Share

61 Pengorbanan

Satu jam lamanya Naren diam dalam posisinya. Lama-lama ia lelah juga. Tapi ia tidak bisa menurunkan kewaspadaannya. Atau mungkin Brama tidak akan datang? Tidak mungkin. Buat apa dia membuat seisi villa teler kalau bukan karena ingin datang ke villa.

Saat itu lah Naren mendengar derit pintu. Saat pintu di hadapannya terbuka, sosok Brama muncul. Bekas luka yang sempat ia berikan untuk laki-laki itu sudah hampir pudar walau masih ada beberapa lebam kebiruan di sekitar matanya.

"Lama juga ya. Padahal udah dari tadi semua orang nggak sadar." Naren menatap Brama tanpa rasa gentar sedikit pun. "Oh, atau sengaja? Sampai kamu yakin kalau semua orang yang ada di sini nggak akan terbangun untuk mencegah niat busukmu?"

Brama terkekeh. Kini ia sama sekali tidak merasa takut dengan Naren. Ia hanya ingin segera menuntaskan dendamnya kepada Rhea dan kepada laki-laki di hadapannya yang dengan jemawa menantangnya. "Sebuah kehormatan bagi saya, Pak Naren mau menyambut saya seperti ini. Yaah, walaupun se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status