Semua Bab Melepas Cinta, Menggapai Diri: Bab 31 - Bab 40

50 Bab

Bab 31

"Ayah, pelan-pelan!"Andre tidak menghindar, membiarkan dirinya dipukul tongkat oleh Tony.Tony menggunakan tongkatnya untuk menusuk pakaian Andre yang menempel di pinggangnya."Bisa nggak kamu lebih menjaga harga diri?! Sungguh memalukan! Apa kamu kerasukan siluman rubah? Kamu! Kamu! Kamu! Kenapa malah menggoda orang lain?!""Ssst! Pelankan suara Ayah!" Andre buru-buru mengingatkan."Aku harus pelan? Kamu pikir ini sesuatu yang bisa dibanggakan?" Tony merasa harga dirinya sebagai orang tua sudah hancur.Namun, Andre justru berkata, "Kalau sampai terdengar orang, bagaimana aku bisa terus menggoda dia?"Tony langsung memutar matanya, hampir pingsan karena kesal.....Wanda mengambil beberapa buku komik untuk Sasha, lalu meminjam kertas dan pensil warna dari pelayan.Sasha sangat tenang. Dia bisa duduk diam membaca dan menggambar selama berjam-jam."Permisi, Pak Tony minta aku mengerjakan soal ujian yang dibuatnya."Setelah memastikan Sasha nyaman, Wanda meminta selembar soal Olimpiade M
Baca selengkapnya

Bab 32

Para mahasiswa bimbingan Tony segera mengerumuni. Sebagian besar wajah mereka memancarkan ekspresi ingin tahu, seperti menanti drama dimulai."Hah! Lihat cara dia menulis ini ...." Seorang mahasiswa berkacamata bingkai hitam mulai mengejek baris demi baris rumus di bawah soal.Namun, begitu matanya menyapu lembar jawaban dengan cepat, kata-kata yang ingin diucapkannya mendadak tersangkut di tenggorokan."Dia ... dia berhasil membuktikannya!!"Pembuktian Wanda lebih sederhana dan mudah dipahami dibanding miliknya. Mahasiswa itu hampir saja menepuk dahinya sendiri. Kenapa tidak terpikir olehnya untuk menggunakan metode ini?!"Mana mungkin! Hanya karena dia menulisnya, bukan berarti itu benar!"Seorang mahasiswa lain merebut kertas dari tangannya. Yang lainnya pun langsung menjulurkan leher, menatap langkah-langkah pembuktian Wanda. Sesaat, tidak seorang pun mampu berkata-kata.Bukan hanya cepat, Wanda juga berhasil membuktikan semua soal yang diberikan oleh Tony!Beberapa mahasiswa pria
Baca selengkapnya

Bab 33

"Aku menantikan Kakak berkompetisi dengan kami di kompetisi ini!""Kalau peringkatnya di bawah, itu baru seru," ejek mahasiswa berkacamata bingkai hitam."Kompetisi Matematika ALI nggak membatasi partisipasi orang luar, jadi banyak yang mengisi lembaran kosong. Setiap tahun, ada banyak nilai nol dalam daftar peringkat, dan nama serta identitas peserta akan diumumkan.Kakak harus siap mental, ya!"Wanda tetap tersenyum. "Kalau peringkatku lebih tinggi dari kamu, kamu harus pakai kaos 'Aku lebih rendah dari Wanda Jinata di Kompetisi ALI’ selama seminggu, bagaimana?"Ini bisa dibilang, penghinaan terbesar bagi siswa elite yang terbiasa hidup di lingkungan aman dan serba teratur.Harus diketahui, dia harus mengenakan kaos itu di kampus Universitas Jinggara.Semangat mahasiswa berkacamata bingkai hitam itu untuk berkompetisi terpicu oleh Wanda. "Oke! Aku kasih tahu, aku nggak minta kamu lebih rendah dari peringkatku. Kalau kamu di luar 200 besar, kamu nggak boleh datang ke rumah Pak Tony da
Baca selengkapnya

