Home / Urban / 30 Hari Menggapai Cinta / Pertemuan yang Disengaja

Share

Pertemuan yang Disengaja

Author: Wisya Kiehl
last update Last Updated: 2025-01-13 10:22:28

Anara terkejut dengan yang diucapkan oleh Wahyu. Tidak biasanya sang atasan menyempatkan waktu untuk berkunjung ke toko kain. Anara menaruh rasa curiga kepada atasannya, dia masih mengarahkan tatapannya kepada Wahyu.

Namun tatapan Anara malah direspon biasa oleh Wahyu. Dia tidak menganggap serius apa yang ditunjukkan oleh sikap Anara. Wahyu yang lebih memilih untuk menghabiskan makanannya, membuat Anara geram.

“Memang urusan apa yang ingin Bapak selesaikan di sana? Tidak bisakah ditunda, atau mengambil waktu lain selain hari ini,” kata Anara.

“Aku tidak ingin menundanya. Aku ingin segera menuntaskan perkara ini. Semakin ditunda, juga tidak membuahkan hasil yang bagus,” kata Wahyu, dia memberikan jawaban kepada sekretaris pribadinya.

Anara tidak lagi memberikan jawaban untuk perkataan Wahyu. Sekarang Anara mengalihkan fokusnya kepada makanan di depannya. Sepiring nasi goreng nanas masih tersisa banyak, Anara belum menghabiskannya.

Saat Anara menyantap makanannya, Wahyu hanya asyik menikmati nasi goreng nanas yang ada di piring. Beberapa menit berlalu, kini nasi goreng nanas keduanya sudah habis. Anara mengambil segelas milkshake stroberi untuk diminum.

Begitupula dengan Wahyu. Satu gelas milkshake stroberi sudah cukup untuk menghilangkan rasa haus di kerongkongan Wahyu.

“Jika sudah selesai, bagaimana kalau kita segera balik ke kantor? Apa kamu masih ingin berada di sini, jika tidak, ada baiknya kamu ikut denganku sekarang,” kata Wahyu.

“Tidak, Pak. Lebih baik kita kembali ke kantor. Akan saya siapkan berkas yang bisa Bapak pelajari untuk pertemuan dengan mitra kita nanti,” kata Anara.

“Ya, aku sudah tidak sabar untuk mempelajarinya,” kata Wahyu, dia memberikan jawaban kepada sekretaris pribadinya.

Wahyu dan Anara lekas berdiri. Mereka berjalan menuju tempat di mana mobil diparkirkan. Ketika berada di depan mobil, Wahyu dan Anara cepat masuk ke dalam. Wahyu mengemudikan mobilnya ke jalanan, sedangkan Anara hanya duduk diam di samping sang atasannya.

Beberapa menit berlalu, mereka sampai di perusahaan. Wahyu menepikan mobilnya ke tempat teduh di samping perusahaan jahit. Setelahnya, Wahyu dan Anara memutuskan untuk turun.

Wahyu berjalan di depan Anara, sedangkan Anara mengikuti langkah atasannya menuju ke dalam kantor. Mereka melalui koridor panjang kantor, hingga tiba di ruang kerja Wahyu.

Ketika ada di dalam ruangan, Anara lekas menuju ke lemari kaca tempat menyimpan berkas-berkas perusahaan. Di sana Anara mengambil satu map tebal untuk diserahkan kepada Wahyu. Tetapi sebelum itu, Anara mengisi bagian-bagian yang masih kosong agar lengkap.

“Pak, saya sudah melengkapi bagian-bagian yang kurang. Saya sudah memeriksanya, tetapi saya perlu Bapak memeriksanya lagi. Agar tidak ada kekeliruan lagi di berkas yang akan Bapak gunakan,” kata Anara.

Anara menyodorkan map tebal kepada Wahyu. Di atas meja, Wahyu menerima map tebal dari Anara. Dia membukanya, dan membaca apa-apa saja yang tertulis di dalam map tebal itu.

“Akan aku pelajari nanti. Dari tulisannya aku sudah mengerti bahwa ini adalah tentang perjanjian kerjasama dan kontrak dengan mitra kita,” kata Wahyu.

“Baik, Pak. Tapi sepertinya Bapak sedang terburu-buru. Apa mau pergi sekarang?” tanya Anara.

