Semua Bab Melepas Cinta, Menggapai Diri: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11

Wanda menatap Harvey, pandangannya terpaku.Sepertinya matahari terbit dari barat. Dulu dia sudah beberapa kali mencoba meminta Harvey datang ke sekolah untuk ikut kegiatan orang tua dan anak.Harvey selalu bilang tidak ada waktu.Mertuanya juga sempat menegurnya, katanya jangan merepotkan Harvey hanya untuk acara-acara seperti itu.Mendidik anak dan menangani semua urusan anak adalah tanggung jawab Wanda sebagai istri Harvey.Seketika, Nadya dan Harvey sampai di depan Wanda."Kak Wanda, aku bawa Harvey datang."Melihat Wanda yang menatapnya dengan pandangan kosong, pria itu merasa geli.Bagaimana mungkin Wanda tidak mencintainya?Tatapan matanya jelas masih penuh dengan cinta!Harvey duduk di samping Wanda, sementara Nadya duduk di sisi lain Harvey.Para wanita kaya yang hadir langsung melirik ke arah mereka, dan beberapa bahkan sudah bersiap menikmati drama yang sedang berlangsung."Tunggu sebentar, Jojo akan menunjukkan hasil karya kerajinan tangannya, pasti akan mengejutkanmu!"Nad
Baca selengkapnya

Bab 12

"Jojo, cepat keluarkan benteng luar angkasa itu!"Nadya mengulurkan tangannya, tetapi Jojo segera menutup kotak kardus itu. Dia gelisah dan menggelengkan kepala ke arah Nadya."Nggak boleh! Jangan dikeluarkan.""Keluarkan sekarang!" Nadya berkata dengan pelan tapi tajam. "Aku sudah susah payah membuatkanmu benteng luar angkasa ini, jangan disembunyikan begitu, dong. Memalukan, tahu!"Jojo bahkan menekan tubuhnya di atas kotak itu, tidak membiarkan Nadya membuka kotak tersebut.Nadya mencoba menarik Jojo, tapi Jojo berpegangan erat pada kotak kardus.Tiba-tiba, kotak kardus terbalik.Semua sedotan plastik di dalamnya berhamburan keluar.Bersamaan dengan sedotan itu, ada juga selembar kertas catatan berwarna merah muda yang terjatuh.Tulisan di kertas catatan itu terekam di kamera dan ditayangkan di layar besar.Isi tulisan itu: [Bayar cuma 600 ribu, mau orang lain bergadang buat bikin benteng luar angkasa? Mimpi saja!]Jojo terduduk lemas di lantai, menatap satu per satu sedotan plastik
Baca selengkapnya

Bab 13

Nadya cepat-cepat menutup mulut Jojo."Apa gunanya mencari mamamu? Apa dia bisa membuatmu jadi juara pertama?"Jojo terisak, dengan air mata berlinangan dia memandang ke arah Sasha.Hasil karya Sasha terpilih sebagai salah satu karya terbaik. Sekarang dia sedang mengantre di sisi panggung, menunggu gilirannya untuk tampil."Mama pasti bisa membuat Sasha jadi juara pertama!"Nadya tersenyum sinis. "Sasha nggak akan bisa jadi juara pertama!"Jojo memandang Nadya dengan mata berkaca-kaca."Apa kamu nggak percaya?"Nadya memegang bahu Jojo dengan lembut. "Lihat saja nanti!"Di samping Sasha ada kantong plastik besar, di dalamnya ada karya kerajinan tangannya.Sambil tersenyum licik, Nadya melangkah mendekat, lalu diam-diam menginjak plastik itu tanpa meninggalkan jejak.Sasha melirik Nadya dari ekor matanya. Dia jauh lebih pendek dari Nadya, tetapi dengan gerakan secepat kilat, dia mencengkeram pergelangan kaki Nadya.Dalam satu hentakan keras, Nadya langsung terjungkal."Ahhh!!" Nadya ter
Baca selengkapnya

