Home / Urban / 30 Hari Menggapai Cinta / Restu dari Bapak

Share

Restu dari Bapak

Author: Wisya Kiehl
last update Last Updated: 2025-01-18 20:40:35

Seketika pemilik toko kain mengernyit. Dia tidak menyangka jika putri satu-satunya telah menerima laki-laki di toko mereka. April juga tahu bahwa bapaknya saat ini sedang memasang wajah masam yang jelas terasa tidak mengenakkan.

“Ada apa dia berurusan denganmu, April?” tanya bapak.

“Wahyu hanya mempertanyakan keputusan bapak. Dia meminta kejelasan mengenai permintaannya untuk menjalin hubungan dengan April, Pak,” kata April, dia memberikan jawaban kepada bapak.

“Lalu kamu jawab apa? Sepertinya pimpinan muda itu tidak menyerah untuk menjadikanmu pasangannya, April,” kata bapak, suaranya mulai terdengar tegas.

“April terima Wahyu sebagai pasangan, Pak. Sebab aku melihat dia menyatakan perasaannya dengan tulus, tidak mungkin jika April menolak,” kata April.

“Kamu menerimanya? Baiklah, kalau begitu biarkan bapak menemui laki-laki itu sekarang,” kata bapak.

April mengangguk, dia tidak kuasa untuk menolak ucapan bapaknya. Dengan tegas si pemilik toko kain itu lekas masuk ke dalam. Dia menda
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Kembali pada Pekerjaan

    April hanya bisa memandangi bapaknya dengan perasaan kesal. Dia tidak menyangka jika bapak bisa menunjukkan sikap yang begitu menyebalkan padanya. April kemudian mengalihkan pandangannya kepada Wahyu yang saat ini sudah menjadi pasangannya.“Aku tidak ingin menyembunyikan hubungan apapun dari bapak. Tapi kenapa bapak mengobrol seasyik ini dengan dia? Apa ada sesuatu yang aku lewatkan,” kata April.“Tidak ada. Kami hanya membahas masalah bisnis. Aku rasa jika aku ceritakan kepadamu, kamu juga tidak akan mengerti,” kata Wahyu, dia memberikan jawaban untuk perkataan April.“Aku akan memahaminya jika kamu ceritakan kepadaku. Tapi aku penasaran memangnya urusan bisnis apa yang kalian bicarakan?” tanya April, dia mengarahkan fokusnya kepada Wahyu.“Perpanjangan kontrak. Antara toko kain milik bapakmu dengan perusahaan jahit milikku,” kata Wahyu, dia menjawab rasa penasaran April.April seketika mengangguk. Dia kemudian kembali terdiam. April tak lagi memberikan balasan untuk perkataan Wahyu

    Last Updated : 2025-01-19
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Menguras Banyak Tenaga

    Wahyu menerima berkas yang diberikan oleh Anara. Sekretaris pribadinya itu tidak pernah gagal dalam mempersiapkan beberapa dokumen penting untuk keperluan pertemuan perusahaan. Meskipun begitu, Wahyu belum memutuskan untuk memberi jawaban terhadap perkataan Anara.Justru pandangan Wahyu tertuju kepada map yang dia buka lebar. Wahyu mencoba memahami apa-apa saja yang tertulis di dalam map bersampulkan warna kuning. Pimpinan muda itu membaca yang tertulis untuk materi pertemuan yang akan diadakan satu jam lagi.Sebaliknya, Anara masih berdiri di sebelah Wahyu. Dia memperhatikan atasannya cukup lama, seolah menunjukkan kesabarannya untuk menunggu jawaban dari Wahyu. Tetapi sayangnya, Wahyu belum juga menaruh perhatian kepadanya.“Aku sudah memahami beberapa materi yang ada di dalam berkas ini. Kira-kira nanti kita akan membahas mengenai cara mendistribusikan jahitan kain kita kepada beberapa mitra yang ada,” kata Wahyu.Setelah berkata begitu, Wahyu mengarahkan pandangannya kepada Anara.

