Home / Romansa / The Sugar Baby of Uncle Blue / Bab 82: Kucing Liar Pemenangnya 4

Share

Bab 82: Kucing Liar Pemenangnya 4

Author: Miss.EA
last update Last Updated: 2025-03-23 21:00:00

Blue menyudahi sentuhannya tanpa menjauh dari Emely, hingga napasnya masih terasa di kulit sang wanita. Ia tertawa pelan, sebuah tawa rendah yang penuh godaan dan rasa puas. Matanya memandang Kucing Liar-nya seperti seorang pemburu yang baru saja berhasil menjinakkan mangsanya. “Kucing Liar-ku ternyata tidak sekuat yang aku kira,” gumamnya dengan nada yang setengah mengejek. Ia mengangkat dagu Emely dengan ujung jarinya, memaksa wanita itu untuk menatap langsung ke matanya. “You know what, Kucing Liar? Aku lebih suka kau memanggilku ‘Blue’ daripada ‘Uncle’. Lebih seksi. Lebih menggoda. Suaramu, napasmu, membuatku ingin selalu menghunjammu lagi dan lagi,” bisiknya dengan kalimat-kalimat frontal tetapi terdengar seperti godaan di telinga Emely.

“Kalau begitu, keluarkanlah benda itu dari dalamku, dan ... masuki aku,” tantang Emely dengan napas tersengal-sengal. Suaranya serak, hampir seperti bisikan penuh hasrat. “Aku lebih suka milikmu—so big—menghunjamku, daripada vibrator, Blue.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 83: Kucing Liar Pemenangnya 5

    Blue merasa makin di atas angin ketika menyaksikan Emely begitu lemah di bawah kendalinya. Wanita manis tetapi liar itu begitu menikmati setiap sentuhannya. “Ahhh! Blue …, ahh! Ahh! Ughh, fuckkk!” Emely menjerit dalam desahannya. Bersamaan dengan itu, tubuh polosnya bergetar hebat, menandakan gelombang puncak kenikmatan telah menghantam. Emely menggeleng ke kanan dan ke kiri sambil terus mendesah, sedangkan egg vibrator di dalam miss v-nya terus bergetar, seakan-akan membombardir dinding-dinding area sensitifnya.Blue menyudahi sentuhannya di dada Emely. Ia mengangkat kepala, memperhatikan wajah wanita itu yang memerah serta tubuhnya yang bergetar hebat. “Keluarkan, Baby, jangan ditahan,” ujarnya dengan suara pelan sambil mendekatkan diri ke wajah Emely. Tangannya terus bermain-main di atas klitoris wanita itu.“Ahhh! Blue …, ahhhh!”Blue melirik ke tangan Emely yang diikat menggunakan rantai. Kemudian, dengan satu gerakan cepat, ia membuka rantai tersebut menggunak

    Last Updated : 2025-03-23
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 84: Kucing Liar Pemenangnya 6

    Blue membalas tatapan Emely, pandangannya tajam tetapi penuh hasrat. Wajah cantik wanita di atasnya itu seolah-olah menjadi pemandangan paling indah yang pernah ia lihat. Bibirnya melengkungkan senyum samar saat ia berkata, “Mana mungkin aku akan menghalangimu? Lakukan saja apa pun yang ingin kau lakukan.”Senyum puas terpancar di wajah Emely, seperti seorang ratu yang baru saja mendapatkan kemenangan. Dengan gerakan pelan, ia merendahkan punggungnya sedikit, mendekat ke arah Blue. Namun, kedua tangannya bergerak ke samping, mengambil rantai yang sebelumnya digunakan pria itu untuk mengikat tangannya. “Sekarang giliran kita bertukar peran,” bisiknya dengan nada menggoda. “Aku ingin mengikat tanganmu supaya aku bisa lebih leluasa memberikan servis terbaikku untukmu.”Sebelum Blue sempat merespons, Emely sudah bergerak cekatan. Dalam waktu singkat, ia melilitkan rantai itu di pergelangan tangan Blue, menguncinya dengan cermat. Blue hanya bisa menatap Emely dengan tatapan datar