Bab 34

Melihat Andre menggendong Sasha, Fabian membuka pintu mobil dan turun.Tinggi badan Fabian hampir 190 cm. Dengan tubuh kekar dan besar, kaos oblong hitam yang dikenakannya terangkat oleh otot-otot yang jelas terlihat."Berikan padaku."Fabian mengulurkan tangannya kepada Andre, garis otot di lengannya terlihat sangat jelas.Andre hanya bisa menyerahkan Sasha kepada Fabian.Fabian menggendong Sasha dengan satu tangan, berbalik dan berkata pada Wanda, "Ayo."Wanda berpamitan dengan Andre, kemudian naik ke mobil Fabian.Fabian meletakkan Sasha di kursi belakang mobil, menutup pintu mobil, dan ketika menuju kursi pengemudi, pandangan tajamnya melintas ke arah Andre.Andre mengabaikan Fabian, dan hanya menatap lembut ke Wanda. "Hati-hati di jalan."Sudut bibirnya terangkat, membentuk senyum yang tidak terlalu akrab, malah terkesan agak jauh.Andre memandang mobil jeep itu sampai menghilang.Fabian melirik ke kaca spion, "Tadi itu siapa?""Anak Pak Tony, Andre."Fabian terdiam sejenak. "Aku
Baca selengkapnya

Bab 35

Dia mengangkat lengannya. Wanda baru saja ingin mengingatkan Sasha untuk sedikit mengurangi kekuatan, tetapi Sasha sudah melayangkan pukulan.Pelatih tinju itu langsung terlempar, kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai, pikirannya kosong."Kak, apa kamu baik-baik saja?" Sasha segera berlari ke sisi pelatih.Pelatih itu merasa seperti dirinya diangkat dengan kekuatan besar.Dia memegangi dadanya, terus batuk, dan Sasha menepuk pelan punggungnya."Hoek!"Sarapan yang belum dicerna keluar dari mulut pelatih itu dan menyebar di lantai."Tsk!" Fabian mendengus dingin, menunjukkan ekspresi jijik.Wanda segera mengambil tongkat pel dan membantu membersihkan lantai.Tak jauh dari situ, seseorang sedang merekam Wanda dengan ponselnya.Dia mengirim video itu kepada Nadya."Ini kakakmu yang norak itu, 'kan?"Nadya menatap video di ponselnya, memandangi cukup lama, kemudian tertawa.Dia berbalik dan masuk ke ruang VIP. Pintu ruangan itu terbanting keras, menarik perhatian sekitar sepuluh pria
Baca selengkapnya

Bab 36

"Tsk." Harvey meletakkan ponselnya dengan tidak senang. Wanda masih saja bersitegang dengannya."Aduh! Jangan stres gara-gara urusan Kak Wanda lagi!"Nadya langsung melingkarkan lengannya ke leher Harvey dan menepuk-nepuk dadanya dengan santai.Tidak ada penolakan dari pria itu.Nadya tetap bergelayutan di tubuh Harvey saat mereka kembali ke ruang VIP.Para putra keluarga terpandang di dalam sedang membahas tentang kenaikan harga saham hari ini."Kudengar dari sumber tak resmi, dua hari lalu keluarga Ferdian menginvestasikan 120 miliar di Perusahaan Sekuritas Sentosa."Bocah-bocah konglomerat ini memang sangat cepat menyerap informasi, transaksi belasan digit antara Wanda dan Perusahaan Sekuritas Sentosa tidak bisa mereka lewatkan.Banyak tatapan langsung tertuju pada Harvey.Harvey tertegun sejenak. Di dalam hatinya, dia merasa Wanda hanya kebetulan beruntung.Dia duduk dengan santai di kursi, lalu berkata dengan tenang, "Istriku lagi beruntung saja."Dia bahkan curiga, apakah saat Wa
Baca selengkapnya

Bab 37

"Asyik! Kak Nadya, aku tunggu ya!"Jojo menutup telepon dengan gembira.Nadya melemparkan tatapan bangga pada Harvey. "Gimana? Aku hebat, 'kan? Anakmu sekarang nurut sama aku!"Harvey mengingatkan, "Jangan ajak dia lakukan hal berbahaya.""Tahu kok! Aku tahu batas! Jojo cuma bisa jadi lelaki sejati kalau ikut aku!"....Wanda kembali ke arena tinju. Pelatih tinju sudah melatih Sasha lebih dari setengah jam.Sasha mengenakan sarung tinju berwarna pink, rambutnya dikepang dua seperti tanduk kambing yang lucu.Dia memukul samsak dengan irama yang mantap, dan sang pelatih yang memegangi samsak harus menahan entakan tenaga Sasha terus-menerus.Keringat mengucur deras dari tubuh pelatih, tubuhnya seperti habis dicelup dari air.Sambil terengah-engah, dia bertanya, "Masih kuat? Mau istirahat sebentar?"Kulit Sasha yang putih pucat sama sekali tidak menampakkan setetes pun keringat. "Aku masih bisa pukul seratus kali lagi! Satu, dua, tiga!"Suara Sasha lantang dan penuh tenaga.Satu jam kemudi
Baca selengkapnya

