Semua Bab Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai: Bab 141 - Bab 150

206 Bab

Bab 141

Clara tahu senyum Dylan itu sedang menggoda Doni, jadi dia mengangguk dan berkata, "Iya."Vanessa menemukan bahwa Dylan sangat perhatian terhadap Clara.Dia pun mengerutkan kening.Meski Doni dan yang lainnya tidak punya waktu untuk makan bersama, pekerjaan mereka telah selesai, jadi mereka turun bersama Clara dan Dylan, bersiap meninggalkan X-Tech.Pada saat itu, Vanessa menerima panggilan telepon.Setelah panggilan selesai, dia berkata, "Edward sudah mau datang, aku turun bareng kalian saja."Ketika rombongan itu tiba di lantai bawah, Edward sudah menunggu di sana.Melihat mereka, dia keluar dari mobil lalu menyapa Doni dan Dylan.Dia juga melirik Clara, tapi tidak bicara dengannya.Sementara Vanessa langsung berdiri di sampingnya begitu dia turun dari mobil.Melihat mereka seperti ini, mereka benar-benar terlihat seperti pasangan sungguhan.Doni saat ini sedang bicara dengan Edward, sementara Dylan menatapnya dengan tatapan merendahkan, lalu berkata dengan nada dingin, "Pak Edward,
Baca selengkapnya

Bab 142

Clara berhenti sejenak dan bertanya padanya, "Kapan kamu mau pergi?""Itu…"Elsa sedikit ragu.Clara tahu dia sebenarnya hanya ingin Clara menemaninya saat Vanessa dan Edward sedang sibuk.Tapi dia tidak tahu kapan Vanessa dan Edward akan sibuk.Jadi, dia ragu-ragu.Clara pun mengalihkan pandangannya dan berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu mau pergi, bilang saja. Kalau mama ada waktu, mama bawa kamu pergi. "Elsa berkata dengan gembira, "Oke!"Minggu ini dia sangat sibuk.Pada Jumat malam, Clara pulang kerja lebih awal.Ketika tiba di rumah dan hendak memasak sesuatu, Elsa meneleponnya.Clara tertegun sejenak sebelum menjawab telepon."Ma, aku bebas di hari Sabtu, yuk, main ski!"Clara telah janji padanya jika dia ingin main ski, dia bisa langsung menghubunginya.Tapi, dia tidak berencana membawanya ke sana besok.Karena besok, dia masih harus ketemu Dani dan Tania, yang bisa dibilang termasuk pertemuan bisnis.Dia tidak ingin repot-repot membawanya saat dia pergi ke pertemuan bisnis.
Baca selengkapnya

Bab 143

Dani khawatir mereka akan tertabrak, jadi Dani mengikuti mereka sehingga bisa melindungi mereka jika ada orang yang tidak sengaja akan menabrak mereka.Namun, saat ini jumlah orangnya terlalu banyak.Baru saja main 1 jam lebih, mereka sudah ditabrak dua anak perempuan.Tania sih masih aman, tapi Clara tidak, tubuhnya jatuh bertabrakan dengan Dani.Tanpa pikir panjang, Dani langsung melingkarkan lengannya di pinggang wanita itu, lalu mengeratkan pegangannya dan mendekapnya erat dalam pelukannya.Clara yang mendadak jatuh ke pelukannya langsung tertegun. Segera dia merasakan tidak enak, jadi ingin mendorongnya. Tapi kakinya terasa sakit.Dani masih tidak melepasnya. "Apa pergelangan kakimu terkilir?"“Sepertinya iya.”Dani dengan cekatan memanggil staf dan minta mereka jaga Tania, sementara dia membungkuk dan menggendong Clara.Clara kira dia akan minta staf untuk membantunya.Tapi tiba-tiba dia digendong oleh Dani. Dia pun sedikit bingung, lalu dia menolak, "Turunkan aku dulu, aku..."D
Baca selengkapnya

