut mama membereskan berkas. Mama dan papa akan mengenalkanmu kepada seluruh karyawan. Mulai besok jabatan akan diserahkan kepadamu,” sambung Yanuar kesal.

Dengan wajah yang masam, Wahyu mengarahkan tatapannya kepada Yanuar. Meskipun dia sangat keberatan menerima keputusan mamanya, tetapi sangat mustahil untuk membantah apa yang sudah dikehendaki oleh Yanuar.

Siapapun yang menjadi bagian dari keluarga Anarta pun tahu, jika Yanuar adalah orang yang paling galak dan tidak bisa ditentang kemauannya. Yanuar adalah satu-satunya perempuan di keluarga Anarta, wajar jika dirinya lebih diutamakan kedudukannya dibanding anggota keluarga yang lain.

“Memangnya jika aku menolak, mama terima? Mama lebih galak daripada papa. Apapun keinginan mama harus dituruti. Jika tidak, mama akan marah kepada kami,” kata Wahyu.

“Mama begini juga karena sayang pada kalian. Mama mau yang terbaik untuk kalian, apalagi kamu, Wahyu. Kamu ini anak tertua yang menjadi penerus kekayaan keluarga,” balas Yanuar.

“Aku ikut kemauan mama saja. Jika menurut mama itu yang terbaik untuk aku,” kata Wahyu.

“Bagus. Besok kamu harus bangun pagi. Jam tujuh kita harus sudah berangkat,” ujar Yanuar dengan suara tegas agar anak sulungnya tidak bisa membantah.

Makan malam pun selesai. Mereka bertiga lekas menuju ke kamar masing-masing, tetapi tidak dengan Yanuar. Meskipun keluarganya kaya dengan harta melimpah, tetapi Yanuar tidak menyewa seorang pembantu.

Dia memutuskan untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri. Memang, Yanuar adalah seorang wanita tangguh yang bisa membagi waktu antara menjadi wakil perusahaan dengan statusnya sebagai ibu rumah tangga.

Semua pekerjaannya dalam membereskan meja makan sudah selesai tepat seiring dengan semakin larutnya malam. Yanuar memutuskan untuk beristirahat di dalam kamarnya sebab besok pagi dia harus mengantar anak sulungnya ke perusahaan milik keluarga.

Beberapa jam berlalu. Sorot sinar matahari sudah semakin naik. Yanuar pun terbangun karena suara berisik dari dapur. Dia mengeluh kesakitan di bagian kepala karena bangunnya pagi ini sedikit dipaksa.

Yanuar sangat merasa terganggu dengan kebisingan yang berasal di dapur rumahnya, lantas saja wanita dengan usia di atas 50 tahun itu menuju ke dapur. Emosinya memuncak ketika menyaksikan anak sulungnya bertengkar dengan si bungsu karena makanan.

“Grey, Wahyu! Kalian pagi-pagi begini sudah meributkan hal yang sepele. Masalah makanan saja sampai bikin gaduh begitu. Bisa tidak sih kalian itu melakukan hal yang benar sedikit,” ujar Yanuar dengan suara meninggi.

Yanuar semakin kesal manakala anak-anaknya tidak mengindahkan perkataannya. Berasa tidak didengarkan, Yanuar pun menghampiri kedua anaknya dan menjewer telinga anak-anaknya agar jera.

“Ampun, Ma. Sakit!” keluh Wahyu.

“Kamu juga, Wahyu. Sebagai anak pertama, seharusnya kamu bisa mengalah sama adikmu. Malu sama usiamu yang sudah besar, tetapi kelakuan masih seperti bocah,” ujar Yanuar.

Yanuar melepaskan jewerannya di telinga kedua anaknya. Tatapan mata Yanuar yang masih kesal memandang ke anak sulungnya. Dengan wajah yang kehabisan rasa sabar, Yanuar memukul pelan punggung Wahyu.

“Kamu siap-siap sana. Nanti kita akan berangkat ke perusahaan,” kata Yanuar.

Wahyu pun menuruti perkataan mamanya. Dia lekas menuju ke kamarnya untuk bersiap-siap. Sedangkan Yanuar, memutuskan untuk memasakkan si bungsu makanan pagi ini. Usai menyiapkan makanan, Yanuar pergi mempersiapkan dirinya.

