Home / Romansa / Satu Malam Untuk Selamanya / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Satu Malam Untuk Selamanya : Chapter 11 - Chapter 20

70 Chapters

Interogasi

“Anda baru pulang, Tuan?” sapa Johan, pria berusia akhir 30an yang ditugaskan untuk menyelesaikan setiap masalah yang Levin timbulkan. Awalnya tugas Johan adalah untuk mengawasi Levin agar tidak berkelakuan liar, tapi percuma karena Levin lebih sering menyelinap dan sulit dinasehati hingga Johan menyerah. Akhirnya daddy Keenan menugaskan Johan untuk menyelesaikan setiap masalah yang ditimbulkan oleh putranya agar tidak terekspos ke pihak luar. Seperti semalam contohnya, saat Levin meminta bantuan Johan untuk menghapus rekaman CCTV. Levin tau pasti kalau daddy Keenan tidak ingin citra keluarga dan perusahaannya hancur hanya karena ulahnya. “Begitulah. Bagaimana dengan tugas yang semalam aku berikan? Sudah beres kan?” “Sudah, Tuan. Sekarang tolong beri saya penjelasan, kenapa anda harus memukuli seseorang dengan begitu ganas? Ada masalah apa antara anda dengan pria itu?” Levin menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Pertanyaan Johan terdengar seperti sedang menyelidikinya. Jujur,
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Rencana Yang Gagal

Johan menghembuskan nafas berat. Dugaannya tepat. Tuan mudanya lagi-lagi meniduri wanita yang berbeda, kali ini lebih parah sampai tidak pulang ke rumah! Padahal biasanya selalu pulang meski baru tiba di rumah hampir menjelang pagi. Tapi kali ini malah baru pulang siang hari. Kacau! Johan tidak tau kalau yang Levin dapatkan semalam adalah gadis perawan yang membuatnya enggan berhenti. Karena biasanya jika dengan wanita bayaran, Levin hanya bermain sekali. Yang penting juniornya sudah ‘ganti oli’, beda dengan semalam. Semalam bukan hanya sekedar ‘ganti oli’, tapi mencari surga dunia. Semalam adalah kesempatan langka bagi Levin, dan tentu saja bagi juniornya, untuk merasakan kenikmatan seks yang sesungguhnya. “Bukankah anda bilang wanita itu mabuk? Anda bilang ingin menyelamatkannya dari pria yang berniat jahat, tapi anda sendiri melakukan hal itu padanya. Bukankah itu berarti anda sama jahatnya dengan pria yang anda hajar sampai babak belur?” “Tentu saja berbeda, aku memang mela
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Menutupi Kenyataan

Keesokan harinya… Claire memarkir mobilnya di halaman kampus, tetap beraktivitas seperti biasa seolah tidak terjadi apapun saat weekend kemarin. Tidak boleh ada satu orang pun yang tau tentang apa yang terjadi padanya. Termasuk Nick, sahabatnya. Claire keluar dari mobil dan berjalan santai menuju kantin. “Claire!” panggil Mia dengan suara senyaring toa masjid. “Kenapa, Mi?” “Sabtu kemarin kamu kemana sih? Katanya mau ke toilet, tapi kenapa tidak kembali ke bar lagi?” selidik Mia penasaran. Ya, kemarin dirinya berencana ke rumah Claire untuk bertanya tapi mengurungkan niatnya, takut Claire curiga. Mia harus bersikap cerdik, jadi lebih baik menunggu hingga hari senin saat mereka bertemu di kampus meski rasa penasaran mendera hatinya. Tidak sabar ingin tau apa yang terjadi hingga Claire bisa lepas dari jebakannya. Bagaimana mungkin Claire yang sudah mabuk dan dibawah pengaruh obat perangsang bisa lolos dari jebakannya kan? Mia juga penasaran apakah Claire tau kalau dirinya yang
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Perdebatan Antar Sahabat