Bab 144

Setelah Clara dan Dani selesai makan dan berkendara belum terlalu jauh, dia menerima panggilan dari Raisa."Clara, kamu di mana? Aku hampir mati kelelahan, datang jemput aku makan malam dong."Clara tidak mengatakan dia sudah makan. "Kamu di mana?""Kawasan Pancawarna," kata Raisa, "Di sini ada rumah kuno yang dibangun beberapa tahun lalu. Pagi-pagi aku ke sini bareng bibi untuk lihat properti. Capek banget.""Oke."Setelah menutup telepon, Clara menyesuaikan navigasi dan menuju Kawasan Pancawarna.Lebih dari sepuluh menit kemudian, Raisa menelepon lagi. "Clara! Kamu tahu siapa yang kulihat di sini?"Clara terdiam.Baru-baru ini, satu-satunya hal yang bisa buat Raisa bicara dengan kesal tampaknya cuma..."Edward, Vanessa dan keluarganya! Dia bawa Keluarga Gori untuk lihat rumah!"Clara menatap lurus ke depan dan berkata "Iya" tanpa ekspresi di wajahnya.Biasanya ketika Edward dan Vanessa pergi keluar, mereka selalu bawa Elsa.Jadi, Edward tinggalkan Elsa sendirian di rumah hari ini ka
Baca selengkapnya

Bab 145

Clara hanya bisa termenung.Sepuluh menit kemudian, Clara keluar dari kamar mandi.Setelah makan malam dengan Raisa, dia tiba-tiba ingin pergi ke panti rehabilitasi.Tetapi memikirkan kondisi ibunya dan kata-kata Pimpinan Panti bahwa dia tidak boleh bertemu dengan orang yang dikenalnya, Clara yang sudah mengendarai mobilnya sampai pintu masuk panti, pada akhirnya, mengurungkan niat dan kembali pulang.Ketika sampai di rumah, dia mengunci diri di kamar dan mulai melakukan urusannya sendiri.Entah berapa lama waktu telah berlalu.Ponselnya berdering lagi.Itu panggilan dari Edward.Clara melihatnya, meneruskan pekerjaannya, mengabaikannya.Telepon pun berhenti berdering.Beberapa menit kemudian, Edward menelepon lagi.Clara masih tidak menjawab.Setelah beberapa saat, Edward mengirim pesan: [Nenek minta kita datang untuk makan malam bersama.]Clara tidak mau menjawab.Di sisi lain, Edward yang melihat tidak ada jawaban, hanya bisa terdiam beberapa saat sambil memegang ponselnya.Pada sa
Baca selengkapnya

Bab 146

Setelah menutup telepon, Clara pun kembali bekerja.Menjelang jam sembilan malam, setelah pikirannya dipenuhi dengan pekerjaannya, suasana hatinya jadi makin membaik.Pada saat itu, Dylan menelepon."Mau keluar?"Setengah jam kemudian, Clara sudah tiba di bar.Dylan keluar menemuinya di pintu dan bertanya, "Kamu mau minum sesuatu?"Clara berhenti sejenak dan berkata, "Oke."Dylan mencondongkan tubuhnya dan meliriknya. "Suasana hatimu sedang buruk?""Sekarang sudah baikan."Dylan tidak bertanya apa-apa lagi dan memesan koktail biru dengan kandungan alkohol rendah untuknya.Clara pun memegang minuman di tangannya, menyesapnya sedikit demi sedikit sambil mendengarkan Dylan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya.Baik dia maupun Dylan tidak menyadari kalau ada seseorang yang mengawasi mereka dari lantai atas.Agra: "Ternyata itu dia dan Dylan."Pria di sebelahnya mengikuti tatapannya dan berhenti ketika dia melihat Clara.Agra memperhatikannya dan tersenyum: "Kamu suka dia?"Temannya
Baca selengkapnya

Bab 147

Tentu saja dia hanya bercanda.Gimana mungkin Dylan biarkan Clara bayar tagihan?Terlebih lagi, dia juga khawatir Prof akan tahu dirinya bawa Clara ke bar untuk minum. Jadi setelah kembali ke bar untuk bayar tagihan, dia langsung pergi bersama Clara.Keesokan siangnya.Clara pergi ke vila Prof Nian untuk menjemputnya.Setelah Prof Nian naik mobil, dia bertanya, "Prof, kita mau pergi ke mana?"Prof Nian pun memberikan sebuah alamat.Setengah jam kemudian, mereka tiba di sebuah restoran, Clara serta Prof Nian dibawa ke sebuah ruang VIP.Ketika mereka membuka pintu, tampak sudah ada dua orang yang duduk di dalam.Mereka adalah dua pria paruh baya dengan aura yang mengesankan.Melihat mereka masuk, keduanya berdiri dan berkata, "Akhirnya, kalian sampai.""Gunawan Wijaya, Henry Listanto." Prof Nian memperkenalkan mereka dengan ekspresi datar, seperti biasanya. "Muridku, Clara Hermosa."Clara pernah melihat mereka di berita.Yang satu memegang posisi yang sangat penting di militer, dan yang
Baca selengkapnya

