Home / Urban / 30 Hari Menggapai Cinta / Kebekuan yang Kaku

Share

Kebekuan yang Kaku

Author: Wisya Kiehl
last update Last Updated: 2025-02-12 20:53:35

“Apa tidak masalah jika kamu kenalkan anakmu ini dengan anakku? Bukannya dia sudah memiliki pasangan,” kata Ranata.

“Tidak masalah. Bahkan jika Wahyu membantahku, aku akan turun tangan langsung untuk menyuruh si April meninggalkan dia,” kata Yanuar.

“Wah, tega sekali kamu. Itu anak kamu sendiri, tetapi kamu bisa berbuat sekejam itu padanya,” kata Ranata.

Yanuar hanya menaikkan sebelah alisnya. Pandangannya kemudian tertuju kepada Wahyu yang sedang duduk bermain handphone. Yanuar terlihat sebal karena putra sulungnya itu tidak mempedulikan percakapan yang terjadi di antara mereka.

“Untuk apa mama bawa kamu ke sini jika kamu malah sibuk bermain handphone, Wahyu?” tanya Yanuar, dengan suara tegas.

Wahyu yang mendengar suara mamanya, lekas memasukkan handphone kembali ke dalam saku celana. Dia mengarahkan pandangannya kepada Yanuar yang terlihat kesal saat ini.

“Memangnya apa yang mama mau dariku?” tanya Wahyu, dia menunjukkan wajah malas.

“Kamu sedang bersama teman mama dan anak gadisnya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Rencana Bertemu April

    Wahyu tertegun setelah mendengar ancaman dari Yanuar. Tidak seperti biasa, mamanya itu mengucapkan kata-kata dengan suara yang begitu tegas. Tatapan Wahyu masih tertuju kepada Yanuar, berharap semoga saja dia membatalkan ancaman kepada April.“Mama ini bicara apa sih. Aku tidak mau mama melukai April, dia itu sudah menjadi kekasihku. Jelas saja jika dia akan menjadi tanggung jawabku jika terjadi apa-apa padanya,” kata Wahyu.“Aku tidak ingin kamu membantah keinginanku, Wahyu. Apa yang aku inginkan, harus kamu ikuti. Atau jika tidak, kamu akan menanggung akibatnya. Aku begini karena aku tahu yang terbaik untukmu,” kata Yanuar.Wahyu memalingkan pandangannya dari Yanuar. Dia mencoba untuk tidak lagi mempedulikan perkataan mamanya. Meskipun dalam hati, Wahyu merasa khawatir jika akan terjadi sesuatu pada April.Tak ada lagi percakapan yang terjadi di meja nomor 44. Antara Wahyu dengan Anara hanya saling diam, sibuk memikirkan hal-hal lain dalam kepala. Sedangkan Yanuar dan Ranata memilih

    Last Updated : 2025-02-15
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Ada yang Berbeda

    “Bisa-bisanya kamu menemui wanita itu dan memilih untuk menurunkan mama di rumah. Padahal, aku masih ada banyak urusan yang ingin dibicarakan denganmu,” kata Yanuar.“Maafkan aku. Tetapi aku lebih memilih untuk menemui April karena hal yang harus kubahas lebih penting,” kata Wahyu.Wahyu menutup kaca mobil. Tak lagi menghiraukan keberadaan Yanuar, dia langsung mengemudikan mobilnya ke jalanan.Keputusannya untuk menemui April sudah tidak bisa ditunda. Meskipun Yanuar telah melarangnya untuk menghampiri wanita tersebut.Wahyu berhenti di perempatan jalan, lampu merah menghalangi keinginannya untuk terus berkendara menuju ke toko kain. Selama menunggu lampu menyala hijau, perasaan Wahyu berubah menjadi gelisah.Rasanya ingin sekali segera sampai di tempat April. Tetapi tidak mungkin baginya untuk menerjang lampu yang masih menyala merah.Sedangkan itu di toko kain, April merapikan peralatan dan kain-kain yang dipajang di lemari kaca. Dia tidak tahu sama sekali jika Wahyu akan menghampir

