HAPPY READING!!!
'Kalo sampe gue baper sama Lo, tanggung jawab ya, Lo?'
Dilain tempat, dengan sudah mengenakan seragam sekolahnya, Zidan sedang asik memakan baksonya. Sembari menghabiskan waktunya menunggu sang ibu tercinta yang sedang berbelanja di pasar tradisional sejak pukul setengah tujuh lalu sampai saya ini belum selesai juga.
'emak gue ngerumpi dulu kali, ya? lama bener?' pikir Zidan.
"Baguslah kalo lama," tawanya. "Males juga, gue." Lanjutnya.
Zidan melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan. Bakso yang dipesannya sudah habis beberapa menit yang lalu, untuk menghabiskan waktu, dia memainkan ponselnya, terus menscroll Layar ponselnya yang menampilkan aplikasi Instagram Yang tampak sepi. Tidak ada notifikasi sama sekali. 'gini nih nasib jomblo,' pikir
HAPPY READING!!!!'lagi latihan mati?'»«Zidan merengut kesal, padahal dia baru saja sampai ke sekolah, tapi malah disuruh mengerjakan hukuman Ana, yaitu menulis seribu kalimat permintaan maaf, yang sebentar lagi akan selesai. Sedangkan Kafi baru saja pergi karena dia dipanggil oleh guru kesiswaan.Zidan beranjak dari tempatnya dan berdiri di sebelah Ana yang sedang tertidur lelap. Dia sedikit membungkukkan badannya dan berbisik di telinga Ana. "Na, ada Zoro nih, datang kesini bawain Lo martabak," katanya pelan sambil menahan tawanya.Ana membuka matanya pelan. "Zoro?" Gumamnya. Seketika mata Ana melotot dan diapun memukul kencang lengan Zidan dihadapannya. PLAK! "Ngibul banget Lo, sialan!" Sewot Ana menatap Zidan sewot.Zidan tertawa melihat ekspresi Ana, "haha, anjir! Berca
HAPPY READING!!!'Awalnya aja pura-pura nolak. Akhirnya beneran jadi sayang kan,'»«Ana menyeret ketiga temannya itu ke taman rumah sakit yang kebetulan sedang sepi. Dia kembali melihat kedalam tas, lagi dan lagi membuatnya mengumpat pelan. 'shit!'"Kalian diem dulu." Kesalnya. Dia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang."Hal-"Ana dengan cepat memotongnya. "Suruh tim PB ke tempat gue sekarang. Dalam waktu dua menit-- ah, enggak! Kalo bisa, satu menit, harus udah disini. Beberapa orang aja. Jangan buat keributan ataupun kepanikan. Ngerti?" Ujarny to the point."Siap!"SAMBUNGAN TELEPONNYA TERPUTUS.Tanpa menunggu lama, empat Anggota Domino yang memang termasuk tim PB *Penjinak Bom. Datang kehadapan Ana, dan melakukan tuga
HAPPY READING!!! 'ada bidadari di depan mata,' »« Kini semua mata memandang ke arah Ana, ya semuanya. Termasuk teman-temannya juga, dengan tatapan tak bersalah mereka justru menatap Ana. Sedangkan Ana? Dia membuang muka ke sembarang arah, menghindari tatapan horor dari semuanya, terutama kedua orang tuanya yang kini menatapnya horor. "Febriana Aurelie. Ngomong." Tegas mamahnya. Ana menghela nafasnya panjang, lalu menjelaskan semuanya. Beberapa saat kemudian, semua orang tua mereka yang mendengar tertegun mendengar penjelasan Ana. Ternyata mereka sudah salah sangka. Dan segera meminta maaf. "Oh begitu..." Gumam semuanya. "Sekarang udah jelaskan, jadi matanya bisa biasa aja kan?" Sindirnya. "Maaf, kami salah sangka duluan." Ana mengangguk.