“Iya, aku akan pergi sekarang. Waktu berkunjung ke toko kain tidak bisa ditunda. Semoga saja masih ada waktu tersisa untuk mempelajari berkas-berkas ini,” kata Wahyu, dia memberikan jawaban untuk pertanyaan Anara.

“Ya sudah, Pak. Hati-hati di jalan,” kata Anara.

Wahyu mengangguk. Dia berbalik, dan melangkah meninggalkan ruang kerjanya. Kakinya semakin cepat melalui koridor panjang kantor. Wahyu masuk ke dalam mobil, dan mengemudikannya ke jalanan. Sepuluh menit berkendara, akhirnya Wahyu sampai di deretan pertokoan yang terletak di Jalan Kura Nomor 40.

Setelah menepikan mobilnya, Wahyu turun. Dia menuju ke toko kain yang biasa dia tinjau. Sayangnya, si pemilik toko kain tidak ada. Justru yang datang menyambut kehadirannya adalah April, putri dari pemilik toko kain.

“Aku tidak melihat bapak tua itu di sini. Ke mana dia? Apa dia tidak tahu jika aku datang untuk mengunjungi toko kainnya,” kata Wahyu, dia membuka percakapan dengan wanita di depannya.

“Bapak sedang keluar untuk mencari bahan utama membuat kain. Ada keperluan apa hingga kamu datang kemari?” tanya April, dia mengernyit.

“Aku hanya ingin membicarakan tentang bagaimana jika aku memperpanjang lagi hubungan kontrak perusahaan dengan toko ini. Kurasa lebih baik jika hanya diakhiri bulan depan,” kata Wahyu.

“Oh, begitu. Masuklah ke dalam, akan aku buatkan minuman untukmu. Jika memang begitu penting, lebih baik kamu tunggu bapak pulang,” kata April.

“Baiklah, aku akan masuk. Tapi aku tidak bisa lama, karena aku masih ada keperluan di kantor,” kata Wahyu, dia memberikan respon untuk perkataan April.

Wahyu mengikuti di belakang April. Dia masuk ke dalam toko kain, kemudian duduk di salah satu sofa tamu. April masih mengambil minuman untuk Wahyu. Dua menit setelahnya, April kembali dengan minuman di tangannya.

April menuangkan jus jeruk yang sudah dingin ke dalam gelas. Satu untuknya, dan satu lagi untuk Wahyu. April meletakkan botol jus jeruk ke atas meja, kemudian duduk di sofa tamu.

“Jadi kamu kemari hanya untuk menemui bapak? Atau ada keperluan lain yang ingin kamu sampaikan,” kata April, dia memulai percakapan dengan Wahyu.

“Tidak, aku juga ingin bertemu denganmu. Apa kamu keberatan jika aku datang untuk bertemu denganmu?” tanya Wahyu, dia mengarahkan pandangannya kepada April.

“Aku tidak keberatan. Kamu bisa datang kapan saja ke sini jika kamu mau,” kata April, dia memberikan respon untuk ucapan Wahyu.

“Tapi mungkin tidak sesering yang kamu kira. Jadi, bolehkah aku mempertanyakan pendapat bapak kamu mengenai hubungan yang aku minta beberapa hari yang lalu?” tanya Wahyu.

April terdiam. April tidak menyangka jika Wahyu justru akan mengungkit pertanyaan mengenai hubungan yang lebih intim dari sekedar teman. Pandangan April masih tertuju kepada Wahyu, tetapi bibirnya masih tertutup.

Seolah menunjukkan bahwa April masih enggan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan Wahyu. Jelas-jelas April tahu sendiri jika bapaknya masih ragu untuk membiarkan dia memiliki hubungan dengan pimpinan muda seperti Wahyu.

“Bapak tidak bilang apa-apa. Dia hanya memberikan nasihatnya mengenai hubungan yang mungkin akan kumiliki jika aku menerimamu,” kata April.

“Apa dia menolakku jika aku ingin menjalin hubungan lebih dari sekedar ini?” tanya Wahyu.

“Tidak. Bapak tidak pernah keberatan jika aku memiliki hubungan spesial dengan siapapun. Hanya saja, aku masih belum yakin jika aku harus menerima cintamu,” kata April, dia memberikan keputusan untuk pertanyaan Wahyu.

“Kamu masih meragukan kesungguhanku? Apa kamu menganggap permintaanku itu sebagai candaan bagimu, aku tidak pernah meminta seserius ini,” kata Wahyu, dia menunjukkan apa yang dirasakannya saat ini.