    Last Updated : 2025-01-23
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Pulang dengan Rasa Lelah

    Wahyu mengangguk, dia merasa dapat memahami apa yang dikatakan oleh para mitranya. Tak perlu waktu lama, saat diskusi telah selesai. Wahyu menyetujui apa yang diungkapkan oleh para mitra perusahaan jahit miliknya.“Jika kalian merasa bisa untuk membantu, maka tidak ada yang salah apabila aku menyerahkan permasalahan ini kepada kalian,” kata Wahyu.“Ya, untuk itu kamu tidak perlu khawatir. Kami sebagai rekan kerjasama perusahaan jahit Anarta bersedia membantu untuk mendapatkan kenalan pendistribusian,” kata mitra lain.Setelah menghasilkan kesepakatan, pertemuan siang itu selesai. Beberapa pekerja dan mitra sudah meninggalkan ruang pertemuan. Begitupula dengan Wahyu dan Anara yang sedang berjalan menuju ke ruangan kerja Wahyu.Meskipun pertemuan menghasilkan keputusan yang sesuai dengan keinginan Wahyu, tetapi masih saja ada yang mengganjal pikiran pemimpin muda itu. Dia tidak sedang memikirkan bagaimana keberlangsungan para mitra dalam mencari kenalan untuk mendistribusikan jahitan ka

    Last Updated : 2025-02-02
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Menghabiskan Malam tanpa Diduga

    “Kamu sudah selesai?” tanya Wahyu.Anara mengangguk. Tatapan matanya tertuju kepada Wahyu. Pimpinan muda yang saat ini sedang bersedia untuk menunggu dirinya. Anara yang semula memasang wajah datar, kini mengembangkan senyuman di bibirnya.“Kita bisa berangkat sekarang, Pak. Saya sudah selesai dan siap untuk pulang bersama Bapak,” kata Anara.“Baiklah. Jalanlah di belakangku, jangan jauh-jauh menjaga jarak denganku,” kata Wahyu.Setelah melihat anggukan dari Anara, Wahyu mengambil langkah lebih dahulu di depan. Dia meninggalkan ruangan kerjanya. Sedangkan di belakang, Anara mengikuti langkah Wahyu untuk menuju ke mobil.Sesampainya di depan mobil, Wahyu membukakan pintu untuk Anara. Setelah mengembangkan senyum dan mengarahkan pandangan kepada pimpinannya, Anara masuk ke dalam mobil. Wahyu menutup pintu dan berputar arah untuk masuk ke sisi lain mobil.Ketika berada di dalam, Wahyu lekas mengemudikan mobil ke jalanan. Wahyu memilih untuk fokus kepada arah jalan. Sepanjang jalan hanya

    Last Updated : 2025-02-03
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Jelang Hari Esok

    Setelah beberapa jam berlalu, segelas frozen martini telah habis. Wahyu merasa lega untuk menghabiskan malam minggu bersama Anara. Dia menoleh dan melihat ke arah jam tangan, tak terasa jika waktu sudah berubah.Jarum jam di pergelangan tangannya menunjukkan sembilan malam. Wahyu menoleh kepada Anara, dan menyadari bahwa sekretaris pribadinya masih duduk tegak di samping.“Apa kamu mau pulang sekarang?” tanya Wahyu.Anara menoleh kepada Wahyu. Pandangan matanya masih jernih menunjukkan bahwa dia saat ini masih belum mengantuk. Anara melebarkan senyum di bibirnya.“Saya sih belum mengantuk, Pak. Belum terlalu ingin pulang. Tapi jika Bapak ingin mengantarkan saya pulang saat ini, maka saya tidak keberatan,” kata Anara.“Kalau begitu, lebih baik aku antar kamu pulang sekarang. Hari akan semakin larut, aku takut jika kamu sampai di rumah terlalu malam,” kata Wahyu.“Baik, Pak,” kata Anara, dia memberikan balasan untuk pemimpin mudanya.Ketika Wahyu berdiri, Anara ikut berdiri. Wahyu berja