    Last Updated : 2025-03-23
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 85: Kucing Liar Pemenangnya 7

    “Aku hanya akan terlihat seperti ini di depanmu saja. Hanya kau yang tahu rasanya. Hanya kau yang bisa melihat ekspresi menggoda ini, Blue,” lanjutnya dengan suara lembut. Namun, tiba-tiba sebuah desahan keluar dari bibirnya, disertai gerakan refleks menggigit bibir bawah dan kerutan kecil muncul di keningnya. “Bukankah ... ah .... Bukankah kau adalah seorang sugar daddy yang sangat beruntung?” godanya, diakhiri dengan tatapan yang begitu memikat.Blue tidak bisa menahan tawa kecilnya. Tawanya rendah, hampir seperti gemuruh yang menggema di dadanya. “Tentu saja,” jawabnya. “Aku tidak akan pernah membiarkanmu seperti ini di hadapan pria lain. Tidak akan, Emely. Pria mana pun, dengan alasan apa pun!” tekannya, seolah-olah mempertegas klaimnya atas wanita itu.Di tengah ucapannya, gerakan pinggul Emely yang lihai dan sensual terus menggoda tanpa ampun. Blue merasakan gelombang hasrat yang kian menggelora di tubuhnya. Tangannya yang diikat terus bergerak, meronta-ronta. Matanya

    Last Updated : 2025-03-23
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 86: Ide Nakal Emely 1

    Di sebuah ruang pribadi yang megah di kediaman sementara Han Jae-Min, suasana malam itu begitu tenang, hanya ditemani oleh deretan lampu hias yang memancarkan cahaya lembut. Han Jae-Min duduk santai di sofa mewah berwarna gelap, menatap ke arah asistennya, Choi, yang berdiri dengan sikap hormat di hadapannya.Dengan langkah mantap, Choi meletakkan sebuah berkas tebal di atas meja kaca di hadapan pria itu. Gerakannya sengaja perlahan, seolah-olah menekankan pentingnya dokumen tersebut. “Sesuai perintah Anda, Tuan,” ujarnya dengan nada yang mencerminkan rasa lega sekaligus bangga. “Saya telah berhasil mengumpulkan semua informasi lengkap tentang pria bernama Blue Sinclair. Data ini mencakup latar belakang pribadi, riwayat karier, hingga aktivitas terkini.”Han Jae-Min melirik sekilas ke arah berkas itu, lalu kembali menatap Choi dengan ekspresi yang sulit ditebak. “Kerja yang bagus,” sanjungnya singkat tetapi dengan nada puas. Tangannya perlahan terulur, membuka halaman pertama dokumen

    Last Updated : 2025-03-25
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 87: Ide Nakal Emely 2

    Han Jae-Min menggeleng pelan. “Tidak, kita tidak pernah bertemu mereka secara langsung. Terakhir kali keluargaku berurusan dengan mereka adalah saat aku berusia tujuh tahun. Setelah mereka membantu ayahku merebut hak miliknya dan menjamin keselamatan keluargaku, Ayah memutuskan hubungan sepenuhnya. Sejak saat itu, dia bersumpah tidak akan pernah terlibat dengan dunia mafia lagi.”Choi mendengarkan dengan saksama. “Jadi, apa yang Anda miliki sekarang adalah hasil dari bantuan kelompok itu di masa lalu?” tanyanya. Suaranya lebih pelan, hampir seperti bisikan.Han Jae-Min mengangguk, pandangannya menerawang seolah-olah melihat kembali masa-masa sulit itu. “Ya. Tanpa mereka, keluargaku mungkin tidak akan bertahan. Tapi aku tidak pernah menyangka akan bertemu dengan seseorang yang berhubungan dengan mereka lagi, apalagi Blue Sinclair.”Han Jae-Min tak menyadari bahwa ada fakta lain yang belum terungkap. Erlan, pria yang ia kenal selama satu tahun terakhir, ternyata juga bagian dari kelompo