Bab 38

Harvey menerobos masuk ke kamar anak dan melihat Jojo tergeletak di ranjang, sekujur tubuhnya muncul ruam merah. Alerginya kambuh lagi!"Hubungi dokter keluarga." Dahi Harvey berkerut.Namun, pelayan itu merasa itu tidak bijak. "Keadaan Den Jojo gawat banget! Mungkin nggak sempat menunggu dokter datang!"Harvey langsung menggendong Jojo dan berlari ke garasi.Saat Harvey turun dari mobil sambil menggendong Jojo, direktur rumah sakit sudah menunggu di depan pintu masuk bersama dokter anak."Pak Harvey!" Direktur rumah sakit sangat hormat padanya.Harvey meletakkan Jojo di ranjang dorong, para perawat langsung mendorong ranjang masuk ke lift. Dokter membuka kerah baju Jojo dan memeriksa nadinya."Apa Jojo punya riwayat alergi obat?" tanya sang dokter.Harvey menoleh ke arah Bu Warti.Bu Warti menjawab, "Saya nggak tahu!"Bu Warti menundukkan kepala, dan berkata pelan, "Bu Wanda yang tahu."Harvey memerintahkan, "Telepon Wanda."Wajah Bu Warti terlihat serbasalah. "Bu Wanda sudah membloki
Baca selengkapnya

Bab 39

Harvey membentak dingin, "Kamu sampai bersaing dengan anak sendiri? Jojo sekarang mengalami pembengkakan di tenggorokan, keadaannya kritis.""Pak Harvey, kamu transfer 2 miliar, cuma butuh tiga detik."Napas dingin keluar dari hidung Harvey. Dia benci perasaan dipermainkan seperti ini."Wanda! Kamu benar-benar berhati dingin! Kamu sama sekali nggak pantas jadi seorang ibu!"Sambil bicara, Harvey langsung mentransfer 2 miliar ke Wanda.Setelah menerima notifikasi transfer, Wanda memberi tahu dokter melalui ponsel tentang riwayat alergi Jojo."Harvey."Suara Wanda terdengar dari ponsel.Pria itu mencibir, "Kenapa? Sudah dapat 2 miliar, sekarang berubah pikiran?""Sudahlah, tadinya aku mau kasih peringatan, tapi kurasa itu nggak perlu." Wanda langsung memutuskan sambungan telepon.Sebenarnya dia ingin memberi tahu Harvey bahwa Jojo suka 'mengenali tempat tidur'. Kalau harus rawat inap, maka harus pakai bantal, seprai, selimut, dan piyama dari rumah.Dulu semua ini dia yang urus. Dia yang
Baca selengkapnya

Bab 40

Wanda segera berbalik dan berjalan keluar.Waktu tidak menunggu siapa pun. Dia harus segera mencari tempat yang ada listrik dan internet untuk mengikuti lomba matematika daring.Wanda pergi ke kafe terdekat, tetapi ternyata kafe itu juga tidak ada sinyal.Wanda menekan tombol panggilan darurat, dan menelepon Fabian."Kak, boleh nggak aku pakai jaringan internet di sasana kamu? Di sini nggak ada sinyal sama sekali."Suara Fabian terdengar menjawab, "Maaf, Wanda, sasana olahraganya sekarang ditutup karena alasan keamanan kebakaran.""Apa katamu?!"Kenapa bisa begitu kebetulan?Fabian juga merasa aneh. "Apartemen sewaanku hari ini juga mati listrik. Aku akan telepon ke dinas listrik untuk bertanya.""Nggak usah," kata Wanda. "Kak, aku sudah merepotkan kamu."Fabian segera menyadari kenapa Wanda merasa bersalah padanya.Wajah Fabian langsung berubah serius. "Apa ini perbuatan Harvey? Dia memblokir sinyal di rumahmu?""Kak, ada hal penting yang harus kulakukan. Aku yakin semuanya akan baik-
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status