    Last Updated : 2025-02-06
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Bicara Restu

    “Anak teman mama? Saat ini aku tidak ingin berkenalan dengan wanita manapun. Aku sudah menjalin hubungan dengan April. Jadi aku hanya ingin mempertahankan hubungan yang sudah aku miliki dengan dia, Ma,” kata Wahyu.Meskipun Wahyu sudah mengutarakan maksud hatinya, tetapi Yanuar tetap menunjukkan ekspresi wajah yang begitu datar. Terlihat sekali jika Yanuar tidak menyukai hubungan yang dijalin antara anak sulungnya dengan gadis dari toko kain.“Tidak, tidak. Aku tidak mau putra pertama dari keluarga ini menjalin hubungan dengan gadis biasa seperti dia,” kata Yanuar.Wahyu terdiam seketika. Setelah mendengar ucapan Yanuar, Wahyu merasa seperti tidak bisa berkata-kata lagi. Jangankan untuk membalas ucapan mamanya, untuk menolak saja Wahyu sudah tidak bisa.“Gadis biasa bagaimana, Ma? April adalah wanita baik yang bisa membuatku jatuh cinta,” kata Wahyu, dia mengutarakan maksud hatinya untuk membela April di depan Yanuar.“Aku tahu jika perempuan itu yang telah membuat kamu mabuk kepayang

    Last Updated : 2025-02-08
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Bertemu Kenalan

    Seolah tidak punya pilihan lain, Wahyu mengangguk. Dia tidak bisa memberikan jawaban tidak untuk mamanya. Yanuar dikenal memiliki sifat tegas dan tidak bisa dibantah untuk setiap keinginan yang dia miliki terhadap anak-anaknya.“Sekarang kamu tidur saja. Agar besok kamu mendapat tenaga dan terlihat segar ketika bertemu dengan orang,” kata Yanuar.“Aku akan pergi ke kamar sekarang. Selamat malam, Ma,” kata Wahyu.Wahyu berbalik. Dia lekas mengambil langkah untuk menuju ke kamar. Ketika sudah berada di dalam, Wahyu menyalakan lampu. Kemudian dia membaringkan tubuh di atas ranjang, dan memejamkan kedua matanya.Setelah tertidur dengan pulas, tak ada lagi yang bisa mengusik ketenangan Wahyu. Hingga pagi menjelang, Wahyu baru terbangun ketika menyadari ada suara ketukan pintu dari luar.Wahyu membuka kedua matanya. Dia turun dari ranjang, dan berjalan membuka pintu. Di depannya, sudah berdiri Yanuar seolah menunggu kesiapan Wahyu untuk berangkat.“Kamu baru bangun? Aku kira kamu sudah bers

    Last Updated : 2025-02-12
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Kebekuan yang Kaku

    “Apa tidak masalah jika kamu kenalkan anakmu ini dengan anakku? Bukannya dia sudah memiliki pasangan,” kata Ranata.“Tidak masalah. Bahkan jika Wahyu membantahku, aku akan turun tangan langsung untuk menyuruh si April meninggalkan dia,” kata Yanuar.“Wah, tega sekali kamu. Itu anak kamu sendiri, tetapi kamu bisa berbuat sekejam itu padanya,” kata Ranata.Yanuar hanya menaikkan sebelah alisnya. Pandangannya kemudian tertuju kepada Wahyu yang sedang duduk bermain handphone. Yanuar terlihat sebal karena putra sulungnya itu tidak mempedulikan percakapan yang terjadi di antara mereka.“Untuk apa mama bawa kamu ke sini jika kamu malah sibuk bermain handphone, Wahyu?” tanya Yanuar, dengan suara tegas.Wahyu yang mendengar suara mamanya, lekas memasukkan handphone kembali ke dalam saku celana. Dia mengarahkan pandangannya kepada Yanuar yang terlihat kesal saat ini.“Memangnya apa yang mama mau dariku?” tanya Wahyu, dia menunjukkan wajah malas.“Kamu sedang bersama teman mama dan anak gadisnya

