Lahat ng Kabanata ng Sebatas Istri Kontrak yang Tak Diinginkan: Kabanata 1 - Kabanata 10

21 Kabanata

Bab 1 - Pernikahan

"Saya terima nikah dan kawinnya SandraAdriani binti Abdullah dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai."Ruangan tempat para pria berkumpul hening sejenak.Lalu, seruan saksi menggema."Sah! Sah!"Di ruangan berbeda, Sandra meremas ujung kebayanya. Tangannya sedingin es,kakinya lemas, tapi dia tetap duduk dengan punggung lurus. Matanya terpejamsaat suara itu menusuk telinganya.Sah…Waktu tak bisa diputar kembali. Sekarang, dia telah menjadi seorang istri.“Nduk, ayo temui suamimu.”Suara Amina membuyarkan lamunannya. Sang ibu menggenggam tangannya erat, seolahmemberinya kekuatan. Dengan langkah gemetar, Sandra mengikuti langkah ibunyamenuju ruang utama, di mana suaminya menunggu.Begitu tiba, suasana mendadak terasa asing bagi Sandra. Semua mata tertujupadanya.Di sana, seorang pria berdiri dengan postur tegap, mengenakan setelan rapi,wajahnya tampan—tapi ekspresinya sulit ditebak.Itukah suaminya?“Sandra, ini Nak Bram, suamimu,” kata Amina dengan lembut.Sandra mengangkat waj
last updateHuling Na-update : 2025-02-26
Magbasa pa

Bab 2 - Perjanjian

Perkataan Bram masih terngiang di kepala Sandra. Kata-kata itu menusuknya lebih dalam daripada yang dia kira. Jadi, selama ini, pernikahan ini tak berarti apa-apa baginya?Sandra menggeleng, menepis pikiran buruk yang mulai menguasai benaknya. Dia menatap sekeliling, menyadari betapa sunyinya rumah ini. Para asisten rumah tangga sibuk dengan tugas masing-masing, sementara suaminya tak ada. Hanya dia yang tak melakukan apa pun.Sandra bukan tipe yang betah berdiam diri. Bosan mulai merayapi dirinya. Entah dorongan dari mana, langkahnya membawanya ke depan pintu kamar Bram. Tatapannya tertuju pada gagang pintu. Apakah dia harus masuk?Dia ragu sejenak, tetapi begitu menyadari pintu tak dikunci, rasa penasaran menguasainya. Perlahan, Sandra mendorong pintu dan melangkah masuk.Ruangan itu didominasi warna gold dan silver, tampak elegan dan dingin. Tidak seperti kamarnya yang terang dan hangat, kamar ini terasa begitu asing.Matanya menyapu seluruh ruangan, lalu berhenti pada sebuah pigur
last updateHuling Na-update : 2025-02-26
Magbasa pa

Bab 3 - Malam Tanpa Cinta

Malamitu, Sandra hanya bisa menatap kosong ke arah jendela, pikirannya sibukmengurai ucapan-ucapan dari suami barunya yang dingin itu. Iasudah tahu sejak awal bahwa pernikahan ini bukan berdasarkan cinta. Brammemaksanya menandatangani kontrak dengan ancaman, membuatnya terjebak dalam pernikahanini. Meski begitu, ia berusaha menerima. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa iabisa menjalani semuanya dengan baik.Namun,sikap Bram membuktikan bahwa semua usahanya sia-sia.Tatapandingin, ucapan tajam, seolah keberadaannya hanya gangguan. Setiap pertemuanhanya mengingatkannya bahwa ia tak lebih dari orang asing di rumah ini. Brak!TubuhSandra seketika menegang ketika tersadar, seseorang telah membuka pintu kamarnyadan memaksa masuk. "MasBram …" Sandramenelan ludah. Jantungnya berdegup kencang saat ia melihat sang suami berdiritepat di depan ranjangnya, deru napasnya memburu, dan wajahnya terlihat memerah.“Mas… kamu mabuk?” tanya Sandra pelan, dalam hati merasa khawatir jika
last updateHuling Na-update : 2025-02-26
Magbasa pa