    Last Updated : 2025-03-25
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 88: Ide Nakal Emely 3

    Pagi itu, suasana di rumah masih sunyi ketika Amara berjalan menuju kamar orang tuanya. Tepat pukul enam pagi, ia mengetuk pintu kamar sebelum masuk. Ketika pintu terbuka, pandangannya langsung tertuju pada ranjang king-size di tengah kamar yang luas. Namun, hanya ibunya, Emely, yang terlihat tertidur di sana. Ayahnya tidak tampak di atas ranjang seperti biasanya. Dengan langkah kecil, gadis berusia empat tahun itu mendekat ke ranjang. Ia berdiri di sisi tempat tidur, menatap wajah ibunya yang masih terlelap. “Mommy?” panggilnya lembut. Emely menggeliat pelan. Suara lembut gadis kecil itu seperti membangunkan indra pendengarannya dari tidur. Dengan mata yang mulai terbuka perlahan, ia menoleh dan menemukan Amara tersenyum manis padanya. Senyuman itu membuat sudut bibirnya ikut melengkung, mengusir rasa kantuk yang tersisa. “Hai, Sayang. Good morning,” sapa Emely dengan suara serak khas orang yang baru saja bangun tidur. Tangannya terulur lembut ke arah gadis kecil itu. Amara mend

    Last Updated : 2025-03-25
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 89: Penyatuan di Pagi Hari 1

    Sejenak, Emely berdiri di tepi tempat tidur. Matanya terpaku pada sosok Blue yang tertidur pulas, mengamati pria itu dengan saksama dari kepala hingga ujung kaki. Setiap tarikan napasnya, setiap detail tubuhnya, semua tertangkap jelas dalam pandangan Emely. Namun, pandangannya kini berhenti di antara kedua kaki pria itu. Sebuah senyum kecil muncul di sudut bibirnya, lalu berubah menjadi tawa pelan. “Jelek sekali bentuknya kalau sedang loyo begitu,” gumamnya sambil menahan tawa. “Seperti apa, ya?” Dia mulai berpikir. “Ah, seperti sayuran hijau yang layu, yang haus akan sentuhan air. Ya, benar, istilah itu cocok sekali.” Pikirannya terasa konyol.Perlahan, Emely mengangkat gaunnya, memegang sisi pinggang underwear-nya dengan kedua tangan. Gerakannya penuh perhitungan, tetapi tetap lembut. Dalam satu tarikan, kain kecil berbentuk segitiga itu meloloskan diri dari tubuhnya, meluncur turun hingga terjatuh di lantai. Ia membiarkannya tergeletak di sana, tak tergubris.Emely bergerak mendek

    Last Updated : 2025-03-25
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 90: Penyatuan di Pagi Hari 2

    Waktu terus berjalan. Menit demi menit berlalu dengan suasana yang makin intens. Sentuhannya yang konsisten dan terampil akhirnya membuahkan hasil. Keperkasaan Blue yang semula loyo kini sepenuhnya mengeras, seperti yang diharapkan. Ia memperhatikan perubahan itu dengan senyum puas, merasa bangga atas keberhasilannya.Akhirnya, Blue Junior bangkit juga! pekiknya dalam hati sambil menahan tawa kecil. Matanya berbinar dan senyum lebar menghiasi wajahnya, seolah-olah menemukan kepuasan dari usahanya yang tak sia-sia.Tak ingin membuang waktu, Emely menghentikan gerakan tangannya. Dengan perlahan, ia menjauhkan tangan dari batang keperkasaan Blue. Tubuhnya bergerak anggun, menegakkan posisi di atas pria itu. Ia mengatur napas, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dengan sebelah tangan, wanita itu mengangkat gaunnya yang terasa mengganggu, membiarkan lebih banyak kulitnya terbuka di bawah cahaya redup ruangan. Tangan lainnya kembali menggenggam lembut batang keperkasaan Blue yang