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Menanti Hari Esok

    April hanya diam setelah mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Wahyu. Tidak ada jawaban lagi yang sanggup dia katakan, selain hanya menyelipkan rambutnya di telinga.“Apalagi saat kamu tersipu seperti ini, Pril. Semakin cantik sekali di mataku,” kata Wahyu, melanjutkan pujian untuk April.“Yang kamu katakan selalu membuat hatiku berdesir. Padahal aku tahu kamu mengatakan itu bukan berasal dari dalam hatimu, kamu hanya menyanjungku. Bukan benar-benar tulus mengungkapkan kebenaran bahwa aku seperti itu,” kata April.“Kamu masih ragu? Aku tidak pernah berbohong dalam setiap ucapanku,” ujar Wahyu.“Ya sudahlah, aku percaya. Terima kasih untuk pujianmu yang bagiku terkesan berlebihan,” kata April, mengakhiri ucapannya dengan senyum kaku.Wahyu hanya menunjukkan anggukan kecil. Selebihnya, mereka lanjut menyantap tusuk daging sayur yang dibakar di atas nyala api sedang. Mereka terlihat lahap dalam menghabiskan beberapa tusuk daging sayur yang disediakan oleh restoran iglo.Selang bebe

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Menikmati Momen Malam

    Setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan April, Wahyu tidak menjawab hanya memberi senyuman. Usai melihat kerut di dahi April semakin dalam, Wahyu hanya memalingkan pandangannya.Tidak lagi memberi perhatian kepada April, tetapi tatapan matanya tertuju kepada semangkuk pudding Yorkshire. Wahyu mulai mengambil sendok dan mengiris pudding untuk dimasukkan ke dalam mulut.Sementara mengunyah, Wahyu mengalihkan tatapannya kepada April. Wanita pujaan hatinya itu sedang termangu menunggu jawaban darinya.“Apa kamu sedang menunggu balasan dariku, sayang?” tanya Wahyu.“Ya, aku menantikan kamu sebut siapa nama wanita yang menjadi sekretaris pribadimu. Aku yakin dia seorang perempuan kan,” kata April.“Namanya Anara. Perempuan itu sangat elegan dan pintar, karenanya aku menerima dia sebagai sekretaris pribadiku,” kata Wahyu, memberi tanggapan atas perkataan April.“Apa dia perempuan yang bersama kita di vila dekat taman kota itu?” tanya April, menunjukkan rasa ingin tahu yang dia rasakan.

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Kemunculan Anara sebagai Lawan

    April mencoba untuk menikmati setiap rasa yang diciptakan oleh steak jamur berkuah. Untuk saat ini, perempuan itu tidak berniat untuk mengajak Wahyu mengobrol.Memakan makanan berkuah yang masih hangat membutuhkan konsentrasi yang cukup, inilah yang membuat April memilih untuk menghabiskan makanan di mangkoknya saja.“Aku besok akan mulai masuk kerja lagi. Di kantor, aku akan sibuk dengan pekerjaanku,” kata Wahyu, suaranya memecah keheningan antara mereka.April mengarahkan tatapan matanya kepada Wahyu. Dia menyadari jika saat ini lelakinya sedang mengajaknya berbicara. April diam sementara waktu, sedangkan kedua matanya tertuju kepada diri Wahyu.“Padahal kamu tahu, aku masih ingin menghabiskan banyak waktu denganmu,” kata Wahyu, menyambung ucapannya.“Apa yang kamu risaukan, sayang? Sedangkan aku tidak keberatan walaupun kamu harus bekerja,” kata April, mengungkapkan dengan jelas yang dia pikirkan.“Kamu tidak rindu padaku jika andai aku meninggalkanmu dalam sehari?” tanya Wahyu.Te

