“Betul, Pak. Orang ini tidak punya hak berada di sini. Dia orang miskin, mana mungkin mampu membayar bangsal VIP di rumah sakit ini,” sahutnya yakin, dengan ekspresi meremehkan.Ucapannya yang kasar dan justru mengundang amarah. Ia bahkan tak sadar tengah menghina seseorang di hadapan atasannya sendiri.Pak Tukul menatapnya tajam, ekspresinya berubah dingin.“Dia miskin, lalu kau merasa berhak mengusirnya?” ucapnya pelan, namun setiap kata mengandung tekanan.Sowel masih belum menangkap maksud dari nada suara itu. Ia terus saja bicara, makin menjadi-jadi.“Betul, Pak. Saya ingin segera mengusirnya, agar suasana rumah sakit kita tak tercemar oleh orang seperti dia,” jawabnya tanpa rasa bersalah, malah terdengar semakin keterlaluan.Langkahnya hendak maju, namun tiba-tiba Pak Tukul berdiri di hadapan Udin, membentengi tubuh pemuda itu dengan sikap penuh hormat.Ia menoleh ke Udin, lalu berkata dengan nada hormat, “Nak Udin, saya akan mengurusnya.”Dia kemudian berbalik dan menatap Sowel
Terakhir Diperbarui : 2025-04-15 Baca selengkapnya