Semua Bab Melepas Cinta, Menggapai Diri: Bab 21 - Bab 30

50 Bab

Bab 21

"Ah!" Nadya menjerit kesakitan dari belakang Harvey.Harvey menoleh dan melihat Nadya terjatuh ke tanah.Dengan rambut berantakan, dia mendongak, menatap Harvey dengan mata penuh harap."Kak Harvey ...."Di benaknya, muncul bayangan yang tak bisa terhapus. Saat itu, Nancy Ferdian yang masih berusia 18 tahun memanggil-manggil namanya di tengah kobaran api.Harvey melangkah ke arah Nadya dan membantunya berdiri.Nadya naik ke mobil Harvey, menahan kegembiraan yang nyaris terlihat di wajahnya."Terus, gelang ini mau diapakan?"Nadya bertanya sambil membuka telapak tangannya."Buang saja." Suara pria itu sangat dingin, hampir tanpa emosi."Oke!" Nadya menjawab dengan santai, lalu berpura-pura melemparnya ke luar jendela.Namun, pergelangan tangannya berputar, dan tanpa ketahuan, dia menyelipkan gelang itu ke dalam sakunya sendiri.....Rumah keluarga Ferdian, di ruang kerja.Pria tampan itu duduk di balik meja, sedang membaca rekam medis Wanda.Pandangannya berhenti pada tulisan "penggugur
Baca selengkapnya

Bab 22

Cakra menyadari kalau suasana hati Andre sedang sangat baik. "Dapat klien besar, ya?""Hmm."Cakra penasaran dan terus bertanya, "Seberapa besar kliennya sampai bisa bikin Bos senang banget?"Andre menjawab, "Kalau kasus ini menang, aku bakal pulang kampung buat nikah."Semua pengacara langsung melotot kaget.Andre itu terkenal di lingkaran elite Kota Jinggara sebagai lajang emas, alergi perempuan, dan kebal cinta.Karena profesinya, baik pria maupun wanita, tidak ada yang berani main-main sama dia. Siapa pun yang mencoba bermain kotor dengannya, pasti akan berakhir di pengadilan atau kantor polisi.Seluruh ruang rapat langsung heboh. Kasus dan klien seperti apa yang begitu luar biasa, sampai membuat Andre memutuskan untuk memulai babak baru dalam hidupnya?....Tak lama setelah Wanda menunggu, manajer dari Perusahaan Sekuritas Sentosa pun meneleponnya."Aku punya dana 120 miliar, mau aku masukkan ke pasar saham."Manajer itu kaget. "Seratus dua puluh miliar? Kalau begitu, Nona Wanda h
Baca selengkapnya

Bab 23

"Baik, aku mengerti."Harvey hendak menutup telepon, tetapi kemudian bertanya dengan santai, "Kok Wanda bisa hubungi kamu?"Pak Hendra menjawab dengan hormat, "Pak Andre yang memperkenalkan saya dengan Nona Wanda."Mata Harvey agak menyipit. Tatapannya yang hitam dan tajam diselimuti kegelapan. "Andre Setiadi?"Pak Hendra mengangguk. "Benar, Andre Setiadi."Harvey tidak berkata apa-apa. Namun, aura dingin perlahan memancar dari wajah tampannya.....Saat Wanda kembali ke rumah keluarga Jinata, para pelayan sudah menyiapkan makan malam.Dia sudah bercerai. Jadi, dia harus membicarakan hal ini dengan orang tuanya.Wanda terlebih dahulu membawa Sasha ke atas untuk berganti pakaian. Setelah Sasha mencuci tangan, dia menggandeng anak itu keluar dan bertemu dengan ayah serta ibunya."Anak Ibu sudah pulang." Ibunya, Sinta Tanujaya, bersandar di dada ayahnya, Sandy Jinata, dipeluk bagai seorang putri.Wajah Sinta mungil seperti boneka, membuatnya tampak seperti wanita berusia tiga puluhan, pad
Baca selengkapnya