    Last Updated : 2025-03-25

Latest chapter

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 136: Liar dan Bar-bar 4

    Emely memejamkan mata sejenak, berusaha mengendalikan emosi yang terasa semakin membuncah. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara. “Kamu tahu tidak, Blue, apa yang sebenarnya membuat masalah ini jadi sebesar ini? Ini bukan soal sejauh mana kamu bermain api dengan mantan istrimu. Ini soal kebohonganmu!"Ia menunjuk ke arah Blue dengan gerakan cepat, membuat pria itu terdiam kaku. "Kamu pikir semua hal bisa kamu anggap remeh begitu saja? Kebohongan yang kamu anggap kecil itu, lama-lama akan jadi masalah besar. Karena apa? Karena kamu akan terus menutupi kebohonganmu dengan kebohongan lain. Dan sementara itu, kamu akan menertawakanku yang kamu anggap bodoh karena sudah berhasil kamu tipu mentah-mentah!"Blue hanya menatap Emely dengan ekspresi penuh penyesalan, namun ia tetap bungkam. Emely, di sisi lain, terlihat terengah-engah, seperti kehabisan napas setelah melampiaskan emosinya."Dan yang paling aku benci," lanjut Emely. “Adalah ketika aku terlihat seperti orang bodoh di dep

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 135: Liar dan Bar-bar 3

    Salah satu pelayan yang kebetulan berada di dekat pintu langsung menyapanya dengan sopan. "Selamat malam, Tuan."Blue membalas singkat, "Selamat malam." Ia terus melangkah melewati pelayan tersebut menuju tangga yang menghubungkan lantai dasar dan atas, dengan ekspresi serius terpampang di wajahnya.Di tengah tangga, ia bertemu dengan Gina, yang tampaknya sedang turun. Wanita itu menghentikan langkahnya, lalu menunduk hormat. "Tuan," sapanya pelan."Amara dimana? Apakah dia bersama Emely?" tanya Blue tanpa basa-basi."Tidak, Tuan. Nona Amara sudah tidur di kamarnya. Dia sangat lelah dan mengantuk tadi. Sedangkan Nona Emely ada di kamarnya," jawab Gina.Blue mengangguk kecil, lalu melanjutkan langkahnya ke lantai atas. Beberapa saat kemudian, ia tiba di depan pintu kamar. Ia mengulurkan tangan, menggenggam tuas pintu, dan membukanya perlahan.Kamar itu sunyi. Langkah Blue terhenti di tengah ruangan, matanya langsung tertuju ke arah jendela tembus pandang yang memperlihatkan balkon. Sek

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 134: Liar dan Bar-bar 2

    Kini, Emely duduk diatas kursi rotan bergaya modern yang khas menghiasi balkon rumah mewah. Kursi itu memiliki desain melengkung ergonomis dengan bantalan empuk berwarna krem yang memberikan kenyamanan maksimal. Di sebelahnya, terdapat meja kecil dari kayu jati dengan permukaan yang dilapisi kaca, tempat cangkir tehnya terletak. Emely membuka laptopnya dan menunggu perangkat itu menyala. Sambil menunggu, ia mengambil bungkusan rokok yang tadi dibawanya, membuka segel plastik dengan sedikit perasaan ragu, dan mengeluarkan sebatang rokok. Ia menyelipkannya di antara bibirnya, lalu menyalakan ujungnya menggunakan pemantik logam berwarna perak mengkilap. Asap tipis mulai mengepul saat ia menghisap rokok itu perlahan.Dia memejamkan mata sejenak, menikmati sensasi nikmat yang terasa di rongga mulutnya sebelum akhirnya melepaskan asap tersebut ke udara. Asap itu terbang melayang-layang, bergabung dengan angin yang berhembus dingin, sementara Emely membiarkan tubuhnya bersandar santai di k