Keduanya telah siap. Yanuar dan Wahyu memasuki mobil mereka. Pintu mobil pun digeser, kemudian tertutup secara otomatis. Wahyu mengemudikan mobil menuju perusahaan Jahitan Anarta yang berada di Jalan Kura Nomor 35.

Sekitar dua kilometer lagi, mereka sampai. Wahyu membukakan pintu untuk mamanya, Yanuar pun lekas turun dan menggandeng anak sulungnya menuju ke dalam perusahaan.

Setibanya di dalam perusahaan, Yanuar dan Wahyu lekas menuju ke ruang pimpinan. Di dalam, Yanuar memberikan tiga berkas kepada anak sulungnya. Setelah menerima beberapa berkas dari mamanya, Wahyu membaca dan menandatanganinya.

Dia sepakat untuk menjadi pemimpin perusahaan keluarga mulai detik ini. Yanuar melihat kepada wajah Wahyu yang tampak biasa-biasa saja. Anak sulungnya satu itu terlihat seperti tidak ada tekanan untuk menandatangani perjanjian menjadi pimpinan perusahaan.

“Sepertinya kamu sudah siap. Ayo ikut mama ke pangkal koridor utama. Di sana biasanya para karyawan berkumpul. Pagi ini saat yang bagus untuk memperkenalkanmu kepada mereka,” ujar Yanuar.

Wahyu lekas berdiri dan mengikuti langkah mamanya menuju pangkal koridor utama. Benar kata mamanya, di pangkal koridor utama perusahaan banyak sekali karyawan yang berkumpul. Mereka seperti sedang menunggu giliran mengisi presensi mereka.

“Maaf mengganggu waktunya sebentar. Hari ini saya mau perkenalkan putra sulung saya, Wahyu Dwi Anarta. Kemarin kami sebagai keluarga utama sepakat untuk menunjuknya sebagai pemimpin baru di perusahaan ini. Apalagi mengingat jika Bapak Yuarta telah menginjak usia senja,” kata Yanuar.

Yanuar berbicara demikian sambil mengedarkan pandangannya kepada seluruh karyawannya. Dengan senyum yang menghiasi bibir merahnya, Yanuar masih percaya diri untuk melanjutkan perkataannya.

“Sudah sepantasnya jika Bapak Yuarta selaku pimpinan perusahaan turun. Beliau sudah memasuki masa pensiun dan berhak untuk digantikan oleh anak sulungnya. Apakah dari kalian ada yang keberatan jika anak saya Wahyu menjadi pimpinan baru di perusahaan ini?” tanya Yanuar.

Ada jeda sunyi beberapa menit dari selesainya Yanuar melontarkan pertanyaan. Seluruh karyawannya memandang satu sama lain, seolah mempertimbangkan pendapat. Beberapa di antaranya berkasak-kusuk membicarakan sosok diri Wahyu.

Meskipun begitu, mereka tidak terlihat keberatan jika Wahyu menggantikan posisi papanya sebagai pimpinan di perusahaan jahit ini. Yanuar menangkap sinyal positif dari wajah mereka, sebagai wakil perusahaan, Yanuar pun lekas mempertanyakan kepastian pendapat dari para karyawannya.

“Ada yang keberatan? Saya butuh persetujuan dari kalian. Pendapat kalian sangat berarti untuk kemajuan perusahaan ini,” kata Yanuar.

Sontak para karyawan yang bekerja di perusahaan jahit milik Anarta itupun menggeleng. Dari wajah, sepertinya mereka tidak ada yang menolak jika Wahyu menjadi pimpinan baru. Detik itu juga, Wahyu sebagai anak sulung dari Yanuar dan Yuarta ditunjuk menjadi pimpinan baru di perusahaan jahit milik keluarganya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Tugas Rutinan sebagai Pimpinan Baru