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Kecanggungan Terasa seperti Jeda

    Wahyu yang baru saja mendengar perkataan April seketika mengatupkan bibir. Tak disangka jika ucapan yang dikatakan April padanya sungguh mengena di hati. Tentu ini membuat Wahyu benar-benar berpikir.“Memangnya kamu tidak ingin lekas menjadi pasangan sejatiku?” tanya Wahyu.Sebenarnya Wahyu tidak ingin mengelak apa yang dikatakan oleh perempuan itu. Tetapi ada hal lain yang membuat Wahyu keheranan dengan sikap kekasihnya, April.“Aku sungguh ingin. Tapi alangkah baiknya kita tidak terlalu buru-buru dalam melakukan sesuatu, apalagi ini menyangkut percintaan kita,” kata April.“Aku sanggup melakukan apa saja yang kamu ingin untuk menyatukan kita berdua segera,” kata Wahyu.Dengan segenap hati, April menggeleng. Sekali lagi, dia masih kukuh dengan apa yang sudah menjadi pendiriannya. Meskipun itu artinya harus menolak apa yang menjadi keinginan dan bujuk rayu Wahyu.Untuk saat ini, April masih terlihat tidak berpindah dari apa yang dia yakini. Walau dalam hati, dia sangat menginginkan un

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Momen Berdua yang Tidak Terlewatkan

    Setelah melakukan pembayaran, Wahyu mendapatkan kunci ruangan untuk mereka berdua. Tentu Wahyu seketika merasa puas. Dia mengarahkan pandangan ke April, perempuan itu sedang menunggu ucapannya.“Kita sudah dapatkan kunci pintu untuk ruangannya. Mau ke sana sekarang?” tanya Wahyu.“Iya, untuk apa juga kita berlama-lama di sini,” kata April, memberi tanggapan atas pertanyaan yang diberikan Wahyu untuknya.Wahyu mengiyakan ucapan April. Setelahmnya mereka pergi bersama menuju ruangan nomor 42 yang sudah tertera di kunci yang dibawa Wahyu.Sesampainya di ruangan bernomor 42, Wahyu lekas membuka pintu dengan kunci di tangannya. Setelah pintu terbuka, Wahyu menggandeng tangan April dan mengajaknya untuk masuk bersama.Ketika April sudah berada di dalam ruangan, Wahyu menutup pintu ruangan. Selebihnya, Wahyu mengajak April untuk duduk di dekat perapian. Di sana terdapat tempat duduk melingkar dengan bagian tengah dihiasi dengan bundaran sebagai tempat api.“Serius kamu belum pernah ke sini s

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Keintiman yang Menenangkan

    Begitu senang Wahyu mendengar ucapan April. Akhirnya kekasihnya itu mau menemaninya untuk pergi menuju restoran iglo. Bukan main girangnya karena Wahyu merasa ada wanita kesayangannya yang mau mendampinginya.Bibir Wahyu melengkungkan senyuman. Tiada terkira kebahagiaannya kali ini. Selain restu yang akhirnya mereka dapatkan, dia juga berhasil mempertahankan hubungan mesra dengan April.Wanita yang sudah membuat Wahyu jatuh cinta. Belum pernah laki-laki muda itu merasakan cinta seindah ini, tentu April telah membawa kebahagiaan sendiri di hati Wahyu.Setelah memandang pada binar mata April yang terlihat begitu jernih, Wahyu melenyapkan senyuman. Wahyu tidak lagi mengarahkan pandangan kepada April, melainkan beralih pandang kepada papa dan mama.“Kalau kalian mau merayakannya sekarang, sebaiknya segera pergi. Terlalu lama, akan semakin larut malam,” kata Yanuar, coba memberikan saran.“Itulah yang ingin aku katakan pada kalian. Aku dan kekasihku ingin pamit sebentar dari sini. Kami aka