Nick mendesah frustasi saat Claire menyumpal mulutnya dengan cokelat, oleh-oleh yang baru saja ditolaknya. Claire bahkan tidak memberi Nick waktu untuk protes dan langsung mengomel dengan nada seperti orangtua yang sedang memarahi putranya. “Rasanya sama kan? Jadi tolong hargai pemberian gadis ini!” omel Claire membuat Nick memberengut kesal karena diomeli oleh Claire hingga membuatnya tidak bisa berkutik. Bagi Nick, ada dua orang wanita yang tidak bisa dibantah atau di lawannya, yaitu sang mommy dan Claire. Claire menoleh kepada sang gadis sambil tersenyum manis. “Jangan khawatir, aku pastikan Nick akan menghabiskan oleh-oleh darimu. Dia suka cokelat kok, apalagi Merlion chocolate adalah cokelat kesukaannya,” beritahu Claire. Setelah itu Claire menoleh dan menatap tajam Nick. Memberi perintah tanpa kata membuat pria itu hanya bisa mendesah pasrah. Tanpa perlu diucapkan pun, Nick tau apa yang Claire ‘perintahkan’ meski hanya melalui tatapan mata. Mereka sudah bersahabat lama, j
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Claire dan Levin

Claire berjalan melewati lorong selepas kuliah, hendak menuju parkiran dan pulang. Sendirian, tanpa Nick dan Mia karena kedua sahabatnya masih ada jadwal kuliah selanjutnya untuk mengejar ketertinggalan mereka karena semester sebelumnya terlalu sering bermalas-malasan. Beda halnya dengan Claire yang sudah dalam tahap skripsi hingga tidak memiliki terlalu banyak jadwal kuliah. Yang Claire inginkan saat ini hanya satu, tidur. Rasanya lelah saat harus berpura-pura terlihat normal meski pada kenyataannya dirinya sedang merasa frustasi karena apa yang terjadi beberapa malam lalu, saat kegadisannya terenggut tanpa dirinya sadari. Langkah Claire terhenti saat seorang pria yang membuatnya frustasi muncul tepat di hadapannya, menghalangi langkahnya. Rasa terkejut menguasai hati Claire, beruntung Claire dapat menguasai dirinya dengan baik. Claire beralih ke kanan, hendak melewati sang pria, namun pria itu malah sengaja menghalangi langkahnya. Berulang kali seperti itu hingga membuat Clai
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Tekad Levin

Levin mengawasi kepergian Claire dengan tatapan tajamnya, tidak menyangka kalau Claire akan semarah ini padanya. Yah, walaupun itu adalah hal yang wajar. Siapa yang tidak marah saat keperawanannya direnggut oleh pria yang tidak seharusnya? Saat sedang tidak sadar pula. Tapi itu bukan salah Levin sepenuhnya karena pria mana yang tahan jika digoda oleh tubuh telanjang seorang gadis tepat di depan matanya kan? Apalagi Claire sangat menggoda dengan lekuk tubuh yang begitu menggiurkan membuat gairah kelelakiannya bangkit seketika! Jadi Levin tidak bisa dipersalahkan sepenuhnya. Dirinya hanya mengambil apa yang Claire tawarkan meski gadis itu menawarkannya tanpa sadar! Benarkan? Tidak ada pria normal yang bisa menolak wanita cantik. Apalagi yang sedang telanjang bulat dan terbakar gairah di hadapannya, sambil mendesah pula, kecuali kalau pria itu gay! Dan Levin jelas tidak gay karena dirinya memiliki banyak bukti nyata. Bukti atas kepiawaiannya dalam memuaskan wanita. Bukti bahwa suda
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Sahabat Tapi Mesra

Dua minggu kemudian di kampus… “Claire!” “Hei, Nick.” “Bagaimana skripsinya?” “Aman! Tinggal tunggu jadwal sidang,” balas Claire dengan senyum sumringah membuat Nick ikut tersenyum, seolah senyum gadis itu menular padanya. Nick mengacak-acak rambut Claire membuat gadis itu protes seketika. “Aduh! Kebiasaan deh! Suka banget bikin rambutku berantakan.” “Kamu sama sekali tidak berubah. Dari dulu paling kesal kalau rambutnya diacak-acak begini, tapi aku suka sih melihatmu kesal. Lucu dan menggemaskan, seperti anak kecil. Apalagi kakinya pendek, benar-benar mirip bocah!” ejek Nick membuat Claire semakin merajuk. Kesal karena dibilang pendek! “Sudah jangan merajuk, nanti aku belikan strawberry cheese cake ice cream sekotak besar,” bujuk Nick saat Claire tidak merespon ucapannya, tau pasti apa yang menjadi kelemahan sahabatnya karena sejak dulu Claire memang paling suka ice cream, terlebih strawberry cheese cake ice cream yang tidak mungkin bisa ditolaknya. “Dasar nyebelin!” sun
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Usaha Levin