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 133: Liar dan Bar-bar 1

    ***“Mommy, aku lelah dan mengantuk. Kalau misalkan aku mau langsung tidur saja, boleh tidak?” tanya Amara dengan wajah polos, menatap ibunya yang baru saja mematikan mesin mobil di depan teras rumah.Emely melirik gadis kecil itu sekilas sambil melepas sabuk pengaman. “Tentu saja boleh, sayang,” jawabnya lembut. “Tapi, Amara yakin tidak ada tugas dari sekolah yang harus dikumpulkan besok?” lanjutnya memastikan.“Tidak ada, Mommy,” balas Amara cepat.Emely menoleh sepenuhnya ke arah Amara yang duduk di kursi belakang. “Benar tidak ada tugas? Mommy hanya memastikan saja, supaya nanti tidak ada yang kelupaan.”Amara mengangguk mantap sambil menatap ibunya dengan serius. “Iya, Mommy. Betul, aku tidak ada tugas. Aku tidak akan mungkin berani berbohong sama Mommy,” jawabnya.Emely tersenyum kecil mendengar jawaban Amara. “Baiklah. Kalau begitu, sekarang kita turun dulu, ya?” ujarnya sambil membuka pintu mobil. Setelah turun, ia beralih ke sisi Amara, membuka pintu untuk gadis kecil itu, da

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 132: Bersekutu Dengan Calon Mertua 3

    Setelah kepergian Blue, Emely menoleh kepada Zara. “Mom, aku dan Amara pamit pulang dulu, ya?” katanya dengan sopan.Zara tersenyum, meskipun ada sedikit rasa enggan melepaskan gadis itu bersama cucunya. “Hati-hati di jalan, ya, sayang. Kalau nanti kamu ada waktu, jangan ragu untuk datang lagi ke sini. Kami selalu menunggu kalian,” ujarnya tulus.Emely membalas senyum itu. “Pasti, Mom. Terima kasih.”Setelah itu, ia berdiri dan menggandeng tangan Amara yang masih terlihat enggan meninggalkan mansion. Emely memintanya berpamitan kepada Zara dan Talia. Gadis kecil itu pun segera melambai dan memeluk nenek dan bibinya dengan hangat sebelum keduanya mengantar mereka hingga ke teras depan.Zara dan Talia berdiri di sana, memperhatikan Emely dan Amara masuk ke dalam mobil. Sebelum mobil itu benar-benar melaju, Amara menurunkan kaca jendela dan melambaikan tangannya dengan semangat. “Daa daa, Grandma! Daa daa, Aunty!” serunya ceria.Zara dan Talia membalas lambaian itu dengan senyum lebar. “

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 131: Bersekutu Dengan Calon Mertua 2

    Setelah berbicara dengan Emely sebelumnya, Ronan memilih untuk tidak banyak berbicara ketika Blue, Zara, dan Amara kembali bergabung di ruang keluarga. Keheningan Ronan cukup terasa, tetapi tidak mengganggu suasana yang kembali hangat dan ceria, terutama berkat interaksi antara Amara, Emely, dan Zara. Sedangkan Blue, sama seperti ayahnya, lebih banyak diam, hanya sesekali tersenyum kecil saat Zara atau Talia melontarkan candaan.Beberapa jam kemudian, Talia muncul. Wanita itu baru pulang dari kantor dan langsung bergabung dengan mereka di ruang keluarga. Wajahnya terlihat bahagia—bukan hanya karena momen hangat yang tercipta, tetapi juga karena ia merasa kehadiran Emely membawa dampak positif pada keluarganya. Perlahan-lahan, Ronan mulai menerima Amara, dan Blue pun kini lebih sering berkunjung ke mansion. Semua ini mengingatkan Talia pada masa-masa harmonis keluarganya dulu.“Amara sama Mommy tidak mau menginap saja di mansion?” tanya Talia dengan senyum lembut, tepat setelah Emely