Bab 24

Wanda tersenyum. "Sampah yang aku buang banyak sekali. Ambillah sepuasmu."Kalaupun Nadya telanjang dan berbaring di ranjang Harvey, itu tetap tidak akan membangkitkan sedikit pun amarah dalam diri Wanda.Dia hanya akan menonton dengan tenang saat Nadya jatuh ke dalam kehancuran.Mengetahui bahwa gelang Nadya diberikan oleh Harvey, Sandy justru merasa lega. Ini membuktikan bahwa Nadya masih bisa menggenggam hati Harvey.Di meja makan, Sandy langsung mengarahkan kemarahannya pada Wanda."Pak Harvey menceraikan kamu itu pasti karena kamu berbuat salah dan bikin dia marah! Ayah kasih tahu ya, cepat rujuk kembali sama dia! Nggak ada wanita cerai di keluarga Jinata! Memalukan sekali! Janda beranak di usia tiga puluh, siapa yang mau sama kamu nanti?"Wanda makan dengan tenang, sesekali memperhatikan cara Sasha makan."Ayah, kenapa nggak tanya dulu alasanku cerai dengan Harvey?""Alasan apa? Kamu nggak bisa mempertahankan suami! Kamu tahu nggak, pernikahan dengan keluarga Ferdian adalah hasil
Baca selengkapnya

Bab 25

"Aaaah!!" Sinta menjerit ketakutan dengan suara memilukan.Saat meja bundar terbalik, Sandy segera menggendong Sinta dan mundur beberapa langkah dengan panik.Melihat itu, Wanda buru-buru mengangkat Sasha dan berlari ke dapur terdekat."Huuu! Sandy, aku takut banget!" Sinta melingkarkan kedua lengannya erat-erat di leher Sandy.Sandy menepuk-nepuk bahunya dengan lembut. "Sinta, jangan takut. Biar aku tampar mereka berdua, pasti langsung diam dan patuh!"Tubuh Sinta langsung menegang ketakutan.Sementara itu, Nadya tersenyum lebar.Sejak Wanda kembali ke keluarga Jinata, dia belum pernah dipukuli oleh Sandy, bukan?Sungguh pemandangan yang menarik untuk melihat Sandy memukul putri dan cucunya sendiri!"Wanda! Keluar kamu!" Sandy berjalan menuju dapur sambil membuka gesper sabuknya.Dia menarik sabuk itu dengan gerakan terlatih, seperti seorang sipir penjara yang berpengalaman.Saat itu, sosok Wanda muncul di pintu dapur.Di tangannya tergenggam sebilah pisau tajam.Dia membiarkan Sasha
Baca selengkapnya

Bab 26

"Mama, apa tadi aku berbuat salah? Seharusnya aku nggak membalik meja itu." Dia masih terlalu kecil, selalu merasa bahwa dialah penyebab dia dan Wanda diusir dari keluarga Jinata.Wanda pun bertanya padanya, "Kalau dikasih kesempatan lagi, apa kamu tetap akan membalikkan meja?"Sasha mengangguk tanpa ragu. "Aku mau melindungi Mama."Wanda tersenyum lembut. "Sasha, kamu sudah lakukan apa yang kamu bisa. Kamu pahlawan Mama.""Mama pahlawan Sasha!" Sasha menyandarkan diri ke dalam pelukan Wanda.Mendapat pujian dari Wanda, mata Sasha berbinar. Dia berkata dengan agak malu, "Tapi, aku pakai banyak tenaga. Aku jadi nggak seperti anak perempuan.""Kamu terlahir sebagai anak perempuan, tapi anak perempuan bisa macam-macam. Nggak ada yang menentukan bahwa anak perempuan harus seperti apa."Wanda merangkul Sasha ke dalam pelukannya. "Sasha, kamu punya kekuatan luar biasa, kamu bisa lindungi diri kamu sendiri. Mama bahagia dan bangga sama kamu. Kalau seorang gadis terlalu lemah, dia cuma bisa be
Baca selengkapnya

Bab 27

Dengan wajah masam, dia membenamkan diri ke dalam bak rendam, menahan panas yang menyengat.Dia sudah berkali-kali memberi tahu pelayan, suhu air harus 40,3 derajat.Aromaterapi di kamar mandi harus dinyalakan sepuluh menit sebelum dia masuk. Harvey bersandar pada bantal kulit di tepi bak mandi dan menyadari bahwa pencahayaan di kamar mandi juga tidak diatur dengan baik."Cih." Wanda tidak pernah melakukan kesalahan dalam masalah kecil seperti itu selama tujuh tahun.Harvey menarik napas dalam-dalam. Dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa dalam beberapa hari lagi, Wanda akan segera pulang.....Keesokan paginya, Wanda mengambil ponselnya dan melihat pesan dari Pak Hendra.[Nona Wanda, kamu yakin ingin menginvestasikan 120 miliar seluruhnya ke pasar saham?]Wanda membalas, [Aku yakin. Tolong beli segera setelah bursa dibuka.][Baik.]Pak Hendra mengingatkan, [Asal jangan menyesal saja.]Wanda membuka laptop dan menjalankan program analisis tren saham yang dia buat sendiri.Berdasarkan per
Baca selengkapnya

