HAPPY READING!!!
'Awalnya aja pura-pura nolak. Akhirnya beneran jadi sayang kan,'
Ana menyeret ketiga temannya itu ke taman rumah sakit yang kebetulan sedang sepi. Dia kembali melihat kedalam tas, lagi dan lagi membuatnya mengumpat pelan. 'shit!'
"Kalian diem dulu." Kesalnya. Dia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
"Hal-"
Ana dengan cepat memotongnya. "Suruh tim PB ke tempat gue sekarang. Dalam waktu dua menit-- ah, enggak! Kalo bisa, satu menit, harus udah disini. Beberapa orang aja. Jangan buat keributan ataupun kepanikan. Ngerti?" Ujarny to the point.
"Siap!"
SAMBUNGAN TELEPONNYA TERPUTUS.
Tanpa menunggu lama, empat Anggota Domino yang memang termasuk tim PB *Penjinak Bom. Datang kehadapan Ana, dan melakukan tuga
HAPPY READING!!! 'ada bidadari di depan mata,' »« Kini semua mata memandang ke arah Ana, ya semuanya. Termasuk teman-temannya juga, dengan tatapan tak bersalah mereka justru menatap Ana. Sedangkan Ana? Dia membuang muka ke sembarang arah, menghindari tatapan horor dari semuanya, terutama kedua orang tuanya yang kini menatapnya horor. "Febriana Aurelie. Ngomong." Tegas mamahnya. Ana menghela nafasnya panjang, lalu menjelaskan semuanya. Beberapa saat kemudian, semua orang tua mereka yang mendengar tertegun mendengar penjelasan Ana. Ternyata mereka sudah salah sangka. Dan segera meminta maaf. "Oh begitu..." Gumam semuanya. "Sekarang udah jelaskan, jadi matanya bisa biasa aja kan?" Sindirnya. "Maaf, kami salah sangka duluan." Ana mengangguk.
HAPPY READING!!!Kalau laki-laki udah main tangan, apa lagi sama perempuan perempuan. Yakin aja, kalo itu orang bukan laki-laki. Mungkin banci:>»«"ANJIR... ANJIR.. ANJIR... WOYYY, GUE ABIS KETEMU BIDADARI, ANJIR! CANTIK BANGET ANJIM!" Heboh Zeldan Saat tiba di tempat teman-temannya berkumpul. sedangkan Langit langsung masuk kedalam ruangan, menghampiri papinya.Kafi melempar botol air mineral kosong ke arah Zeldan, "berisik anjir! Ini rumah sakit, kalo Lo lupa." Tegasnya."Bodo amat, yang penting tadi gue abis ketemu bidadari cantik, parah!!!" Hebohnya menghiraukan ucapan Kafi."Cewek?" Mendengar Pertanyaan Egas membuat Zeldan menghela nafasnya, kemudian mengangguk. "Iya lah, ya kali laki?" Sahutnya."Lo pikir gue udah belok heh?!" Sewotnya, membuat semuanya disana tertawa. "Santa
HAPPY READING!!!'Kami cuma teman, ya.. cuma teman'»«Egas menghentikan motornya di sebuah halaman rumah sederhana, dia melepas helmnya dan menengok ke arah Ana yang baru saja sampai, dan memarkirkan motor Vespa putihnya di sebelah motor maticnya."Ayo, masuk." Ajak Egas, tersenyum tipis ke arah Ana."Rumah siapa?" Tanya Ana"Gue." Egas melangkahkan kakinya, menghampiri seorang perempuan berhijab, paruh baya yang kini sedang menunggunya didepan pintu sambil tersenyum hangat ke arahnya dan juga Ana. "Assalamualaikum, Bun." Egas menyalami tangan Bundanya."Walaikumsalam." Jawab Bundanya. "Egas," panggil Bundanya."Dia siapa?" Tanyanya pelan ke arah Ana yang kini melangkahkan kakinya menghampiri mereka."Dia..""Assalamualaikum, Bu." Uca
