Senyuman di wajah Angela langsung menghilang. "Kenapa?"Jordan mengernyit, tetapi dia tidak menjawab dan hanya mematikan rokoknya di asbak rokok.Kemudian, dia baru berkata, "Toko ini nggak terkenal, kuenya juga nggak enak. Cari toko yang lebih besar saja. Kalau kamu beli hak kelolanya juga nggak apa-apa. Aku bisa berinvestasi padamu, hasilnya akan jauh lebih bagus daripada toko ini.""Tapi, aku mau beli toko ini," kata Angela.Angela sudah mengepalkan tangannya hingga tangannya hampir berdarah, tetapi dia tetap memaksakan seulas senyuman sambil berkata, "Jordan, bukankah kamu sudah bilang kalau kamu akan membiarkanku memilih sendiri?""Ganti yang lain," kata Jordan dengan tegas.Melihat Jordan mulai tidak senang, Angela pun menundukkan kepalanya.Di balik sikapnya yang tidak berbahaya, tatapannya penuh akan kebencian dan kekesalan.Pada saat ini, pintu ruangan tiba-tiba diketuk seorang tamu.Jordan menarik Angela dari pangkuannya dan berkata, "Kamu pulang saja dulu. Aku lagi sibuk."A
Baca selengkapnya