Share

Bab 30

Penulis: Umi
Tanpa ragu-ragu, Janice menjawab, "Tentu saja kamu!"

"Serius?" Cedric tersenyum sambil berkata, "Tadi, kulihat kamu duduk bengong di dalam mobil. Kukira kamu khawatir Jordan dipukul olehku."

"Aku nggak mengkhawatirkannya, aku hanya memikirkan sesuatu," kata Janice.

Janice menoleh ke arah jendela mobil dengan ekspresi linglung.

Hari ini, saat Jordan menyuruhnya untuk meminta maaf pada Angela, dia teringat akan masa-masa dia mengikuti Jordan.

Pernah sekali, ada tamu yang berniat jahat padanya dan terus menuangkan anggur untuknya. Karena dia tidak meminum anggur itu, tamu itu marah besar dan tiba-tiba menuangkan segelas anggur ke kepalanya sambil memarahinya tidak tahu diri.

Pada saat itu, Jordan juga berada bersamanya.

Jordan menyuruhnya untuk meminta maaf pada tamu itu.

Dia menahan ketidakadilan ini dan menunduk sambil meminta maaf.

Saat mereka pulang, dia tidak bisa menahan diri dari mengungkit hal ini lagi.

Jordan malah berkata dengan santai, "Aku berada di sampingmu, apa yang bisa di
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 31

    'Kalau bukan karena mabuk, aku juga nggak akan mencarinya!' pikir Jordan.Dari kaca spion, Steven melihat Jordan yang terkadang marah-marah, lalu tiba-tiba tertawa. Dia pun merasa sangat aneh."Steven, bukannya aku menyuruhmu untuk cari asisten khusus baru, ya? Kenapa masih nggak ada kabar?" tanya Jordan."Pak Jordan, saya sudah memilih beberapa kandidat yang cocok, tapi Anda selalu nggak punya waktu untuk mewawancarai mereka ..." jawab Steven."Panggil mereka ke perusahaan hari ini," sela Jordan.Jordan duduk di jok belakang mobil dengan kaki tersilang.Dia berpikir, 'Kalau nggak ada Janice, aku hanya perlu mencari penggantinya!'...Setibanya di Perusahaan Felix, Jordan langsung menyuruh seseorang untuk mengatur wawancara.Dalam waktu singkat, orang-orang mulai berdatangan.Bisa bergabung dengan Perusahaan Felix adalah sebuah kesempatan yang sangat susah didapat.Para terwawancara masuk ke kantor presiden direktur dengan serentak dan berdiri berjajar.Ada dua pria dan tiga wanita, se

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 32

    Di dalam kotak itu, terdapat dua jam tangan.Desain jam tangan ini indah dan unik. Di bawah cahaya lampu, jam tangan tersebut memiliki kesan metalik yang dingin. Benda ini jelas-jelas sangat mahal.Cedric berkata dengan acuh tak acuh, "Terima kasih, ya. Tapi, kenapa kamu memberiku satu pasang jam tangan? Kamu mau mengejekku masih lajang, ya?"Simon tersenyum sambil berkata, "Satu lagi punya wanita, kamu bisa memberikannya pada Janice.""Dia nggak akan menerimanya," kata Cedric."Itu urusanmu."Simon tersenyum sambil berkata, "Hari ini hari spesial. Nanti malam, bagaimana kalau kita pergi minum bareng?"Cedric menyimpan jam tangan itu sambil berkata, "Apa yang spesial? Kamu tahu aku nggak pernah merayakan ulang tahunku.""Kamu lagi-lagi nggak menghargai usahaku."Simon mendecakkan lidahnya.Namun, dia sudah terbiasa. Sejak kejadian itu, Cedric tidak lagi merayakan ulang tahunnya.Tok, tok.Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu dari luar.Setelah Cedric menyahut, Janice membuka pintu

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 33

    Selama bertahun-tahun Janice tinggal di Kediaman Felix, satu-satunya orang tua yang memedulikannya hanyalah Emma, neneknya Jordan.Hanya saja, Emma kurang sehat. Selama beberapa tahun terakhir, Emma jarang keluar lagi dan akhirnya langsung dipindahkan ke sebuah panti jompo dengan pemandangan yang sangat indah.Meskipun orangnya tidak berada di sisi Janice, setiap tahun, di hari ulang tahun Janice, dia akan menyuruh seseorang untuk mengirimkan hadiah untuk Janice.Janice terdiam sejenak, lalu langsung mengakhiri panggilan ini.Cedric menyadari bahwa ada yang tidak benar.Dia pun bertanya, "Ada apa?"Janice menjawab dengan agak canggung, "Pak Cedric ... bisakah kita mengundur makan malam ini? Aku ada urusan mendesak."Selama dua tahun terakhir, kondisi kesehatan Emma memburuk. Janice takut jika kali ini dia tidak pulang, ke depannya, dia tidak bisa bertemu dengan Emma lagi.Kalau begitu, dia pasti akan merasa bersalah seumur hidupnya.Namun, hari ini adalah hari ulang tahunnya Cedric yan