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Merayakan Kebahagiaan Berdua

    Setelah mendengar ucapan Yanuar, April tidak lagi memberi balasan. Bibir merah mudanya itu tertutup rapat, seakan-akan tidak ingin bicara lagi.Tetapi meskipun begitu, pandangan April tertuju kepada ibu kandung Wahyu. Perempuan yang sudah menginjak sekitar usia lima puluhan itu rupanya terlihat tidak nyaman.April mengerti kegundahan yang dirasakan oleh Yanuar, karenanya dia tidak ingin banyak bicara lagi sekarang. Lebih baik April mengarahkan perhatian kepada aneka kue ringan yang ada di atas meja tamu.“Bagaimana mungkin pemilik toko kain itu menyetujui hubungan kalian berdua? Bukankah dia mengerti bahwa antara kita telah menjadi rekan bisnis, rasanya janggal jika membolehkan anak-anak kita berpacaran,” kata Yanuar.Seketika April melebarkan senyuman. Terlihat sekali jika April tetap bersikap tenang meskipun Yanuar menunjukkan rasa keheranan akan keputusan bapaknya.“Bapak tahu kalau aku dan Wahyu saling mencintai. Wahyu sendiri-lah yang meminta izin agar bisa menjadi pasanganku kep

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Bahagia Bersama

    Setelah mendengar ucapan papa, Wahyu terlihat begitu lega. Terasa membahagiakan baginya untuk mendengar bahwa hubungannya dengan April disetujui kedua orang tuanya.Izin dari papa dan mama-lah yang diinginkan Wahyu dari dulu. Tiada perasaan yang tak bahagia begitu Wahyu mendapatkan apa yang dia inginkan sejak lama. Sekarang hatinya menjadi lebih ringan.Senyuman jelas tampak di raut muka pria muda itu. Sorot matanya berbinar cerah seperti pancaran kegembiraan yang terasa di dalam hati.“Papa mengizinkan agar aku memacari April, Pa?” tanya Wahyu.“Ya, kalian boleh memiliki ikatan secara resmi bersama. Asalkan tidak meninggalkan kewajibanmu sebagai seorang pimpinan di perusahaan kita,” kata Yuarta.“Aku senang sekali mendengarnya. Tidak menyangka jika papa akhirnya memberikan izin untuk kami berdua,” kata Wahyu.Yanuar melihat putra sulungnya tersenyum senang. Kebahagiaan yang terlihat di wajahnya seolah tidak bisa dibendung maupun ditahan lagi. Wahyu memang cukup gembira saat ini.“Ber

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Akhirnya Disetujui

    Begitu mendengar perkataan Yanuar, April tertegun. Wajahnya menjadi tegang, tak lebih karena ada hal yang membuatnya menjadi was-was. Yanuar berkata demikian bukan untuk menakuti April terhadap hubungan asmara yang mereka jalani.Tetapi Yanuar bilang demikian agar April dan Wahyu bersiap diri untuk menanggung risiko demi mempertahankan hubungan mereka.Yanuar menyadari tidak ada sahutan dari April maupun Wahyu. Karenanya, dia segera mengalihkan pandangannya kepada April.Perempuan itu terlihat pucat saat ini. Pandangan matanya terlihat tidak lagi sesegar sebelumnya. Mungkin saja, Yanuar menebak bahwa April takut terhadap ucapannya.“Kamu jangan salah paham dengan apa yang kukatakan. Terutama kamu, perempuan yang menjadi pasangan dari Wahyu. Aku bilang begitu agar kalian siap dengan apapun yang akan terjadi nanti,” kata Yanuar, menjelaskan maksud perkataannya.Yanuar berhenti berkata. Tidak lagi mencoba untuk menyambung kalimat yang akan keluar di bibir. Yanuar masih mengarahkan pandan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status