    Wahyu mendapat banyak tepuk tangan dan rasa salut dari para karyawan yang akan dipimpinnya. Banyak di antara mereka yang kagum dengan sosok diri Wahyu yang menjadi pengganti dari papanya.Hampir sebagian besar dari mereka berharap, semoga Wahyu dapat menjadi pemimpin yang tangguh dan bertanggung jawab seperti Bapak Yuarta. Papanya itu diketahui memiliki rekam jejak yang baik sebagai pemimpin perusahaan jahit. Yuarta telah berhasil memimpin perusahaan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.Meskipun diakui, belum banyak progress yang bisa diselesaikan tepat waktu, tetapi kepemimpinan Yuarta di Jahitan Anarta cukup cakap dan dipuji banyak karyawan.Wahyu merasa cukup tersanjung karena mendapatkan banyak apresiasi baik dari orang-orang yang ada di depannya. Dia pun setengah membungkukkan badannya untuk memberikan ucapan terima kasih kepada mereka.“Terima kasih untuk sambutan baik dari kalian. Saya sangat senang karena kalian menyetujui keputusan saya. Saya juga meminta maaf karena Bapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Cinta Pandang Pertama

    Wahyu berjalan memasuki ruangannya. Ruang pimpinan utama itu menjadi ruang kerjanya mulai hari ini hingga beberapa saat ke depan. Wahyu membuka pintu ruang kerjanya, dan mendapati Yanuar sedang duduk di kursi kerjanya.“Sudah selesai urusan kamu? Bagaimana pertemuannya dengan pemilik toko kain?” tanya Yanuar mencecar anak sulungnya dengan pertanyaan.Dengan helaan panjang, Wahyu mencoba untuk bersabar menghadapi Yanuar. Mamanya itu memang tipikal orang yang selalu ingin meminta kejelasan lebih lanjut, meskipun dengan hal-hal yang sepele.Mata hitam Wahyu tertuju kepada Yanuar yang sedang menatap kepadanya. Sepertinya Yanuar sedang menunggu penjelasan darinya.“Tidak ada kendala yang cukup berarti. Pemilik toko kain itu mengatakan jika Kerjasama yang terjalin antara perusahaan kita dengan tokonya akan tetap terus berlanjut selama beberapa bulan ke depan. Kontrak akan diperbarui oleh tokonya,” jelas Wahyu kepada Yanuar.“Ah, ya. Baguslah jika begitu. Setelah ini, kamu harus memeriksa be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Mengenal Dirimu Lebih Jauh

    Lima belas menit setelah April menunggu di bangku taman, Wahyu lekas datang menghampirinya. Laki-laki berbadan tinggi itu melihat kepada gadis manis dengan rambut disanggul yang sedang tersenyum kepadanya.“Maaf jika menunggu lama, ya. Tadi uang kembalianku kurang, jadi pelayan masih harus mencarikannya,” kata Wahyu.“Tidak masalah. Aku bisa menunggu hingga jam satu tiba,” balas April.April bergeser sedikit untuk memberikan Wahyu sedikit tempat untuk duduk di sampingnya. Setelah gadis dengan rambut hitam disanggul itu memberikan sisa tempat, Wahyu lekas duduk. Meskipun mereka berdua baru saling kenal, tetapi sepertinya tidak ada canggung di antara mereka.Baik Wahyu maupun April tampak dapat mengimbangi suasana di sekitar mereka agar tidak hening. Mata kecokelatan April menatap pada wajah Wahyu yang saat ini sedang memandang kepadanya.“Jadi, baru pertama ini aku melihat ada anak muda yang sudah berani memimpin perusahaan besar. Biasanya, adalah pria dengan cambang tipis yang usianya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Meminta Restu dari Orang Tua

    April mengangguk, sedangkan tatapan matanya tertuju ragu kepada bapak. Tampaknya April merasakan kebimbangan di dalam hatinya. Dirinya tidak yakin jika ingin mengtakan yang sebenarnya kepada bapak perihal rencana kedekatannya dengan Wahyu.“Ada apa dengan anak itu? Apa dia mengganggumu?” tanya bapak.“Tidak, Pak. Dia hanya mengajakku mengobrol sebentar di taman seberang kedai kecil. Bukannya dia adalah pelanggan dari toko kain kita,” kata April.“Sepanjang yang bapak tahu memang begitu. Wahyu itu anak paling tua di keluarga Anarta. Kedua orang tuanya juga sangat menghargai semua orang. Wajar jika mereka disegani, keluarga itu juga memiliki reputasi yang cukup bagus di mata orang-orang,” balas bapak.April terdiam setelah mendengar penjelasan dari bapaknya. Bibirnya mengatup rapat seakan enggan untuk membalas perkataan si bapak. April menundukkan kepala, di dalam hatinya ia sempat ragu dengan keputusannya untuk menjalin hubungan dekat dengan anak sulung dari keluarga kaya.“Keluarganya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Godaan Awal di Kantor

