HAPPY READING!!!
'Bau Hujan,'
»«
"Sekarang zaman udah canggih, Gas!" Kali ini Ana membalikkan kata-kata yang tadi diucapkan Egas untuk dirinya.
"Gimana Lo bisa tau?" Tanya Egas, tenang
"Mata gue dimana-mana, kali!" Remeh Ana.
"Iya, gue leader Viper yang ke-15." Jelas Egas.
Ana bertepuk tangan. "hebat, Lo!" Pujinya.
"Hebat?" Kekeh Egas. "Thanks!"
"Gue denger-denger, Viper buat Onar lagi? Di area sekolah, tepatnya didepan sekolah SMAN 12?" Tebak Ana sambil menggulir latar ponselnya.
Egas berpikir dan menggeleng, dia tidak mengingat gengnya pernah melakukan onar
HAPPY READING!!!'Laki-laki, yang dipegang itu omongannya.'»«Ana keluar dari dalam ruangan yang memang dari awal dibangun untuknya. Dia kini sudah mengganti pakaiannya yang basah tadi dengan pakaian miliknya yang memang sudah di taruh ya disana.Ana menutup resleting Sling bag-nya lalu melangkahkan kakinya menghampiri teman-temannya yang sudah berkumpul. "Bang, gue balik, ya! Nyokap gue udah nyuruh pulang soalnya." Pamitnya ke Rendy yang sedang asik menonton televisi didepannya. "Padahal udah nyuruh dari tadi sih," lanjutnya dalam hati."Yaudah," sahut Rendy enteng. "Lll USA kita ada rapat lagi, jangan lupa." Peringatnya."Yaaa." sahut Ana."Kalian gak mau pulang?" Tanya Ana ke keenam temannya di sana."Lo tadi kesini naik apa?" Buk
HAPPY READING!!!'Saya gak mau anak saya cuma sebagai sebatas penjaga jodoh orang.'»«"Maaf om, saya mau bicara, boleh?" Izin Egas ke Nata."Bicaralah." Sahut Nata."Duduk, duduk. Biar Enak ngobrolnya." Suruh Okta ke Egas yang masih berdiri di tempatnya, lalu lelaki itu duduk dan berhadapan langsung dengan Nata yang berstatus papahnya Ana."Kalo gitu saya ke--""Maaf Tan, kalo bisa Tante denger juga?""Yaudah." Okta duduk disebelah Nata dan kini menatap remaja lelaki yang entah akan membicarakan hal apa pada mereka."Langsung ke intinya. Walaupun saya baru terbilang singkat kenal dengan Ana. Saya sudah menyukainya. Sangat amat menyukai. Kalau boleh saya meminta izin. Apa boleh saya ajak Ana berpacara
HAPPY READING!!!"kamu bedain kemiri sama ketumbar aja belum bisa. Masa udah sok-sokan mau pacaran?"»«Disaat yang bersamaan, Ana yang sedang meminum minumannya sambil melihat kearah teman-temannya yang sedang mengobrol dengan Anggun, tiba-tiba tangannya ditarik seseorang ke arah dapur."Woy-- Astaghfirullah, si mamah! Kirain siapa." Ana mengelus dadanya saat hampir saja memukul wajah mamahnya yang menarik tangannya barusan.Mamahnya berdehem pelan. "Mamah mau nanya.""Ya?""Kamu suka cowok?" Mendengar Pertanyaan mamahnya, membuat Ana menganga heran. "Suka lah, kan Ana masih normal. Astaghfirullah, si mamah!" Jawab Ana cepat."Bukan gitu maksudnya! Maksud mamah itu, kamu lagi ada cowok yang ditaksir gak? Cowok yang kamu suk
HAPPY READING!!!'Jangan cuma bilang suka, sayang, atau cinta doang, Tapi abis itu anak orang di ghosting, bodoh!'»«Disaat sedang asik dengan tontonannya, dering ponsel membuatnya mengalihkan pandangannya ke ponselnya yang bergetar terdapat notifikasi chat yang masuk. Saat melihatnya chat itu dari Kafi. Tanpa pikir panjang, tanpa menjeda tontonannya, Ana membalas chat dari Kafi.Kafi Kafi|| Na...Kafi|| Masih bangun, kan?Ana||