    Last Updated : 2025-02-18
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Bicara Serius Sore Ini

    Setelah selesai mengecup kening, Wahyu memandang April. Kekasihnya itu masih berdiam diri, seolah tidak ingin menanggapi perilakunya yang mencoba untuk romantis.“Boleh aku masuk ke dalam? Apa bapak ada di sana,” kata Wahyu, dia mengalihkan topik pembicaraan.“Bapak ada di dalam. Tetapi sepertinya tidak keberatan jika kamu masuk ke dalam,” kata April.“Aku masuk saja. Tidak baik jika bertamu di luar seperti ini,” kata Wahyu.April mengangguk. Dia mempersilakan Wahyu untuk masuk ke dalam. Selain bergenggaman tangan, April berjalan di samping Wahyu untuk menemaninya masuk ke ruang tamu yang ada di toko.Sesampainya di ruang tamu, Wahyu lekas duduk di sofa. April menemaninya duduk di samping. Tetapi sayangnya, ada kegelisahan sendiri di hati April.Apalagi setelah mengingat ancaman dari Yanuar, tentu saja kedatangan Wahyu membuat beban tersendiri di dalam benaknya.“Apa perlu aku buatkan minuman untukmu? Kamu ingin apa,” kata April, dia menawarkan sesuatu kepada Wahyu.Saat ini pria yang

    Last Updated : 2025-02-26
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Pergi Berdua Malam Ini

    “Kamu ingin mengajakku berkencan?” tanya April.Wahyu mengangguk, dan melebarkan senyum di bibirnya. Mendapat perlakuan yang berbeda dari pria seperti Wahyu membuat April kaget.Tidak seperti biasa dia mendapat perlakuan yang sedikit berbeda dari pria. Apalagi sebelum ini, April belum pernah merasakan memiliki kekasih.“Ada apa? Memangnya salah jika aku mengajakmu kencan, bukankah selama menjadi pasangan kita belum pernah melakukan ini,” kata Wahyu.“Aku tidak masalah jika kamu ingin mengajakku kencan. Tetapi aku baru pertama ini pergi dengan seorang pria, kuharap kamu mengerti,” kata April, dia mengungkapkan perasaannya secara jujur.“Tidak apa-apa, sayang. Jauh sebelum denganmu, aku juga tidak memiliki wanita. Jadi aku harap kamu memahami bahwa aku bisa saja kurang baik untukmu,” kata Wahyu.“Aku akan usahakan untuk mengimbangi kamu. Tetapi aku tidak janji bahwa kamu akan senang jika berkencan denganku,” kata April.“Ya, tidak mengapa. Aku bisa memahaminya,” kata Wahyu, dia mengakhi

    Last Updated : 2025-02-26
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Wanita Lain di Mobil

    Bapak seketika diam setelah mendengar jawaban dari April. Rasa cemas menyelimuti benak bapak, tetapi apa boleh buat bapak tidak bisa melarang April untuk pergi.Pandangan bapak pemilik toko kain itu masih tertuju kepada putri tunggalnya. Perempuan yang kini sudah menginjak usia tiga puluh itu sedang memiliki kekasih. Rasanya tidak mungkin jika April tidak jatuh cinta saat ini.“Bapak tidak mungkin melarangmu untuk pergi dengan kekasihmu itu. Karena sekarang pria itu sudah menjadikan kamu pasangan,” kata bapak.“Aku tahu, bapak. Karena itu aku meminta bapak untuk mengizinkan kami pergi bersama malam nanti,” kata April.Bapak tidak lekas memberi jawaban untuk perkataan April. Tetapi perasaan khawatir tidak dapat dia sembunyikan dari wajah. Sorot mata bapak begitu menyiratkan rasa prihatin. Bapak takut jika April akan terluka karena menjalin hubungan dengan Wahyu.“Bapak izinkan. Kamu boleh pergi dengan dia. Tapi apa boleh bapak bertanya padamu?” ujar bapak, memberi pertanyaan kepada Apr