    Meski masih muda, tetapi kharisma Wahyu terlihat begitu memancar. Wahyu terlihat begitu mempesona bahkan ketika dia sedang mengerjakan kolom-kolom kosong yang butuh diisi di dalam catatan progress karyawan perusahaan jahit.Anara terlihat sabar menunggu Wahyu hingga selesai membubuhkan tulisan di dalam kolom yang kosong. Setelah beberapa menit berlalu, Wahyu telah selesai mengisi kolom-kolom yang kosong dengan data berupa nominal harga dan waktu yang dibutuhkan untuk menjahit satu kain.Wahyu menutup buku progress karyawan. Setelahnya, dia memberikan buku tebal itu kepada Anara. Tanpa memandang jeli kepada Anara, Wahyu menunjukkan wajah datarnya.“Aku sudah mengisi bagian-bagian yang membutuhkan keterangan harga dan lama waktu yang dibutuhkan karyawan untuk mengerjakan jahitan. Sekarang buku ini sudah kupenuhi dengan informasi, ambillah. Coba kamu periksa teliti agar tidak ada yang keliru,” kata Wahyu.“Baik, Pak. Saya akan memeriksanya setelah ini. Bapak tidak perlu khawatir, aku aka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Menolak Halus Keinginan Anara

    Wahyu tidak lekas memberikan jawaban untuk perkataan Anara. Meskipun dia tahu bahwa sekretaris pribadinya itu hanya penasaran dengan kehidupan asmaranya, tetapi Wahyu enggan untuk memberitahu Anara.Pandangannya masih tertuju kepada jalanan. Wahyu lebih memilih untuk tidak memandang Anara, dan memutuskan untuk terpaku menyetir mobil. Meski tatapan mata Anara terasa mengusik, Wahyu hanya mengembangkan senyum tipis.“Aku sedang dekat dengan seorang wanita. Dia adalah anak dari si pemilik toko kain yang bekerjasama dengan perusahaan kita. Tapi aku rasa masih terlalu dini untuk mengungkapkan masalah perasaan padanya,” jelas Wahyu.“Baru dekat dengan seorang wanita. Berapa bulan? Apa dia juga tahu jika Bapak menyukainya. Maafkan saya jika terasa saya terlalu mencampuri urusan Bapak,” kata Anara.Anara masih melanjutkan rasa penasarannya. Seolah tidak puas dengan jawaban sederhana dari atasannya. Anara merasa dia perlu tahu percintaan Wahyu sebelum memutuskan untuk mengambil langkah lebih l

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Pertemuan yang Disengaja

    Anara terkejut dengan yang diucapkan oleh Wahyu. Tidak biasanya sang atasan menyempatkan waktu untuk berkunjung ke toko kain. Anara menaruh rasa curiga kepada atasannya, dia masih mengarahkan tatapannya kepada Wahyu.Namun tatapan Anara malah direspon biasa oleh Wahyu. Dia tidak menganggap serius apa yang ditunjukkan oleh sikap Anara. Wahyu yang lebih memilih untuk menghabiskan makanannya, membuat Anara geram.“Memang urusan apa yang ingin Bapak selesaikan di sana? Tidak bisakah ditunda, atau mengambil waktu lain selain hari ini,” kata Anara.“Aku tidak ingin menundanya. Aku ingin segera menuntaskan perkara ini. Semakin ditunda, juga tidak membuahkan hasil yang bagus,” kata Wahyu, dia memberikan jawaban kepada sekretaris pribadinya.Anara tidak lagi memberikan jawaban untuk perkataan Wahyu. Sekarang Anara mengalihkan fokusnya kepada makanan di depannya. Sepiring nasi goreng nanas masih tersisa banyak, Anara belum menghabiskannya.Saat Anara menyantap makanannya, Wahyu hanya asyik meni