Bab 28

"Harvey?"Nadya menyadari bahwa ujung telinga Harvey memerah. Wajah pria itu saat ini menampilkan ekspresi yang belum pernah dia lihat sebelumnya."Apa yang diteriakkan Kak Wanda di ponsel tadi?"Ekspresi pria itu sulit ditebak. "Dia masih terus cari gara-gara denganku."Bahkan Harvey sendiri mulai ragu, apakah yang baru saja memakinya itu benar-benar Wanda?"Mungkin Kak Wanda sudah menopause." Nadya tertawa. "Konon, wanita yang pernah melahirkan cepat menua."....Setelah meluapkan amarahnya dan menutup telepon, Wanda menyerahkan ponselnya kepada manajer komunitas.Manajer itu langsung membeku di tempat.Wanda melambaikan tangannya. Manajer itu buru-buru menerima ponsel tersebut lalu berlari pergi, seolah-olah takut jika berlama-lama, dia juga akan dimaki.Saat ini, Wanda hanya ingin segera meninggalkan Vila Segara Nirwana. Dia pun mengajak Sasha, "Mau ikut Mama menjenguk dosen Mama?""Mau!"Sebelum berangkat ke rumah keluarga Setiadi, Wanda menelepon Andre lebih dulu.Dia mampir ke t
Baca selengkapnya

Bab 29

Seolah-olah ada tali tak kasatmata yang menjerat leher Wanda, membuatnya kehilangan napas.Tony mengenakan pakaian rumah dari katun linen berwarna biru tua. Tubuhnya kurus kering, rambutnya seluruhnya putih, dan punggungnya membungkuk.Wanda membuka mulut, secara refleks ingin memanggil "Pak Tony", tetapi dia sadar dirinya sudah lama kehilangan hak itu.Dia tidak pantas.Seketika, penglihatannya menjadi kabur."Kakek, halo!"Suara kekanak-kanakan Sasha terdengar, seperti angin musim semi yang membawa hujan. "Apa Kakek ini Kakek Tony Setiadi yang sering disebut-sebut Mama? Seorang pendidik luar biasa, ilmuwan matematika terkemuka, yang ilmunya luas seperti lautan?"Tony menatap Sasha yang bulat dan menggemaskan. Ekspresi dinginnya mulai goyah."Putrimu?"Wanda buru-buru mengiyakan, "Ya, putriku, Sasha."Seseorang di samping berseru dengan penuh semangat, "Pak Tony, soal yang Bapak buat berhasil dia pecahkan!"Tony tercengang sejenak, lalu melangkah menuju ruang samping. Wanda memperhati
Baca selengkapnya

Bab 30

Tony mengernyit dalam-dalam, kata-kata "memalukan dan tidak senonoh" nyaris keluar dari mulutnya."Kenapa kamu jadi seperti ini?"Andre memang mengenakan pakaian, tetapi dengan tampilannya sekarang, dia terlihat lebih menggoda daripada tidak mengenakan apa pun!Alis tebal Tony berkedut hebat."Kena hujan," jawab Andre ringan.Andre menyisir rambut basah di dahinya ke belakang.Dari sudut pandang Wanda, profil samping Andre tampak sempurna dengan proporsi rasio emas.Hidungnya yang tinggi menyerupai seluncuran, memikat hati siapa pun yang melihatnya. Sisi wajahnya yang menghadap Wanda menampilkan lesung pipi yang dalam, makin menarik perhatian.Tony, yang ditopang oleh Andre, tidak tahan mengangkat tangan untuk menutupi matanya.Dia butuh kacamata hitam, karena cahaya yang dipancarkan putranya terlalu menyilaukan!"Ayah, biar aku bantu Ayah berbaring di tempat tidur, jangan memaksakan diri!""Memaksakan diri apanya?" Yang jelas-jelas memaksakan diri itu kamu! Kamu bahkan sudah berubah j
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status