    Last Updated : 2025-02-26
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Berdansa di Bawah Rembulan

    “Baik, Pak. Saya akan turun dan pesankan tempatnya,” kata Anara.Tanpa berinteraksi lagi dengan Wahyu, Anara cepat turun dari dalam mobil. Di dalam, Wahyu mengalihkan pandangan kepada April.“Kita sudah sampai, sayang. Tetaplah denganku setelah kita turun dari sini,” kata Wahyu.“Inikah tempatnya? Aku belum pernah berkunjung hingga kemari,” kata April, dengan suara lugu.“Aku tahu itu. Karenanya, aku menyarankan agar kamu tetap dekat denganku,” kata Wahyu.April mengangguk, dia telah memahami apa yang diinginkan oleh Wahyu. Seakan merasa bahagia saat ini, Wahyu mendekap tubuh April dan menariknya agar lebih dekat.Tak lama setelahnya, Wahyu mencium kening April dengan lembut. April mencoba tidak memberontak ketika berada di dekapan Wahyu.“Ayo turun sekarang. Aku jamin sekretaris pribadiku telah selesai memesan tempat untuk kita,” kata Wahyu.April dan Wahyu turun dari mobil. Sesampainya di luar, Wahyu menggenggam tangan April. Mereka berdua memasuki pintu utama vila.Hati April tiada

    Last Updated : 2025-02-28
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Rayuan Asmara Pertama

    Wahyu mendengar apa yang dikatakan April. Dia terkesima dengan kejujuran yang diungkapkan oleh kekasihnya tersebut. Meskipun cukup diakui, Wahyu tidak tersipu dengan pujian dari April.Mereka masih berdansa di bawah langit malam. Saat ini cuaca begitu bagus, tidak ada mendung yang terlihat. Bahkan di langit, bulan masih terlihat berseri ketika berdampingan dengan bintang-bintang.Dengan sorot cahaya dari lampu, perasaan April menjadi semakin jelas. Dia benar-benar telah menjatuhkan hati kepada pria yang saat ini berdansa dengannya.Masih dengan kesabaran yang tidak terkira, Wahyu memegang tangan April agar wanita itu tak menari sendirian. Sementara April memutar dan berlenggak-lenggok mengikuti irama, Wahyu terus memperhatikan perempuannya menari di bawah genggaman tangan.“Mau berhenti sejenak?” tanya Wahyu.“Berhenti menari denganmu?” ujar April, dia balik bertanya.“Kurasa kita sudah lama berdansa bersama di sini. Aku akan mengajakmu untuk menuju tempat duduk bangku yang ada di san

    Last Updated : 2025-03-01
  • 30 Hari Menggapai Cinta   Gangguan Momen Berdua

    Meskipun Wahyu sudah berkata begitu di depannya, tetap saja April tidak yakin. Wahyu memang sudah menunjukkan keseriusannya untuk mempertahankan hubungan bersama, tetapi dalam hati, April tidak percaya jika mereka bisa menyelamatkan asmara mereka.“Jika itu yang kamu inginkan, maka aku akan tetap berada di sampingmu. Aku akan menemanimu, kita berjuang bersama menghadapi semua tantangan untuk hubungan ini,” kata April.“Ya, terima kasih telah menjadi pendamping setiaku. Aku tidak tahu jika perempuan itu bukan kamu, apakah aku masih bisa percaya arti jatuh cinta,” kata Wahyu.Belum sempat April memberi jawaban, tiba-tiba saja kehadiran Anara membuat perhatian mereka teralihkan. Anara berdiri di depan mereka berdua, membuat Wahyu mengernyit.April mengalihkan pandangannya. Dia menyadari bahwa Wahyu sedang keheranan dengan kehadiran Anara. Meskipun begitu, April mencoba untuk tidak terlalu mempertanyakan apa yang sedang Wahyu pikirkan saat ini.“Ada apa hingga kamu datang kemari, Anara?”

