HAPPY READING!!!
"kamu bedain kemiri sama ketumbar aja belum bisa. Masa udah sok-sokan mau pacaran?"
»«
"Woy-- Astaghfirullah, si mamah! Kirain siapa." Ana mengelus dadanya saat hampir saja memukul wajah mamahnya yang menarik tangannya barusan.
Mamahnya berdehem pelan. "Mamah mau nanya."
"Ya?"
"Kamu suka cowok?" Mendengar Pertanyaan mamahnya, membuat Ana menganga heran. "Suka lah, kan Ana masih normal. Astaghfirullah, si mamah!" Jawab Ana cepat.
"Bukan gitu maksudnya! Maksud mamah itu, kamu lagi ada cowok yang ditaksir gak? Cowok yang kamu suk
HAPPY READING!!!'Jangan cuma bilang suka, sayang, atau cinta doang, Tapi abis itu anak orang di ghosting, bodoh!'»«Disaat sedang asik dengan tontonannya, dering ponsel membuatnya mengalihkan pandangannya ke ponselnya yang bergetar terdapat notifikasi chat yang masuk. Saat melihatnya chat itu dari Kafi. Tanpa pikir panjang, tanpa menjeda tontonannya, Ana membalas chat dari Kafi.Kafi Kafi|| Na...Kafi|| Masih bangun, kan?Ana||
HAPPY READING!!!'ditampar dengan kenyataan yang ada.'»«Anggun membukakan pintu dan melihat siapa yang datang pagi-pagi begini. "Iya, maaf cari siapa ya?" Tanyanya saat pintu terbuka lebar.Seketika Anggun terdiam saat melihat lelaki hadapannya. Lelaki yang waktu itu tidak sengaja menabraknya di lorong. Masih terus memasang senyum diwajahnya, Anggun kembali bertanya. "Maaf, cari siapa ya, kak?" Tanyanya lagi, namun kini menggunakan embel-embel 'kak'Lelaki dihadapan Anggun itu—Egas, dia menatap ke depan dan melihat Anggun "Oh, sorry, Ana nya ada?" Tanya Egas."Kak Ana? Ada, tunggu ya kak, biar aku panggilin dulu," kata Anggun. "Oh iya, maaf kakak siapa ya?""Egas." Anggun mengangguk lalu masuk kedalam rumah, menghampiri Ana dan kemudian berkata. "Kak Ana, ada kak Egas di
HAPPY READING!!!'Kalo sampe gue baper sama Lo, tanggung jawab ya, Lo?'»«Dilain tempat, dengan sudah mengenakan seragam sekolahnya, Zidan sedang asik memakan baksonya. Sembari menghabiskan waktunya menunggu sang ibu tercinta yang sedang berbelanja di pasar tradisional sejak pukul setengah tujuh lalu sampai saya ini belum selesai juga.'emak gue ngerumpi dulu kali, ya? lama bener?' pikir Zidan."Baguslah kalo lama," tawanya. "Males juga, gue." Lanjutnya.Zidan melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan. Bakso yang dipesannya sudah habis beberapa menit yang lalu, untuk menghabiskan waktu, dia memainkan ponselnya, terus menscroll Layar ponselnya yang menampilkan aplikasi Instagram Yang tampak sepi. Tidak ada notifikasi sama sekali. 'gini nih nasib jomblo,' pikir
HAPPY READING!!!!'lagi latihan mati?'»«Zidan merengut kesal, padahal dia baru saja sampai ke sekolah, tapi malah disuruh mengerjakan hukuman Ana, yaitu menulis seribu kalimat permintaan maaf, yang sebentar lagi akan selesai. Sedangkan Kafi baru saja pergi karena dia dipanggil oleh guru kesiswaan.Zidan beranjak dari tempatnya dan berdiri di sebelah Ana yang sedang tertidur lelap. Dia sedikit membungkukkan badannya dan berbisik di telinga Ana. "Na, ada Zoro nih, datang kesini bawain Lo martabak," katanya pelan sambil menahan tawanya.Ana membuka matanya pelan. "Zoro?" Gumamnya. Seketika mata Ana melotot dan diapun memukul kencang lengan Zidan dihadapannya. PLAK! "Ngibul banget Lo, sialan!" Sewot Ana menatap Zidan sewot.Zidan tertawa melihat ekspresi Ana, "haha, anjir! Berca
