หน้าหลัก / Romansa / The Sugar Baby of Uncle Blue / บทที่ 81 - บทที่ 90

บททั้งหมดของ The Sugar Baby of Uncle Blue: บทที่ 81 - บทที่ 90

126

Bab 81: Kucing Liar Pemenangnya 3

Dengan gerakan penuh presisi, Blue menunduk sedikit, memastikan posisinya tepat. Tangannya yang terampil memandu vibrator itu dengan hati-hati. Ia menggesekkan ujung alat tersebut ke lipatan miss v Emely, sekadar menciptakan sensasi awal yang cukup untuk membuat tubuh wanita itu kembali menggeliat. Emely menggigit bibir bawahnya keras-keras, mencoba menahan diri. Namun, desah napasnya yang terputus-putus mengkhianati upayanya. Kemudian, dengan lembut dan pasti, Blue mendorong egg vibrator itu masuk. Gerakannya halus, penuh perhitungan, memastikan alat itu terpasang sempurna di tempatnya. “Ughhh …,” desah Emely. Tubuhnya merespons dengan refleks. Ia melengkungkan punggung, tubuhnya meremang saat sensasi baru menjalar cepat ke seluruh sarafnya.Blue memiringkan kepala sedikit, memperhatikan setiap ekspresi yang muncul di wajah Emely. Ia tampak seperti seorang maestro, mengamati hasil karyanya dengan rasa puas. “Bagaimana rasanya?” tanyanya dengan suara rendah, tetapi ada sedikit nada m
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-22
อ่านเพิ่มเติม

Bab 82: Kucing Liar Pemenangnya 4

Blue menyudahi sentuhannya tanpa menjauh dari Emely, hingga napasnya masih terasa di kulit sang wanita. Ia tertawa pelan, sebuah tawa rendah yang penuh godaan dan rasa puas. Matanya memandang Kucing Liar-nya seperti seorang pemburu yang baru saja berhasil menjinakkan mangsanya. “Kucing Liar-ku ternyata tidak sekuat yang aku kira,” gumamnya dengan nada yang setengah mengejek. Ia mengangkat dagu Emely dengan ujung jarinya, memaksa wanita itu untuk menatap langsung ke matanya. “You know what, Kucing Liar? Aku lebih suka kau memanggilku ‘Blue’ daripada ‘Uncle’. Lebih seksi. Lebih menggoda. Suaramu, napasmu, membuatku ingin selalu menghunjammu lagi dan lagi,” bisiknya dengan kalimat-kalimat frontal tetapi terdengar seperti godaan di telinga Emely.“Kalau begitu, keluarkanlah benda itu dari dalamku, dan ... masuki aku,” tantang Emely dengan napas tersengal-sengal. Suaranya serak, hampir seperti bisikan penuh hasrat. “Aku lebih suka milikmu—so big—menghunjamku, daripada vibrator, Blue.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-23
อ่านเพิ่มเติม

Bab 83: Kucing Liar Pemenangnya 5

Blue merasa makin di atas angin ketika menyaksikan Emely begitu lemah di bawah kendalinya. Wanita manis tetapi liar itu begitu menikmati setiap sentuhannya. “Ahhh! Blue …, ahh! Ahh! Ughh, fuckkk!” Emely menjerit dalam desahannya. Bersamaan dengan itu, tubuh polosnya bergetar hebat, menandakan gelombang puncak kenikmatan telah menghantam. Emely menggeleng ke kanan dan ke kiri sambil terus mendesah, sedangkan egg vibrator di dalam miss v-nya terus bergetar, seakan-akan membombardir dinding-dinding area sensitifnya.Blue menyudahi sentuhannya di dada Emely. Ia mengangkat kepala, memperhatikan wajah wanita itu yang memerah serta tubuhnya yang bergetar hebat. “Keluarkan, Baby, jangan ditahan,” ujarnya dengan suara pelan sambil mendekatkan diri ke wajah Emely. Tangannya terus bermain-main di atas klitoris wanita itu.“Ahhh! Blue …, ahhhh!”Blue melirik ke tangan Emely yang diikat menggunakan rantai. Kemudian, dengan satu gerakan cepat, ia membuka rantai tersebut menggunak
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-23
อ่านเพิ่มเติม