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Pembuktian Cinta

    April seketika terdiam. Dia tertegun dengan apa yang dikatakan Wahyu. Laki-laki di depannya itu menunjukkan kesan yang teramat serius. Wajahnya sangat kaku, tatapan Wahyu terlihat begitu dalam memandang kepadanya.“Aku tidak bermaksud untuk meragukan kata-katamu, Wahyu. Tapi kamu tahu sendiri bahwa menjatuhkan hati kepada orang baru bukanlah sesuatu yang mudah. Aku hanya tidak ingin salah pilih pasangan,” kata April.Wahyu mengernyit. Sedikit tidak menyangka bahwa April akan memberikan jawaban yang seperti itu. Di hadapannya, April terlihat tenang meskipun ucapannya sedikit membuatnya tersinggung.“Apa maksudmu salah pilih? Kamu mau bilang bahwa aku tidak cocok untukmu,” kata Wahyu, dia sedikit meninggikan suaranya.April terkejut. Dia tidak pernah mendengar suara tinggi seperti itu dari lelaki. Kedua mata April memandang kepada Wahyu. Wajah laki-laki yang ada di depannya terlihat begitu garang, berbeda dengan sebelumnya.Dari sinilah April mulai mengetahui sikap Wahyu yang sedikit mu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15

Bab terbaru

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Kemunculan Anara sebagai Lawan

    April mencoba untuk menikmati setiap rasa yang diciptakan oleh steak jamur berkuah. Untuk saat ini, perempuan itu tidak berniat untuk mengajak Wahyu mengobrol.Memakan makanan berkuah yang masih hangat membutuhkan konsentrasi yang cukup, inilah yang membuat April memilih untuk menghabiskan makanan di mangkoknya saja.“Aku besok akan mulai masuk kerja lagi. Di kantor, aku akan sibuk dengan pekerjaanku,” kata Wahyu, suaranya memecah keheningan antara mereka.April mengarahkan tatapan matanya kepada Wahyu. Dia menyadari jika saat ini lelakinya sedang mengajaknya berbicara. April diam sementara waktu, sedangkan kedua matanya tertuju kepada diri Wahyu.“Padahal kamu tahu, aku masih ingin menghabiskan banyak waktu denganmu,” kata Wahyu, menyambung ucapannya.“Apa yang kamu risaukan, sayang? Sedangkan aku tidak keberatan walaupun kamu harus bekerja,” kata April, mengungkapkan dengan jelas yang dia pikirkan.“Kamu tidak rindu padaku jika andai aku meninggalkanmu dalam sehari?” tanya Wahyu.Te

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Kecanggungan Terasa seperti Jeda

    Wahyu yang baru saja mendengar perkataan April seketika mengatupkan bibir. Tak disangka jika ucapan yang dikatakan April padanya sungguh mengena di hati. Tentu ini membuat Wahyu benar-benar berpikir.“Memangnya kamu tidak ingin lekas menjadi pasangan sejatiku?” tanya Wahyu.Sebenarnya Wahyu tidak ingin mengelak apa yang dikatakan oleh perempuan itu. Tetapi ada hal lain yang membuat Wahyu keheranan dengan sikap kekasihnya, April.“Aku sungguh ingin. Tapi alangkah baiknya kita tidak terlalu buru-buru dalam melakukan sesuatu, apalagi ini menyangkut percintaan kita,” kata April.“Aku sanggup melakukan apa saja yang kamu ingin untuk menyatukan kita berdua segera,” kata Wahyu.Dengan segenap hati, April menggeleng. Sekali lagi, dia masih kukuh dengan apa yang sudah menjadi pendiriannya. Meskipun itu artinya harus menolak apa yang menjadi keinginan dan bujuk rayu Wahyu.Untuk saat ini, April masih terlihat tidak berpindah dari apa yang dia yakini. Walau dalam hati, dia sangat menginginkan un

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Momen Berdua yang Tidak Terlewatkan