Bab 148

Setelah makan, Clara baru saja kembali ke rumah ketika Dylan meneleponnya.Setelah mengetahui apa yang Prof Nian ingin lakukan, dia berkata, "Gunawan dan Henry? Aku kenal mereka."Lalu dia menambahkan, "Ngomong-ngomong, Doni itu putranya Gunawan. Padahal ayahnya begitu hebat, tapi aku heran kenapa putranya malah nggak pintar nilai orang."Clara tidak menyangka Doni Wijaya adalah putra dari Gunawan Wijaya.Tapi itu bukan urusannya.Pada hari Selasa, mobil tanpa pengemudi X-Tech menjalani uji coba pertama, Clara dan Dylan pun berangkat ke X-Tech pagi-pagi sekali.Ketika mereka tiba, Doni, Agra dan lainnya telah tiba.Melihat mereka, dia hanya melirik sebentar lalu mengalihkan pandangan.Dylan juga tidak sudi melihat mereka, jadi dia bawa Clara untuk melakukan pengujian.Melihat semua persiapan awal telah dilakukan dan staf belum berniat memulai pengujian, Dylan bertanya, "Kenapa kalian belum mulai?"Pak Candra: "Pak Edward bakal datang untuk lihat langsung situasi pengujian. Begitu beli
Baca selengkapnya

Bab 149

Dia bahkan tidak melirik Clara.Jelas saja, permintaan maafnya tidak untuk dirinya.Perhatian Doni tidak tertuju pada Clara, jadi dia tentu saja tidak peduli dengan detail ini. Dia menjawab, "Hanya beberapa menit saja, nggak masalah.""Pak Doni sungguh pengertian." Dylan berdiri dan berkata dengan nada dingin, "Sekarang semua sudah lengkap, jadi jangan buang-buang waktu lagi. Ayo kita mulai."Edward lalu menambahkan dengan sopan, "Sekali lagi, kami minta maaf, Pak Dylan."Dylan mendengus dingin, menarik Clara dan meninggalkan ruang rapat terlebih dahulu.Melihat Dylan memeluk Clara dengan erat, Edward melihatnya, tapi langsung membuang muka, jelas tidak peduli.Namun, Dani melirik mereka berdua beberapa kali lagi.Di antara kelompok itu, Edward dan Vanessa yang menjadi pusat perhatian.Ketika mereka tiba di jalur pengujian, staf melaporkan dengan hormat, "Pak Edward, Bu Vanessa, kami sudah siap."Sikap ini jelas memperlakukan Vanessa sebagai istri bosnya.Edward: "Mari kita mulai.""Ba
Baca selengkapnya

Bab 150

Ketika dia meninggalkan X-Tech dan masuk ke mobil, Dylan masih marah.Dia sepertinya teringat sesuatu dan tanya pada Clara, "Ngomong-ngomong, siapa perempuan yang pakai jas dan berdiri di belakang Vanessa itu? Kulihat dia seperti nggak suka lihat kamu. Apa kamu kenal dia?"Clara: "Sepupunya Vanessa."Dylan pun terdiam."Edward nggak cuma izinkan Vanessa datang ke X-Tech, tapi dia bahkan terima anggota keluarganya juga ke X-Tech? Kalau terus seperti itu, sekalian saja ubah nama pemiliknya jadi Keluarga Gori."Clara juga merasakan hal yang sama.Tapi dia hanya jawab, "Iya."Mengingat besarnya cinta Edward pada Vanessa, mungkin saja suatu saat dia akan memberikan X-Tech padanya.Jadi wajar saja dia biarkan Keluarga Sanjaya bekerja di X-Tech.Dylan sangat marah hingga tidak sanggup lanjut bicara lagi. Makin dibicarakan, dia hanya akan makin marah.Malam harinya, untuk mengevaluasi hasil situasi pengujian mobil kerja sama antara perusahaan Edward dan Dylan, Clara dan Dylan pulang ke rumah l
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
21
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status