Related chapters

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Pembuktian Cinta

    April seketika terdiam. Dia tertegun dengan apa yang dikatakan Wahyu. Laki-laki di depannya itu menunjukkan kesan yang teramat serius. Wajahnya sangat kaku, tatapan Wahyu terlihat begitu dalam memandang kepadanya.“Aku tidak bermaksud untuk meragukan kata-katamu, Wahyu. Tapi kamu tahu sendiri bahwa menjatuhkan hati kepada orang baru bukanlah sesuatu yang mudah. Aku hanya tidak ingin salah pilih pasangan,” kata April.Wahyu mengernyit. Sedikit tidak menyangka bahwa April akan memberikan jawaban yang seperti itu. Di hadapannya, April terlihat tenang meskipun ucapannya sedikit membuatnya tersinggung.“Apa maksudmu salah pilih? Kamu mau bilang bahwa aku tidak cocok untukmu,” kata Wahyu, dia sedikit meninggikan suaranya.April terkejut. Dia tidak pernah mendengar suara tinggi seperti itu dari lelaki. Kedua mata April memandang kepada Wahyu. Wajah laki-laki yang ada di depannya terlihat begitu garang, berbeda dengan sebelumnya.Dari sinilah April mulai mengetahui sikap Wahyu yang sedikit mu

    Last Updated : 2025-01-15
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Restu dari Bapak

    Seketika pemilik toko kain mengernyit. Dia tidak menyangka jika putri satu-satunya telah menerima laki-laki di toko mereka. April juga tahu bahwa bapaknya saat ini sedang memasang wajah masam yang jelas terasa tidak mengenakkan.“Ada apa dia berurusan denganmu, April?” tanya bapak.“Wahyu hanya mempertanyakan keputusan bapak. Dia meminta kejelasan mengenai permintaannya untuk menjalin hubungan dengan April, Pak,” kata April, dia memberikan jawaban kepada bapak.“Lalu kamu jawab apa? Sepertinya pimpinan muda itu tidak menyerah untuk menjadikanmu pasangannya, April,” kata bapak, suaranya mulai terdengar tegas.“April terima Wahyu sebagai pasangan, Pak. Sebab aku melihat dia menyatakan perasaannya dengan tulus, tidak mungkin jika April menolak,” kata April.“Kamu menerimanya? Baiklah, kalau begitu biarkan bapak menemui laki-laki itu sekarang,” kata bapak.April mengangguk, dia tidak kuasa untuk menolak ucapan bapaknya. Dengan tegas si pemilik toko kain itu lekas masuk ke dalam. Dia menda

    Last Updated : 2025-01-18
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Kembali pada Pekerjaan

    April hanya bisa memandangi bapaknya dengan perasaan kesal. Dia tidak menyangka jika bapak bisa menunjukkan sikap yang begitu menyebalkan padanya. April kemudian mengalihkan pandangannya kepada Wahyu yang saat ini sudah menjadi pasangannya.“Aku tidak ingin menyembunyikan hubungan apapun dari bapak. Tapi kenapa bapak mengobrol seasyik ini dengan dia? Apa ada sesuatu yang aku lewatkan,” kata April.“Tidak ada. Kami hanya membahas masalah bisnis. Aku rasa jika aku ceritakan kepadamu, kamu juga tidak akan mengerti,” kata Wahyu, dia memberikan jawaban untuk perkataan April.“Aku akan memahaminya jika kamu ceritakan kepadaku. Tapi aku penasaran memangnya urusan bisnis apa yang kalian bicarakan?” tanya April, dia mengarahkan fokusnya kepada Wahyu.“Perpanjangan kontrak. Antara toko kain milik bapakmu dengan perusahaan jahit milikku,” kata Wahyu, dia menjawab rasa penasaran April.April seketika mengangguk. Dia kemudian kembali terdiam. April tak lagi memberikan balasan untuk perkataan Wahyu

    Last Updated : 2025-01-19
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Menguras Banyak Tenaga