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 34

    "Nenek, Bibi."Imelda hanya meliriknya sekilas dan mengiakan sapaannya dengan dingin.Sedangkan Emma sangat terkejut melihatnya."Janice sudah datang, ya. Aduh, cepat sini, biar Nenek lihat kamu!" seru Emma.Saat Janice berjalan menghampiri Emma, Emma langsung meraih tangannya. Dia pun duduk di samping ranjang."Kita sudah hampir satu tahun nggak bertemu. Janice, kamu makin kurus, ya," kata Emma. Kemudian, dia berkata pada Imelda, "Pergi suruh Linda masakkan kue dan iga asam manis kesukaan Janice. Janice harus makan lebih banyak."Ekspresi Imelda agak masam. Baru saja dia ingin melawan, Emma tiba-tiba batuk-batuk.Dia hanya bisa berdiri dengan kesal dan berjalan ke luar.Janice menepuk-nepuk punggung Emma."Nenek, kenapa Nenek sakit lagi?""Aduh, Nenek sudah tua. Tapi, nggak apa-apa. Setelah melihat kamu, Nenek merasa jauh lebih baik, penyakit ini juga bukan apa-apa lagi," jawab Emma."Nenek tetap harus jaga kesehatan. Nenek mau makan apa? Beri tahu aku ya, biar aku masak," kata Janice

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 35

    Setelah Emma terlelap, mereka baru meninggalkan kamarnya Emma.Begitu pintu tertutup, Janice langsung melepaskan tangannya dari pegangan Jordan.Tatapan Jordan menggelap."Kenapa? Memangnya aku sekotor itu?" tanya Jordan."Kita hanya akting di hadapan Nenek. Sekarang, Nenek sudah terlelap, jadi kita nggak perlu akting lagi," kata Janice.Janice berbalik dan turun ke lantai bawah.Jordan mengikutinya sambil bertanya, "Kamu mau ke mana?""Pulang," jawab Janice."Sudah semalam ini, kamu masih mau pulang?""Ini urusanku, nggak perlu kamu pedulikan."Langkah Janice sangat tegas.Di lantai bawah, dia melihat Linda membawakan kue dan iga asam manis untuknya.Imelda duduk di sofa sambil menggendong seekor anjing Pomeranian dan berkata, "Ini perintah Ibu, makanlah."Janice berkata, "Nggak deh, Bibi. Aku sudah makan malam.""Ya sudah kalau nggak mau makan. Kamu kira aku ingin melihat orang yang nggak tahu berterima kasih sepertimu lebih lama?" kata Imelda."Kalau bukan karena Nenek, aku juga ngg

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 36

    Jordan meninju mobil Maybach di sampingnya.Tangannya pun kesakitan.Di dalam mobil Bentley.Janice duduk di jok penumpang sambil menyeka air hujan di tubuhnya dengan tisu.Setelah mobil ini melaju menjauhi vila tersebut, Cedric tiba-tiba menghentikan mobilnya. Kemudian, dia mengambil sebuah selimut yang lembut dari jok belakang mobil untuk Janice."Lap saja dengan selimut ini.""Terima kasih."Janice menerima selimut itu dan menyeka rambutnya.Kemudian, dia baru menyadari bahwa mobilnya tidak bergerak.Janice menoleh dan melihat Cedric yang sedang memegang setir mobil dengan satu tangan dan memiringkan badannya sambil menatap Janice dengan terang-terangan.Janice seketika berhenti bergerak."Pak Cedric?""Janice, kamu nggak seperti rumor yang beredar di luar."Cedric menatap Janice dengan tatapan penuh ketertarikan dan berkata, "Kata orang, kamu sangat mencintai Jordan, tapi menurutku, kamu bisa memutuskan hubungan kalian dengan sangat tegas."Janice menunduk sambil berkata, "Aku juga

