Istri Kontrak CEO Blasteran Jepang
"Menikah Tanpa Cinta, Akankah Berujung Bahagia?"
Siti Nur Alia dan Muhammad Darren Khalid, dua orang dengan latar belakang berbeda namun memiliki satu kesamaan: tekanan keluarga. Alia ingin lepas dari tuntutan orang tua yang mengatur hidupnya, sementara Darren hanya ingin memenuhi ekspektasi keluarga tanpa perlu percaya pada cinta. Ketika pernikahan mereka disusun sebagai solusi, keduanya sepakat untuk menjalani hubungan ini tanpa melibatkan hati.
Namun, siapa sangka? Pernikahan yang semula dingin dan penuh batasan mulai berubah seiring waktu. Dalam rutinitas yang kikuk, malam-malam yang canggung, dan interaksi yang kadang kocak, perlahan-lahan mereka mulai saling mengenal. Tapi, bisakah hubungan yang dibangun tanpa cinta menemukan jalan ke hati? Atau justru berakhir tanpa makna?
"Di tengah hiruk pikuk Tokyo, akankah mereka menemukan arti cinta dalam pernikahan yang tidak pernah mereka harapkan?"
読む
Chapter: Malammm Perr,,,Malam pertama mereka dimulai dengan suasana yang aneh, canggung, dan penuh keheningan yang menggantung seperti kabut tipis. Kamar pengantin mereka sangat mewah, luas dengan langit-langit tinggi yang dihiasi lampu gantung kristal berkilauan. Tirai beludru merah marun melambai lembut di dekat jendela besar yang menghadap ke taman luas dengan air mancur bercahaya. Tempat tidur ukuran king berdiri megah di tengah ruangan, dilapisi sprei satin putih. Lilin aromaterapi yang diletakkan di meja-meja kecil di setiap sisi tempat tidur memancarkan keharuman lembut vanila dan mawar, menciptakan nuansa intim yang bertolak belakang dengan keheningan yang melingkupi dua penghuni barunya.Setelah mereka menyelesaikan sholat isya berjamaah. Darren duduk di sisi kanan tempat tidur, tubuhnya tegap namun kaku, seperti sedang bersiap untuk menghadapi rapat penting. Jemarinya terus memutar-mutar jam tangan, kebiasaannya saat gugup. Sementara itu, Alia duduk di sisi kiri, memainkan ujung kerudungnya dengan
最終更新日: 2025-01-22
Chapter: Pernikahan yang Dingin Pernikahan Alia dan Darren berlangsung di taman kecil salah satu vila milik keluarga Darren. Tempatnya memang indah, tetapi atmosfernya terasa jauh dari kesan hangat. Tidak ada cinta yang bersemi di sini, hanya janji pernikahan yang dingin dan penuh formalitas.Langit sore menjadi latar belakang. Matahari hampir tenggelam, menyisakan semburat oranye di cakrawala.Di tengah taman, sebuah meja kecil dengan kain putih bersih berdiri di bawah pohon rindang. Beberapa kursi tertata rapi, dihuni oleh keluarga dekat yang datang lebih karena kewajiban daripada antusiasme.Alia berdiri di ruang ganti kecil di dalam vila, menatap bayangannya di cermin."Gaun putih sederhana membalut tubuhnya. Tidak ada renda mewah atau perhiasan yang mencolok, hanya gaun satin polos yang dipilih untuk acara ini." gumam Alia.Ibu Alia, berdiri di belakang, membantu merapikan kerudung putrinnya."Kamu cantik banget, Sayang," ujar Ibu dengan suara pelan.Alia tersenyum tipis."Makasih Bu." jawab Alia singkat"Seben
最終更新日: 2025-01-22
Chapter: SEPAKATHari itu udara sore terasa berat bagi Alia, meski matahari terbenam dengan warna jingga yang indah.Duduk di sebuah kafe kopi sederhana favoritnya, ia berhadapan dengan Darren yang tengah menyeruput es kopinya tanpa ekspresi. Pertemuan ini bukan untuk berbicara tentang masa depan penuh cinta, melainkan tentang menyelesaikan masalah yang sama-sama menekan mereka.“Jadi. . . ” Darren memulai, suaranya datar.“Kita sepakat menikah. Tidak ada basa-basi, tidak ada perasaan yang perlu dilibatkan, hanya ini.” Ia menunjuk ke arah daftar poin-poin yang baru saja ia tulis di secarik kertas.Alia menatap kertas itu.Poin-poinnya rapi dan langsung ke inti, tapi terasa dingin.“Pernikahan. Tanpa cinta. Tanpa harapan. Hanya untuk menyelesaikan tekanan kehidupan masing-masing.”“Kurang lebih begitu,” jawab Alia pelan, mencoba mencerna kata-kata tersebut.“Kamu yakin bisa menjalani ini?” sambungnya lagi raguDarren mengangkat bahu. “Tentu saja. Aku lebih suka pernikahan seperti ini. Tidak ada drama,
