Semua Bab Asistenku Tercinta Direbut oleh Musuhku!: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11

Begitu kata-kata ini keluar dari mulutnya, semua orang langsung tampak terkejut.Jordan tertawa dengan penuh amarah. Dia menoleh dan menatap Janice sambil berkata, "Sungguh mengejutkan, ya. Baru beberapa hari saja, kamu sudah mendekati sainganku?""Ini nggak ada hubungannya denganmu!" seru Janice.Janice merasa marah hingga wajahnya memerah. Dia langsung menepis tangan Jordan dengan kuat.Karena dia mengerahkan kekuatan yang terlalu besar, dia terhuyung-huyung beberapa langkah ke belakang, hingga sebuah tangan menahan pinggangnya dengan lembut.Cedric menatap matanya dengan tatapan yang mendalam dan nakal.Janice pun tercengang sejenak.Kemudian, dia menegakkan badannya dan berdiri di sisi Cedric.Cedric seperti merasa senang melihat tindakan Janice. Seulas senyuman pun tersungging di bibirnya.Sedangkan Jordan merasa bahwa adegan ini sangat mengganggu.Baru saja dia hendak mengucapkan sesuatu, Simon malah langsung berkata, "Jordan, bukankah Janice sudah mengundurkan diri? Kalau kamu t
Baca selengkapnya

Bab 12

Saat Janice berusia tujuh tahun, tuan besar di Keluarga Felix mengadakan jamuan ulang tahun dan mengundang banyak tamu.Janice tidak terbiasa dengan tempat ramai, jadi dia pergi melihat ikan di taman bunga di belakang.Saat dia sedang merasa bosan, dia tiba-tiba mendengar suara mengejek dari sampingnya."Kamu sudah melihat selama ini, memangnya kamu mau menangkapnya, ya?"Janice menoleh dan melihat seorang anak laki-laki berwajah putih yang berdiri di belakangnya.Anak laki-laki ini terlihat satu atau dua tahun lebih tua dari Janice. Dia tidak berpakaian terlalu formal, tetapi bisa dilihat bahwa kemeja yang dia kenakan sangat mahal.Mata Janice seketika terbelalak."Aku nggak ... aku hanya bosan," jawabnya.Kemudian, dia bertanya, "Apakah kamu tamu yang datang hari ini?""Termasuk ya, tapi mereka nggak terlalu menyambut kedatanganku. Secara kebetulan, aku juga nggak menyukai mereka," jawab anak laki-laki itu.Anak laki-laki itu memandang ke kejauhan, wajahnya menunjukkan sejenis kedewa
Baca selengkapnya

Bab 13

Keesokan harinya, Janice bangun pagi-pagi sekali.Ini hari pertama dia akan bekerja di Perusahaan Walter. Dengan penuh semangat, dia mempersiapkan sarapan yang melimpah.Saat dia pergi, Laura masih tidur lelap dan ponselnya yang terletak di satu sisi terus berdering.Janice melihatnya sekilas, ada panggilan masuk dari "Bos Bodoh".Setelah berpikir sejenak, Janice menerima panggilan ini."Halo? Aku temannya Laura. Hari ini, Laura nggak enak badan, jadi dia mungkin harus izin sakit," kata Janice.Dia selalu mendengar Laura mengeluh tentang bosnya, sehingga dia mengira bahwa bosnya Laura adalah pria tua yang botak dan gemuk.Tak disangka, suara pria itu sangat muda.Pria itu bahkan bersikap sopan."Baiklah, tolong sampaikan padanya bahwa aku akan membiarkannya libur sehari. Kesehatannya lebih penting," kata pria itu."Baik, akan kusampaikan padanya," kata Janice."Kalau begitu, aku matikan panggilannya, ya," kata pria itu lagi.Janice meletakkan ponsel itu di samping ranjang dan melihat L
Baca selengkapnya