Bab 14

"Baik, baik, semuanya terserah kamu saja." Nadya sama sekali tidak menganggap Sasha serius.Persaingan di taman kanak-kanak bergengsi sangat ketat. Banyak anak yang hasil karyanya lebih bagus dari Sasha, dan ada juga yang tulisan pidatonya lebih baik.Nadya tadi sudah memeriksa semua hasil karya yang mendapat penghargaan.Dia merasa peluang Sasha untuk menang juara pertama tidak besar.Sasha membawa hasil karyanya, naik ke atas panggung.Dia mengenakan kemeja lengan panjang putih dan rok kotak-kotak merah sebagai seragam sekolah, dengan dua ikatan rambut kecil yang bulat di kepala.Wajah Sasha manis dan ekspresif, bulu matanya sangat panjang, membuat matanya terlihat makin hitam dan berkilau.Namun, begitu Sasha naik ke panggung, ada orang tua di bawah yang berbisik, "Anak perempuan keluarga Ferdian ini, agak gemuk, ya?"Ada yang mengejek dengan suara rendah, "Agak gemuk? Ini sih bukan agak lagi."Dua orang tua itu saling bertukar pandang, lalu tertawa kecil.Ibu-ibu dari kalangan kelu
Baca selengkapnya

Bab 15

Acara pidato anak-anak pun akhirnya selesai. Karena bisa menghafal naskah pidatonya tanpa salah, tak heran kalau Sasha jadi juara pertama.Kepala sekolah sendiri yang menyematkan bunga merah kecil di dada Sasha.Jojo berdiri di bawah panggung, menatap anak-anak yang sedang menerima penghargaan.Untuk pertama kali dalam hidupnya, Jojo ikut acara di TK tapi pulang dengan tangan kosong, bahkan dipermalukan dan jadi bahan tertawaan.Air mata menggenang di pelupuk mata Jojo. Dia menyapu pandangannya ke antara kerumunan, mencari sosok Wanda."Cucuku yang manis!" Bu Mitha datang dan langsung memeluk Jojo erat-erat."Nenek!" Jojo langsung menangis keras-keras.Bu Mitha membujuk lembut, "Cucuku sayang, jangan menangis! Di hati Nenek, kamu tetap juara pertama!"Jojo mengusap hidungnya. "Tapi Sasha dapat bunga merah .... Nenek, suruh Mama pulang bantu aku belajar! Kalau nggak ... aku juga mau pergi dari rumah, ikut Mama!"Dia tahu betul kalau neneknya sangat memanjakannya, ancaman seperti ini pas
Baca selengkapnya

Bab 16

"Nenek! Sasha pukul aku lagi!"Jojo terisak-isak, sementara tangan Sasha yang semula terkulai kini mengepal kuat.Sejak kecil Sasha memang kuat, dan dulu dia pernah tidak sengaja menyakiti Jojo karena belum bisa mengontrol tenaganya. Sejak itu, sang nenek selalu waspada terhadap Sasha.Jojo juga tahu bagaimana mencari dukungan dari neneknya, karena Nenek memang selalu memihaknya.Wajah Nenek berubah masam. Dia maju dan merobek bunga merah kecil di dada Sasha."Sasha, kamu memukul teman di sekolah, kamu nggak pantas dapat bunga merah ini! Aku akan minta guru batalkan semua penghargaanmu tahun ini!"Jojo masih berpura-pura menangis di pangkuan neneknya. Dia menutup wajah dengan tangan, lalu diam-diam melirik ke arah Sasha.Sasha tetap berdiri di tempatnya, pandangannya mulai buram.Air matanya mulai menggenang. Dia berusaha menahan, tapi tetap tak bisa mengontrol tangisnya.Menara Cendrawasih yang dia bangun bersama Wanda, sudah rusak parah, tak mungkin diperbaiki lagi.Hidung Sasha tera
Baca selengkapnya

Bab 17

Orang tua lain di aula mulai membuka ponsel mereka dan melihat berita yang sedang ramai di dunia maya."Sekolah kita masuk topik tren!""Identitas Bu Mitha langsung ketahuan!""Mata netizen memang tajam banget. Mereka nggak tahu Pak Harvey sudah cerai, tapi langsung bisa menebak kalau Nadya itu selingkuhannya.""Aku juga nggak suka sama Nadya, tiap hari menempel saja sama suamiku.""Dua malam yang lalu, aku jemput suamiku yang mabuk, dan aku lihat Nadya duduk di pangkuan Pak Pram, terus dia lepas pakaian dalamnya dan digantungkan di wajah Pak Surya. Katanya sih cuma bercanda."Orang tua mulai heboh mengobrol, dan Bu Mitha langsung membentak sutradara dari stasiun TV provinsi."Matikan siarannya sekarang juga! Kalau nama baik keluarga Ferdian rusak, aku tuntut kalian!"Sutradara sampai berkeringat dingin. "Bu Mitha, siarannya sudah saya matikan."Kejadian barusan membuat si sutradara agak lambat bereaksi.Begitu sadar, dia langsung menyuruh kameramen mematikan siaran, tetapi ucapan Bu M
Baca selengkapnya