HAPPY READING!!!Kalau laki-laki udah main tangan, apa lagi sama perempuan perempuan. Yakin aja, kalo itu orang bukan laki-laki. Mungkin banci:>»«"ANJIR... ANJIR.. ANJIR... WOYYY, GUE ABIS KETEMU BIDADARI, ANJIR! CANTIK BANGET ANJIM!" Heboh Zeldan Saat tiba di tempat teman-temannya berkumpul. sedangkan Langit langsung masuk kedalam ruangan, menghampiri papinya.Kafi melempar botol air mineral kosong ke arah Zeldan, "berisik anjir! Ini rumah sakit, kalo Lo lupa." Tegasnya."Bodo amat, yang penting tadi gue abis ketemu bidadari cantik, parah!!!" Hebohnya menghiraukan ucapan Kafi."Cewek?" Mendengar Pertanyaan Egas membuat Zeldan menghela nafasnya, kemudian mengangguk. "Iya lah, ya kali laki?" Sahutnya."Lo pikir gue udah belok heh?!" Sewotnya, membuat semuanya disana tertawa. "Santa
HAPPY READING!!!'Kami cuma teman, ya.. cuma teman'»«Egas menghentikan motornya di sebuah halaman rumah sederhana, dia melepas helmnya dan menengok ke arah Ana yang baru saja sampai, dan memarkirkan motor Vespa putihnya di sebelah motor maticnya."Ayo, masuk." Ajak Egas, tersenyum tipis ke arah Ana."Rumah siapa?" Tanya Ana"Gue." Egas melangkahkan kakinya, menghampiri seorang perempuan berhijab, paruh baya yang kini sedang menunggunya didepan pintu sambil tersenyum hangat ke arahnya dan juga Ana. "Assalamualaikum, Bun." Egas menyalami tangan Bundanya."Walaikumsalam." Jawab Bundanya. "Egas," panggil Bundanya."Dia siapa?" Tanyanya pelan ke arah Ana yang kini melangkahkan kakinya menghampiri mereka."Dia..""Assalamualaikum, Bu." Uca
HAPPY READING!!!' siap-siap buat mati langsung di tangan gue'»«Ana meringis pelan saat kakinya diurut Egas. Walaupun begitu, dia tetap sok-sokan memasang ekspresi datar, yang membuat Egas memandangnya kesal. "Gak usah sok kuat." Sindirnya."Emang kuat," ketus Ana."Tipu," Cibir Egas.Ponsel Ana berdering kencang, membuat perdebatan kecil itu terhenti, dan Ana melemparkan pandangannya ke ponselnya.BAREN CALLING...Ana mengambil ponselnya dan menerima telponnya."Ya, ada apaan bang?" Sahut Ana."Ke polres. Budi di tangkep." Ujar Rendy to the point. Yang membua
HAPPY READING!!!'mamah... Hamil?'»«Di markas Domino, Ana berdiri diatas podium, dengan mengenakan jaket yang terpasang dikedua bahunya, dia menatap datar satu persatu Anggotanya yang sudah lebih dulu bergidik ngeri saat melihat tatapan Ana."Diantara kalian semua.... Apa ada yang sama seperti Budi?" Tanya Ana. Anggota Domino disana diam, termasuk juga Rendy dan teman-temannya yang berada disana."Saya tanya. Apa diantara kalian ada yang seperti Budi? Mengkonsumsi narkoba?" Tegas Ana membuat semuanya menggeleng cepat. "Kalo emang ada, maju kedepan tanpa harus disuruh. Biar langsung gue lempar ke kantor polisi." Sinis nya."Tidak ada, leader!" Jawab anggota Domino.Ana menghela nafasnya panjang. "Kalo emang kalian lagi ada masalah, bisa cerita, bisa curhat satu sama lain. Jangan malah
HAPPY READING!!!'Iya-- sayang. Sayang kalo rusak, cicilannya belum lunas soalnya'»«Motor Zidan yang tadinya melaju sedang, bahkan bisa terbilang lambat, kini terbaring mengenaskan di aspal hanya karena melihat seekor kucing lewat. Dari pada menabraknya, Zidan justru membelokkan stang motornya, dan berakhirlah dia dan Ana terjatuh dari motornya karena menabrak pohon. Beruntung mereka kini sama-sama mengenakan helm, jadi kepala mereka bisa terbilang aman.Zidan bangun dan melihat sekeliling.Sepi.Dia hanya melihat motornya yang tergeletak di aspal. 'motor gue, mana belom lunas lagi, cicilannya,' pikir Zidan miris.Zidan melepas helmnya dan melihat sekeliling, mencari Ana ya ternyata tergeletak tak jauh dari tempatnya. Dengan cepat ia menghampiri perempuan ya