Rooftop kampus… “Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Claire ketus sambil melipat kedua tangannya di depan dada, wajahnya cemberut kesal. “Kenapa kamu menghindariku, Claire?” tanya Levin tanpa basa-basi. Ya, selama dua minggu ini Levin berusaha mendekati Claire, tapi wanita itu selalu bisa menghindar dengan luwes membuat Levin gemas! Padahal dirinya sudah bertekad ingin menaklukkan Claire, tapi bagaimana bisa berhasil kalau targetnya selalu menghindar kan? Jika begini terus, Levin bisa gagal sebelum bertindak! Jadi inilah yang Levin lakukan, sengaja menghadang Claire, tidak peduli meski wanita itu sedang bersama dengan Nick, pria yang tidak pernah jauh dari Claire. Setidaknya itulah yang Levin lihat setelah mengamati Claire selama beberapa minggu terakhir ini. “Aku tidak menghindar. Sejak awal kita memang tidak saling mengenal dan tidak perlu bertemu satu sama lain,” sarkas Claire. “Tapi setelah kejadian malam itu, otomatis kita sudah saling mengenal, bahkan kita sudah tidur
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Kembali Ditolak

Pertanyaan Levin membuat Claire tersentak kaget, namun dengan cepat wanita itu menguasai dirinya dan menjawab ketus. Tidak ingin membuat Levin melihat kekacauan yang mendera hatinya hanya karena pertanyaan yang diajukan pria itu. “Jangan bicara sembarangan! Aku tidak akan hamil!” “Bagaimana kamu bisa begitu yakin? Kita melakukannya berulang kali, bahkan aku tidak pakai pengaman dan melepas benihku ke dalam rahim kamu, Claire!” Ucapan Levin membuat bulu kuduk Claire meremang. Rasa takut yang sempat dirasakannya beberapa waktu lalu kembali hadir. Padahal selama beberapa minggu terakhir Claire sudah berhasil mengenyahkannya, tapi ucapan Levin barusan membuat ketakutan Claire kembali muncul! Kurang ajar! Levin melepas cengkeramannya pada bahu Claire dan menyugar rambutnya dengan frustasi, berusaha menekan emosinya. Entah apa yang membuat Levin emosi seperti ini. Apakah benar hanya karena rasa bersalah? Atau karena Claire bersikap seolah yang mereka lewati malam itu tidaklah penting
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Perubahan Tanpa Sadar

Setelah rasa takutnya berangsur mereda, barulah Claire melangkah ke kantin, tempat dimana Nick menunggunya sambil makan dan bermain ponsel, mengabaikan sekitar. “Bagi donk!” serobot Claire tanpa rasa bersalah, mengambil alih sepiring batagor yang awalnya berada di hadapan Nick namun langsung disambar oleh Claire hingga beralih ke tangannya. Berganti pemilik dalam hitungan detik. “Kebiasaan deh! Main serobot aja. Kalau mau ya pesan sendiri donk. Lagian ini bukannya bagi, tapi ngerampok!” sungut Nick saat melihat batagornya sudah tandas tak bersisa dan beralih ke perut Claire, hanya tersisa bumbu kacangnya saja. “Ih, jadi cowok bawel banget sih? Pesan lagi aja, Nick. Sekalian aku juga mau 1 piring lagi,” pinta Claire membuat Nick terheran. “Yakin mau nambah? Biasanya kamu tidak suka dengan jajanan yang memakai bumbu kacang seperti siomay dan batagor, tapi kenapa sekarang jadi doyan?” selidik Nick, merasa heran dengan perubahan Claire yang mendadak. Bagaimana tidak heran kalau sa
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status