Bab 84: Kucing Liar Pemenangnya 6

Blue membalas tatapan Emely, pandangannya tajam tetapi penuh hasrat. Wajah cantik wanita di atasnya itu seolah-olah menjadi pemandangan paling indah yang pernah ia lihat. Bibirnya melengkungkan senyum samar saat ia berkata, “Mana mungkin aku akan menghalangimu? Lakukan saja apa pun yang ingin kau lakukan.”Senyum puas terpancar di wajah Emely, seperti seorang ratu yang baru saja mendapatkan kemenangan. Dengan gerakan pelan, ia merendahkan punggungnya sedikit, mendekat ke arah Blue. Namun, kedua tangannya bergerak ke samping, mengambil rantai yang sebelumnya digunakan pria itu untuk mengikat tangannya. “Sekarang giliran kita bertukar peran,” bisiknya dengan nada menggoda. “Aku ingin mengikat tanganmu supaya aku bisa lebih leluasa memberikan servis terbaikku untukmu.”Sebelum Blue sempat merespons, Emely sudah bergerak cekatan. Dalam waktu singkat, ia melilitkan rantai itu di pergelangan tangan Blue, menguncinya dengan cermat. Blue hanya bisa menatap Emely dengan tatapan datar
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-23
อ่านเพิ่มเติม

Bab 85: Kucing Liar Pemenangnya 7

“Aku hanya akan terlihat seperti ini di depanmu saja. Hanya kau yang tahu rasanya. Hanya kau yang bisa melihat ekspresi menggoda ini, Blue,” lanjutnya dengan suara lembut. Namun, tiba-tiba sebuah desahan keluar dari bibirnya, disertai gerakan refleks menggigit bibir bawah dan kerutan kecil muncul di keningnya. “Bukankah ... ah .... Bukankah kau adalah seorang sugar daddy yang sangat beruntung?” godanya, diakhiri dengan tatapan yang begitu memikat.Blue tidak bisa menahan tawa kecilnya. Tawanya rendah, hampir seperti gemuruh yang menggema di dadanya. “Tentu saja,” jawabnya. “Aku tidak akan pernah membiarkanmu seperti ini di hadapan pria lain. Tidak akan, Emely. Pria mana pun, dengan alasan apa pun!” tekannya, seolah-olah mempertegas klaimnya atas wanita itu.Di tengah ucapannya, gerakan pinggul Emely yang lihai dan sensual terus menggoda tanpa ampun. Blue merasakan gelombang hasrat yang kian menggelora di tubuhnya. Tangannya yang diikat terus bergerak, meronta-ronta. Matanya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-23
อ่านเพิ่มเติม

Bab 86: Ide Nakal Emely 1

Di sebuah ruang pribadi yang megah di kediaman sementara Han Jae-Min, suasana malam itu begitu tenang, hanya ditemani oleh deretan lampu hias yang memancarkan cahaya lembut. Han Jae-Min duduk santai di sofa mewah berwarna gelap, menatap ke arah asistennya, Choi, yang berdiri dengan sikap hormat di hadapannya.Dengan langkah mantap, Choi meletakkan sebuah berkas tebal di atas meja kaca di hadapan pria itu. Gerakannya sengaja perlahan, seolah-olah menekankan pentingnya dokumen tersebut. “Sesuai perintah Anda, Tuan,” ujarnya dengan nada yang mencerminkan rasa lega sekaligus bangga. “Saya telah berhasil mengumpulkan semua informasi lengkap tentang pria bernama Blue Sinclair. Data ini mencakup latar belakang pribadi, riwayat karier, hingga aktivitas terkini.”Han Jae-Min melirik sekilas ke arah berkas itu, lalu kembali menatap Choi dengan ekspresi yang sulit ditebak. “Kerja yang bagus,” sanjungnya singkat tetapi dengan nada puas. Tangannya perlahan terulur, membuka halaman pertama dokumen
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-25
อ่านเพิ่มเติม

Bab 87: Ide Nakal Emely 2

Han Jae-Min menggeleng pelan. “Tidak, kita tidak pernah bertemu mereka secara langsung. Terakhir kali keluargaku berurusan dengan mereka adalah saat aku berusia tujuh tahun. Setelah mereka membantu ayahku merebut hak miliknya dan menjamin keselamatan keluargaku, Ayah memutuskan hubungan sepenuhnya. Sejak saat itu, dia bersumpah tidak akan pernah terlibat dengan dunia mafia lagi.”Choi mendengarkan dengan saksama. “Jadi, apa yang Anda miliki sekarang adalah hasil dari bantuan kelompok itu di masa lalu?” tanyanya. Suaranya lebih pelan, hampir seperti bisikan.Han Jae-Min mengangguk, pandangannya menerawang seolah-olah melihat kembali masa-masa sulit itu. “Ya. Tanpa mereka, keluargaku mungkin tidak akan bertahan. Tapi aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengan seseorang yang berhubungan dengan mereka lagi, apalagi Blue Sinclair.”Han Jae-Min tak menyadari bahwa ada fakta lain yang belum terungkap. Erlan, pria yang ia kenal selama satu tahun terakhir, ternyata juga bagian dari kelompo
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-25
อ่านเพิ่มเติม