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 37

    Di rumah lama Keluarga Felix, Jordan baru keluar dari kamar mandi.Setelah mandi, api amarahnya sedikit mereda.Pada saat ini, ponselnya berdering.Dia menerima panggilan ini dan langsung mendengar suara Angela yang lembut."Jordan, kenapa kamu nggak angkat teleponku ....""Ada urusan, nggak sempat kuangkat," jawab Jordan."Bagaimana keadaan Nenek?"Angela bertanya dengan penuh perhatian, "Bagaimana kalau besok aku beli sesuatu dan pergi menjenguk Nenek?"Jordan mengeluarkan sebatang rokok dan memasukkan rokok itu ke dalam mulutnya. Dia menunduk sambil menyalakan rokok dengan pemantik api dan berkata, "Nggak usah. Nenek ingin bertemu dengan Janice. Hari ini, Nenek sudah bertemu dengannya, jadi kondisi Nenek sudah baikan."Angela terdiam untuk sangat lama.Saat Jordan hendak berbicara lagi, dia malah mendengar suara isakan tangis."Jordan, apakah nenekmu juga nggak menyukaiku? Ibumu dan adikmu nggak menyukaiku. Sekarang, nenekmu juga nggak menyukaiku .... Kenapa ... apa salahku sebenarn

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 38

    Keesokan harinya kebetulan adalah akhir pekan.Awalnya, Janice berencana untuk pergi mencoba gaun dengan Cedric. Namun, Cedric sedang sibuk dan sudah terbang ke luar negeri pagi-pagi sekali.Cedric menghubungi Janice dan mengatakan bahwa dia sudah menghubungi penanggung jawab tempat itu, jadi Janice bisa langsung pergi.Secara kebetulan, Laura mengajak Janice untuk jalan-jalan, jadi Janice pun pergi dengan Laura.Penanggung jawab yang menyambut kedatangan Janice bernama Monica, yang merupakan seorang wanita berdarah campuran. Dia bukan hanya agen merek di Kota Sidny, tapi juga merupakan pemilik sebuah perusahaan majalah mode.Ada banyak selebriti yang pernah muncul di majalahnya.Begitu Monica melihatnya, Monica langsung memujinya. "Nona Janice, kamu cantik sekali, kamu bahkan lebih berkilau dari banyak sekali artis yang pernah kulihat!"Janice tersenyum dengan rendah hati.Laura berkata dengan bangga, "Apa daya, Janice memang sangat cantik. Sebagai sahabatnya, aku juga merasa sangat t

Bab terbaru

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 50

    Baru saja Janice sampai ke depan pintu, dia melihat Cedric berjalan keluar.Dia pun tersenyum."Pak Cedric, kenapa kamu keluar?" tanya Janice."Sudah saatnya berdansa, jadi aku keluar untuk mencari pasanganku," jawab Cedric.Dia mengulurkan tangannya pada Janice, sedikit membungkukkan badannya dan berkata dengan sopan, "Nona Janice, maukah kamu berdansa denganku?"Janice pun meletakkan tangannya di telapak tangan Cedric.Keduanya berjalan ke aula jamuan bersama.Tidak jauh dari mereka, Jordan menatap mereka dengan tatapan yang sangat dingin.Baru saja dia hendak berjalan maju, lengannya dirangkul seseorang.Dengan ekspresi penuh ekspektasi, Angela berkata, "Jordan, ayo kita berdansa."Jordan terdiam sejenak, lalu membawa Angela ke dalam aula.Lampu aula jamuan yang awalnya terang benderang seketika menjadi redup. Seiring dengan iringan musik yang merdu, semua orang mulai berdansa dengan pasangan mereka.Cedric merangkul pinggang Janice yang ramping dengan tangannya yang besar, telapak

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 49

    "Baiklah."Laura pun menarik Janice.Jordan berkata dengan suara rendah, "Janice, apakah kamu menghindariku karena kamu peduli padaku?"Dia mengamati Janice dengan matanya yang indah, seperti ingin menembus pikiran Janice."Kalau kamu benar-benar nggak peduli padaku, kamu bisa menganggapku seperti tamu lainnya dan menghadapiku dengan terbuka, bukan bersembunyi dariku. Bukankah begitu?"Laura menjulingkan matanya."Pak Jordan, kalau kamu melihat seekor anjing di jalanan, apakah kamu akan berhenti untuk mengobrol dengannya? Janice nggak menghiraukanmu karena dia sama sekali nggak menganggapmu sebagai manusia. Apakah aku harus menjelaskannya seperti ini padamu?!"Dengan tatapan dingin, Jordan berkata, "Laura, sepertinya kamu sudah bosan hidup, ya?!"Laura masih ingin melawan, tetapi Shawn menghentikannya."Jangan melawan lagi, dia bukan orang yang bisa kamu singgung," kata Shawn."Aku nggak peduli, aku tetap harus memarahinya. Lagi pula, sebelumnya, aku sudah pernah memarahinya!" seru Lau