    Last Updated : 2025-03-08

Latest chapter

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Nasihat dari sang Kekasih

    April menjumpai bapak yang sedang duduk santai di kursi seperti biasanya. Sementara pandangan bapak menghadap ke depan menunggu pembeli datang. April memutuskan menghampiri bapak yang sedang menjaga toko kain.“Bapak, aku akan pergi dengan Wahyu ke perusahaan miliknya. Semoga bapak mengizinkan kami berangkat bersama,” kata April.“Ya, pergilah dengan dia. Kekasihmu itu pasti sudah menunggu kamu sedari tadi,” kata Wahyu.“Aku mungkin tidak akan lama pergi dengannya, bapak. Mungkin sekitar jam tiga sore aku akan diantar pulang oleh dia,” kata April, mengucapkan secara jujur apa yang akan terjadi.“Bapak tidak keberatan kamu pergi bersama pasanganmu. Meskipun kalian pulang agak malam, bapak percaya bahwa kekasihmu tidak akan menelantarkan kamu,” kata bapak.“Terima kasih untuk rasa percaya bapak pada kami berdua. Itu tidak akan terhitung jumlahnya, bapak,” kata April, membalas kebaikan bapak.Bapak hanya memasang senyuman tipis di bibir. Wajahnya menjadi lebih berseri dibanding sebelumny

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Menghias Diri dengan Anggun

    Bapak menunjukkan seraut senyum tipis saat melihat April senang. Kata-kata sederhana yang keluar dari putrinya tersebut seakan membuat hatinya lega pagi ini.“Tentu saja kamu kenyang, Pril. Satu piring nasi goreng lengkap dengan telur sudah kamu habiskan,” kata bapak, mengimbangi percakapan dengan April.“Kalau begitu, bapak. Biarkan aku membersihkan tubuhku setelah ini. Aku harus bersiap-siap sebelum Wahyu datang kemari,” ujar April, membalas ucapan bapak.“Jika itu yang menurutmu terbaik, maka lakukanlah. Bapak hanya bisa mendukung setiap perbuatan yang sudah kamu pikirkan matang-matang,” kata bapak.April menunjukkan sedikit anggukan lemah kepada bapak. Setelahnya, April beranjak meninggalkan ruang makan untuk menuju ke kamar mandi. Pagi ini rasanya seluruh badannya pegal, butuh sedikit air hangat untuk meleraikan penat yang terasa.April sudah masuk ke dalam kamar mandi. Langsung saja dia menyalakan shower dan memilih air hangat untuk mandi pagi ini. Setelah air hangat keluar dari

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Menyambut Pagi Ini

    April tidak bicara sama sekali. Tetapi tatapan matanya tertuju kepada bapak dengan kaku. Tidak ada lagi yang bisa dia katakan di hadapan bapak, selain hanya menutup bibir.“Aku harap Ibu Yanuar tidak memancing keributan dengan bapak. Semoga kedatangannya dapat membawa kabar baik untuk bapak dan hubungan kami,” kata April.Ya, bapak juga berharap seperti itu. Ibu Yanuar tidak pernah dengan sengaja berkunjung ke toko kain ini selain membicarakan hal-hal penting,” kata bapak.April memberi anggukan kecil di hadapan bapak. Setelahnya, perempuan itu mengambil satu cangkir teh hangat untuk dia minum. Rasa hangat dari teh yang dibuat bapak cukup membuat tubuh April menjadi nyaman di malam sedingin ini.“Bagaimana rasa teh yang bapak buat, Pril?” tanya bapak.“Lumayan, bapak. Tidak terlalu manis, dan cukup pas. Apa bapak meraciknya tanpa gula?” tanya April.“Sesendok saja sudah cukup, Nak. Tidak perlu terlalu banyak,” kata bapak, memberi jawaban untuk putrinya.“Pantas saja rasanya tidak mani