    Wahyu menerima berkas yang diberikan oleh Anara. Sekretaris pribadinya itu tidak pernah gagal dalam mempersiapkan beberapa dokumen penting untuk keperluan pertemuan perusahaan. Meskipun begitu, Wahyu belum memutuskan untuk memberi jawaban terhadap perkataan Anara.Justru pandangan Wahyu tertuju kepada map yang dia buka lebar. Wahyu mencoba memahami apa-apa saja yang tertulis di dalam map bersampulkan warna kuning. Pimpinan muda itu membaca yang tertulis untuk materi pertemuan yang akan diadakan satu jam lagi.Sebaliknya, Anara masih berdiri di sebelah Wahyu. Dia memperhatikan atasannya cukup lama, seolah menunjukkan kesabarannya untuk menunggu jawaban dari Wahyu. Tetapi sayangnya, Wahyu belum juga menaruh perhatian kepadanya.“Aku sudah memahami beberapa materi yang ada di dalam berkas ini. Kira-kira nanti kita akan membahas mengenai cara mendistribusikan jahitan kain kita kepada beberapa mitra yang ada,” kata Wahyu.Setelah berkata begitu, Wahyu mengarahkan pandangannya kepada Anara.

    Last Updated : 2025-01-23
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Pulang dengan Rasa Lelah

    Wahyu mengangguk, dia merasa dapat memahami apa yang dikatakan oleh para mitranya. Tak perlu waktu lama, saat diskusi telah selesai. Wahyu menyetujui apa yang diungkapkan oleh para mitra perusahaan jahit miliknya.“Jika kalian merasa bisa untuk membantu, maka tidak ada yang salah apabila aku menyerahkan permasalahan ini kepada kalian,” kata Wahyu.“Ya, untuk itu kamu tidak perlu khawatir. Kami sebagai rekan kerjasama perusahaan jahit Anarta bersedia membantu untuk mendapatkan kenalan pendistribusian,” kata mitra lain.Setelah menghasilkan kesepakatan, pertemuan siang itu selesai. Beberapa pekerja dan mitra sudah meninggalkan ruang pertemuan. Begitupula dengan Wahyu dan Anara yang sedang berjalan menuju ke ruangan kerja Wahyu.Meskipun pertemuan menghasilkan keputusan yang sesuai dengan keinginan Wahyu, tetapi masih saja ada yang mengganjal pikiran pemimpin muda itu. Dia tidak sedang memikirkan bagaimana keberlangsungan para mitra dalam mencari kenalan untuk mendistribusikan jahitan ka

    Last Updated : 2025-02-02
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Menghabiskan Malam tanpa Diduga

    “Kamu sudah selesai?” tanya Wahyu.Anara mengangguk. Tatapan matanya tertuju kepada Wahyu. Pimpinan muda yang saat ini sedang bersedia untuk menunggu dirinya. Anara yang semula memasang wajah datar, kini mengembangkan senyuman di bibirnya.“Kita bisa berangkat sekarang, Pak. Saya sudah selesai dan siap untuk pulang bersama Bapak,” kata Anara.“Baiklah. Jalanlah di belakangku, jangan jauh-jauh menjaga jarak denganku,” kata Wahyu.Setelah melihat anggukan dari Anara, Wahyu mengambil langkah lebih dahulu di depan. Dia meninggalkan ruangan kerjanya. Sedangkan di belakang, Anara mengikuti langkah Wahyu untuk menuju ke mobil.Sesampainya di depan mobil, Wahyu membukakan pintu untuk Anara. Setelah mengembangkan senyum dan mengarahkan pandangan kepada pimpinannya, Anara masuk ke dalam mobil. Wahyu menutup pintu dan berputar arah untuk masuk ke sisi lain mobil.Ketika berada di dalam, Wahyu lekas mengemudikan mobil ke jalanan. Wahyu memilih untuk fokus kepada arah jalan. Sepanjang jalan hanya

    Last Updated : 2025-02-03
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Jelang Hari Esok

    Setelah beberapa jam berlalu, segelas frozen martini telah habis. Wahyu merasa lega untuk menghabiskan malam minggu bersama Anara. Dia menoleh dan melihat ke arah jam tangan, tak terasa jika waktu sudah berubah.Jarum jam di pergelangan tangannya menunjukkan sembilan malam. Wahyu menoleh kepada Anara, dan menyadari bahwa sekretaris pribadinya masih duduk tegak di samping.“Apa kamu mau pulang sekarang?” tanya Wahyu.Anara menoleh kepada Wahyu. Pandangan matanya masih jernih menunjukkan bahwa dia saat ini masih belum mengantuk. Anara melebarkan senyum di bibirnya.“Saya sih belum mengantuk, Pak. Belum terlalu ingin pulang. Tapi jika Bapak ingin mengantarkan saya pulang saat ini, maka saya tidak keberatan,” kata Anara.“Kalau begitu, lebih baik aku antar kamu pulang sekarang. Hari akan semakin larut, aku takut jika kamu sampai di rumah terlalu malam,” kata Wahyu.“Baik, Pak,” kata Anara, dia memberikan balasan untuk pemimpin mudanya.Ketika Wahyu berdiri, Anara ikut berdiri. Wahyu berja