Bab 18

Nenek tertawa melihat cucunya yang dianggap terlalu polos. "Kalau kamu ikut mamamu, bisa-bisa uang sekolah saja nggak mampu bayar!"Dia tahu, Sasha sama sekali belum bisa membayangkan apa yang akan dia hadapi nanti.Tatapan Nenek pada Wanda kini cuma dipenuhi kebencian."Aku mau lihat, cuma lulusan sarjana seperti kamu bisa buat Sasha jadi seperti apa!""Sasha belum sadar, hidupnya sekarang sudah jatuh ke titik terendah. Antara dia dan Jojo, sekarang sudah ada jurang yang nggak bisa diseberangi lagi!""Tak peduli seberapa keras kamu berusaha, Sasha tetap nggak akan bisa selevel dengan Jojo lagi!"Nada bicara Wanda tetap tenang. "Kedua anakku lahir dari rahim yang sama. Jadi, apa pun yang dimiliki Jojo, Sasha juga pantas mendapatkannya.""Kalau keluarga Ferdian nggak bisa memperlakukan mereka secara adil, maka aku akan membawa Sasha. Aku akan bantu dia tumbuh sesuai dengan keinginannya!"Wanda menggandeng Sasha, siap untuk pergi, tapi tiba-tiba beberapa orang dengan tas kerja masuk ke d
Baca selengkapnya

Bab 19

Pak Baldi berkata pada Kepala Sekolah, "Aku baru saja turun dari pesawat, dan langsung ke sini dari bandara hanya untuk mengurus masalah ini. Kalau dia nggak mundur, jangan harap Sekolah Genta Raya bisa dapat murid baru. Bahkan murid yang ada sekarang pun mungkin bakal kabur!"Kepala Sekolah panik dan langsung melirik Bu Mitha.Bu Mitha memberi isyarat dengan matanya. "Pak Lukman, keluarga Ferdian adalah sponsor terbesar Sekolah Genta Raya ...."Wajah Kepala Sekolah tampak serbasalah. Di satu sisi, dia tidak mau kehilangan dukungan dana dari keluarga Ferdian, tapi di sisi lain, dia juga tidak mau bentrok dengan Dinas Pendidikan."Ibu, cukup!"Suara Harvey dingin dan tajam, seolah bisa membekukan udara di sekeliling. "Ibu belum cukup bikin malu ya?"Dia berkata pada Pak Baldi, "Aku yang akan menggantikan Ibu sebagai anggota dewan sekolah."Aura pria itu begitu kuat, membuat siapa pun tak bisa membantah.Tatapan Pak Baldi berpindah-pindah dari Harvey ke Wanda. Lalu dia tersenyum, "Aku ya
Baca selengkapnya

Bab 20

Wanda membuka kotak perhiasan itu, di dalamnya terdapat sebuah gelang safir biru.Dia melihat gelang itu dengan saksama, lalu bertanya, "Berapa ukuran lingkar gelang ini?""14,2."Pria itu langsung menjawab tanpa pikir panjang.Wanda tersenyum, tapi ada rasa tidak nyaman di tenggorokannya."Itu ukuran lingkar tangan Nadya."Dia mengulurkan tangannya ke luar jendela, dan gelang safir yang berkilau itu jatuh dari telapak tangannya.Dahi Harvey berkerut, di dalam matanya yang gelap tampak gelombang emosi yang bergelora. "Kamu kesal dan cemburu pada Nadya, makanya kamu cari masalah terus denganku.""Aku dan Nadya sudah saling kenal lebih dari dua puluh tahun. Kalau benar ada sesuatu di antara kami, apa mungkin masih ada ruang untukmu?"Perkataan Harvey seperti membangkitkan kenangan lama dalam diri Wanda.Cermin spion memantulkan senyumannya yang penuh luka."Ingat nggak, tiga tahun yang lalu. Malam itu kamu mendadak keluar buat cari Nadya, dan meninggalkan aku sendirian ke rumah sakit. Wa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status