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Mempersiapkan Diri

    Seketika sampai di kamar, April menghadapkan tubuhnya di depan cermin. Cermin besar yang sanggup memantulkan bayang dirinya. April lekas mengambil pakaian tidur, dan kembali menatap pada permukaan cermin.Perempuan itu menyadari betapa lelahnya wajah dia saat ini. Mata yang keduanya mulai berkantung, membuat April tersadar bahwa tidur adalah pilihan terbaik.Tetapi sayang, meskipun wajahnya sudah kusut, April belum ingin memejamkan mata. Masih ada banyak hal yang terlintas dalam pikiran dia.April masih tidak yakin jika begitu pagi datang Wahyu akan menjemputnya. Apalagi untuk menginjakkan kakinya di lantai perusahaan jahit milik keluarga Anarta.Bukan tidak sudi, tetapi lebih kepada sadar diri. Wanita seperti dirinya hanya bisa berada di posisi sebatas anak dari pemilik toko kain. Syukur-syukur kalau menjadi rekan bisnis dari Jahitan Anarta.April menghela cukup dalam. Rasanya dada begitu sesak untuk hanya memikirkan hal sepele seperti ini. Sekali lagi pandangan matanya tertuju ke ce

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Menanti Hari Esok

    April hanya diam setelah mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Wahyu. Tidak ada jawaban lagi yang sanggup dia katakan, selain hanya menyelipkan rambutnya di telinga.“Apalagi saat kamu tersipu seperti ini, Pril. Semakin cantik sekali di mataku,” kata Wahyu, melanjutkan pujian untuk April.“Yang kamu katakan selalu membuat hatiku berdesir. Padahal aku tahu kamu mengatakan itu bukan berasal dari dalam hatimu, kamu hanya menyanjungku. Bukan benar-benar tulus mengungkapkan kebenaran bahwa aku seperti itu,” kata April.“Kamu masih ragu? Aku tidak pernah berbohong dalam setiap ucapanku,” ujar Wahyu.“Ya sudahlah, aku percaya. Terima kasih untuk pujianmu yang bagiku terkesan berlebihan,” kata April, mengakhiri ucapannya dengan senyum kaku.Wahyu hanya menunjukkan anggukan kecil. Selebihnya, mereka lanjut menyantap tusuk daging sayur yang dibakar di atas nyala api sedang. Mereka terlihat lahap dalam menghabiskan beberapa tusuk daging sayur yang disediakan oleh restoran iglo.Selang bebe

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Menikmati Momen Malam

    Setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan April, Wahyu tidak menjawab hanya memberi senyuman. Usai melihat kerut di dahi April semakin dalam, Wahyu hanya memalingkan pandangannya.Tidak lagi memberi perhatian kepada April, tetapi tatapan matanya tertuju kepada semangkuk pudding Yorkshire. Wahyu mulai mengambil sendok dan mengiris pudding untuk dimasukkan ke dalam mulut.Sementara mengunyah, Wahyu mengalihkan tatapannya kepada April. Wanita pujaan hatinya itu sedang termangu menunggu jawaban darinya.“Apa kamu sedang menunggu balasan dariku, sayang?” tanya Wahyu.“Ya, aku menantikan kamu sebut siapa nama wanita yang menjadi sekretaris pribadimu. Aku yakin dia seorang perempuan kan,” kata April.“Namanya Anara. Perempuan itu sangat elegan dan pintar, karenanya aku menerima dia sebagai sekretaris pribadiku,” kata Wahyu, memberi tanggapan atas perkataan April.“Apa dia perempuan yang bersama kita di vila dekat taman kota itu?” tanya April, menunjukkan rasa ingin tahu yang dia rasakan.