Bab 88: Ide Nakal Emely 3

Pagi itu, suasana di rumah masih sunyi ketika Amara berjalan menuju kamar orang tuanya. Tepat pukul enam pagi, ia mengetuk pintu kamar sebelum masuk. Ketika pintu terbuka, pandangannya langsung tertuju pada ranjang king-size di tengah kamar yang luas. Namun, hanya ibunya, Emely, yang terlihat tertidur di sana. Ayahnya tidak tampak di atas ranjang seperti biasanya. Dengan langkah kecil, gadis berusia empat tahun itu mendekat ke ranjang. Ia berdiri di sisi tempat tidur, menatap wajah ibunya yang masih terlelap. “Mommy?” panggilnya lembut. Emely menggeliat pelan. Suara lembut gadis kecil itu seperti membangunkan indra pendengarannya dari tidur. Dengan mata yang mulai terbuka perlahan, ia menoleh dan menemukan Amara tersenyum manis padanya. Senyuman itu membuat sudut bibirnya ikut melengkung, mengusir rasa kantuk yang tersisa. “Hai, Sayang. Good morning,” sapa Emely dengan suara serak khas orang yang baru saja bangun tidur. Tangannya terulur lembut ke arah gadis kecil itu. Amara mend
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-25
อ่านเพิ่มเติม

Bab 89: Penyatuan di Pagi Hari 1

Sejenak, Emely berdiri di tepi tempat tidur. Matanya terpaku pada sosok Blue yang tertidur pulas, mengamati pria itu dengan saksama dari kepala hingga ujung kaki. Setiap tarikan napasnya, setiap detail tubuhnya, semua tertangkap jelas dalam pandangan Emely. Namun, pandangannya kini berhenti di antara kedua kaki pria itu. Sebuah senyum kecil muncul di sudut bibirnya, lalu berubah menjadi tawa pelan. “Jelek sekali bentuknya kalau sedang loyo begitu,” gumamnya sambil menahan tawa. “Seperti apa, ya?” Dia mulai berpikir. “Ah, seperti sayuran hijau yang layu, yang haus akan sentuhan air. Ya, benar, istilah itu cocok sekali.” Pikirannya terasa konyol.Perlahan, Emely mengangkat gaunnya, memegang sisi pinggang underwear-nya dengan kedua tangan. Gerakannya penuh perhitungan, tetapi tetap lembut. Dalam satu tarikan, kain kecil berbentuk segitiga itu meloloskan diri dari tubuhnya, meluncur turun hingga terjatuh di lantai. Ia membiarkannya tergeletak di sana, tak tergubris.Emely bergerak mendek
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-25
อ่านเพิ่มเติม

Bab 90: Penyatuan di Pagi Hari 2

Waktu terus berjalan. Menit demi menit berlalu dengan suasana yang makin intens. Sentuhannya yang konsisten dan terampil akhirnya membuahkan hasil. Keperkasaan Blue yang semula loyo kini sepenuhnya mengeras, seperti yang diharapkan. Ia memperhatikan perubahan itu dengan senyum puas, merasa bangga atas keberhasilannya.Akhirnya, Blue Junior bangkit juga! pekiknya dalam hati sambil menahan tawa kecil. Matanya berbinar dan senyum lebar menghiasi wajahnya, seolah-olah menemukan kepuasan dari usahanya yang tak sia-sia.Tak ingin membuang waktu, Emely menghentikan gerakan tangannya. Dengan perlahan, ia menjauhkan tangan dari batang keperkasaan Blue. Tubuhnya bergerak anggun, menegakkan posisi di atas pria itu. Ia mengatur napas, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dengan sebelah tangan, wanita itu mengangkat gaunnya yang terasa mengganggu, membiarkan lebih banyak kulitnya terbuka di bawah cahaya redup ruangan. Tangan lainnya kembali menggenggam lembut batang keperkasaan Blue yang
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-25
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
7891011
...
13
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status