Bab 14

"Sudah kubilang, keluar!"Di dalam ruangan, Jordan sedang duduk di kursi kulit sambil memancarkan aura yang sangat ganas.Saat dia melihat Angela, dia mengernyit dan bertanya, "Kenapa kamu datang ke sini?""Jordan ... aku lihat suasana hatimu kurang baik, jadi aku mengkhawatirkanmu," jawab Angela."Aku baik-baik saja," kata Jordan."Kamu marah besar, mana mungkin kamu baik-baik saja? Kalau suasana hatimu nggak baik, kamu bisa cerita padaku, mungkin saja aku bisa membantumu," kata Angela.Angela mendekati Jordan sambil menatapnya dengan tatapan gelap. "Aku mau membantumu.""Kamu nggak bisa membantuku," kata Jordan.Dengan kemampuan Angela, dia sama sekali tidak bisa membantu dalam masalah bisnis ini.Jika itu Janice, dia pasti bisa membantu.Saat Jordan teringat akan Janice, suasana hatinya yang memang sudah buruk menjadi makin berapi-api.Namun, Angela tidak menyerah."Jordan, jangan begitu, pasti ada yang bisa kubantu. Kamu belum makan siang, 'kan? Ayo kita makan di restoran baru di l
Baca selengkapnya

Bab 15

"Pak Cedric."Janice kembali ke kantor presiden direktur, mengetuk pintu dan memasuki ruangan.Dia malah melihat Cedric yang sedang berbaring di sofa di satu sisi dengan kedua kakinya yang panjang disilangkan dengan santai. Salah satu tangannya berada di belakang kepalanya dan tangannya yang lainnya memegang sebatang rokok.Matanya terpejam, seakan-akan dia terlelap.Janice meletakkan makanan yang dia bawa di satu sisi sambil menatap wajah pria itu.Pria itu memiliki wajah yang sangat indah, dengan garis wajah yang tegas. Saat dia memejamkan matanya, dia terlihat seperti bangsawan dari buku komik.Janice tidak bisa menahan diri dari menatap wajah itu lekat-lekat.Pada saat ini, Cedric tiba-tiba membuka matanya."Emm, Pak Cedric, aku membawakan makanan untukmu ...."Janice mengalihkan tatapannya dengan perasaan bersalah dan menyodorkan makanan itu pada Cedric.Melihat telinga Janice yang memerah, Cedric bangun dengan malas."Kamu lama sekali, nggak datang-datang. Kukira kamu berkhianat
Baca selengkapnya

Bab 16

Telinga Janice bahkan mengeluarkan uap panas.Dia mencengkeram lengan baju Cedric dengan tidak berdaya.Cedric menepuk-nepuk kepala Janice untuk menenangkan wanita ini."Jangan takut, aku menelepon sebentar, ya."Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.Panggilan ini langsung terhubung.Dari ujung telepon lainnya, terdengar suara Winnie Walter yang terkejut."Kak, kamu mencariku?"Cedric pun bertanya, "Kamu lagi sibuk, nggak?""Nggak, sih ....""Kalau begitu, cepat datang ke sini," kata Cedric.Cedric menyela ucapan Winnie dan menjelaskan dengan singkat bahwa Janice diberi obat-obatan yang tidak benar. Kemudian, dia memberi tahu lokasinya dan meminta Winnie untuk datang secepat mungkin.Setelah itu, dia berbalik lagi dan naik ke mobil.Begitu Cedric membuka pintu mobil, gerakannya seketika menjadi kaku.Di dalam mobil, Janice sudah membuka beberapa kancing bajunya, memperlihatkan lehernya yang indah. Tangannya juga terus menarik kerah bajunya, sehingga tali pakaian dalamny
Baca selengkapnya

Bab 17

Winnie jelas-jelas tidak percaya.Cedric hanya meliriknya sekilas sambil berkata, "Kamu cerewet sekali."Winnie tidak menanggapi ucapan itu dan hanya diam-diam menjulurkan lidahnya.Dia jarang sekali mendengar gosip tentang percintaan Cedric, jadi tentu saja dia tidak bisa menahan diri dari menanyakan hal-hal tersebut.Pada saat ini, pintu kamar mandi terbuka.Janice berjalan keluar dengan mengenakan sebuah jubah mandi berwarna putih.Mata Winnie seketika berkilau.Rambut wanita yang panjang dan berwarna cokelat itu diikat ke belakang, menunjukkan wajahnya yang cantik. Bibirnya merah, kulitnya putih, dengan rona merah yang samar-samar terlihat.Wanita ini sangat memesona.'Wah, selera Kakak benar-benar bagus, ya!' pikir Winnie.Cedric hanya melirik Janice sekilas, lalu mengalihkan tatapannya."Ini Winnie Walter. Dia seorang dokter, jadi dia ahli dalam hal ini. Biarkan dia memeriksa kondisimu, ya," kata Cedric."Halo, Nona Winnie," kata Janice."Panggil saja aku Winnie, aku adik sepupun
Baca selengkapnya