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 48

    Cedric menjawab secara perlahan, "Ibunya adalah mantan istri Samuel. Saat Simon berusia empat tahun, dia dan ibunya diusir dari rumah. Dalam waktu kurang dari sebulan, Samuel sudah punya istri baru. Kemudian, mereka melahirkan seorang putra bernama Harry Cresto.""Awalnya, Samuel membesarkan Harry sebagai pewarisnya. Sayangnya, putranya ini mengecewakannya, bukan hanya nggak berpendidikan, tapi juga mengalami patah kaki saat dia berkelahi dan balapan mobil. Sekarang, Harry masih menerima perawatan di luar negeri."Dengan nada bicara datar, Cedric berkata, "Beberapa tahun yang lalu, Perusahaan Cresto sebenarnya mengalami krisis. Kondisi kesehatan Samuel buruk, jadi dia tidak bisa mengelola perusahaan dengan baik. Terlebih lagi, karena tekanan dari beberapa petinggi perusahaan, dia hanya bisa membiarkan Simon masuk ke Perusahaan Cresto.""Di luar, Simon terlihat seperti pewaris yang berwibawa, tapi dia sebenarnya hanya pulang untuk membersihkan kekacauan ini."Dia mengetuk gelas kaca den

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 47

    "Anak yang baik?"Cedric mengembalikan kartu nama itu pada Janice, tatapannya menggelap.Entah mengapa, dia merasa bahwa saat Jack menatap Janice, tatapannya ganas, seperti seekor anak serigala.Pada saat ini, suara kaca pecah menarik perhatian semua orang di dalam aula.Kedua orang ini menoleh dan melihat seorang pria berambut putih dengan ekspresi masam di depan pintu. Di depan kakinya, ada pecahan gelas anggur. Sedangkan di hadapannya, Simon berdiri dengan ekspresi acuh tak acuh.Melihat orang-orang memandang ke arah mereka, Simon tersenyum kecil."Ayah, apa yang Ayah lakukan? Gelas anggur bisa pecah, tapi jangan sampai kesehatan Ayah rusak karena amarah," kata Simon.Dengan nada yang sangat tegas, Samuel Cresto berkata, "Aku nggak memerlukan perhatian palsumu!"Cedric dan Janice pun menghampiri mereka.Cedric mengambil segelas anggur dari pelayan di satu sisi dan menyerahkannya pada Samuel."Paman Samuel, di acara sepenting ini, nggak bagus deh kalau Paman marah-marah?"Cedric meng

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 46

    Pasangan pria dan wanita yang serasi berjalan masuk.Pria itu sangat tinggi dengan tubuh yang tegap dan aura mulia. Dia mengenakan jas hitam buatan khusus, yang membuat wajahnya yang tampan terlihat sangat mulia.Wanita di sisinya juga sangat cantik. Gaun berwarna merah tua itu menonjolkan bentuk tubuhnya yang sempurna. Kalung di lehernya juga sangat menyilaukan mata.Wanita itu terlihat sangat familier."Itu Janice?" seru Melissa dengan terkejut.Ekspresi Jesslyn dan Angela juga berubah.Tidak jauh dari mereka, Jordan juga sangat gelisah.Dia sudah menyangka bahwa Janice akan datang, tetapi dia tidak menyangka bahwa Janice akan tampil dengan begitu memukau.Janice terlalu cantik, sehingga semua wanita di tempat ini menjadi tidak terlihat.Jordan-lah yang sudah lupa .... Namun, sebenarnya Janice selalu secantik ini.Sedangkan kecantikan ini pernah menjadi milik Jordan sendiri!Saat Jordan memikirkan hal ini, perasaan getir dan enggan memenuhi hatinya.Dia sepertinya sudah mulai menyesa