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 130: Bersekutu Dengan Calon Mertua 1

    ***“Kenapa kamu nekat sekali, Lidya?” ucap Rose, suaranya terdengar tercekat di tenggorokan. Tatapannya penuh ketidakpercayaan saat ia menatap sahabatnya yang duduk di depannya.Lidya menghela napas panjang, menyandarkan tubuhnya pada sofa dengan ekspresi lelah. “Aku hanya ingin bertemu dengan Amara, Rose. Apa itu salah?” jawabnya pelan, suaranya nyaris bergetar. “Bagaimanapun, dia adalah anakku. Aku hanya seorang ibu yang sudah lama menyimpan kerinduan untuk putrinya. Kamu tidak akan mengerti bagaimana perasaanku.”Rose memicingkan mata, tatapannya kini penuh curiga. “Sungguh, kamu melakukan semua ini semata-mata karena Amara?” tanyanya dengan nada datar.“Ya, semuanya karena Amara,” jawab Lidya tegas. “Kenapa kamu menanyakannya seperti itu? Seolah kamu meragukan niatku.”Rose menggeleng pelan, ekspresinya terlihat rumit. “Entah kenapa, kali ini aku meragukan niatmu, Lidya. Maaf, tapi itulah yang aku rasakan.”Lidya terdiam, menatap Rose dengan lekat-lekat, mencoba mencari tahu apa

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 129: Kemarahan Ronan 3

    Ronan mengerutkan kening, jelas heran dengan sikap gadis itu. “Kenapa kau tertawa?” tanyanya, suaranya kini sedikit penasaran.Emely menurunkan ponselnya dan menatap Ronan dengan senyuman samar. “Tidak apa-apa, Dad,” ujarnya, suaranya terdengar tenang. “Aku hanya merasa... lucu saja mendengar saran darimu.”“Lucu?” Ronan mengangkat salah satu alisnya, jelas tidak mengerti apa maksud gadis itu.“Ya,” jawab Emely, singkat sembari mengangguk kecil. Ronan terdiam sesaat. Gadis itu, sekali lagi, berhasil membuatnya kehilangan kata-kata dengan caranya yang tenang dan santai. Emely kemudian menghela napas. “Dad, setiap kali aku bersama keluargaku, terutama ayahku, aku sering bertingkah seperti balita. Bahkan Amara saja jauh lebih dewasa dibandingkan aku. Tapi, ketika aku berada di samping putramu—percaya atau tidak—aku merasa jauh lebih dewasa dibandingkan dia,” ujar Emely tenang, namun nada sarkastis dibalik kalimatnya begitu kentara.Ronan, yang tengah duduk dengan tubuh tegap, spontan m

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 128: Kemarahan Ronan 2

    Dengan tenang, Emely bangkit dari kursinya, dan mengambil sebuah piring. Ia mulai menyusun beberapa menu favorit Blue tanpa bicara, mengatur porsinya dengan cermat. Ia meletakkan piring itu di depan Blue.Meskipun suasana di antara mereka terasa dingin, Emely tetap melayaninya. Mungkin ini bentuk tanggung jawabnya, atau hanya demi menjaga kesopanan di depan Zara dan Ronan, yang jelas-jelas tengah memperhatikan setiap interaksi mereka. Entah karena apa, Emely tetap menutupi ketegangan di antara mereka, membuat Zara berpikir bahwa hubungan mereka baik-baik saja.“Mommy?” suara kecil Amara memecah perhatian Emely. Gadis kecil itu menarik ujung baju ibunya dengan lembut.Emely menunduk sedikit, melirik ke arah putrinya. “Ya, sayang? Ada apa?” tanyanya lembut sambil membungkuk untuk mendengar lebih jelas.“Kalau aku sudah selesai makan, aku tunggu Mommy di ruang keluarga ya?” ujar Amara sambil mengusap sudut mulutnya.Emely tersenyum kecil, mengusap lembut rambut gadis kecil itu. “Oke, say

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status