HAPPY READING!!!'Awalnya aja pura-pura nolak. Akhirnya beneran jadi sayang kan,'»«Ana menyeret ketiga temannya itu ke taman rumah sakit yang kebetulan sedang sepi. Dia kembali melihat kedalam tas, lagi dan lagi membuatnya mengumpat pelan. 'shit!'"Kalian diem dulu." Kesalnya. Dia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang."Hal-"Ana dengan cepat memotongnya. "Suruh tim PB ke tempat gue sekarang. Dalam waktu dua menit-- ah, enggak! Kalo bisa, satu menit, harus udah disini. Beberapa orang aja. Jangan buat keributan ataupun kepanikan. Ngerti?" Ujarny to the point."Siap!"SAMBUNGAN TELEPONNYA TERPUTUS.Tanpa menunggu lama, empat Anggota Domino yang memang termasuk tim PB *Penjinak Bom. Datang kehadapan Ana, dan melakukan tuga
HAPPY READING!!! 'ada bidadari di depan mata,' »« Kini semua mata memandang ke arah Ana, ya semuanya. Termasuk teman-temannya juga, dengan tatapan tak bersalah mereka justru menatap Ana. Sedangkan Ana? Dia membuang muka ke sembarang arah, menghindari tatapan horor dari semuanya, terutama kedua orang tuanya yang kini menatapnya horor. "Febriana Aurelie. Ngomong." Tegas mamahnya. Ana menghela nafasnya panjang, lalu menjelaskan semuanya. Beberapa saat kemudian, semua orang tua mereka yang mendengar tertegun mendengar penjelasan Ana. Ternyata mereka sudah salah sangka. Dan segera meminta maaf. "Oh begitu..." Gumam semuanya. "Sekarang udah jelaskan, jadi matanya bisa biasa aja kan?" Sindirnya. "Maaf, kami salah sangka duluan." Ana mengangguk.
HAPPY READING!!!Kalau laki-laki udah main tangan, apa lagi sama perempuan perempuan. Yakin aja, kalo itu orang bukan laki-laki. Mungkin banci:>»«"ANJIR... ANJIR.. ANJIR... WOYYY, GUE ABIS KETEMU BIDADARI, ANJIR! CANTIK BANGET ANJIM!" Heboh Zeldan Saat tiba di tempat teman-temannya berkumpul. sedangkan Langit langsung masuk kedalam ruangan, menghampiri papinya.Kafi melempar botol air mineral kosong ke arah Zeldan, "berisik anjir! Ini rumah sakit, kalo Lo lupa." Tegasnya."Bodo amat, yang penting tadi gue abis ketemu bidadari cantik, parah!!!" Hebohnya menghiraukan ucapan Kafi."Cewek?" Mendengar Pertanyaan Egas membuat Zeldan menghela nafasnya, kemudian mengangguk. "Iya lah, ya kali laki?" Sahutnya."Lo pikir gue udah belok heh?!" Sewotnya, membuat semuanya disana tertawa. "Santa
HAPPY READING!!!'Kami cuma teman, ya.. cuma teman'»«Egas menghentikan motornya di sebuah halaman rumah sederhana, dia melepas helmnya dan menengok ke arah Ana yang baru saja sampai, dan memarkirkan motor Vespa putihnya di sebelah motor maticnya."Ayo, masuk." Ajak Egas, tersenyum tipis ke arah Ana."Rumah siapa?" Tanya Ana"Gue." Egas melangkahkan kakinya, menghampiri seorang perempuan berhijab, paruh baya yang kini sedang menunggunya didepan pintu sambil tersenyum hangat ke arahnya dan juga Ana. "Assalamualaikum, Bun." Egas menyalami tangan Bundanya."Walaikumsalam." Jawab Bundanya. "Egas," panggil Bundanya."Dia siapa?" Tanyanya pelan ke arah Ana yang kini melangkahkan kakinya menghampiri mereka."Dia..""Assalamualaikum, Bu." Uca