最終更新日: 2025-01-22
Chapter: Pertemuan Acara malam itu hanyalah makan malam santai di rumah Maya dan Kenji, atau setidaknya begitulah yang Alia pikirkan. Maya dan Kenji, sahabatnya sejak masa kuliah, tahu betul apa yang sedang ia alami. Tekanan keluarga yang terus-menerus menuntutnya untuk menikah membuat Alia merasa terjebak.Sebagai seorang ilustrator freelance, ia mencintai kebebasannya dan enggan melepas kariernya hanya demi memenuhi ekspektasi orang lain.Sementara itu, Darren, sahabat Kenji, berada di situasi serupa meskipun latar belakangnya berbeda.Sebagai seorang manajer proyek di perusahaan multinasional, ia sibuk dengan pekerjaannya yang penuh tanggung jawab, sehingga keluarganya mulai khawatir ia akan melewatkan usia ideal untuk menikah.Tanpa sepengetahuan Alia dan Darren, malam itu Maya dan Kenji sengaja mempertemukan mereka.Jeng jeng . . .. . . .Ketika Alia sampai dirumah Maya ia disambut dengan hangat oleh Maya yang memeluknya erat.Namun, suasana hatinya berubah saat matanya bertemu dengan Darren yang
最終更新日: 2025-01-22
Chapter: Cinta itu Ilusi Pagi itu . . .Darren duduk di meja kantornya, memandang layar komputer dengan ekspresi dingin yang menjadi ciri khasnya. Fokusnya tidak pernah terpecah. Setiap angka yang diproses, setiap keputusan yang diambil, semua adalah bagian dari rencana besar yang telah ia susun bertahun-tahun dengan penuh perhitungan."Permisi Pak Darren, dokumen untuk rapat siang nanti sudah siap di meja Anda," ujar sekretarisnya, Lisa, dengan nada sopan namun canggung."Baik. Pastikan semua laporan sudah diperiksa ulang."" Saya tidak mau ada kesalahan," jawab Darren tanpa mengangkat pandangannya dari layar.Darren selalu seperti itu, tepat, tegas, dan tak kenal kompromi. Tidak ada ruang untuk kesalahan dalam hidupnya, termasuk dalam urusan pribadi. Baginya, hidup adalah tentang kontrol penuh.Ketika layar komputernya menampilkan kalender yang penuh dengan jadwal rapat, sebuah notifikasi pesan dari Papinya muncul di ponselnya:"Kapan kamu akan membawa calon istrimu ke rumah? Jangan menunda-nunda lagi DARRE
最終更新日: 2025-01-22
Chapter: Menikah. Haruskah? Alia duduk di meja kerjanya yang berantakan, pensil di tangan, matanya kosong menatap lembaran kertas putih yang tergeletak di depannya. Komputer di sampingnya menunjukkan layar penuh dengan pekerjaan yang belum selesai. Semua tampak begitu kabur, dan pikirannya tak bisa fokus. Ini sudah hari keempat ia terjebak dalam kebuntuan kreatif, dan ia merasa sangat lelah.Sejak kecil, ia selalu dibesarkan dalam keluarga yang penuh cinta dan perhatian, namun tidak pernah bebas dari harapan.PERNIKAHAN!!! selalu menjadi topik utama dalam setiap percakapan keluarga, terutama ibu Alia akhir-akhir ini mengingat Alia sudah masuk usia akhir 20an.Ibunya sering kali memberi nasihat tentang betapa pentingnya menikah di usia muda, sementara Alia hanya bisa mendengarkan tanpa banyak berkata."Kamu tahu kan, nak, umurmu sudah semakin matang. 28 tahun loh. Pikirkan masa depan. Tidak baik hidup melajang sampai tua" begitu kata ibu, setiap kali berbicara dengan nada penuh harapan."Iya Bu, nanti kita bicars
最終更新日: 2025-01-22