Seolah-olah ada tali tak kasatmata yang menjerat leher Wanda, membuatnya kehilangan napas.Tony mengenakan pakaian rumah dari katun linen berwarna biru tua. Tubuhnya kurus kering, rambutnya seluruhnya putih, dan punggungnya membungkuk.Wanda membuka mulut, secara refleks ingin memanggil "Pak Tony", tetapi dia sadar dirinya sudah lama kehilangan hak itu.Dia tidak pantas.Seketika, penglihatannya menjadi kabur."Kakek, halo!"Suara kekanak-kanakan Sasha terdengar, seperti angin musim semi yang membawa hujan. "Apa Kakek ini Kakek Tony Setiadi yang sering disebut-sebut Mama? Seorang pendidik luar biasa, ilmuwan matematika terkemuka, yang ilmunya luas seperti lautan?"Tony menatap Sasha yang bulat dan menggemaskan. Ekspresi dinginnya mulai goyah."Putrimu?"Wanda buru-buru mengiyakan, "Ya, putriku, Sasha."Seseorang di samping berseru dengan penuh semangat, "Pak Tony, soal yang Bapak buat berhasil dia pecahkan!"Tony tercengang sejenak, lalu melangkah menuju ruang samping. Wanda memperhati
Baca selengkapnya