    Last Updated : 2025-02-06
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Bicara Restu

    “Anak teman mama? Saat ini aku tidak ingin berkenalan dengan wanita manapun. Aku sudah menjalin hubungan dengan April. Jadi aku hanya ingin mempertahankan hubungan yang sudah aku miliki dengan dia, Ma,” kata Wahyu.Meskipun Wahyu sudah mengutarakan maksud hatinya, tetapi Yanuar tetap menunjukkan ekspresi wajah yang begitu datar. Terlihat sekali jika Yanuar tidak menyukai hubungan yang dijalin antara anak sulungnya dengan gadis dari toko kain.“Tidak, tidak. Aku tidak mau putra pertama dari keluarga ini menjalin hubungan dengan gadis biasa seperti dia,” kata Yanuar.Wahyu terdiam seketika. Setelah mendengar ucapan Yanuar, Wahyu merasa seperti tidak bisa berkata-kata lagi. Jangankan untuk membalas ucapan mamanya, untuk menolak saja Wahyu sudah tidak bisa.“Gadis biasa bagaimana, Ma? April adalah wanita baik yang bisa membuatku jatuh cinta,” kata Wahyu, dia mengutarakan maksud hatinya untuk membela April di depan Yanuar.“Aku tahu jika perempuan itu yang telah membuat kamu mabuk kepayang

    Last Updated : 2025-02-08

Latest chapter

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Setelah Pulang di Rumah

    Sepanjang jalan hanya diisi oleh diam. Tidak ada satupun di antara mereka bertiga yang ingin memecah keheningan. Di antara sunyi, Wahyu memutuskan untuk menyalakan radio mobil. Seperti biasa, dia akan memutar musik yang bisa meramaikan suasana.“Kamu suka lagu ini, sayang?” tanya Wahyu kepada April.April menoleh kepada Wahyu. Dia tidak lekas memberi balasan untuk pertanyaan kekasihnya, tetapi lebih kepada mendengarkan musik yang sedang diputar oleh Wahyu.“Lagu apa ini? Aku tidak pernah tahu sebelumnya,” kata April, dia mengutarakan keluguannya.“Semacam lagu orang yang sedang jatuh cinta. Dia ingin menjalin komitmen bersama pasangannya,” kata Wahyu, dia memberi tanggapan kepada April.“Judulnya? Artinya bagus sekali, tapi aku belum pernah mendengarkan lagu ini,” kata April.Wahyu diam beberapa saat. Dia tidak serta merta memberi jawaban untuk April. Tetapi pandangannya kali ini tertuju kepada jalanan.“Sepertinya judul lagu ini I Love You, sayang,” kata Wahyu, dia memberi jawaban ak

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Diantarkan Pulang

    “Tidak masalah. Aku harap kamu tidak menaruh rasa curiga kepadaku. Minumlah milkshake yang sudah aku pesankan untukmu,” kata Anara, dia mengimbuhkan kalimat untuk berbicara dengan April.“Ya, terima kasih karena kamu peduli padaku. Aku akan meminumnya setelah ini,” kata April, dia memberi balasan untuk Anara.Anara menunjukkan senyum lebar di bibirnya. Terlihat sorot mata yang terkesan begitu damai. Tetapi tidak dapat menghapus perasaan tidak nyaman di dalam benak April.April memalingkan pandangan. Dia menunduk untuk memperhatikan satu gelas milkshake stroberi yang ada di dekatnya. Warna merah muda yang terlihat menyegarkan membuat April tidak punya pilihan untuk meminumnya.Akhirnya, April mengambil segelas milkshake tersebut dan menyeruputnya melalui sedotan. Baru beberapa kali teguk saja, April sudah merasakan kesegaran dari milkshake yang dia minum.Rasa stroberi dicampur susu yang dikocok membuat minuman yang dia minum menjadi lebih menggugah selera. April begitu tenang, minuman