Bab 4 - Permintaan Ibu Mertua

Sandra duduk di meja makan, menatap piring di depannya tanpa selera. Suasana pagi itu hening, tak ada satu kata pun yang keluar dari mereka. Hanya suara sendok yang sesekali berbenturan dengan piring.Sejak semalam, ia berharap ada perubahan di antara mereka. Harapan kecil bahwa hubungan ini bisa lebih baik meski tanpa cinta. Tapi ternyata, semuanya tetap sama. Dingin, seperti tak pernah ada yang berarti.Sandra menunduk, menyembunyikan kekecewaannya. Ia tahu, pernikahan ini bukan tempatnya menggantungkan impian.Tiba-tiba, suara Bram memecah kesunyian.“Sore nanti, Mama ingin kamu datang ke rumah.”Sandra menoleh, sedikit terkejut. “Kenapa tiba-tiba, Mas?” tanyanya hati-hati.“Saya juga tidak tidak tau.”Tidak biasanya Mama Irene meminta kami datang. Aku menepis pikiran buruk, dan mulai menyuap makananku. “Saya jemput sepulang kerja, saya harap kamu sudah siap.”----- Senja mulai turun ketika Sandra selesai mematut diri di depan cermin. Penampilannya sederhana, hanya blus putih ber
last updateHuling Na-update : 2025-02-26
Magbasa pa

Bab 5 - Mual?

Hari-hari di kediaman Irene terasa lambat bagi Sandra. Di rumah itu, Irene selalu memperlakukannya dengan hangat, seolah Sandra adalah bagian dari. Berbeda jauh dari Bram, yang menganggapnya orang asing. Di mata Irene, mereka adalah pasangan pengantin baru yang sedang menyesuaikan diri. Tapi hanya Sandra yang tahu, pernikahan ini hanyalah kesepakatan tanpa cinta.Pagi itu, Sandra membantu Irene di dapur. Tangannya sibuk mengaduk adonan, mencoba menepis resah yang terus menghantui.“San, kamu tidak perlu repot-repot begini,” ujar Irene lembut.Sandra tersenyum kecil. “Sandra senang membantu, Ma.”Irene tertawa pelan, matanya penuh kasih. “Kamu itu pengantin baru. Tugas kamu cuma satu, kasih Mama cucu yang lucu.”Hati Sandra mencelos. Sandra menelan ludah, menyembunyikan luka di balik senyum tipis.“InsyaAllah, Ma…”Irene hanya tersenyum, lalu melanjutkan pekerjaannya. Menjelang siang, Sandra memilih naik ke kamar. Kakinya melangkah pelan, menahan rasa mual yang mulai datang tanpa seb
last updateHuling Na-update : 2025-02-26
Magbasa pa

Bab 6 - Jejak Kehadiran

Sandra duduk di ruang tamu, tangannya mengelus perut yang masih rata. Irene, yang duduk di seberangnya, tampak lebih perhatian sejak mengetahui kehamilannya. Wanita itu memastikan Sandra beristirahat cukup, makan teratur, dan tidak terlalu banyak bergerak. “Kalian jadi kembali?” tanya Irene sambil menuangkan teh ke cangkir Sandra. Sandra menunduk, ragu menjawab. Namun, sebelum ia sempat membuka suara, Bram yang baru saja turun dari lantai atas lebih dulu menimpali. “Iya, Ma. Bram harus kembali bekerja.” Irene mengerutkan kening, meletakkan cangkirnya di atas meja dengan sedikit keras. “Baru saja tinggal, sudah mau pergi. Setidaknya tinggal beberapa hari lagi.” Bram menarik napas pendek, jelas tidak sependapat. “Tidak bisa, Ma. Kita sudah terlalu lama di sini. Pekerjaan menumpuk banyak di kantor.” “Tapi istrimu sedang hamil, Bram. Siapa yang akan menjaganya di sana?” Nada suara Irene meninggi, sorot matanya tajam. “Apa kamu tega membiarkannya sendirian di mansion?” Sandra
last updateHuling Na-update : 2025-03-06
Magbasa pa

Bab 7 - Aku Tetap Milikmu

Malam semakin larut. Jarum jam sudah melewati angka sebelas, tapi Sandra masih duduk di ruang tamu, menunggu.Bram belum pulang.Ia melirik ke luar jendela, berharap ada suara mobil yang memasuki halaman mansion. Namun, yang ia dapatkan hanya kesunyian.Perutnya mulai terasa tidak nyaman. Ia mengusapnya pelan, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Rasa khawatir yang sempat ia redam sejak tadi sore kini perlahan menyusup ke dalam hatinya. Namun, ia tak bisa melakukan apa pun. Dia bahkan tidak memiliki nomor suaminya.Betapa menyedihkan.Sandra menghela napas panjang, mencoba berpikir positif. Mungkin Bram sedang sibuk dengan pekerjaan. Mungkin perjalanannya terhambat. Tapi, jika memang ada urusan penting, seharusnya ia diberi tahu, bukan?Langkah ringan terdengar dari arah tangga. Tari, yang baru saja turun, menatapnya dengan ragu sebelum akhirnya mendekat."Nyonya masih belum tidur?" tanyanya lembut.Sandra tersenyum tipis, menyembunyikan kegelisahan yang menggumpal di dadanya. "Aku me
last updateHuling Na-update : 2025-03-08
Magbasa pa