    Setelah melakukan pembayaran, Wahyu mendapatkan kunci ruangan untuk mereka berdua. Tentu Wahyu seketika merasa puas. Dia mengarahkan pandangan ke April, perempuan itu sedang menunggu ucapannya.“Kita sudah dapatkan kunci pintu untuk ruangannya. Mau ke sana sekarang?” tanya Wahyu.“Iya, untuk apa juga kita berlama-lama di sini,” kata April, memberi tanggapan atas pertanyaan yang diberikan Wahyu untuknya.Wahyu mengiyakan ucapan April. Setelahmnya mereka pergi bersama menuju ruangan nomor 42 yang sudah tertera di kunci yang dibawa Wahyu.Sesampainya di ruangan bernomor 42, Wahyu lekas membuka pintu dengan kunci di tangannya. Setelah pintu terbuka, Wahyu menggandeng tangan April dan mengajaknya untuk masuk bersama.Ketika April sudah berada di dalam ruangan, Wahyu menutup pintu ruangan. Selebihnya, Wahyu mengajak April untuk duduk di dekat perapian. Di sana terdapat tempat duduk melingkar dengan bagian tengah dihiasi dengan bundaran sebagai tempat api.“Serius kamu belum pernah ke sini s

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Keintiman yang Menenangkan

    Begitu senang Wahyu mendengar ucapan April. Akhirnya kekasihnya itu mau menemaninya untuk pergi menuju restoran iglo. Bukan main girangnya karena Wahyu merasa ada wanita kesayangannya yang mau mendampinginya.Bibir Wahyu melengkungkan senyuman. Tiada terkira kebahagiaannya kali ini. Selain restu yang akhirnya mereka dapatkan, dia juga berhasil mempertahankan hubungan mesra dengan April.Wanita yang sudah membuat Wahyu jatuh cinta. Belum pernah laki-laki muda itu merasakan cinta seindah ini, tentu April telah membawa kebahagiaan sendiri di hati Wahyu.Setelah memandang pada binar mata April yang terlihat begitu jernih, Wahyu melenyapkan senyuman. Wahyu tidak lagi mengarahkan pandangan kepada April, melainkan beralih pandang kepada papa dan mama.“Kalau kalian mau merayakannya sekarang, sebaiknya segera pergi. Terlalu lama, akan semakin larut malam,” kata Yanuar, coba memberikan saran.“Itulah yang ingin aku katakan pada kalian. Aku dan kekasihku ingin pamit sebentar dari sini. Kami aka

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Merayakan Kebahagiaan Berdua

    Setelah mendengar ucapan Yanuar, April tidak lagi memberi balasan. Bibir merah mudanya itu tertutup rapat, seakan-akan tidak ingin bicara lagi.Tetapi meskipun begitu, pandangan April tertuju kepada ibu kandung Wahyu. Perempuan yang sudah menginjak sekitar usia lima puluhan itu rupanya terlihat tidak nyaman.April mengerti kegundahan yang dirasakan oleh Yanuar, karenanya dia tidak ingin banyak bicara lagi sekarang. Lebih baik April mengarahkan perhatian kepada aneka kue ringan yang ada di atas meja tamu.“Bagaimana mungkin pemilik toko kain itu menyetujui hubungan kalian berdua? Bukankah dia mengerti bahwa antara kita telah menjadi rekan bisnis, rasanya janggal jika membolehkan anak-anak kita berpacaran,” kata Yanuar.Seketika April melebarkan senyuman. Terlihat sekali jika April tetap bersikap tenang meskipun Yanuar menunjukkan rasa keheranan akan keputusan bapaknya.“Bapak tahu kalau aku dan Wahyu saling mencintai. Wahyu sendiri-lah yang meminta izin agar bisa menjadi pasanganku kep

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Bahagia Bersama

    Setelah mendengar ucapan papa, Wahyu terlihat begitu lega. Terasa membahagiakan baginya untuk mendengar bahwa hubungannya dengan April disetujui kedua orang tuanya.Izin dari papa dan mama-lah yang diinginkan Wahyu dari dulu. Tiada perasaan yang tak bahagia begitu Wahyu mendapatkan apa yang dia inginkan sejak lama. Sekarang hatinya menjadi lebih ringan.Senyuman jelas tampak di raut muka pria muda itu. Sorot matanya berbinar cerah seperti pancaran kegembiraan yang terasa di dalam hati.“Papa mengizinkan agar aku memacari April, Pa?” tanya Wahyu.“Ya, kalian boleh memiliki ikatan secara resmi bersama. Asalkan tidak meninggalkan kewajibanmu sebagai seorang pimpinan di perusahaan kita,” kata Yuarta.“Aku senang sekali mendengarnya. Tidak menyangka jika papa akhirnya memberikan izin untuk kami berdua,” kata Wahyu.Yanuar melihat putra sulungnya tersenyum senang. Kebahagiaan yang terlihat di wajahnya seolah tidak bisa dibendung maupun ditahan lagi. Wahyu memang cukup gembira saat ini.“Ber