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Kemunculan Anara sebagai Lawan

    April mencoba untuk menikmati setiap rasa yang diciptakan oleh steak jamur berkuah. Untuk saat ini, perempuan itu tidak berniat untuk mengajak Wahyu mengobrol.Memakan makanan berkuah yang masih hangat membutuhkan konsentrasi yang cukup, inilah yang membuat April memilih untuk menghabiskan makanan di mangkoknya saja.“Aku besok akan mulai masuk kerja lagi. Di kantor, aku akan sibuk dengan pekerjaanku,” kata Wahyu, suaranya memecah keheningan antara mereka.April mengarahkan tatapan matanya kepada Wahyu. Dia menyadari jika saat ini lelakinya sedang mengajaknya berbicara. April diam sementara waktu, sedangkan kedua matanya tertuju kepada diri Wahyu.“Padahal kamu tahu, aku masih ingin menghabiskan banyak waktu denganmu,” kata Wahyu, menyambung ucapannya.“Apa yang kamu risaukan, sayang? Sedangkan aku tidak keberatan walaupun kamu harus bekerja,” kata April, mengungkapkan dengan jelas yang dia pikirkan.“Kamu tidak rindu padaku jika andai aku meninggalkanmu dalam sehari?” tanya Wahyu.Te

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Kecanggungan Terasa seperti Jeda

    Wahyu yang baru saja mendengar perkataan April seketika mengatupkan bibir. Tak disangka jika ucapan yang dikatakan April padanya sungguh mengena di hati. Tentu ini membuat Wahyu benar-benar berpikir.“Memangnya kamu tidak ingin lekas menjadi pasangan sejatiku?” tanya Wahyu.Sebenarnya Wahyu tidak ingin mengelak apa yang dikatakan oleh perempuan itu. Tetapi ada hal lain yang membuat Wahyu keheranan dengan sikap kekasihnya, April.“Aku sungguh ingin. Tapi alangkah baiknya kita tidak terlalu buru-buru dalam melakukan sesuatu, apalagi ini menyangkut percintaan kita,” kata April.“Aku sanggup melakukan apa saja yang kamu ingin untuk menyatukan kita berdua segera,” kata Wahyu.Dengan segenap hati, April menggeleng. Sekali lagi, dia masih kukuh dengan apa yang sudah menjadi pendiriannya. Meskipun itu artinya harus menolak apa yang menjadi keinginan dan bujuk rayu Wahyu.Untuk saat ini, April masih terlihat tidak berpindah dari apa yang dia yakini. Walau dalam hati, dia sangat menginginkan un

  • 30 Hari Menggapai Cinta   Momen Berdua yang Tidak Terlewatkan

    Setelah melakukan pembayaran, Wahyu mendapatkan kunci ruangan untuk mereka berdua. Tentu Wahyu seketika merasa puas. Dia mengarahkan pandangan ke April, perempuan itu sedang menunggu ucapannya.“Kita sudah dapatkan kunci pintu untuk ruangannya. Mau ke sana sekarang?” tanya Wahyu.“Iya, untuk apa juga kita berlama-lama di sini,” kata April, memberi tanggapan atas pertanyaan yang diberikan Wahyu untuknya.Wahyu mengiyakan ucapan April. Setelahmnya mereka pergi bersama menuju ruangan nomor 42 yang sudah tertera di kunci yang dibawa Wahyu.Sesampainya di ruangan bernomor 42, Wahyu lekas membuka pintu dengan kunci di tangannya. Setelah pintu terbuka, Wahyu menggandeng tangan April dan mengajaknya untuk masuk bersama.Ketika April sudah berada di dalam ruangan, Wahyu menutup pintu ruangan. Selebihnya, Wahyu mengajak April untuk duduk di dekat perapian. Di sana terdapat tempat duduk melingkar dengan bagian tengah dihiasi dengan bundaran sebagai tempat api.“Serius kamu belum pernah ke sini s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status