Bab 8 - Kedatangan Mama

Sandra duduk gelisah di ruang tamu, tangannya saling meremas di pangkuannya. Sudah beberapa hari sejak Bram pergi, dan seperti biasa, ia tidak memberi kabar. Sandra sudah terbiasa diabaikan, sudah paham betul bahwa Bram tidak menganggapnya sebagai istri. Namun, meskipun Bram tidak peduli padanya, ia tetap peduli. Ia mencoba menenangkan dirinya, meyakinkan bahwa mungkin Bram hanya sibuk. Tapi saat melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan malam, kegelisahannya semakin menjadi. Ia akhirnya mengambil ponselnya dan menghubungi Kelvin, asisten pribadi Bram. Setelah beberapa nada sambung, suara Kelvin terdengar, “Selamat sore, Bu Sandra. Ada yang bisa saya bantu?” Sandra menarik napas dalam sebelum menjawab dengan hati-hati. “Kelvin, aku ingin menanyakan sesuatu. Apa suamiku, masih bersamamu?” Kelvin terdiam sejenak sebelum menjawab, “Seharusnya Pak Bram sudah pulang pagi tadi, Bu. Kami tiba di bandara pagi ini, lalu saya berpisah dengan beliau karena ada urusan kantor. Saya kira
last updateHuling Na-update : 2025-03-10
Magbasa pa

Bab 9 - Ranjang Sama

Sandra sudah berada di tempat tidur sejak setengah jam yang lalu, berpura-pura membaca novel yang bahkan tidak benar-benar ia pahami. Ia hanya ingin terlihat sibuk ketika Bram masuk.Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Ini memang bukan pertama kalinya mereka berbagi ranjang yang sama, tapi, entah kenapa dia tetap saja gugup saat tidur bersama. Bram keluar dari kamar mandi beberapa menit kemudian, hanya mengenakan celana tidur dengan rambut masih basah. Ia mengeringkan rambutnya sekilas dengan handuk sebelum melemparkannya ke kursi terdekat. Sandra menelan ludah tanpa sadar. Tidak peduli seberapa dingin dan tidak pedulinya Bram padanya, ia tidak bisa memungkiri bahwa pria itu sangat tampan.Dada bidangnya, garis rahangnya yang tegas, dan caranya berjalan dengan tenang namun penuh wibawa… semua itu membuat Sandra gugup. Ia berusaha kembali fokus pada novel di tangannya, tetapi huruf-huruf di halaman itu hanya terlihat seperti coretan tanpa makna.Bram menaikkan alis saat mel
last updateHuling Na-update : 2025-03-11
Magbasa pa

Bab 10 - Bersiap

Bram merasa bingung. Ia tidak tahu harus bagaimana. Miranti adalah orang yang keras kepala, tidak mungkin mudah diberikan pengertian.Ia mendesah pelan, menekan pelipisnya. Di satu sisi, ia tahu Miranti akan semakin menuntut jika ia menolak. Tapi di sisi lain, ia juga tidak bisa membiarkan Irene tau, semuanya akan kacau. Saat ia masih tenggelam dalam pikirannya, ketukan pelan terdengar di pintu ruangan kerjanya.Tok. Tok.Bram menoleh tepat ketika pintu terbuka, memperlihatkan sosok wanita yang masuk dengan langkah hati-hati.“Mas, aku membawakan kamu teh,” suara Sandra terdengar lembut saat ia membawa nampan ke dekat meja Bram.Bram menatapnya sekilas, lalu mengerutkan dahi. “Siapa yang meminta kamu membawakannya?” tanyanya ketus.Sandra sejenak terdiam, lalu menjawab pelan, “Mama Irene, Mas.”Bram menghela napas pendek, lalu lmenatap Sandra dengan ekspresi datar. Wanita itu tidak mengatakan apa-apa, hanya mengangkat garis bibirnya dengan sedikit senyuman.“Keluar,” ucap Bram dingin
last updateHuling Na-update : 2025-03-11
Magbasa pa
PREV
123
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status