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Keraguan di Antara Cinta

    Wahyu tidak bisa berkata apa-apa selain hanya menerima kebaikan hati Anara. Dalam hatinya, Wahyu tidak menaruh perasaan curiga kepada Anara. Dia hanya menganggap bahwa Anara memang sedang berbaik hati kali ini.Setelah melebarkan senyum di bibir, Wahyu menyaksikan Anara berbalik. Dia pergi meninggalkan Wahyu bersama pasangan.Ketika tidak ada lagi Anara di dekat mereka, Wahyu memalingkan pandangan kepada April. Perempuan yang berwajah teduh itu saat ini masih sabar menunggu perhatian Wahyu.“Maaf jika waktu kita berdua sempat tersela karena kehadiran Anara,” kata Wahyu.April mengangguk, bibirnya mengulam senyum dengan indah. Tetapi April tidak memiliki perasaan yang buruk terhadap Wahyu maupun Anara.“Tidak masalah. Aku bisa memahaminya. Aku tahu jika hubungan di antara kalian berdua cukup dekat, tidak mungkin jika aku pisahkan kalian,” kata April.“Benarkah kamu tidak marah? Bukankah cukup lama aku mengabaikan kamu hanya untuk berbicara dengan Anara,” kata Wahyu, dia terlihat kaget

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Gangguan Momen Berdua

    Meskipun Wahyu sudah berkata begitu di depannya, tetap saja April tidak yakin. Wahyu memang sudah menunjukkan keseriusannya untuk mempertahankan hubungan bersama, tetapi dalam hati, April tidak percaya jika mereka bisa menyelamatkan asmara mereka.“Jika itu yang kamu inginkan, maka aku akan tetap berada di sampingmu. Aku akan menemanimu, kita berjuang bersama menghadapi semua tantangan untuk hubungan ini,” kata April.“Ya, terima kasih telah menjadi pendamping setiaku. Aku tidak tahu jika perempuan itu bukan kamu, apakah aku masih bisa percaya arti jatuh cinta,” kata Wahyu.Belum sempat April memberi jawaban, tiba-tiba saja kehadiran Anara membuat perhatian mereka teralihkan. Anara berdiri di depan mereka berdua, membuat Wahyu mengernyit.April mengalihkan pandangannya. Dia menyadari bahwa Wahyu sedang keheranan dengan kehadiran Anara. Meskipun begitu, April mencoba untuk tidak terlalu mempertanyakan apa yang sedang Wahyu pikirkan saat ini.“Ada apa hingga kamu datang kemari, Anara?”

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Rayuan Asmara Pertama

    Wahyu mendengar apa yang dikatakan April. Dia terkesima dengan kejujuran yang diungkapkan oleh kekasihnya tersebut. Meskipun cukup diakui, Wahyu tidak tersipu dengan pujian dari April.Mereka masih berdansa di bawah langit malam. Saat ini cuaca begitu bagus, tidak ada mendung yang terlihat. Bahkan di langit, bulan masih terlihat berseri ketika berdampingan dengan bintang-bintang.Dengan sorot cahaya dari lampu, perasaan April menjadi semakin jelas. Dia benar-benar telah menjatuhkan hati kepada pria yang saat ini berdansa dengannya.Masih dengan kesabaran yang tidak terkira, Wahyu memegang tangan April agar wanita itu tak menari sendirian. Sementara April memutar dan berlenggak-lenggok mengikuti irama, Wahyu terus memperhatikan perempuannya menari di bawah genggaman tangan.“Mau berhenti sejenak?” tanya Wahyu.“Berhenti menari denganmu?” ujar April, dia balik bertanya.“Kurasa kita sudah lama berdansa bersama di sini. Aku akan mengajakmu untuk menuju tempat duduk bangku yang ada di san

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Berdansa di Bawah Rembulan

    “Baik, Pak. Saya akan turun dan pesankan tempatnya,” kata Anara.Tanpa berinteraksi lagi dengan Wahyu, Anara cepat turun dari dalam mobil. Di dalam, Wahyu mengalihkan pandangan kepada April.“Kita sudah sampai, sayang. Tetaplah denganku setelah kita turun dari sini,” kata Wahyu.“Inikah tempatnya? Aku belum pernah berkunjung hingga kemari,” kata April, dengan suara lugu.“Aku tahu itu. Karenanya, aku menyarankan agar kamu tetap dekat denganku,” kata Wahyu.April mengangguk, dia telah memahami apa yang diinginkan oleh Wahyu. Seakan merasa bahagia saat ini, Wahyu mendekap tubuh April dan menariknya agar lebih dekat.Tak lama setelahnya, Wahyu mencium kening April dengan lembut. April mencoba tidak memberontak ketika berada di dekapan Wahyu.“Ayo turun sekarang. Aku jamin sekretaris pribadiku telah selesai memesan tempat untuk kita,” kata Wahyu.April dan Wahyu turun dari mobil. Sesampainya di luar, Wahyu menggenggam tangan April. Mereka berdua memasuki pintu utama vila.Hati April tiada