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 45

    Janice terlalu memesona, sehingga semua kata kehilangan kekuatan mereka. Sedangkan Cedric merasakan sebuah dorongan ... untuk mencium Janice....Di sebuah aula jamuan kelas atas di Kota Sidny.Jordan berdiri di dalam aula sambil meminum sampanye dan sesekali melihat ke arah pintu masuk.Saat orang di sekitar datang untuk mengobrol dengannya, dia hanya berbicara singkat dengan mereka sebelum mengusir mereka.Angela menyadari bahwa Jordan sangat tidak fokus. Dia memonyongkan bibirnya dan merangkul lengan Jordan."Jordan, ramai sekali di sini, tapi aku nggak kenal siapa-siapa. Bagaimana kalau kamu bawa aku pergi berkenalan dengan orang-orang?"Saat Keluarga Felix berada di luar, tetap akan ada orang yang datang untuk mengobrol dengan mereka, mereka tidak perlu secara khusus pergi berbicara dengan orang lain.Namun, Angela tidak memahami prinsip ini.Jordan berkata dengan sabar, "Kalau kamu ingin berkenalan dengan orang lainnya, biarkan Jesslyn bawa kamu pergi. Aku nggak bisa bergabung da

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 44

    Janice merasa agak terkejut. Dia langsung melangkah mundur sambil berkata, "Nggak usah, Pak Cedric ...."Sekarang, dia benar-benar sudah mulai meragukan apakah kebaikan Cedric padanya mengandung maksud ketertarikan seorang pria terhadap seorang wanita atau tidak.Jordan sudah menyakitinya terlalu mendalam, sehingga sekarang, dia sama sekali tidak bisa memikirkan hal-hal seperti perasaan seperti ini.Jika Cedric benar-benar tertarik padanya, dia benar-benar tidak tahu bagaimana dia harus menghadapi pria ini."Hanya sekotak cokelat, kenapa kamu segugup ini?"Cedric menggigit rokoknya. Seperti bisa membaca pikiran Janice, dia berkata, "Aku membelinya di toko oleh-oleh di bandara, anggap saja sebagai ucapan terima kasihku karena kamu sudah merayakan ulang tahunku. Bukan hanya kamu, aku juga beli untuk Simon."Dia menyerahkan sebuah kotak untuk Janice.Janice pun menerima kotak itu dengan tenang.Namun, Cedric tidak langsung pergi. "Kata Monica, hari ini, saat kamu pergi coba gaun, kamu ber

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 43

    'Benar saja, pasti ada yang terjadi,' pikir Janice.Janice berdiri dan mendekati Laura."Coba kulihat foto bosmu.""Nggak ada yang perlu dilihat," kata Laura.Namun, Laura tetap mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto bosnya pada Janice."Namanya Shawn Marvin. Tahun ini, dia baru berusia 30 tahun. Dia mengambil alih perusahaan dari ayahnya. Dia jauh lebih kaya daripada rakyat biasa sepertiku," katanya.Janice pun melihat foto itu."Dia lumayan tampan dan elegan.""Sudahlah, dia berada jauh di bawah Cedric," kata Laura.Janice pun berkata dengan nada bercanda, "Laura, menurutku, kamu cocok dengannya.""Ahh ...."Laura yang terkejut mendengar ucapan Janice tidak sengaja menyayat jarinya dengan pisau.Darah langsung mengalir dari luka itu.Laura seketika tercengang. Reaksi pertamanya adalah menyembunyikan tangannya di belakang punggungnya dan mengamati ekspresi Janice."Janice, kamu keluar saja dulu ...."Sejak ayahnya Janice meninggal, Janice tidak bisa melihat luka dan darah.Janice

  • Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!   Bab 42

    Jordan menjawab dengan dingin, "Dia sudah meninggalkan Perusahaan Felix. Ke depannya, dia sudah nggak lagi berhubungan dengan Keluarga Felix."Jack masih ingin bertanya, tetapi dia melihat isyarat yang diberikan Jesslyn dengan tatapannya.Dia pun membungkam.Semua orang mulai makan.Saat semua orang sedang mengobrol, Jack menarik Calvin dan bertanya, "Kak Calvin, apa yang sebenarnya terjadi?""Ceritanya panjang ...."Calvin membuang napas, lalu menceritakan secara singkat apa yang terjadi antara Jordan dan Janice.Jack pun terkejut."Jadi ... Kak Janice dan kakakku nggak mungkin bisa bersama lagi?""Sepertinya begitu. Sekarang, Kak Jordan juga sudah punya pacar. Menurutku, kali ini Janice juga pergi dengan sangat tegas. Sepertinya sudah nggak ada harapan lagi."Mendengar jawaban Calvin, Jack mengangkat gelasnya dan menurunkan tatapannya sambil tersenyum kecil.Saat mereka sedang makan, Carter tiba-tiba berkata, "Beberapa hari lagi ada sebuah jamuan amal. Jordan, kamu juga akan hadir, '

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status