Bab 18

Mobil ini melaju dengan kencang ke hotel sebelumnya.Sudah ada sekelompok orang yang menunggu di lantai bawah hotel.Pria yang memimpin kelompok orang ini memiliki gaya rambut pendek. Wajahnya dingin dan tegas, dengan beberapa tato di lehernya.Saat dia melihat Cedric, dia menunduk sambil menyapa Cedric."Tuan Cedric."Cedric hanya mengiakan sapaan ini, lalu melangkah ke dalam hotel. Kelompok orang itu pun mengikutinya dalam diam.Di dalam hotel, tidak ada lagi sosok tamu lainnya, hanya ada manajer hotel yang berdiri di samping pintu dengan ekspresi ketakutan."Pak Cedric, semua orang sudah disingkirkan, seperti yang Anda minta. Tapi ...."Cedric hanya meliriknya sekilas sambil berkata, "Aku akan bayar kerugiannya. Nanti, akan ada yang menghubungimu."Tatapannya sangat cuek, tetapi terlihat sangat tajam.Manajer itu bergegas berkata, "Tenang saja, saya nggak akan membocorkan kejadian malam ini ke mana pun."Cedric baru mengalihkan tatapannya.Dia naik lift dan kembali ke lantai sebelum
Baca selengkapnya

Bab 19

Janice menoleh dengan susah payah dan melihat wajah seseorang yang mengantuk."Janice, kamu sudah bangun, ya?"Janice seketika terdiam."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Janice."Siapa lagi yang bisa ada di sini selain aku?" tanya Laura pula.Laura tampak yakin, lalu dia tiba-tiba tersenyum dengan nakal."Janice, jangan-jangan kamu kira aku Cedric, ya?" tanya Laura."Nggak," jawab Janice."Kalau begitu, kenapa kamu merasa bersalah? Sudah kuduga! Kamu bilang kamu nggak berani mendambakan Cedric, tapi sebenarnya kamu menginginkan tubuhnya!" seru Laura.Laura memeluk Janice sambil tertawa terbahak-bahak."Janice, kamu sudah dewasa ya, sudah bisa menginginkan seorang pria. Besok, aku akan pergi melakukan operasi untuk menjadi seorang pria, agar aku bisa mencintaimu dengan seluruh jiwa dan ragaku!" kata Laura."Kamu benar-benar makin aneh, ya," kata Janice.Janice melepaskan dirinya dari pelukan Laura dan turun dari ranjang."Jangan berulah lagi, aku harus pergi ke perusahaan."Laura langsun
Baca selengkapnya

Bab 20

"Aku tahu kamu sangat andal, tapi nggak usah buru-buru. Kamu menganggap dirimu sendiri sebagai robot, tapi aku nggak ingin karyawanku yang andal kelelahan," kata Cedric.Janice pun berkata, "Baiklah. Besok, aku baru akan pergi kerja.""Sampai jumpa besok."Setelah panggilan ini diakhiri, Janice merasa agak kebingungan.Selama ini, dia sudah terbiasa memperlakukan dirinya sebagai kuda yang terus bekerja. Meskipun Jordan tidak mengkhawatirkannya, dia sendiri juga sangat hati-hati.Setelah dia bergabung dengan Perusahaan Walter, dia tiba-tiba dipedulikan seperti ini. Dia pun merasa bahwa ... meninggalkan Perusahaan Felix adalah pilihan yang tepat.Hari masih pagi, jadi Janice tidak buru-buru pulang.Dia mengirimkan sebuah pesan pada Winnie.[Winnie, Pak Cedric suka makan apa?]Balasan yang dia terima sangat mengejutkan. [Makanan manis.]Dia pun pergi ke sebuah pusat perbelanjaan di dekat apartemen. Di tempat itu, ada sebuah toko kue yang menjual kue-kue dengan rasa yang sangat enak.Sebel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status