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Akhirnya Disetujui

    Begitu mendengar perkataan Yanuar, April tertegun. Wajahnya menjadi tegang, tak lebih karena ada hal yang membuatnya menjadi was-was. Yanuar berkata demikian bukan untuk menakuti April terhadap hubungan asmara yang mereka jalani.Tetapi Yanuar bilang demikian agar April dan Wahyu bersiap diri untuk menanggung risiko demi mempertahankan hubungan mereka.Yanuar menyadari tidak ada sahutan dari April maupun Wahyu. Karenanya, dia segera mengalihkan pandangannya kepada April.Perempuan itu terlihat pucat saat ini. Pandangan matanya terlihat tidak lagi sesegar sebelumnya. Mungkin saja, Yanuar menebak bahwa April takut terhadap ucapannya.“Kamu jangan salah paham dengan apa yang kukatakan. Terutama kamu, perempuan yang menjadi pasangan dari Wahyu. Aku bilang begitu agar kalian siap dengan apapun yang akan terjadi nanti,” kata Yanuar, menjelaskan maksud perkataannya.Yanuar berhenti berkata. Tidak lagi mencoba untuk menyambung kalimat yang akan keluar di bibir. Yanuar masih mengarahkan pandan

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Negosiasi Hubungan

    Belum sampai April meredakan kegugupan dalam hatinya, dia sudah melihat bahwa Yanuar menunjukkan wajah masam. Cenderung tidak menyukai jawaban yang dikatakan oleh April.“Benarkah demikian? Apa kamu sudah siap dengan konsekuensi yang akan kamu ambil jika meneruskan hubungan kalian berdua,” kata Yanuar.Bukan main-main tatapan mata Yanuar kepada April. Seakan-akan tegas menunjukkan ada rasa tidak suka dalam ucapan yang dikatakan oleh April.Sedari awal, Yanuar memang tidak menyetujui hubungan asmara yang dijalani April dengan Wahyu. Karena itulah, orang yang paling pertama menentang jalinan kasih antara putra sulungnya dengan April adalah Yanuar.Yanuar masih memandang kepada April. Perempuan yang duduk di sebelah Wahyu itu seakan-akan menegarkan diri untuk memandang kepada Yanuar, ibu kandung Wahyu.“Kalau kamu sudah siap, sebaiknya kamu lanjutkan pilihanmu itu. Tetapi aku akan berikan kesempatan bagimu untuk berpikir ulang,” kata Yanuar, menyambung kalimatnya.“Aku yakin aku bisa mem

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Di Hadapan Pihak Keluarga

    Wahyu tidak memberi balasan untuk ucapan yang baru saja April katakan. Tetapi pandangan matanya tidak juga tertuju kepada kekasih yang saat ini sedang menenangkan diri.“Sepertinya aku akan mencoba untuk menerima diriku jika nanti keluargamu tidak menerimaku,” kata April, menyambung ucapannya.Imbuhan kata dari April seolah tidak membuat hati Wahyu tersentuh. Wajahnya masih terlihat tegas, pandangannya masih terkesan kaku. Wahyu seperti enggan untuk menoleh sedikit saja kepada April.“Tenangkan dirimu dulu saja. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja,” kata Wahyu.Balasan kata yang terdengar sederhana, sangat singkat jika dihitung dari perasaan cemas yang dirasakan April. Tetapi apa boleh buat, hanya itu saja yang keluar dari bibir Wahyu.“Setenang apapun aku, jika itu berkaitan dengan hubungan asmara yang kita jalani, aku akan tetap bereaksi,” kata April, mengungkapkan perasaan keberatan yang dia rasakan.“Sudahlah, jangan terlalu serius begitu. Kamu bisa santai,” kata Wahyu.Setelah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status