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Wanita Lain di Mobil

    Bapak seketika diam setelah mendengar jawaban dari April. Rasa cemas menyelimuti benak bapak, tetapi apa boleh buat bapak tidak bisa melarang April untuk pergi.Pandangan bapak pemilik toko kain itu masih tertuju kepada putri tunggalnya. Perempuan yang kini sudah menginjak usia tiga puluh itu sedang memiliki kekasih. Rasanya tidak mungkin jika April tidak jatuh cinta saat ini.“Bapak tidak mungkin melarangmu untuk pergi dengan kekasihmu itu. Karena sekarang pria itu sudah menjadikan kamu pasangan,” kata bapak.“Aku tahu, bapak. Karena itu aku meminta bapak untuk mengizinkan kami pergi bersama malam nanti,” kata April.Bapak tidak lekas memberi jawaban untuk perkataan April. Tetapi perasaan khawatir tidak dapat dia sembunyikan dari wajah. Sorot mata bapak begitu menyiratkan rasa prihatin. Bapak takut jika April akan terluka karena menjalin hubungan dengan Wahyu.“Bapak izinkan. Kamu boleh pergi dengan dia. Tapi apa boleh bapak bertanya padamu?” ujar bapak, memberi pertanyaan kepada Apr

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Pergi Berdua Malam Ini

    “Kamu ingin mengajakku berkencan?” tanya April.Wahyu mengangguk, dan melebarkan senyum di bibirnya. Mendapat perlakuan yang berbeda dari pria seperti Wahyu membuat April kaget.Tidak seperti biasa dia mendapat perlakuan yang sedikit berbeda dari pria. Apalagi sebelum ini, April belum pernah merasakan memiliki kekasih.“Ada apa? Memangnya salah jika aku mengajakmu kencan, bukankah selama menjadi pasangan kita belum pernah melakukan ini,” kata Wahyu.“Aku tidak masalah jika kamu ingin mengajakku kencan. Tetapi aku baru pertama ini pergi dengan seorang pria, kuharap kamu mengerti,” kata April, dia mengungkapkan perasaannya secara jujur.“Tidak apa-apa, sayang. Jauh sebelum denganmu, aku juga tidak memiliki wanita. Jadi aku harap kamu memahami bahwa aku bisa saja kurang baik untukmu,” kata Wahyu.“Aku akan usahakan untuk mengimbangi kamu. Tetapi aku tidak janji bahwa kamu akan senang jika berkencan denganku,” kata April.“Ya, tidak mengapa. Aku bisa memahaminya,” kata Wahyu, dia mengakhi

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Bicara Serius Sore Ini

    Setelah selesai mengecup kening, Wahyu memandang April. Kekasihnya itu masih berdiam diri, seolah tidak ingin menanggapi perilakunya yang mencoba untuk romantis.“Boleh aku masuk ke dalam? Apa bapak ada di sana,” kata Wahyu, dia mengalihkan topik pembicaraan.“Bapak ada di dalam. Tetapi sepertinya tidak keberatan jika kamu masuk ke dalam,” kata April.“Aku masuk saja. Tidak baik jika bertamu di luar seperti ini,” kata Wahyu.April mengangguk. Dia mempersilakan Wahyu untuk masuk ke dalam. Selain bergenggaman tangan, April berjalan di samping Wahyu untuk menemaninya masuk ke ruang tamu yang ada di toko.Sesampainya di ruang tamu, Wahyu lekas duduk di sofa. April menemaninya duduk di samping. Tetapi sayangnya, ada kegelisahan sendiri di hati April.Apalagi setelah mengingat ancaman dari Yanuar, tentu saja kedatangan Wahyu membuat beban tersendiri di dalam benaknya.“Apa perlu aku buatkan minuman untukmu? Kamu ingin apa,” kata April, dia menawarkan sesuatu kepada Wahyu.Saat ini pria yang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status