Matanya menatap Lastri dengan nafsu. Lastri merinding, wajahnya pucat pasi.“Kau cukup patuh malam ini. Jangan coba-coba melarikan diri,” ancam Jalok, suaranya seram.Pak Agus mengangguk puas, merasa masalah akan segera selesai.“Jalok, cepatlah! Aku tak bisa menunggu lebih lama lagi,” desaknya tak sabar.“Sudah kubilang, tenang saja. Setelah kami bersenang-senang dengannya, semua akan beres,” jawab Jalok sambil tertawa kecil.Tanpa banyak bicara, Jalok langsung merangkul Lastri dengan kasar dan mulai menyentuh tubuhnya.“Apa yang kau lakukan?!” seru Lastri panik, mencoba menolak.Namun Jalok jauh lebih kuat. Ia membopong Lastri yang meronta dan membawanya ke kamar terdekat.“.....”Pak Agus hanya menonton, ekspresinya datar.Dalam hati, ia tahu Lastri adalah selingkuhannya. Tapi semua ini, baginya, adalah konsekuensi dari pilihan Lastri sendiri.Para preman lainnya tertawa, bersiap menunggu giliran.Mereka menanti "pesta" yang baru saja dimulai.***Sementara itu, di dalam sebuah mobi
Terakhir Diperbarui : 2025-04-11 Baca selengkapnya