HAPPY READING!!!'ditampar dengan kenyataan yang ada.'»«Anggun membukakan pintu dan melihat siapa yang datang pagi-pagi begini. "Iya, maaf cari siapa ya?" Tanyanya saat pintu terbuka lebar.Seketika Anggun terdiam saat melihat lelaki hadapannya. Lelaki yang waktu itu tidak sengaja menabraknya di lorong. Masih terus memasang senyum diwajahnya, Anggun kembali bertanya. "Maaf, cari siapa ya, kak?" Tanyanya lagi, namun kini menggunakan embel-embel 'kak'Lelaki dihadapan Anggun itu—Egas, dia menatap ke depan dan melihat Anggun "Oh, sorry, Ana nya ada?" Tanya Egas."Kak Ana? Ada, tunggu ya kak, biar aku panggilin dulu," kata Anggun. "Oh iya, maaf kakak siapa ya?""Egas." Anggun mengangguk lalu masuk kedalam rumah, menghampiri Ana dan kemudian berkata. "Kak Ana, ada kak Egas di
HAPPY READING!!!'Kalo sampe gue baper sama Lo, tanggung jawab ya, Lo?'»«Dilain tempat, dengan sudah mengenakan seragam sekolahnya, Zidan sedang asik memakan baksonya. Sembari menghabiskan waktunya menunggu sang ibu tercinta yang sedang berbelanja di pasar tradisional sejak pukul setengah tujuh lalu sampai saya ini belum selesai juga.'emak gue ngerumpi dulu kali, ya? lama bener?' pikir Zidan."Baguslah kalo lama," tawanya. "Males juga, gue." Lanjutnya.Zidan melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan. Bakso yang dipesannya sudah habis beberapa menit yang lalu, untuk menghabiskan waktu, dia memainkan ponselnya, terus menscroll Layar ponselnya yang menampilkan aplikasi Instagram Yang tampak sepi. Tidak ada notifikasi sama sekali. 'gini nih nasib jomblo,' pikir
HAPPY READING!!!!'lagi latihan mati?'»«Zidan merengut kesal, padahal dia baru saja sampai ke sekolah, tapi malah disuruh mengerjakan hukuman Ana, yaitu menulis seribu kalimat permintaan maaf, yang sebentar lagi akan selesai. Sedangkan Kafi baru saja pergi karena dia dipanggil oleh guru kesiswaan.Zidan beranjak dari tempatnya dan berdiri di sebelah Ana yang sedang tertidur lelap. Dia sedikit membungkukkan badannya dan berbisik di telinga Ana. "Na, ada Zoro nih, datang kesini bawain Lo martabak," katanya pelan sambil menahan tawanya.Ana membuka matanya pelan. "Zoro?" Gumamnya. Seketika mata Ana melotot dan diapun memukul kencang lengan Zidan dihadapannya. PLAK! "Ngibul banget Lo, sialan!" Sewot Ana menatap Zidan sewot.Zidan tertawa melihat ekspresi Ana, "haha, anjir! Berca
HAPPY READING!!!'Awalnya aja pura-pura nolak. Akhirnya beneran jadi sayang kan,'»«Ana menyeret ketiga temannya itu ke taman rumah sakit yang kebetulan sedang sepi. Dia kembali melihat kedalam tas, lagi dan lagi membuatnya mengumpat pelan. 'shit!'"Kalian diem dulu." Kesalnya. Dia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang."Hal-"Ana dengan cepat memotongnya. "Suruh tim PB ke tempat gue sekarang. Dalam waktu dua menit-- ah, enggak! Kalo bisa, satu menit, harus udah disini. Beberapa orang aja. Jangan buat keributan ataupun kepanikan. Ngerti?" Ujarny to the point."Siap!"SAMBUNGAN TELEPONNYA TERPUTUS.Tanpa menunggu lama, empat Anggota Domino yang memang termasuk tim PB *Penjinak Bom. Datang kehadapan Ana, dan melakukan tuga