HAPPY READING!!!' siap-siap buat mati langsung di tangan gue'»«Ana meringis pelan saat kakinya diurut Egas. Walaupun begitu, dia tetap sok-sokan memasang ekspresi datar, yang membuat Egas memandangnya kesal. "Gak usah sok kuat." Sindirnya."Emang kuat," ketus Ana."Tipu," Cibir Egas.Ponsel Ana berdering kencang, membuat perdebatan kecil itu terhenti, dan Ana melemparkan pandangannya ke ponselnya.BAREN CALLING...Ana mengambil ponselnya dan menerima telponnya."Ya, ada apaan bang?" Sahut Ana."Ke polres. Budi di tangkep." Ujar Rendy to the point. Yang membua
HAPPY READING!!!'mamah... Hamil?'»«Di markas Domino, Ana berdiri diatas podium, dengan mengenakan jaket yang terpasang dikedua bahunya, dia menatap datar satu persatu Anggotanya yang sudah lebih dulu bergidik ngeri saat melihat tatapan Ana."Diantara kalian semua.... Apa ada yang sama seperti Budi?" Tanya Ana. Anggota Domino disana diam, termasuk juga Rendy dan teman-temannya yang berada disana."Saya tanya. Apa diantara kalian ada yang seperti Budi? Mengkonsumsi narkoba?" Tegas Ana membuat semuanya menggeleng cepat. "Kalo emang ada, maju kedepan tanpa harus disuruh. Biar langsung gue lempar ke kantor polisi." Sinis nya."Tidak ada, leader!" Jawab anggota Domino.Ana menghela nafasnya panjang. "Kalo emang kalian lagi ada masalah, bisa cerita, bisa curhat satu sama lain. Jangan malah
HAPPY READING!!!'Iya-- sayang. Sayang kalo rusak, cicilannya belum lunas soalnya'»«Motor Zidan yang tadinya melaju sedang, bahkan bisa terbilang lambat, kini terbaring mengenaskan di aspal hanya karena melihat seekor kucing lewat. Dari pada menabraknya, Zidan justru membelokkan stang motornya, dan berakhirlah dia dan Ana terjatuh dari motornya karena menabrak pohon. Beruntung mereka kini sama-sama mengenakan helm, jadi kepala mereka bisa terbilang aman.Zidan bangun dan melihat sekeliling.Sepi.Dia hanya melihat motornya yang tergeletak di aspal. 'motor gue, mana belom lunas lagi, cicilannya,' pikir Zidan miris.Zidan melepas helmnya dan melihat sekeliling, mencari Ana ya ternyata tergeletak tak jauh dari tempatnya. Dengan cepat ia menghampiri perempuan ya
HAPPY READING!!!'Jangan baper cuma sama ketikan, bodoh!'»«Disini Egas berada, di dalam dapur dirumah Anta, berniat mengambil minum dan Snack untuk dirinya dan juga teman-temannya yang sedang berkumpul dikamar Anta.Egas merogoh saku celananya, mengambil ponselnya saat merasakan ponselnya bergetar, menandakan ada notifikasi masuk.Candra|| besok jangan lupa, boss!!Egas|| ya.Sebelum menyimpan ponselnya, ia mencari kontak seseorang dan mengetikkan pesan lalu mengirimkannya. Egas|| istirahat.
HAPPY READING!!'Mulut Lo emang ngomong begitu. Tapi dihati Lo lain lagi, kan?'»«Selesai latihan, Ana sedikit menjauh dari teman-temannya, lalu menerima telpon yang masuk ke ponselnya."Ya?""Masalah satu anggota geng Derwis yang Lo tahan waktu itu..." Terdengar suara Rendy disebrang sana"Terus? Dia masih gak mau ngomong?""Ya begitu.. dia masih gak mau ngomong siapa leadernya. Gimana nih?""Biar gue aja. Nanti gue kesana." Ucapnya lalu menutup teleponnya Secara sepihak.Zidan menengok, "Kenapa?" Tanyanya."Gak ada." Jawabnya sambil beranjak dari tempatnya. "Abis ini gue mau ke markas, ada urusan."Egas ikut beranjak dari tempatnya, "gue... Duluan, ada urusan soalnya," pamitnya.